usaha 1

Jumat, 06 Desember 2024

usaha 1


 





Pengertian wirausaha sendiri berkembang sesuai dengan sudut 

pandang seseorang terhadap sepak terjang seorang wirausaha. Seperti 

halnya pengertian wirausaha yang diungkapkan oleh Joseph Schumpeter: ” 

entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by 

introducing new products and services, by creating new forms of 

organization, or by exploitation new raw materials” (Bygrave, 1994). 

 Dari definisi atas dapat diartikan wirausaha yaitu  orang yang 

mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan 

jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah 

bahan baku baru. 

Pengertian wirausaha yang lebih luas tercantum dalam buku “The 

portable MBA In Entrepreneurship”. Secara lengkap definisinya sebagai 

berikut Entrepreun is the person who perceives on opportunity and creates 

an organization ro pursue it (Bygrave,1994). 

 Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha yaitu  

orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah 

organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di 

sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. 

Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan ntuk 

mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu 

organisasi. 

Peter Drucker menyatakan bahwa wirausaha tidak mencari resiko,  

mereka mencari peluang (Osborne,1992). Seorang inovator dan wirausaha 

yang terkenal dan sukses bukan sekedar penanggung resiko, tapi mereka 

mencoba mendefinisikan resiko yang harus mereka hadapi dan 

meminimalkannya. Jika seorang wirausaha berhasil mendefinisikan resiko 

kemudian membatasinya, dan mereka secara sistematis dapat menganalisis 

berbagai peluang, serta mengeksploitasinya maka mereka akan dapat 

meraih keuntungan membangun sebuah bisnis besar. 

Melihat uraian di atas, juga dari literature yang lain tampak adanya 

pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. 

Kesimpulannya yaitu  kedua istilah tersebut sama saja, namun ada 

perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut. Wiraswasta lebih fokus pada 

objek, ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada 

jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. 

Apapun profesi seseorang, jika ia memiliki jiwa kewirausahaan maka jiwa 

dan semangatnya berbeda. Mereka akan menjadi lebih kreatif, efisien, 

inovatif, berpandangan terbuka (open mind), dan lain sebagainya.  

Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan usaha yang menawarkan 

produk berupa barang jadi seperti industri, perdagangan, persewaan, 

makanan,  tapi juga sektor jasa seperti konsultan, perhotelan, pariwisata, 

B. Kepribadian Wirausaha 

ada  beberapa definisi tentang kepribadian, salah satunya 

yaitu  definisi dari para teoritikus bahwa kepribadian merupakan bagian 

dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili si-pribadi, bukan 

hanya membedakan ia dengan yang lain, tapi yang lebih penting itulah 

dirinya yang sebenarnya (Hall &  Lindzey, 1996). 

Seorang wirausahawan haruslah memiliki watak yang mampu 

melihat ke depan, yaitu melihat, berpikir, dengan penuh perhitungan, 

mencari alternatif masalah dan pemecahannya. Secara umum dapat 

digambarkan kepribadian yang perlu dimiliki wirausahawan, sebagai 

berikut: 

1. Percaya diri 

Kepercayaan diri yaitu  keyakinan yang tumbuh dalam diri seseorang 

setelah melakukan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki 

 Orang yang tinggi percaya dirinya yaitu  orang yang 

jiwanya sudah matang. Kematangan seseorang ditunjukkan dari sikap 

yang: 

 tidak tergantung pada orang lain 

 bertanggungjawab 

 obyektif 

 kritis : tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini 

orang lain, tetapi mempertimbangkannya secara kritis 

 emosional stabil 

 berjiwa sosial 

 memiliki kedekatan dengan sang khalik (Alloh SWT) 

Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Saat 

seseorang menawarkan produknya, dibutuhkan kepercayaan diri untuk 

bisa berinteraksi dengan baik dan meyakinkan. Saat seseorang akan 

memulai untuk berwirausaha, jika ia percaya diri maka ia akan 

berusaha agar usahanya bisa dibuka dan berjalan. Sebaliknya, orang 

yang tidak percaya diri akan kerap patah sebelum melangkah. Salah 

satu hal yang bisa membantu agar seseorang bisa memiliki 

kepercayaan diri yang baik, yaitu  dengan mensyukuri semua yang 

telah diberikan Tuhan kepadanya. Selanjutnya orang tersebut harus 

yakin bahwa dia bisa melakukan segala sesuatu dengan baik jika dia 

mempersiapkannya dengan matang. 

 

2. Merujuk pada tujuan akhir 

Setiap orang pasti memiliki tujuan. Dalam dunia wirausaha, 

orientasi terhadap tujuan ke depan sangat penting artinya. Seorang 

wirausahawan bisa  berhasil biasanya karena ia memiliki visi ke depan 

yang berusaha ia capai dengan bersungguh-sungguh.  

Jalan menuju sukses tidak selalu mudah. Seseorang kadang 

harus menempuh atau melakukan pekerjaan yang tampaknya remeh, 

membutuhkan banyak energi dan tidak bergengsi. Orang yang 

berorientasi pada hasil atau merujuk pada tujuan akhir, akan bersedia 

menjalani proses yang tidak mengenakkan ataupun melakukan hal 

yang tidak disukai, karena dirinya fokus pada tujuan yang ingin 

dicapai. Misalnya seseorang yang akan memulai usaha membuka 

warung burger, maka ia harus bersedia bekerja keras, mulai dari 

membuat menu burger sampai melayani pembeli. Awalnya ia harus 

mengalami pasang surut, dagangannya tidak laku atau ada complain 

dari pembeli, belum lagi harus “berani malu” karena harus agresif 

menawarkan dagangannya ke siapa saja, serta harus masuk menjadi 

anggota corps kaki lima. Semua itu dilakukannya karena merujuk pada 

tujuan akhir: menjadi pemilik resotran burger. Jika ia tidak bersedia 

melewati proses ini, maka cita-citanya membuat restoran akan semakin 

jauh dari jangkauan. 

 

3. Gigih 

Seorang yang berjiwa wirausaha, perlu memiliki sifat pantang 

menyerah. Ibarat seorang pendaki, semakin sulit tantangannya semakin 

keras usahanya untuk bisa mencapai puncak. Sama halnya dengan 

seorang wirausahawan, ia membutuhkan semangat pantang menyerah 

saat berusaha mewujudkan inovasi maupun ide barunya. jika  

wirausahawan tidak gigih, maka nasibnya akan sama dengan pendaki 

yang tidak pernah sampai puncak gunung karena selalu kembali ke 

bawah sebelum bisa mencapai setengah perjalanan. 

Tingkat kegigihan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya 

untuk bertahan dalam situasi sulit. Kemampuan ini dikenal dengan 

Adversity Intelligence dan tingkat penguasaannya dikenal dengan 

adversity quotient (AQ). Adversity Quotient memiliki empat dimensi 

yaitu: 


 Control : seberapa besar individu mampu memberi pengaruh 

secara positif terhadap situasi 

 Ownership : sejauh mana individu mangendalikan diri sendiri 

untuk memperbaiki situasi yang dihadapi tanpa mempedulikan 

penyebabnya 

 Reach/jangkauan ; penilaian seseorang mengenai seberapa jauh 

kesulitan akan menjangkau atau menyebar ke bagian-bagaian lain 

dari kehidupannya. 

 Endurance : seberapa lama individu menganggap kesulitan akan 

berlangsung atau bertahan. (Helmi, 2004). 

 

4. Berani mengambil resiko 

Dunia wirausaha penuh dengan tantangan, dan terkadang 

spekulatif. Keberanian seseorang dalam mengambil resiko memiliki 

arti penting dalam hal ini. Persaingan, perubahan selera maupun 

kebutuhan pasar, harga bahan baku yang turun naik, kerugian dan 

masih banyak lagi tantangan lain yang mesti dihadapi jika memang 

berniat memasuki dunia wirausaha. Seseorang yang tidak memiliki 

keberanian mengambil resiko akan cenderung selalu memilih untuk 

berada di zona aman. Zona aman yaitu  wilayah dimana seseorang 

merasa nyaman, aman, terhindar dari resiko konflik atau situasi yang 

tidak menyenangkan. Orang yang memilih selalu berada di zona 

aman akan mencari hal-hal yang menghindarkannya dari resiko, 

sehingga cenderung mandeg atau bertahan dalam situasi atau posisi 

tertentu. Sikap bertahan di zona aman tersebut jelas tidak mendukung 

dalam dunia wirausaha yang menuntut inovasi, keberanian mencoba, 

bahkan spekulasi.  

Seorang wirausahawan sejati akan memilih untuk keluar dari 

zona aman, melakukan hal yang mungkin tidak dilakukan oleh orang 

lain, menelurkan ide-ide baru dan melaksanakannya, serta berani 

menghadapi resiko. Manajemen resiko menjadi faktor penting yang 

mendukung keberanian pengambilan resiko ini. 

Keberanian mengambil resiko juga perlu didukung oleh 

perhitungan yang matang, sehingga tidak sekedar modal nekat. 

Semakin baik seseorang membuat pertimbangan, maka resiko akan 

semakin bisa terantisipasi. Pepatah mengatakan : 

“ jika seseorang berani mencoba, maka 50% ia akan gagal. Tapi jika 

seseorang tidak berani mencoba, maka 100% ia akan gagal”.  

Seseorang yang berani mengambil resiko akan mengambil 

peluang keberhasilan yang hanya 50% itu, lalu kecermatan dan 

persiapan yang matang akan membantunya meningkatkan 

probabilitas keberhasilan itu menjadi 70% atau 90%. 

 

5. Kepemimpinan 

Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilihat dari 

bagaimana seseorang mampu mempengaruhi, mengkoordinir, 

memimpin dan mengambil keputusan dalam sebuah tim. Salah satu 

gaya kepemimpinan bagi seorang wirausaha yaitu  prophetic 

leadership (kepemimpinan kenabian). Kepemimpinan prophetic 

yaitu  pemimpin yang memiliki kemampuan mengendalikan diri dan 

mempengaruhi orang lain dengan tulus, dilakukan dengan kesadaran, 

tidak dipaksa atau memaksa. Karakteristik kepemimpinan prophetic 

yaitu  shiddiq (jujur, berpedoman pada nurani dalam berpikir, 

bersikap dan bertindak), amanah (bertanggungjawab, berkomitmen 

tinggi, dapat dipercaya), tabligh (komunikatif, mengamalkan, 

memberi contoh), fathanah (kompeten dalam menyelesaikan 

masalah) 

6. Keorisinilan 

Orisinil dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru atau belum 

ada sesuatu yang sama sebelumnya. Baru disini disini tidak selalu 

berarti belum pernah ada sama sekali, tapi bisa juga merupakan 

modifikasi, kombinasi atau reintegrasi dari komponen yang sudah 

ada, sehingga memunculkan fungsi, cita rasa maupun variasi baru. 

Bobot orisinalitas suatu ide maupun produk  akan tampak dari sejauh 

manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya. 


8.     Kreativitas 

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk 

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya 

nyata, yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya 

Seorang wirausaha kreatif memiliki 

peluang lebih besar untuk menciptakan produk yang unik dan 

berbeda, serta dapat merespon kesempatan dengan lebih baik. 

Kemampuan berpikir kreatif menuntut beberapa hal, antara lain: 

 sikap terbuka 

 keberanian untuk berbeda dengan biasanya 

 menguasai satu bidang dengan sangat baik 

 buying low, selling high: melihat sesuatu dari yang tidak 

disukai banyak orang, kemudian mengolahnya dan 

memunculkan kembali menjadi sesuatu yang berbeda di saat 

yang tepat sehingga bernilai tinggi . 

 

7.   Selalu berusaha memberikan yang terbaik 

Seorang wirausaha akan berusaha memberikan yang terbaik 

kepada pelanggan. Memberikan yang terbaik tidak hanya berupa 

produk, tapi juga layanan dan sikap. Dengan memberikan sikap 

terbaik maka orang tersebut telah membuka peluang bagi dirinya 

untuk dipercaya, dan pada saatnya, memperoleh keuntungan dari 

kepercayaan tersebut. 

  

C. Visi dan Misi Wirausaha 

1.  Visi 

Dalam bab kepribadian telah dibahas mengenai merujuk pada 

tujuan akhir, serta berorientasi ke masa depan. Baik tujuan akhir 

maupun orientasi ke masa depan bisa lebih jelas arahnya jika seseorang 

memiliki visi.  

Dengan memiliki visi yang jelas, menarik dan realistis seorang 

wirausaha akan memiliki daya juang yang lebih tinggi dan lebih 

konsisten dalam meraih harapan atau cita-citanya. Visi tersebut akan 

membantu wirausaha untuk menentukan langkah untuk mewujudkan 

mimpinya, apa saja yang dibutuhkan, dan siapa yang bisa diajak 

bekerjasama. Berbeda dengan wirausaha yang bergerak tanpa visi, 

langkahnya tidak terarah, karena tidak punya bayangan keberhasilan 

seperti apa yang dicapai.  

Wirausaha tanpa visi, cenderung mudah patah semangat, dan 

mudah berbelok sebelum benar-benar menguasai bidang yang digarap, 

akibatnya keberhasilan semakin susah tercapai. Manfaat visi yang benar 

dalam usaha meraih kesuksesan: 

 menarik dan menumbukan komitmen pribadi 

 menumbuhkan  kebermaknaan hidup 

 memacu dan memfokuskan pengembangan diri  

 memotivasi untuk bekerja dan berkualitas prima 

Pencapaian visi perlu didukung oleh statement yang jelas dan dan 

efektif. Ciri statemet visi yang jelas dan efektif yaitu : 

 terfokus, jelas dan mudah dibayangkan perwujudannya dalam 

kenyataan 

 mengundang sesuatu yang bermakna “mulai” 

 peluang suksesnya dapat diperkirakan  

 realistis dan mungkin dicapai 

2. Misi 

Definisi misi yaitu  batasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 

oleh seseorang. Misi lebih spesifik dari visi, berupa peran yang akan 

dilakukan untuk mencapai visi. Misi membantu seorang wirausaha 

menentukan lahan garap, bidang yang ingin ditekuni, keunggulan 

produk dan system pemasarannya. Agar bisa membuat langkah yang 

lebih operasional, visi dan misi perlu diterjemahkan menjadi tujuan. 

Tujuan (goal) yaitu  sasaran yang spesifik dan membantu kita 

merencanakan berbagai aktifitas serta strategi. Tujuan terbagi menjadi 

tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Dalam penetapan 

tujuan (goal setting) seseorang perlu memutuskan apa yang ingin 

dicapai (pengetahuan /keahlian/ perilaku tertentu) dan bergerak bertahap 

menuju pencapaian tujuan.  

Lebih jelasnya, bisa disimak dalam contoh berikut: 

Visi : membangun bisnis pengolahan pangan yang berhasil dan mampu 

menghidupi orang banyak 

Misi :menjadi wirausaha di bidang pengolahan pangan yang berkualitas, 

bergizi, murah dan sesuai dengan selera pasar dan memiliki banyak 

cabang dan menyerap banyak tenaga kerja 

Tujuan jangka panjang 

1. bisnis pengolahan singkong menjadi beberapa jenis makanan 

2. produk tersebut menjadi brand ternama, berkembang dan 

tersebar di 20 kota besar di Indonesia dengan 100 tenaga kerja 

Tujuan jangka pendek: 

1. dalam waktu 1 tahun ke depan, usaha sudah dimulai, dengan 

membuka kedai singkong. Persiapan menuju pembukaan: 

a. memperkuat keahlian mengolah bahan baku 

b. cari lokasi yang tepat 

c. asesmen selera pasar 

d. cari cara mendapatkan bahan baku yang murah 

e. menentukan strategi pemasaran 

f. brand image yang mau dibangun 

g. rekanan usaha  

h. modal 


 

2. produk unggulan yang akan ditawarkan di awal : bakpau singkong 

dan bakso singkong 

3. setelah 6 bulan jalan evaluasi untuk menentukan produk unggulan 

baru dan strategi pemasaran plus penguatan SDM 

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat tujuan: 

1. Putuskan apa yang ingin kita capai pada skala jangka pendek dan 

jangka panjang 

2. Pecahkan tujuan tersebut menjadi target-target yang lebih kecil  

3. Ketika kita membuat rencana, kita harus mulai menjalankannya 

4. Evaluasi: jika sesuai dengan rencana, teruskan strategi. Jika tidak, 

cari alternative lain. 

 

D. Model Proses Kewirausahaan 

Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan 

digambarkan Bygrave (dalam Alma, 2005) ke dalam urutan: 

 


1. Proses inovasi 

Proses awal sebelum wirausaha dimulai yaitu  inovasi. 

Seorang wirausaha perlu menemukan hal baru yang akan mewarnai 

Innovation (Inovasi) 

Triggering event (pemicu) 

Implementation (pelaksanaan) 

Growth (pertumbuhan) 

usaha maupun produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa berawal 

dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk visi,misi dan 

tujuan. Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit menerobos 

persaingan dengan bisnis lain yang serupa. 

Ada 2 hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor 

personal dan faktor lingkungan (environment). Faktor personal yaitu  

inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya 

mencari pemicu kearah memulai usaha. Misalnya sifat penasaran, 

keberanian mengambil resiko, pendidikan dan pengalaman. Faktor 

lingkungan: yaitu  peluang, pengalaman dan kreativitas. 

 

2. Proses pemicu 

Triggering event yaitu  kejadian yang terjadi pada diri 

seseorang atau diluar diri tapi mampu memicu atau memaksa 

seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Faktor pemicu akan mendorong  

inovasi yang sudah ada terwujud menjadi usaha. Beberapa contoh 

faktor pemicu usaha: 

Dari dalam diri 

a. desakan ekonomi: perlu penghasilan tambahan, PHK atau tidak 

mendapatkan pekerjaan 

b. tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti 

c. keberanian menanggung resiko, kesukaan menghadapi tantangan 

d. keinginan mewujudkan mimpi, minat dan komitmen tinggi 

terhadap wirausaha 

Dari luar diri 

a. adanya persaingan 

b. ada sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi 

strategis, mendapat modal, warisan, dll 

c. mengikuti latihan atau incubator bisnis  

d. kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan kredit, bantuan, 

pendampingan dan lain sebagainya 

e. ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa 

diajak bekerjasama 

f. dorongan dari keluarga, teman atau kerabat 

 

3. Proses pelaksanaan 

Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya 

yaitu  proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan jika  

seorang wirausaha memiliki kesiapan mental, rekanan (bisa juga 

asisten atau partner, komitmen bisnis yang tinggi, dan adanya visi, 

pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan. 

 

4. Proses pertumbuhan 

Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami 

proses. Proses ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Pertumbuhan 

positif suatu usaha dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 

a. Rencana dan pelaksaan operasional berjalan produktif 

b. Tim pelaksana bekerja sama dengan baik sehingga menghasilkan 

strategi yang mantap 

c. Terbentuknya budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti 

dengan penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan. 

d. Produk yang ditawarkan populer atau memiliki keistimewaan, 

misalnya kualitasnya, lokasi, pealayanannya dan manajemen. 

e. Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok barang 

f. Kemampuan mencari dan menambah sumber dana 

 


A. Peranan Motivasi dalam Wirausaha 

Motivasi yaitu  kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif 

yaitu  dorongan, kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi 

tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan terbesar 

akan menentukan perilaku  seseorang. Motif yang kuat akan berkurang 

jika  telah mencapai kepuasan atau mengalami kegagalan 

 bahwa seorang wirausahawan yaitu  

individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki 

motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya. Untuk dapat 

mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan sikap dan perilaku yang 

mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan Perilaku sangat 

dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan 

watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat 

dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan 

tersebut dapat maju/sukses. Untuk itu motivasi (sikap dan perilaku) 

semangat kewirausahaan perlu dipupuk. Akan tetapi upaya menumbuhkan 

semangat kewirausahaan ternyata tidak mudah. Bagi sebagian orang, 

motivasi kewirausahaan merupakan ‘hadiah (given) dan bagi sebagian 

orang lain perlu ‘perjuangan’ untuk menumbuhkan. Oleh karena itu, 

pengenalan motif kewirausahaan dapat menjadi salah satu titik awal untuk 

membangkitkan semangat kewirausahaan. Motif tersebut antara lain:  

a. Motif berprestasi (the need for achievement): mendorong individu 

berprestasi dengan patokan prestasi dirinya sendiri atau orang lain. 

Satu motif untuk berwirausaha yang penting.  

b. Motif berafiliasi (the need for affiliation): mendorong individu 

untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung 

kepercayaan, afeksi dan empati.pati. .  

c. Motif berkuasa (the need for power): mendorong individu untuk 

menguasai dan memanipulasi orang lain.  

Dengan mengenali motif setiap individu dalam berwirausaha, 

maka alasan berwirausaha menjadi lebih jelas. Pada umumnya individu 

berwirausaha dengan alasan: 1) merdeka secara finansial, artinya bebas 

dari standar upah yang distandarisasi, 2) merdeka waktu, artinya bebas dari 

pekerjaan rutin yang membosankan dan tanpa tantangan, dan 3) 

mewujudkan impian, artinya dia dapat dengan bebas mengatur/ 

melaksanakan konsep atau ide sesuai keinginannya. 

 Sebagian besar orang percaya bahwa wirausaha wajib memiliki 

kepercayaan diri yang tinggi. Hal tersebut wajar karena kebanyakan 

wirausaha memulai sesuatu yang baru dan terkadang “tidak umum” 

dilakukan oleh orang lain. Untuk mencapai tingkat kepercayaan diri yang 

tinggi perlu beberapa tahapan persiapan diri, yaitu: 

1. Mengenali diri sendiri (Who Am I : game) 

 Tahapan mengenali diri sendiri, mengenali kelemahan dan 

kekuatan/keunggulan diri sendiri menjadi dasar mengenal diri sendiri. 

Dilanjutkan dengan proses penerimaan atas kondisi kelemahan dan 

keunggulan diri dengan proses compromise internal. jika  seseorang 

gagal pada tahap compromise internal maka seseorang akan gagal 

melewati tahapan pengenalan diri sendiri. 

2. Memperbaiki Persepsi (Persepsi : game) 

 Pandangan positif terhadap suatu perubahan menjadi dasar yang 

penting bagi wirausaha. Pandangan positif nantinya akan menjadi sumber 

motivasi utama selama perjalanan kewirausahaan. Memperbaiki persepsi 

tidaklah mudah, diperlukan tahapan penyadaran diri terlebih dulu bahwa 

padangan positif lebih berharga.  

 dalam buku Organisasi Dan Manajemen 

Perilaku, memberikan definisi persepsi yaitu  proses kognitif yang 

dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia 

sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi 

merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh 

karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda 

meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih 

penting daripada situasi itu sendiri. 

 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian 

persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima 

oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga 

individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya 

tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi 

pula oleh pengalaman dan proses belajar individu. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi 

menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. 

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang 

ada  dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : 

 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya 

informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi 

usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. 

Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda 

sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 

 Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan 

untuk memperhatikan suatu bentuk fisik dan fasilitas mental yang 

ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga 

perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan 

mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. 

 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada 

seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan 

untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan 

kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari 

stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. 

 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana 

kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang 

dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. 

 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung 

pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat 

kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam 

pengertian luas. 

 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, 

mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu 

yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, 

bereaksi dan mengingat. 

2. Faktor Eksternal merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-

obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah 

sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi 

bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Faktor-faktor 

eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu  : 

 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini 

menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka 

semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi 

persepsi individu dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek pada 

gilirannya membentuk persepsi. 

 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya 

lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) 

dibandingkan dengan yang sedikit. 

 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar dengan 

penampilan dan latarbelakang sekeliling yang sama sekali di luar 

sangkaan individu akan banyak menarik perhatian. 

 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan 

memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan 

dengan yang hanya sekali dilihat.  

 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian 

terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan 

pandangan dibandingkan obyek yang diam. 

B.  Menumbuhkan Minat Wirausaha 

Minat seseorang untuk berwirausaha bisa muncul dari dalam diri 

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).  

Faktor internal antara lain: 

a. Merasa tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti, 

sehingga ingin punya aktifitas yang lebih mengasyikkan/menantang 

b. Senang coba coba 

c. Keinginan kuat untuk mandiri (tidak tergantung pada orang lain) 

d. Keinginan kuat untuk  mewujudkan mimpi, ide atau inovasinya 

e. minat dan komitmen tinggi terhadap wirausaha 

Faktor eksternal antara lain: 

a. kehilangan pekerjaan 

b. ada sumber daya  yang sayang kalau tidak dimanfaatkan, misalnya ada 

lokasi strategis, mendapat modal, warisan, dll 

c. mengikuti latihan atau inkubator bisnis, lalu mendapatkan tugas untuk 

mengembangkan usaha  

d. ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak 

bekerjasama 

e. dorongan dari keluarga, teman atau kerabat. 

Dari kedua faktor tersebut, faktor internal memiliki  peranan yang 

lebih kuat. Bisa saja seseorang awalnya termotivasi untuk berwirausaha 

karena adanya faktor eksternal, namun dukungan faktor internal tetap 

diperlukan untuk menjaga konsistensinya dalam merintis usahanya. 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun minat 

berwirausaha antara lain: 

1. Mengenali dampak positif dari wirausaha, antara lain: 

a. menambah penghasilan 

b. lebih bebas berekspresi 

c. menjadi pimpinan, pembuat aturan 

d. bisa bekerja dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel 

e. dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif 

f. mengembangkan idealisme (misalnya seorang pecinta lukisan batik, 

membuka gerai lukisan batik dengan harapan lukisan batik lebih 

dikenal luas dimana-mana).  

2.  Menajamkan mission statement, tujuan, perencanaan tertulis 

Visi dan misi bisa dituliskan dalam kalimat yang mudah diingat, dan 

kemudian bisa menjadi motto serta penyemangat disaat lemah. 

Misalnya “layanan perawatan kecantikan terbaik bagi wanita 

berjilbab”. Tulisan tersebut dikenal dengan mission statement atau 

pernyataan misi yang mengingatkan seseorang kepada tujuannya.  

3.  Memulai usaha dari bidang yang disukai, dibutuhkan atau sesuai dengan 

concern (kepedulian utama).  

Misalnya orang yang suka membuat brownies, bisa mulai dengan 

usaha brownies, sehingga kalaupun belum bisa mengeruk untung 

besar, setidaknya bisa menyalurkan hobi.  

4.  Membangun dukungan 

Minat dari dalam diri untuk berwirausaha bisa saja redup atau bahkan 

padam saat menemui sandungan. Dukungan dari orang-orang terdekat 

atau yang dipercaya akan sangat bermanfaat untuk menyalakan minat 

itu kembali, Dukungan bisa berupa dukungan mori dan material. 

5. Membekali diri 

Keterampilan memberikan kontribusi cukup besar bagi seorang 

wirausaha. Keterampilan tidak saja mampu meningkatkan kinerja 

seseorang, tapi juga memberikan rasa percaya diri dalam menjalankan 

usahanya.  

6.  Bersikap positif terhadap kegagalan 

Wirausaha yang sukses biasanya memiliki kisah gagal di balik 

kesuksesannya. Sikap positif terhadap kegagalan sangat diperlukan 

agar minat untuk wirausaha tidak hilang setelah menemui kegagalan 

yang pertama. Seorang wira usaha perlu memiliki kebiasaan untuk 

belajar dari pengalaman yang kurang mengenakkan, sehingga bisa 

memulai lagi usaha dengan persiapan yang lebih matang.  

7.  Berserah diri pada Alloh SWT 

Terakhir tapi tidak kalah pentingnya, harus tertanam dalam diri 

seorang wirausaha bahwa rizki yaitu  kuasa Alloh SWT. Manusia 

harus berikhtiar untuk mendapatkan rizki itu, namun Alloh SWT lebih 

tahu porsi yang pas untuk hamba-Nya. Seorang wirausaha yang 

berserah diri pada Alloh SWT, akan berusaha dengan keras untuk 

mendapatkan hasil terbaik, tapi juga lebih tenang karena memiliki 

tempat bergantung yang Maha Kuasa, serta tidak mudah stress jika  

menghadapi sandungan karena ia percaya bahwa Tuhan selalu 

memberikan yang terbaik untuknya.  

 

C. Menjadi Wirausaha Sukses 

Ahli maupun praktisi di bidang wirausaha banyak memberikan tips 

bagi para pemula di bidang usaha agar bisa menjadi wirausaha sukses. 

Berikut ini beberapa tips yang dapat dipraktekkan oleh para pemula di 

bidang wirausaha. Winarto dalam Susilo (2005) mengungkapkan kunci 

sukses wirausaha, antara lain: 

1. Reputasi: 

Senantiasa menjaga reputasi (nama baik). Ini sangat penting sebab 

tanpa nama baik seseorang tidak mungkin mendapatkan kepercayaan 

dari orang lain. 

2. Tumbuh dari bawah 

Sukses dimulai dari langkah kecil, Sukses tidak mungkin dicapai 

secara instant. Perlu perjuangan untuk bisa meraihnya 

3. Konsentrasi 

Bila seseorang telah memutuskan untuk masuk ke bidang tertentu, ia 

harus focus dan berkonsentrasi. 

4. Anti crowded/kerumunan 

Tidak menjadi pengikut, tidak terjun ke dalam tempat atau bidang yang 

telah banyak dimasuki orang lain (latah). 

Kesuksesan seorang wirausaha sangat dipengaruhi oleh karakter 

yang dimilikinya. Meski begitu, memiliki karakter yang sesuai saja 

tidaklah cukup untuk membawa seseorang menjadi wirausahawan sukses. 

Kemauan dan kerja keras memiliki sumbangan yang tidak kelah besarnya. 

Kombinasi antara karakter dan kemauan yang kuat akan membantu 

seorang mengerahkan keterampilannya sehingga menjadi wirausaha 

sukses. Berikut beberapa tips  yang merupakan hasil 

penelitian Timmon, agar seseorang dapat menjadi wirausaha unggul. 

jika  disimak, beberapa dari tips tersebut sesuai dengan karakter 

wirausaha yang telah dibahas sebalumnya: 

1. Total komitmen. Determinasi dan kesabaran 

Seorang wirausaha, terutama pada fase awal membangun bisnis akan 

memberikan waktunya sepenuhnya untuk usahanya. Seorang ibu yang 

berbisnis catering rela bangun sebelum subuh untuk berbelanja dan 

memasak.  

2. Orientasi peluang dan sasaran 

Wirausahawan harus jeli melihat peluang dari setiap perubahan. Bagi 

orang lain itu ancaman, bisa saja baginya itu peluang. Sasaran sangat 

penting karena akan menjadi motivator bagi sebagian besar pebisnis. 

3. Berani berinisiatif dan mengambil tanggungjawab pribadi 

Keistimewaan seorang wirausahawan yang tidak dimiliki karyawan 

yaitu  kebebasan dalam mengambil inisiatif untuk menjalankan ide-ide 

produktif serta berani bertanggung jawab secara pribadi atas segala 

akibat dan dampak dari inisiatifnya itu. 

4. Pemecah masalah yang ulet 

 Menghadapi masalah yang kompleks yaitu  pekerjaan sehari-hari 

pebisnis. Mulai dari aspek pasar, pendanaan, produksi, SDM, ditangai 

oleh wirausaha seorang diri. Hanya keyakinan terhadap tujuan yang 

membuat wirausahawan mampu mengurai semua persoalan yang 

muncul silih berganti dan mencari solusi. 

5. Mencari dan memanfaatkan umpan balik 

 Wirausahawan harus berpijak pada dunia nyata, dan diunia nyata yang 

paling penting yaitu  pelanggan dan karyawan. Ke luar, umpan balik 

harus terus menerus dicari dan dimanfaatkandalam pengembangan 

produk dan perbaikan layanan. Ke dalam, umpan balik karyawan harus 

difasilitasi dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk peningkatan 

kinerja perusahaan.  

6. Internal focus of control 

 Yaitu orang yang terkendali secara internal, yang memiliki keyakinan 

bahwa nasibnya sebagian besar tergantung dari dirinya sendiri. 

Keyakinan yang kuat terhadap diriinilah yang membuat seorang 

wirausahawan banyak berorientasi “bertindak mulai dari diri sendiri, 

dan sekarang juga”.  Tindakan-tindakan konkret itulah yang kemudian 

menentukan nasibnya. 

7. Pencari resiko moderat 

 Wirausaha perlu lebih berani mengambil resiko dibanding orang 

kebanyakan. Seorang wirausaha perlu menimbang resiko dengan 

matang. Perilaku otak kanan radikal yang impulsive sangat berbahaya 

bagi bisnis. Resiko moderatlah yang diambil berdasarkan pertimbangan 

pasar dan sumberdaya yang dimiliki. 

8. Kreatif realistis 

 Kreativitas bisnis berbeda dengan kreativitas seniman yang sering tak 

berpijak di bumi. Kreativitas bisnis harus dapat diterima oleh 

masyarakat luas sebagai nilai-nilai yang memberi manfaat. 

 

D. Inti Wirausaha 

Inti dari jiwa kewirausahaan yaitu  jiwa yang mampu menciptakan 

nilai tambah dari keterbatasan (Suharno, 2008).  Inti dari wirausaha sendiri, 

dikenal dengan konsep CORE, yaitu : 

Curiousity : Seseorang harus memiliki rasa keingintahuan yang besar  

                         sebelum menjadi wira usaha yang baik 


Opennes  : Harus memiliki keterbukaan berpikir tanpa melakukan  

   pretense atau mencurigai sesuatu 

Risk   : Keberanian untuk mengambil resiko 

Energy   : Memiliki daya juang “warior” yang memiliki energi  

                           yang tinggi untuk mencapai sukses.  mengulas 4 keutamaan individiu pebisnis yang 

ditulis oleh Robert C.Solomon, yaitu: 

1. Kejujuran 

Kejujuran dianggap sebagai sifat utama yang harus dimiliki oleh 

wirausahawan. 

2. Kewajaran 

yaitu  kesediaan memberikan apa yang wajar atau yang bisa diterima 

kepada semua pihak yang terlibat dalam transaksi 

3. Kepercayaan 

Ditempatkan dalam hubungan timbal balik, saling percaya. Wirausaha 

yang memiliki keutamaan ini bersedia menerima mitranya sebagai 

pihak yang dapat diandalkan. Kepercayaan dibangun kerena 

pengalaman dan reputasi. 

4. Keuletan 

Ketahanan terhadap berbagai situasi sulit. Hal ini yang membuat 

pebisnis dapat bangkit lagi setelah menderita kegagalan berulang-

ulang. Wirausaha yang berhasil umumnya amat tahan terhadap situasi 

yang bergejolak bahkan seringkali tak terkendali.  

Dengan semakin berkembangnya dunia wirausaha, pelaku usaha 

seyogyanya tetap menjunjung nilai-nilai etika keutamaan yang dapat 

menjamin kelanggengan usaha dalam jangka panjang. Sebagai seorang 

wirausaha, nilai-nilai keutamaan tersebut hendaknya tidak dianggap 

sebagai hambatan melainkan tantangan untuk mencapainya agar usaha 

dapat berjalan berkelanjutan. Dengan demikian secara batin kesuksesan 

usaha akan diimbangi dengan kebahagiaan rohani. 

 

III . PELUANG USAHA 

 

A. Eksploitasi Imajinasi dan Intuisi Usaha 

Sifat wirausahawan yaitu  selalu mencari dan melihat peluang yang 

tersembunyi dengan gagasan baru dan bekerja keras untuk merubah 

peluang menjadi kenyataan. Kreativitas dalam memunculkan ide memiliki 

peranan penting dalam inovasi produk sebuah usaha. 

menjelaskan bahwa kreativitas menjadikan peluang sebagai ide praktis 

yang dapat diterapkan ke pekerjaan sehari-hari memerlukan kemampuan 

pengembangan ide (divergen) dan kemampuan mengerucutkan ide 

(konvergen).  Contohnya Seorang wirausaha yang melihat limbah perca di 

sekitar rumah, terlebih dahulu akan mengembangkan ide, bisa dijadikan 

apa ya? Aksesoris? Boneka? Hiasan dinding? tudung saji? Dan lain 

sebagainya. Setelah itu seorang wirausaha perlu mengerucutkan ide itu tadi 

sehingga lebih fokus dan realistis untuk dijalankan.  

dalam karyanya berjudul 

Atistic Researh Tool for Scientific Minds mengemukakan bahwa kemajuan 

usaha dipengaruhi oleh mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi. 

1. Rasa bawah sadar 

Rasa bawah sadar yaitu  berupa proses mental, bisa berbentuk 

pikiran, ide dan perasaan yang muncul dalam pikiran tanpa kita sadari. 

Konsep dan pikiran kita berasal dari bawah sadar kemudian rasa sadar kita 

digunakan untuk menguji konsep itu, apakah diterima atau ditolak 

Misalnya saat seseorang sedang berbincang-bincang serius, tiba-tiba 

melintas dalam pikirannya untuk menemui seseorang untuk menawarkan 

barang. Saat perbincangan serius selesai, orang tersebut berusaha 

mengingat apa yang tadi melintas.  

2. Imajinasi 

Ide juga bisa muncul melalui imajinasi. Imajinasi ada 2, yaitu 

imajinasi pasif (contohnya mimpi, lamunan) dan imajinasi reproduksi 

(contohnya imajinasi di bidang sains). Imajinasi reproduksi didukung oleh 

kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu, orang ini 

mengobservasi, ingin memliki dan ingin mewujudkan idenya. Imajinasi 

seperti ini disebut juga imajinasi kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif yaitu  

penemuan baru, yang bisa berupa benda, konsep, ide maupun model . 

3. Intuisi 

Definisi intuisi yaitu  ”pengetahuan mendadak yang diperoleh tanpa 

sadar”. Bisa diartikan pula sebagai pengertian yang diperoleh mendadak 

tentang kebenaran. Istilah lain dari intuisi yaitu  ”knowing without 

knowing why I know”. Contoh intuisi yaitu  saat seorang wirausaha 

sedang menanam bunga, tiba-tiba melintas ide dalam benaknya tentang 

cara meningkatkan penjualan.  

Pada dasarnya semua orang memiliki intuisi. Proses mental bawah 

sadar yang menciptakan intuisi bisa distimulasi agar lebih produktif. Salah 

satu caranya yaitu  dengan mencatat, segera setelah ide tersebut muncul.  

 

B. Menilai Peluang Usaha Baru 

Peluang usaha bisa muncul dari mana-mana. Baik muncul dari diri 

sendiri  melalui intuisi maupun melalui hasi pencarian ide yang dilakukan 

secara sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor di luar diri 

(tawaran, lokasi straegis, permintaan pasar, bahan baku melimpah, dsb). 

Beberapa hal yang perlu diingat oleh seorang wirausaha dalam melihat 

peluang yaitu  

1. Pengalaman dan objektifitas 

Pengalaman akan membantu seorang wirausaha dalam menilai 

sebuah peluang usaha. Misalnya pengalaman seseorang berdagang pakaian 

batik akan membantunya menilai peluang membuka konveksi pakaian 

batik. Pengalaman bisa berasal dari apa yang pernah dilakukannya, bisa 

juga melalui konsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman. Selain itu 

objektivitas dalam menilai sebuah peluang juga diperlukan sehingga usaha 

yang dijalani sudah diawali dengan perhitungan yang matang. 

2. Kedekatan pasar 

Salah satu kesalahan dalam wirausaha yaitu ada kecenderungan 

hanya faktor kemampuan berproduksi saja yang diutamakan, sedangkan 

kemampuan untuk memenuhi keinginan konsumen kurang diperhatikan. 

Mestinya memproduksi untuk bisa dijual, bukan sekedar memproduksi apa 

yang dapat dibuat. 

3. Pemahaman teknis 

Kurangnya pemahaman teknis terutama bagi produk baru akan 

menghambat atau mengakibatkan tertundanya pendirian usaha baru. 

Sebaiknya saat melihat peluang usaha, seorang wirausaha segera mencari 

tahu sedetail mungkin persiapan teknis yang dibutuhkan untuk 

menjalankan usaha tersebut, sehingga saat usaha dimulai tidak banyak 

waktu dan biaya terbuang karena faktor teknis.  

4. Kebutuhan finansial 

Perlu dihitung biaya yang dibutuhkan untuk produk baru, termasuk 

biaya coba-coba. Pengadaan alat, pelatihan SDM, dan lain-lain. Besarnya 

kebutuhan ini akan membantu menentukan harga serta kapan dan 

bagaimana break event point (BEP) dapat dicapai. 

5. Diferensiasi produk 

Terutama untuk membedakan produk maupun jasa yang akan 

ditawarkan, dengan produk pesaing. Peluang akan semakin besar jika 

seorang wirausaha mampu menawarkan produk yang memiliki nilai lebih 

atau berbeda dari yang sudah ada. 

6. Pemahaman aspek hukum 

Terutama berkaitan dengan masalah hak cipta, merk dagang, hak 

paten, dll (SIUT, SIUP, SIUJK,TDP, NPWP, PKP). Pemahaman terhadap 

aspek hukum membantu mengurangi faktor resiko.  

Hal-hal yang disebutkan di atas, bukanlah untuk menakut-nakuti 

seorang calon wirausaha untuk memulai usahanya, tapi agar seorang 

wirausaha bisa mensikapi peluang dengan cerdas sehingga lebih dekat 

dengan keberhasilan. Menilai peluang sebaiknya tidak dilakukan terlalu 

lamban, karena peluang yang ada bisa hilang atau diambil orang. Seorang 

wirausaha harus bisa bergerak dan berpikir dengan cepat.  

Suharno (2008)  memberikan fakta dan tips untuk membantu seorang 

wirausaha menilai peluang usaha maupun usaha yang sedang dijalani, 

sebagai berikut: 

1. Fakta 

a. Pada umumnya semua jenis produk memiliki peluang 

mencetak keuntungan dan kerugian. Permasalahannya bukan 

pada produk tapi pada pasarnya. Bisa saja seorang wirausaha 

menjalankan bisnis yang tampaknya bergengsi ataupun 

eksklusif, tapi kalau produk itu tidak laku, apa artinya?  

b. Sebagian besar usaha mengalami kebangkrutan bukan 

disebabkan oleh persaingan, melainkan oleh 

kekurangmampuan mengelola SDM. Banyak perusahaan bisa 

tumbuh dengan cepat kemudian bangkrut 

c. Banyak yang mengira bisnis yang dimulai dengan hobi akan 

maju pesat. Faktanya, bisnis memang membantu wirausaha 

mengetahui seluk beluk kegiatan yang terkait dengan hobi 

tersebut. Ketika hobi menjadi bisnis, wirausaha perlu 

mencermati pola jual beli yang layak agar bisa 

menguntungkan usahanya.   

d. Menjual produk yang murah belum tentu laku. Banyak 

produk yang harganya sangat mahal justeru lebih laku dari 

pesaingnya yang menawarkan harga murah. 

Permasalahannya yaitu  pada nilai yang akan diterima 

pembeli. Bisa jadi karena dengan harga semahal itu 

konsumen merasa memperoleh sesuatu, mungkin kualitas 

produk, kualitas pelayanan, atau soal gengsi. Wirausaha yang 

cermat memprediksi selera pasar, akan punya peluang 

keberhasilan lebih besar. 

e. Banyak orang mengira membuka usaha yang belum dilaukan 

orang lain punya peluang maju lebih besar. Faktanya, dengan 

membuka usaha baru yang belum dilakukan orang lain 

seorang wirausaha harus melakukan investasi uang dan 

waktu yang lebih besar untuk meyakinkan konsumen bahwa 

produk yang ditawarkan bermanfaat bagi konsumen. 

 

2. Tips  

a. Wirausaha perlu mencari sesuatu yang membuatnya senang, 

misalnya: makanan, pendidikan, interior, fashion, perbankan, dll. 

Tidak usah dipikirkan kegiatan itu menguntungkan atau tidak, 

yang penting ia dapat memilih dan melakukan kegiatan yang 

menyenangkan. 

b. Setelah mengumpulkan kegiatan yang menyenangkan, seorang 

wirausaha bisa mulai memilih salah satu dari kegiatan tersebut 

yang pasarnya benar-benar bagus. Misalnya seorang wirausaha 

menyenangi kegiatan yang berkaitan dengan makanan, maka ia 

bisa memilih mana yang pasarnya lebih bagus: usaha catering, 

membuka warung makan, membuat kue kering, minuman ringan, 

bisnis hantaran makanan/parcel, atau menjadi penulis resep 

inovatif di majalah-majalah? 

c. Setelah memilih dengan mantap, wirausaha perlu mencari tentang 

pesaing dalam bidang usaha tersebut. Dengan mengetahui kualitas 

dan kuantitas pesaing wirausaha dapat mengukur kemampuannya 

dalam membangun usaha. 

C. Analisis SWOT  

Analisis SWOT yaitu  identifikasi berbagai faktor secara 

sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika 

yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang 

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan 

(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis 

berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang 

diambil. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus 

menganalisis faktor-faktor strategis suatu usaha (kekuatan, kelemahan, 

peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut 

dengan Analisis Situasi.  

Model yang paling populer untuk analisis situasi yaitu  analisis 

SWOT . Analisis SWOT membandingkan antara faktor 

ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor 

internal kekuatan (strengths dan kelemahan (weakness). 

    Gambar 2. Diagram Analisis SWOT (Sumber: Rangkuti, 2006) 

Pada gambar di atas dapat dilihat kondisi yang berbeda pada tiap kuadran: 

a. Kuadran 1 :  

Situasi yang sangat menguntungkan, ada sinergi antara kekuatan yang 

dimiliki dan peluang. Wirausaha dapat melancarkan kebijakan agresif 

(growth oriented strategy) berkaitan dengan usaha atau produknya. 

1. mendukung 

strategi agresif 

2. mendukung 

strategi 

diversifikasi 

4. mendukung 

strategi difensif 

3. mendukung strategi 

turn around 

Opportunities 

Strength Weakness 

Threats 


 

b. Kuadran 2 : 

 Meskipun menghadapi perbagai ancaman, tapi masih ada kekuatan 

internal yang dimiliki. Strategi yang harus digunakan yaitu  strategi 

diversifikasi produk/pasar agar usaha dapat berjalan 

c. Kuadran 3 : 

Peluang pasar besar, tapi ada kendala internal (contohny