usaha 1
Pengertian wirausaha sendiri berkembang sesuai dengan sudut
pandang seseorang terhadap sepak terjang seorang wirausaha. Seperti
halnya pengertian wirausaha yang diungkapkan oleh Joseph Schumpeter: ”
entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by
introducing new products and services, by creating new forms of
organization, or by exploitation new raw materials” (Bygrave, 1994).
Dari definisi atas dapat diartikan wirausaha yaitu orang yang
mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru.
Pengertian wirausaha yang lebih luas tercantum dalam buku “The
portable MBA In Entrepreneurship”. Secara lengkap definisinya sebagai
berikut Entrepreun is the person who perceives on opportunity and creates
an organization ro pursue it (Bygrave,1994).
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha yaitu
orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di
sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru.
Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan ntuk
mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu
organisasi.
Peter Drucker menyatakan bahwa wirausaha tidak mencari resiko,
mereka mencari peluang (Osborne,1992). Seorang inovator dan wirausaha
yang terkenal dan sukses bukan sekedar penanggung resiko, tapi mereka
mencoba mendefinisikan resiko yang harus mereka hadapi dan
meminimalkannya. Jika seorang wirausaha berhasil mendefinisikan resiko
kemudian membatasinya, dan mereka secara sistematis dapat menganalisis
berbagai peluang, serta mengeksploitasinya maka mereka akan dapat
meraih keuntungan membangun sebuah bisnis besar.
Melihat uraian di atas, juga dari literature yang lain tampak adanya
pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha.
Kesimpulannya yaitu kedua istilah tersebut sama saja, namun ada
perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut. Wiraswasta lebih fokus pada
objek, ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada
jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.
Apapun profesi seseorang, jika ia memiliki jiwa kewirausahaan maka jiwa
dan semangatnya berbeda. Mereka akan menjadi lebih kreatif, efisien,
inovatif, berpandangan terbuka (open mind), dan lain sebagainya.
Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan usaha yang menawarkan
produk berupa barang jadi seperti industri, perdagangan, persewaan,
makanan, tapi juga sektor jasa seperti konsultan, perhotelan, pariwisata,
B. Kepribadian Wirausaha
ada beberapa definisi tentang kepribadian, salah satunya
yaitu definisi dari para teoritikus bahwa kepribadian merupakan bagian
dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili si-pribadi, bukan
hanya membedakan ia dengan yang lain, tapi yang lebih penting itulah
dirinya yang sebenarnya (Hall & Lindzey, 1996).
Seorang wirausahawan haruslah memiliki watak yang mampu
melihat ke depan, yaitu melihat, berpikir, dengan penuh perhitungan,
mencari alternatif masalah dan pemecahannya. Secara umum dapat
digambarkan kepribadian yang perlu dimiliki wirausahawan, sebagai
berikut:
1. Percaya diri
Kepercayaan diri yaitu keyakinan yang tumbuh dalam diri seseorang
setelah melakukan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki
Orang yang tinggi percaya dirinya yaitu orang yang
jiwanya sudah matang. Kematangan seseorang ditunjukkan dari sikap
yang:
tidak tergantung pada orang lain
bertanggungjawab
obyektif
kritis : tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini
orang lain, tetapi mempertimbangkannya secara kritis
emosional stabil
berjiwa sosial
memiliki kedekatan dengan sang khalik (Alloh SWT)
Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Saat
seseorang menawarkan produknya, dibutuhkan kepercayaan diri untuk
bisa berinteraksi dengan baik dan meyakinkan. Saat seseorang akan
memulai untuk berwirausaha, jika ia percaya diri maka ia akan
berusaha agar usahanya bisa dibuka dan berjalan. Sebaliknya, orang
yang tidak percaya diri akan kerap patah sebelum melangkah. Salah
satu hal yang bisa membantu agar seseorang bisa memiliki
kepercayaan diri yang baik, yaitu dengan mensyukuri semua yang
telah diberikan Tuhan kepadanya. Selanjutnya orang tersebut harus
yakin bahwa dia bisa melakukan segala sesuatu dengan baik jika dia
mempersiapkannya dengan matang.
2. Merujuk pada tujuan akhir
Setiap orang pasti memiliki tujuan. Dalam dunia wirausaha,
orientasi terhadap tujuan ke depan sangat penting artinya. Seorang
wirausahawan bisa berhasil biasanya karena ia memiliki visi ke depan
yang berusaha ia capai dengan bersungguh-sungguh.
Jalan menuju sukses tidak selalu mudah. Seseorang kadang
harus menempuh atau melakukan pekerjaan yang tampaknya remeh,
membutuhkan banyak energi dan tidak bergengsi. Orang yang
berorientasi pada hasil atau merujuk pada tujuan akhir, akan bersedia
menjalani proses yang tidak mengenakkan ataupun melakukan hal
yang tidak disukai, karena dirinya fokus pada tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya seseorang yang akan memulai usaha membuka
warung burger, maka ia harus bersedia bekerja keras, mulai dari
membuat menu burger sampai melayani pembeli. Awalnya ia harus
mengalami pasang surut, dagangannya tidak laku atau ada complain
dari pembeli, belum lagi harus “berani malu” karena harus agresif
menawarkan dagangannya ke siapa saja, serta harus masuk menjadi
anggota corps kaki lima. Semua itu dilakukannya karena merujuk pada
tujuan akhir: menjadi pemilik resotran burger. Jika ia tidak bersedia
melewati proses ini, maka cita-citanya membuat restoran akan semakin
jauh dari jangkauan.
3. Gigih
Seorang yang berjiwa wirausaha, perlu memiliki sifat pantang
menyerah. Ibarat seorang pendaki, semakin sulit tantangannya semakin
keras usahanya untuk bisa mencapai puncak. Sama halnya dengan
seorang wirausahawan, ia membutuhkan semangat pantang menyerah
saat berusaha mewujudkan inovasi maupun ide barunya. jika
wirausahawan tidak gigih, maka nasibnya akan sama dengan pendaki
yang tidak pernah sampai puncak gunung karena selalu kembali ke
bawah sebelum bisa mencapai setengah perjalanan.
Tingkat kegigihan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya
untuk bertahan dalam situasi sulit. Kemampuan ini dikenal dengan
Adversity Intelligence dan tingkat penguasaannya dikenal dengan
adversity quotient (AQ). Adversity Quotient memiliki empat dimensi
yaitu:
Control : seberapa besar individu mampu memberi pengaruh
secara positif terhadap situasi
Ownership : sejauh mana individu mangendalikan diri sendiri
untuk memperbaiki situasi yang dihadapi tanpa mempedulikan
penyebabnya
Reach/jangkauan ; penilaian seseorang mengenai seberapa jauh
kesulitan akan menjangkau atau menyebar ke bagian-bagaian lain
dari kehidupannya.
Endurance : seberapa lama individu menganggap kesulitan akan
berlangsung atau bertahan. (Helmi, 2004).
4. Berani mengambil resiko
Dunia wirausaha penuh dengan tantangan, dan terkadang
spekulatif. Keberanian seseorang dalam mengambil resiko memiliki
arti penting dalam hal ini. Persaingan, perubahan selera maupun
kebutuhan pasar, harga bahan baku yang turun naik, kerugian dan
masih banyak lagi tantangan lain yang mesti dihadapi jika memang
berniat memasuki dunia wirausaha. Seseorang yang tidak memiliki
keberanian mengambil resiko akan cenderung selalu memilih untuk
berada di zona aman. Zona aman yaitu wilayah dimana seseorang
merasa nyaman, aman, terhindar dari resiko konflik atau situasi yang
tidak menyenangkan. Orang yang memilih selalu berada di zona
aman akan mencari hal-hal yang menghindarkannya dari resiko,
sehingga cenderung mandeg atau bertahan dalam situasi atau posisi
tertentu. Sikap bertahan di zona aman tersebut jelas tidak mendukung
dalam dunia wirausaha yang menuntut inovasi, keberanian mencoba,
bahkan spekulasi.
Seorang wirausahawan sejati akan memilih untuk keluar dari
zona aman, melakukan hal yang mungkin tidak dilakukan oleh orang
lain, menelurkan ide-ide baru dan melaksanakannya, serta berani
menghadapi resiko. Manajemen resiko menjadi faktor penting yang
mendukung keberanian pengambilan resiko ini.
Keberanian mengambil resiko juga perlu didukung oleh
perhitungan yang matang, sehingga tidak sekedar modal nekat.
Semakin baik seseorang membuat pertimbangan, maka resiko akan
semakin bisa terantisipasi. Pepatah mengatakan :
“ jika seseorang berani mencoba, maka 50% ia akan gagal. Tapi jika
seseorang tidak berani mencoba, maka 100% ia akan gagal”.
Seseorang yang berani mengambil resiko akan mengambil
peluang keberhasilan yang hanya 50% itu, lalu kecermatan dan
persiapan yang matang akan membantunya meningkatkan
probabilitas keberhasilan itu menjadi 70% atau 90%.
5. Kepemimpinan
Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilihat dari
bagaimana seseorang mampu mempengaruhi, mengkoordinir,
memimpin dan mengambil keputusan dalam sebuah tim. Salah satu
gaya kepemimpinan bagi seorang wirausaha yaitu prophetic
leadership (kepemimpinan kenabian). Kepemimpinan prophetic
yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan mengendalikan diri dan
mempengaruhi orang lain dengan tulus, dilakukan dengan kesadaran,
tidak dipaksa atau memaksa. Karakteristik kepemimpinan prophetic
yaitu shiddiq (jujur, berpedoman pada nurani dalam berpikir,
bersikap dan bertindak), amanah (bertanggungjawab, berkomitmen
tinggi, dapat dipercaya), tabligh (komunikatif, mengamalkan,
memberi contoh), fathanah (kompeten dalam menyelesaikan
masalah)
6. Keorisinilan
Orisinil dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru atau belum
ada sesuatu yang sama sebelumnya. Baru disini disini tidak selalu
berarti belum pernah ada sama sekali, tapi bisa juga merupakan
modifikasi, kombinasi atau reintegrasi dari komponen yang sudah
ada, sehingga memunculkan fungsi, cita rasa maupun variasi baru.
Bobot orisinalitas suatu ide maupun produk akan tampak dari sejauh
manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
8. Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata, yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya
Seorang wirausaha kreatif memiliki
peluang lebih besar untuk menciptakan produk yang unik dan
berbeda, serta dapat merespon kesempatan dengan lebih baik.
Kemampuan berpikir kreatif menuntut beberapa hal, antara lain:
sikap terbuka
keberanian untuk berbeda dengan biasanya
menguasai satu bidang dengan sangat baik
buying low, selling high: melihat sesuatu dari yang tidak
disukai banyak orang, kemudian mengolahnya dan
memunculkan kembali menjadi sesuatu yang berbeda di saat
yang tepat sehingga bernilai tinggi .
7. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Seorang wirausaha akan berusaha memberikan yang terbaik
kepada pelanggan. Memberikan yang terbaik tidak hanya berupa
produk, tapi juga layanan dan sikap. Dengan memberikan sikap
terbaik maka orang tersebut telah membuka peluang bagi dirinya
untuk dipercaya, dan pada saatnya, memperoleh keuntungan dari
kepercayaan tersebut.
C. Visi dan Misi Wirausaha
1. Visi
Dalam bab kepribadian telah dibahas mengenai merujuk pada
tujuan akhir, serta berorientasi ke masa depan. Baik tujuan akhir
maupun orientasi ke masa depan bisa lebih jelas arahnya jika seseorang
memiliki visi.
Dengan memiliki visi yang jelas, menarik dan realistis seorang
wirausaha akan memiliki daya juang yang lebih tinggi dan lebih
konsisten dalam meraih harapan atau cita-citanya. Visi tersebut akan
membantu wirausaha untuk menentukan langkah untuk mewujudkan
mimpinya, apa saja yang dibutuhkan, dan siapa yang bisa diajak
bekerjasama. Berbeda dengan wirausaha yang bergerak tanpa visi,
langkahnya tidak terarah, karena tidak punya bayangan keberhasilan
seperti apa yang dicapai.
Wirausaha tanpa visi, cenderung mudah patah semangat, dan
mudah berbelok sebelum benar-benar menguasai bidang yang digarap,
akibatnya keberhasilan semakin susah tercapai. Manfaat visi yang benar
dalam usaha meraih kesuksesan:
menarik dan menumbukan komitmen pribadi
menumbuhkan kebermaknaan hidup
memacu dan memfokuskan pengembangan diri
memotivasi untuk bekerja dan berkualitas prima
Pencapaian visi perlu didukung oleh statement yang jelas dan dan
efektif. Ciri statemet visi yang jelas dan efektif yaitu :
terfokus, jelas dan mudah dibayangkan perwujudannya dalam
kenyataan
mengundang sesuatu yang bermakna “mulai”
peluang suksesnya dapat diperkirakan
realistis dan mungkin dicapai
2. Misi
Definisi misi yaitu batasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
oleh seseorang. Misi lebih spesifik dari visi, berupa peran yang akan
dilakukan untuk mencapai visi. Misi membantu seorang wirausaha
menentukan lahan garap, bidang yang ingin ditekuni, keunggulan
produk dan system pemasarannya. Agar bisa membuat langkah yang
lebih operasional, visi dan misi perlu diterjemahkan menjadi tujuan.
Tujuan (goal) yaitu sasaran yang spesifik dan membantu kita
merencanakan berbagai aktifitas serta strategi. Tujuan terbagi menjadi
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Dalam penetapan
tujuan (goal setting) seseorang perlu memutuskan apa yang ingin
dicapai (pengetahuan /keahlian/ perilaku tertentu) dan bergerak bertahap
menuju pencapaian tujuan.
Lebih jelasnya, bisa disimak dalam contoh berikut:
Visi : membangun bisnis pengolahan pangan yang berhasil dan mampu
menghidupi orang banyak
Misi :menjadi wirausaha di bidang pengolahan pangan yang berkualitas,
bergizi, murah dan sesuai dengan selera pasar dan memiliki banyak
cabang dan menyerap banyak tenaga kerja
Tujuan jangka panjang
1. bisnis pengolahan singkong menjadi beberapa jenis makanan
2. produk tersebut menjadi brand ternama, berkembang dan
tersebar di 20 kota besar di Indonesia dengan 100 tenaga kerja
Tujuan jangka pendek:
1. dalam waktu 1 tahun ke depan, usaha sudah dimulai, dengan
membuka kedai singkong. Persiapan menuju pembukaan:
a. memperkuat keahlian mengolah bahan baku
b. cari lokasi yang tepat
c. asesmen selera pasar
d. cari cara mendapatkan bahan baku yang murah
e. menentukan strategi pemasaran
f. brand image yang mau dibangun
g. rekanan usaha
h. modal
2. produk unggulan yang akan ditawarkan di awal : bakpau singkong
dan bakso singkong
3. setelah 6 bulan jalan evaluasi untuk menentukan produk unggulan
baru dan strategi pemasaran plus penguatan SDM
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat tujuan:
1. Putuskan apa yang ingin kita capai pada skala jangka pendek dan
jangka panjang
2. Pecahkan tujuan tersebut menjadi target-target yang lebih kecil
3. Ketika kita membuat rencana, kita harus mulai menjalankannya
4. Evaluasi: jika sesuai dengan rencana, teruskan strategi. Jika tidak,
cari alternative lain.
D. Model Proses Kewirausahaan
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan
digambarkan Bygrave (dalam Alma, 2005) ke dalam urutan:
1. Proses inovasi
Proses awal sebelum wirausaha dimulai yaitu inovasi.
Seorang wirausaha perlu menemukan hal baru yang akan mewarnai
Innovation (Inovasi)
Triggering event (pemicu)
Implementation (pelaksanaan)
Growth (pertumbuhan)
usaha maupun produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa berawal
dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk visi,misi dan
tujuan. Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit menerobos
persaingan dengan bisnis lain yang serupa.
Ada 2 hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor
personal dan faktor lingkungan (environment). Faktor personal yaitu
inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya
mencari pemicu kearah memulai usaha. Misalnya sifat penasaran,
keberanian mengambil resiko, pendidikan dan pengalaman. Faktor
lingkungan: yaitu peluang, pengalaman dan kreativitas.
2. Proses pemicu
Triggering event yaitu kejadian yang terjadi pada diri
seseorang atau diluar diri tapi mampu memicu atau memaksa
seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Faktor pemicu akan mendorong
inovasi yang sudah ada terwujud menjadi usaha. Beberapa contoh
faktor pemicu usaha:
Dari dalam diri
a. desakan ekonomi: perlu penghasilan tambahan, PHK atau tidak
mendapatkan pekerjaan
b. tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti
c. keberanian menanggung resiko, kesukaan menghadapi tantangan
d. keinginan mewujudkan mimpi, minat dan komitmen tinggi
terhadap wirausaha
Dari luar diri
a. adanya persaingan
b. ada sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi
strategis, mendapat modal, warisan, dll
c. mengikuti latihan atau incubator bisnis
d. kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan kredit, bantuan,
pendampingan dan lain sebagainya
e. ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa
diajak bekerjasama
f. dorongan dari keluarga, teman atau kerabat
3. Proses pelaksanaan
Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya
yaitu proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan jika
seorang wirausaha memiliki kesiapan mental, rekanan (bisa juga
asisten atau partner, komitmen bisnis yang tinggi, dan adanya visi,
pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan.
4. Proses pertumbuhan
Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami
proses. Proses ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Pertumbuhan
positif suatu usaha dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
a. Rencana dan pelaksaan operasional berjalan produktif
b. Tim pelaksana bekerja sama dengan baik sehingga menghasilkan
strategi yang mantap
c. Terbentuknya budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti
dengan penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan.
d. Produk yang ditawarkan populer atau memiliki keistimewaan,
misalnya kualitasnya, lokasi, pealayanannya dan manajemen.
e. Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok barang
f. Kemampuan mencari dan menambah sumber dana
A. Peranan Motivasi dalam Wirausaha
Motivasi yaitu kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif
yaitu dorongan, kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi
tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan terbesar
akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat akan berkurang
jika telah mencapai kepuasan atau mengalami kegagalan
bahwa seorang wirausahawan yaitu
individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki
motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya. Untuk dapat
mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan sikap dan perilaku yang
mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan Perilaku sangat
dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan
watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat
dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan
tersebut dapat maju/sukses. Untuk itu motivasi (sikap dan perilaku)
semangat kewirausahaan perlu dipupuk. Akan tetapi upaya menumbuhkan
semangat kewirausahaan ternyata tidak mudah. Bagi sebagian orang,
motivasi kewirausahaan merupakan ‘hadiah (given) dan bagi sebagian
orang lain perlu ‘perjuangan’ untuk menumbuhkan. Oleh karena itu,
pengenalan motif kewirausahaan dapat menjadi salah satu titik awal untuk
membangkitkan semangat kewirausahaan. Motif tersebut antara lain:
a. Motif berprestasi (the need for achievement): mendorong individu
berprestasi dengan patokan prestasi dirinya sendiri atau orang lain.
Satu motif untuk berwirausaha yang penting.
b. Motif berafiliasi (the need for affiliation): mendorong individu
untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung
kepercayaan, afeksi dan empati.pati. .
c. Motif berkuasa (the need for power): mendorong individu untuk
menguasai dan memanipulasi orang lain.
Dengan mengenali motif setiap individu dalam berwirausaha,
maka alasan berwirausaha menjadi lebih jelas. Pada umumnya individu
berwirausaha dengan alasan: 1) merdeka secara finansial, artinya bebas
dari standar upah yang distandarisasi, 2) merdeka waktu, artinya bebas dari
pekerjaan rutin yang membosankan dan tanpa tantangan, dan 3)
mewujudkan impian, artinya dia dapat dengan bebas mengatur/
melaksanakan konsep atau ide sesuai keinginannya.
Sebagian besar orang percaya bahwa wirausaha wajib memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Hal tersebut wajar karena kebanyakan
wirausaha memulai sesuatu yang baru dan terkadang “tidak umum”
dilakukan oleh orang lain. Untuk mencapai tingkat kepercayaan diri yang
tinggi perlu beberapa tahapan persiapan diri, yaitu:
1. Mengenali diri sendiri (Who Am I : game)
Tahapan mengenali diri sendiri, mengenali kelemahan dan
kekuatan/keunggulan diri sendiri menjadi dasar mengenal diri sendiri.
Dilanjutkan dengan proses penerimaan atas kondisi kelemahan dan
keunggulan diri dengan proses compromise internal. jika seseorang
gagal pada tahap compromise internal maka seseorang akan gagal
melewati tahapan pengenalan diri sendiri.
2. Memperbaiki Persepsi (Persepsi : game)
Pandangan positif terhadap suatu perubahan menjadi dasar yang
penting bagi wirausaha. Pandangan positif nantinya akan menjadi sumber
motivasi utama selama perjalanan kewirausahaan. Memperbaiki persepsi
tidaklah mudah, diperlukan tahapan penyadaran diri terlebih dulu bahwa
padangan positif lebih berharga.
dalam buku Organisasi Dan Manajemen
Perilaku, memberikan definisi persepsi yaitu proses kognitif yang
dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia
sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi
merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh
karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda
meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih
penting daripada situasi itu sendiri.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima
oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga
individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya
tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi
pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi
menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang
ada dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya
informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi
usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda
sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan
untuk memperhatikan suatu bentuk fisik dan fasilitas mental yang
ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga
perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan
mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan
untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari
stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana
kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang
dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung
pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat
kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam
pengertian luas.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,
mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu
yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima,
bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-
obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah
sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu :
Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi
persepsi individu dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek pada
gilirannya membentuk persepsi.
Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya
lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived)
dibandingkan dengan yang sedikit.
Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar dengan
penampilan dan latarbelakang sekeliling yang sama sekali di luar
sangkaan individu akan banyak menarik perhatian.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan
memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan
dengan yang hanya sekali dilihat.
Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.
B. Menumbuhkan Minat Wirausaha
Minat seseorang untuk berwirausaha bisa muncul dari dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).
Faktor internal antara lain:
a. Merasa tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti,
sehingga ingin punya aktifitas yang lebih mengasyikkan/menantang
b. Senang coba coba
c. Keinginan kuat untuk mandiri (tidak tergantung pada orang lain)
d. Keinginan kuat untuk mewujudkan mimpi, ide atau inovasinya
e. minat dan komitmen tinggi terhadap wirausaha
Faktor eksternal antara lain:
a. kehilangan pekerjaan
b. ada sumber daya yang sayang kalau tidak dimanfaatkan, misalnya ada
lokasi strategis, mendapat modal, warisan, dll
c. mengikuti latihan atau inkubator bisnis, lalu mendapatkan tugas untuk
mengembangkan usaha
d. ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak
bekerjasama
e. dorongan dari keluarga, teman atau kerabat.
Dari kedua faktor tersebut, faktor internal memiliki peranan yang
lebih kuat. Bisa saja seseorang awalnya termotivasi untuk berwirausaha
karena adanya faktor eksternal, namun dukungan faktor internal tetap
diperlukan untuk menjaga konsistensinya dalam merintis usahanya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun minat
berwirausaha antara lain:
1. Mengenali dampak positif dari wirausaha, antara lain:
a. menambah penghasilan
b. lebih bebas berekspresi
c. menjadi pimpinan, pembuat aturan
d. bisa bekerja dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel
e. dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif
f. mengembangkan idealisme (misalnya seorang pecinta lukisan batik,
membuka gerai lukisan batik dengan harapan lukisan batik lebih
dikenal luas dimana-mana).
2. Menajamkan mission statement, tujuan, perencanaan tertulis
Visi dan misi bisa dituliskan dalam kalimat yang mudah diingat, dan
kemudian bisa menjadi motto serta penyemangat disaat lemah.
Misalnya “layanan perawatan kecantikan terbaik bagi wanita
berjilbab”. Tulisan tersebut dikenal dengan mission statement atau
pernyataan misi yang mengingatkan seseorang kepada tujuannya.
3. Memulai usaha dari bidang yang disukai, dibutuhkan atau sesuai dengan
concern (kepedulian utama).
Misalnya orang yang suka membuat brownies, bisa mulai dengan
usaha brownies, sehingga kalaupun belum bisa mengeruk untung
besar, setidaknya bisa menyalurkan hobi.
4. Membangun dukungan
Minat dari dalam diri untuk berwirausaha bisa saja redup atau bahkan
padam saat menemui sandungan. Dukungan dari orang-orang terdekat
atau yang dipercaya akan sangat bermanfaat untuk menyalakan minat
itu kembali, Dukungan bisa berupa dukungan mori dan material.
5. Membekali diri
Keterampilan memberikan kontribusi cukup besar bagi seorang
wirausaha. Keterampilan tidak saja mampu meningkatkan kinerja
seseorang, tapi juga memberikan rasa percaya diri dalam menjalankan
usahanya.
6. Bersikap positif terhadap kegagalan
Wirausaha yang sukses biasanya memiliki kisah gagal di balik
kesuksesannya. Sikap positif terhadap kegagalan sangat diperlukan
agar minat untuk wirausaha tidak hilang setelah menemui kegagalan
yang pertama. Seorang wira usaha perlu memiliki kebiasaan untuk
belajar dari pengalaman yang kurang mengenakkan, sehingga bisa
memulai lagi usaha dengan persiapan yang lebih matang.
7. Berserah diri pada Alloh SWT
Terakhir tapi tidak kalah pentingnya, harus tertanam dalam diri
seorang wirausaha bahwa rizki yaitu kuasa Alloh SWT. Manusia
harus berikhtiar untuk mendapatkan rizki itu, namun Alloh SWT lebih
tahu porsi yang pas untuk hamba-Nya. Seorang wirausaha yang
berserah diri pada Alloh SWT, akan berusaha dengan keras untuk
mendapatkan hasil terbaik, tapi juga lebih tenang karena memiliki
tempat bergantung yang Maha Kuasa, serta tidak mudah stress jika
menghadapi sandungan karena ia percaya bahwa Tuhan selalu
memberikan yang terbaik untuknya.
C. Menjadi Wirausaha Sukses
Ahli maupun praktisi di bidang wirausaha banyak memberikan tips
bagi para pemula di bidang usaha agar bisa menjadi wirausaha sukses.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dipraktekkan oleh para pemula di
bidang wirausaha. Winarto dalam Susilo (2005) mengungkapkan kunci
sukses wirausaha, antara lain:
1. Reputasi:
Senantiasa menjaga reputasi (nama baik). Ini sangat penting sebab
tanpa nama baik seseorang tidak mungkin mendapatkan kepercayaan
dari orang lain.
2. Tumbuh dari bawah
Sukses dimulai dari langkah kecil, Sukses tidak mungkin dicapai
secara instant. Perlu perjuangan untuk bisa meraihnya
3. Konsentrasi
Bila seseorang telah memutuskan untuk masuk ke bidang tertentu, ia
harus focus dan berkonsentrasi.
4. Anti crowded/kerumunan
Tidak menjadi pengikut, tidak terjun ke dalam tempat atau bidang yang
telah banyak dimasuki orang lain (latah).
Kesuksesan seorang wirausaha sangat dipengaruhi oleh karakter
yang dimilikinya. Meski begitu, memiliki karakter yang sesuai saja
tidaklah cukup untuk membawa seseorang menjadi wirausahawan sukses.
Kemauan dan kerja keras memiliki sumbangan yang tidak kelah besarnya.
Kombinasi antara karakter dan kemauan yang kuat akan membantu
seorang mengerahkan keterampilannya sehingga menjadi wirausaha
sukses. Berikut beberapa tips yang merupakan hasil
penelitian Timmon, agar seseorang dapat menjadi wirausaha unggul.
jika disimak, beberapa dari tips tersebut sesuai dengan karakter
wirausaha yang telah dibahas sebalumnya:
1. Total komitmen. Determinasi dan kesabaran
Seorang wirausaha, terutama pada fase awal membangun bisnis akan
memberikan waktunya sepenuhnya untuk usahanya. Seorang ibu yang
berbisnis catering rela bangun sebelum subuh untuk berbelanja dan
memasak.
2. Orientasi peluang dan sasaran
Wirausahawan harus jeli melihat peluang dari setiap perubahan. Bagi
orang lain itu ancaman, bisa saja baginya itu peluang. Sasaran sangat
penting karena akan menjadi motivator bagi sebagian besar pebisnis.
3. Berani berinisiatif dan mengambil tanggungjawab pribadi
Keistimewaan seorang wirausahawan yang tidak dimiliki karyawan
yaitu kebebasan dalam mengambil inisiatif untuk menjalankan ide-ide
produktif serta berani bertanggung jawab secara pribadi atas segala
akibat dan dampak dari inisiatifnya itu.
4. Pemecah masalah yang ulet
Menghadapi masalah yang kompleks yaitu pekerjaan sehari-hari
pebisnis. Mulai dari aspek pasar, pendanaan, produksi, SDM, ditangai
oleh wirausaha seorang diri. Hanya keyakinan terhadap tujuan yang
membuat wirausahawan mampu mengurai semua persoalan yang
muncul silih berganti dan mencari solusi.
5. Mencari dan memanfaatkan umpan balik
Wirausahawan harus berpijak pada dunia nyata, dan diunia nyata yang
paling penting yaitu pelanggan dan karyawan. Ke luar, umpan balik
harus terus menerus dicari dan dimanfaatkandalam pengembangan
produk dan perbaikan layanan. Ke dalam, umpan balik karyawan harus
difasilitasi dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk peningkatan
kinerja perusahaan.
6. Internal focus of control
Yaitu orang yang terkendali secara internal, yang memiliki keyakinan
bahwa nasibnya sebagian besar tergantung dari dirinya sendiri.
Keyakinan yang kuat terhadap diriinilah yang membuat seorang
wirausahawan banyak berorientasi “bertindak mulai dari diri sendiri,
dan sekarang juga”. Tindakan-tindakan konkret itulah yang kemudian
menentukan nasibnya.
7. Pencari resiko moderat
Wirausaha perlu lebih berani mengambil resiko dibanding orang
kebanyakan. Seorang wirausaha perlu menimbang resiko dengan
matang. Perilaku otak kanan radikal yang impulsive sangat berbahaya
bagi bisnis. Resiko moderatlah yang diambil berdasarkan pertimbangan
pasar dan sumberdaya yang dimiliki.
8. Kreatif realistis
Kreativitas bisnis berbeda dengan kreativitas seniman yang sering tak
berpijak di bumi. Kreativitas bisnis harus dapat diterima oleh
masyarakat luas sebagai nilai-nilai yang memberi manfaat.
D. Inti Wirausaha
Inti dari jiwa kewirausahaan yaitu jiwa yang mampu menciptakan
nilai tambah dari keterbatasan (Suharno, 2008). Inti dari wirausaha sendiri,
dikenal dengan konsep CORE, yaitu :
Curiousity : Seseorang harus memiliki rasa keingintahuan yang besar
sebelum menjadi wira usaha yang baik
Opennes : Harus memiliki keterbukaan berpikir tanpa melakukan
pretense atau mencurigai sesuatu
Risk : Keberanian untuk mengambil resiko
Energy : Memiliki daya juang “warior” yang memiliki energi
yang tinggi untuk mencapai sukses. mengulas 4 keutamaan individiu pebisnis yang
ditulis oleh Robert C.Solomon, yaitu:
1. Kejujuran
Kejujuran dianggap sebagai sifat utama yang harus dimiliki oleh
wirausahawan.
2. Kewajaran
yaitu kesediaan memberikan apa yang wajar atau yang bisa diterima
kepada semua pihak yang terlibat dalam transaksi
3. Kepercayaan
Ditempatkan dalam hubungan timbal balik, saling percaya. Wirausaha
yang memiliki keutamaan ini bersedia menerima mitranya sebagai
pihak yang dapat diandalkan. Kepercayaan dibangun kerena
pengalaman dan reputasi.
4. Keuletan
Ketahanan terhadap berbagai situasi sulit. Hal ini yang membuat
pebisnis dapat bangkit lagi setelah menderita kegagalan berulang-
ulang. Wirausaha yang berhasil umumnya amat tahan terhadap situasi
yang bergejolak bahkan seringkali tak terkendali.
Dengan semakin berkembangnya dunia wirausaha, pelaku usaha
seyogyanya tetap menjunjung nilai-nilai etika keutamaan yang dapat
menjamin kelanggengan usaha dalam jangka panjang. Sebagai seorang
wirausaha, nilai-nilai keutamaan tersebut hendaknya tidak dianggap
sebagai hambatan melainkan tantangan untuk mencapainya agar usaha
dapat berjalan berkelanjutan. Dengan demikian secara batin kesuksesan
usaha akan diimbangi dengan kebahagiaan rohani.
III . PELUANG USAHA
A. Eksploitasi Imajinasi dan Intuisi Usaha
Sifat wirausahawan yaitu selalu mencari dan melihat peluang yang
tersembunyi dengan gagasan baru dan bekerja keras untuk merubah
peluang menjadi kenyataan. Kreativitas dalam memunculkan ide memiliki
peranan penting dalam inovasi produk sebuah usaha.
menjelaskan bahwa kreativitas menjadikan peluang sebagai ide praktis
yang dapat diterapkan ke pekerjaan sehari-hari memerlukan kemampuan
pengembangan ide (divergen) dan kemampuan mengerucutkan ide
(konvergen). Contohnya Seorang wirausaha yang melihat limbah perca di
sekitar rumah, terlebih dahulu akan mengembangkan ide, bisa dijadikan
apa ya? Aksesoris? Boneka? Hiasan dinding? tudung saji? Dan lain
sebagainya. Setelah itu seorang wirausaha perlu mengerucutkan ide itu tadi
sehingga lebih fokus dan realistis untuk dijalankan.
dalam karyanya berjudul
Atistic Researh Tool for Scientific Minds mengemukakan bahwa kemajuan
usaha dipengaruhi oleh mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi.
1. Rasa bawah sadar
Rasa bawah sadar yaitu berupa proses mental, bisa berbentuk
pikiran, ide dan perasaan yang muncul dalam pikiran tanpa kita sadari.
Konsep dan pikiran kita berasal dari bawah sadar kemudian rasa sadar kita
digunakan untuk menguji konsep itu, apakah diterima atau ditolak
Misalnya saat seseorang sedang berbincang-bincang serius, tiba-tiba
melintas dalam pikirannya untuk menemui seseorang untuk menawarkan
barang. Saat perbincangan serius selesai, orang tersebut berusaha
mengingat apa yang tadi melintas.
2. Imajinasi
Ide juga bisa muncul melalui imajinasi. Imajinasi ada 2, yaitu
imajinasi pasif (contohnya mimpi, lamunan) dan imajinasi reproduksi
(contohnya imajinasi di bidang sains). Imajinasi reproduksi didukung oleh
kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu, orang ini
mengobservasi, ingin memliki dan ingin mewujudkan idenya. Imajinasi
seperti ini disebut juga imajinasi kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif yaitu
penemuan baru, yang bisa berupa benda, konsep, ide maupun model .
3. Intuisi
Definisi intuisi yaitu ”pengetahuan mendadak yang diperoleh tanpa
sadar”. Bisa diartikan pula sebagai pengertian yang diperoleh mendadak
tentang kebenaran. Istilah lain dari intuisi yaitu ”knowing without
knowing why I know”. Contoh intuisi yaitu saat seorang wirausaha
sedang menanam bunga, tiba-tiba melintas ide dalam benaknya tentang
cara meningkatkan penjualan.
Pada dasarnya semua orang memiliki intuisi. Proses mental bawah
sadar yang menciptakan intuisi bisa distimulasi agar lebih produktif. Salah
satu caranya yaitu dengan mencatat, segera setelah ide tersebut muncul.
B. Menilai Peluang Usaha Baru
Peluang usaha bisa muncul dari mana-mana. Baik muncul dari diri
sendiri melalui intuisi maupun melalui hasi pencarian ide yang dilakukan
secara sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor di luar diri
(tawaran, lokasi straegis, permintaan pasar, bahan baku melimpah, dsb).
Beberapa hal yang perlu diingat oleh seorang wirausaha dalam melihat
peluang yaitu
1. Pengalaman dan objektifitas
Pengalaman akan membantu seorang wirausaha dalam menilai
sebuah peluang usaha. Misalnya pengalaman seseorang berdagang pakaian
batik akan membantunya menilai peluang membuka konveksi pakaian
batik. Pengalaman bisa berasal dari apa yang pernah dilakukannya, bisa
juga melalui konsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman. Selain itu
objektivitas dalam menilai sebuah peluang juga diperlukan sehingga usaha
yang dijalani sudah diawali dengan perhitungan yang matang.
2. Kedekatan pasar
Salah satu kesalahan dalam wirausaha yaitu ada kecenderungan
hanya faktor kemampuan berproduksi saja yang diutamakan, sedangkan
kemampuan untuk memenuhi keinginan konsumen kurang diperhatikan.
Mestinya memproduksi untuk bisa dijual, bukan sekedar memproduksi apa
yang dapat dibuat.
3. Pemahaman teknis
Kurangnya pemahaman teknis terutama bagi produk baru akan
menghambat atau mengakibatkan tertundanya pendirian usaha baru.
Sebaiknya saat melihat peluang usaha, seorang wirausaha segera mencari
tahu sedetail mungkin persiapan teknis yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha tersebut, sehingga saat usaha dimulai tidak banyak
waktu dan biaya terbuang karena faktor teknis.
4. Kebutuhan finansial
Perlu dihitung biaya yang dibutuhkan untuk produk baru, termasuk
biaya coba-coba. Pengadaan alat, pelatihan SDM, dan lain-lain. Besarnya
kebutuhan ini akan membantu menentukan harga serta kapan dan
bagaimana break event point (BEP) dapat dicapai.
5. Diferensiasi produk
Terutama untuk membedakan produk maupun jasa yang akan
ditawarkan, dengan produk pesaing. Peluang akan semakin besar jika
seorang wirausaha mampu menawarkan produk yang memiliki nilai lebih
atau berbeda dari yang sudah ada.
6. Pemahaman aspek hukum
Terutama berkaitan dengan masalah hak cipta, merk dagang, hak
paten, dll (SIUT, SIUP, SIUJK,TDP, NPWP, PKP). Pemahaman terhadap
aspek hukum membantu mengurangi faktor resiko.
Hal-hal yang disebutkan di atas, bukanlah untuk menakut-nakuti
seorang calon wirausaha untuk memulai usahanya, tapi agar seorang
wirausaha bisa mensikapi peluang dengan cerdas sehingga lebih dekat
dengan keberhasilan. Menilai peluang sebaiknya tidak dilakukan terlalu
lamban, karena peluang yang ada bisa hilang atau diambil orang. Seorang
wirausaha harus bisa bergerak dan berpikir dengan cepat.
Suharno (2008) memberikan fakta dan tips untuk membantu seorang
wirausaha menilai peluang usaha maupun usaha yang sedang dijalani,
sebagai berikut:
1. Fakta
a. Pada umumnya semua jenis produk memiliki peluang
mencetak keuntungan dan kerugian. Permasalahannya bukan
pada produk tapi pada pasarnya. Bisa saja seorang wirausaha
menjalankan bisnis yang tampaknya bergengsi ataupun
eksklusif, tapi kalau produk itu tidak laku, apa artinya?
b. Sebagian besar usaha mengalami kebangkrutan bukan
disebabkan oleh persaingan, melainkan oleh
kekurangmampuan mengelola SDM. Banyak perusahaan bisa
tumbuh dengan cepat kemudian bangkrut
c. Banyak yang mengira bisnis yang dimulai dengan hobi akan
maju pesat. Faktanya, bisnis memang membantu wirausaha
mengetahui seluk beluk kegiatan yang terkait dengan hobi
tersebut. Ketika hobi menjadi bisnis, wirausaha perlu
mencermati pola jual beli yang layak agar bisa
menguntungkan usahanya.
d. Menjual produk yang murah belum tentu laku. Banyak
produk yang harganya sangat mahal justeru lebih laku dari
pesaingnya yang menawarkan harga murah.
Permasalahannya yaitu pada nilai yang akan diterima
pembeli. Bisa jadi karena dengan harga semahal itu
konsumen merasa memperoleh sesuatu, mungkin kualitas
produk, kualitas pelayanan, atau soal gengsi. Wirausaha yang
cermat memprediksi selera pasar, akan punya peluang
keberhasilan lebih besar.
e. Banyak orang mengira membuka usaha yang belum dilaukan
orang lain punya peluang maju lebih besar. Faktanya, dengan
membuka usaha baru yang belum dilakukan orang lain
seorang wirausaha harus melakukan investasi uang dan
waktu yang lebih besar untuk meyakinkan konsumen bahwa
produk yang ditawarkan bermanfaat bagi konsumen.
2. Tips
a. Wirausaha perlu mencari sesuatu yang membuatnya senang,
misalnya: makanan, pendidikan, interior, fashion, perbankan, dll.
Tidak usah dipikirkan kegiatan itu menguntungkan atau tidak,
yang penting ia dapat memilih dan melakukan kegiatan yang
menyenangkan.
b. Setelah mengumpulkan kegiatan yang menyenangkan, seorang
wirausaha bisa mulai memilih salah satu dari kegiatan tersebut
yang pasarnya benar-benar bagus. Misalnya seorang wirausaha
menyenangi kegiatan yang berkaitan dengan makanan, maka ia
bisa memilih mana yang pasarnya lebih bagus: usaha catering,
membuka warung makan, membuat kue kering, minuman ringan,
bisnis hantaran makanan/parcel, atau menjadi penulis resep
inovatif di majalah-majalah?
c. Setelah memilih dengan mantap, wirausaha perlu mencari tentang
pesaing dalam bidang usaha tersebut. Dengan mengetahui kualitas
dan kuantitas pesaing wirausaha dapat mengukur kemampuannya
dalam membangun usaha.
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang
diambil. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategis suatu usaha (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan Analisis Situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi yaitu analisis
SWOT . Analisis SWOT membandingkan antara faktor
ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor
internal kekuatan (strengths dan kelemahan (weakness).
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT (Sumber: Rangkuti, 2006)
Pada gambar di atas dapat dilihat kondisi yang berbeda pada tiap kuadran:
a. Kuadran 1 :
Situasi yang sangat menguntungkan, ada sinergi antara kekuatan yang
dimiliki dan peluang. Wirausaha dapat melancarkan kebijakan agresif
(growth oriented strategy) berkaitan dengan usaha atau produknya.
1. mendukung
strategi agresif
2. mendukung
strategi
diversifikasi
4. mendukung
strategi difensif
3. mendukung strategi
turn around
Opportunities
Strength Weakness
Threats
b. Kuadran 2 :
Meskipun menghadapi perbagai ancaman, tapi masih ada kekuatan
internal yang dimiliki. Strategi yang harus digunakan yaitu strategi
diversifikasi produk/pasar agar usaha dapat berjalan
c. Kuadran 3 :
Peluang pasar besar, tapi ada kendala internal (contohny