usaha 2
a permintaan
terhadap produk tinggi tapi secara internal sedang mengalami masalah
SDM). Strategi yang dapat dilakukan yaitu mengurangi masalah atau
kendala internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik
d. Kuadran 4:
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan, secara internal banyak
kelemahan sementara ancaman dari luar cukup banyak dalam kondisi ini
strategi yang diunakan yaitu stratgi defensif, yang penting usaha bisa
terus bertahan.
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor strategis usaha
yaitu matrik SWOT. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
a. Strategi SO
strategi ini dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
ini yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman
c. Strategi WO
strategi ini diterapkan bardasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
strategi ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman. (Rangkuti, 2006).
D. Profil Usaha
Secara garis besar ada 5 jenis usaha antara lain, yaitu:
1. Usaha ekstraktif
Usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha
yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut, hasil hutan.
2. Usaha agraris
Mencakup usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil-hasil
pertanian (agrobisnis) atau usaha apapun yang dapat dihasilkan atau diolah
dari bidang pertanian, perkebunan maupun peternakan.
3. Usaha industri
Pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi, atau modifikasi
menjadi produk yang baru. Industri dapat dibedakan berdasarkan komoditi
yang dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan.
4. Usaha jasa
Bentuk usaha ini yaitu memberikan layanan atau service. Bisa
berupa tenaga, keahlian, maupun ide. Contoh usaha ini yaitu biro jasa
pengurusan surat (bpkb, stnk, pasport, dll), lembaga konsultan, kursus, dsb.
5. Usaha perdagangan
Penjualan berbagai produk, baik dalam skala besar maupun kecil.
IV. BUSINESS PLAN
A. Pengertian Business Plan
Perencanaan (planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan
guna mencapai hasil yang diinginkan (Supriyadi dan Widodo, 2002).
Seorang wirausaha yang ingin berhasil dalam menjalankan usahanya, perlu
membuat perencanaan agar memiliki tahapan yang jelas dalam mencapai
tujuannya. Perencanaan tersebut dinamakan perencanaan usaha atau
business plan.
Business plan yaitu dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik
internal maupun eksternal mengenai perussahanaan untuk memulai suatu
usaha. Isinya seringkali yaitu perencanaan terpadu menyangkut
pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia Business plan yang disusun oleh seorang wirausaha perlu
dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga tampak jelas tahapan yang akan
dilakukan, serta bisa membantu wirausaha melihat prospek bisnisnya
secara menyeluruh, serta hal-hal apa saja yang belum dipikirkan.
merumuskan tujuan pembuatan business plan, antara lain:
menyatakan seseorang sebagai pemilik dan pemegang inisiatif
dalam membuka usaha baru. Wirausaha yakin akan keberhasilan
usahanya dan mampu meyakinkan orang lain bahwa mereka tidak
akan merugi jika ikut dalam bisnis tersebut, misalnya saat
mengajukan pinjaman ke bank, mencari investor, dll.
mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan.
Misalnya produsen bersedia memasok barang ke dalam bisnis
tersebut, atau perusahaan yang lebih besar bersedia memberikan
pekerjaan atau kontrak.
dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau
memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bergabung dalam usaha.
Berguna saat akan melakukan merger atau akuisisi, saat usaha akan
bergabung dengan perusahaan lain, atau akan dijual.
Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang terlibat
dalam usaha tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam membuat business plan:
tujuan yang ditetapkan kurang masuk akal
pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam perencanaan bisnis
pengusaha tidak dapat menangkap ancaman dan kelemahan
bisnisnya sendiri
konsumen tidak mengharapkan adanya barang atau jasa yang
ditawarkan
untuk mengurangi resiko kegagalan dalam membuat perencanaan, ada
baiknya seorang wirausaha bertanya kepada konsultan atau orang lain yang
lebih ahli.
B. Kerangka Rencana Usaha
Untuk mengurangi resiko kegagalan, pembuat rencana usaha perlu
memperhatikan informasi seputar usaha yang akan dirintis, antara lain:
1. Informasi tentang produk, mencakup:
a. jenis, spesifikasi dan desain produk
b. manfaat produk
c. mutu dan selera yang diminati
d. teknologi prosessingnya
e. distribusi barang dari produsen ke konsumen
f. kebutuhan bahan baku dan industri
g. perilaku konsumen
2. Informasi pasar, mencakup;
a. perkiraan besarnya permintaan pasar untuk menentukan perkiraan
volume penjualan
b. calon konsumen
c. lokasi dan penyebaran konsumen
d. tata niaga
e. pelayanan, penyerahan dan pengiriman barang
f. pesaing
g. produk pengganti
3. Informasi pendanaan, mencakup:
a. penyandang dana: bank atau pihak lain
b. kebijakan dan persyaratan kredit
4. Informasi pendukung yang lain, mencakup:
a. aspek hukum dan sosial terkait
b. aspek kelembagaan dan administrasi
c. aspek ketenagakerjaan
d. aspek bahan baku, lahan produksi, transportasi, komunikasi, bahan
baku pembantu, dll
Setelah memiliki berbagai informasi yang dapat memberikan
gambaran mengenai usaha yang akan dijalani, langkah selanjutnya yaitu
menuangkan rencana usaha/ business plan ke dalam bentuk tulisan.
Kerangka dari rencana usaha yang akan disusun, terdiri atas:
1. Nama perusahaan
Nama usaha yang akan dijalani, harus dipikirkan baik-baik
karena akan memberikan dampak dalam jangka panjang. Beberapa
wirausaha memberi nama perusahaannya sesuai dengan nama/ merk
produknya. Canon dan Wichert (Alma 2005) menyatakan ciri-ciri merk
yang baik yaitu : pendek, sederhana, mudah dieja,mudah diingat, enak
dibaca, tidak menghasilkan nada sumbang, tidak ketinggalan jaman, ada
hubungan dengan produk, bila diekspor mudah dibaca oleh orang
mancanegara, tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain, memberi
sugesti pada orang untuk menggunakan produk tersebut.
2. Lokasi, meliputi pertimbangan:
a. produktivitas lahan
b. strategi letak, berhubungan dengan sarana transportasi, komunkasi
kegiatan ekonomi, kegitan pendidikan, pemukiman,objek wisata, dll
Selain kedua hal diatas pemilihan lokasi juga berkaitan dengan fungsi
tempat tersebut. Misalnya untuk kantor badan usaha, untuk tempat
produksi saja, untuk showroom, dll
3. komoditi yang akan diusahakan
Ada banyak alasan mengapa seorang wirausaha memilih komoditi
yang akan ditekuni dan dipasarkan. menyebutkan hal-hal
yang menjadi pertimbangan dipilihnya suatu komoditi,yaitu:
a. membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha
tertetu, baik berupa barang-barang ataupun jasa
b. kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan
c. adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan
orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama.
4. Konsumen yang dituju
Prospek konsumen didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya.
Jika usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu jangkauan konsumen
yang dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha berbentuk pertokoan.
5. Prospek pasar dan persaingan, meliputi:
a. faktor jumlah penduduk atau calon konsumen
b. faktor pengembangan sektor baru
c. faktor kecenderungan permintaan terhadap produk
d. faktor daya beli masyarakat
6. Partner yang akan diajak kerjasama
Partnership yaitu suatu asosiasi atau persekutuan 2 orang atau lebih
untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. (Musselman &
Hughes, 1964). Meski demikian, pada kenyataannya ada juga partnership
yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Adanya partnership dapat
mengatasi beberapa kelemahan yang ada pada bentuk usaha
perorangan. membagi partnership menjadi 2 jenis, yaitu:
a. General partnership
Semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis. Mereka
semua ikut memikul tanggung jawab tidak terbatas, termasuk terhadap
utang-utang bisnis.
b. Limited partnership
Memiliki sekurang-kurangnya satu orang anggota yang bertanggung
jawab tidak terbatas sementara anggota lainnya bertanggung jawab secara
terbatas. Anggota yang memiliki tanggungjawab terbatas (limited partner)
tidak memiliki suara dalam mengoperasikan perusahaan sehari-hari, tapi
berhak atas laba yang pembagiannya ditetapkan bersama.
7. Personil yang dipercaya untuk menjalankan usaha
Pemetaan kebutuhan personil sejak awal akan membantu saat
usaha berjalan atau berkembang. Beberapa usaha pada awalnya tidak
membutuhkan banyak karyawan, namun dengan pembuatan rencana usaha
dapat diperkirakan perkembangan bisnis serta kapan dan berapa
peningkatan jumlah karyawan dibutuhkan. Seorang wirausaha yang baik
akan berupaya melakukan delegasi sehingga tidak semua pekerjaan
dilakukan sendiri, sehingga kemungkinan usaha berkembang akan semakin
besar. merinci kebutuhan personil yang akan menjalankan
usaha menjadi 7 C sebagai berikut: Capability, capacity, character,
credibility, comitment, creativity.
8. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Secara finansial modal dapat berupa dana sendiri atau dana dari
pihak luar.dana sendiri bisa berupa tempat, tabungan, warisan atau hibah
yang sudah diberikan orang kepada wirausaha (bukan investasi). Modal
dari luar bisa didapat dari investor, kerjasama atau pinjaman misalnya
kredit dari bank. Jika wirausaha ingin mengajukan kredit dari bank, perlu
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
a. akte pendirian usaha
b. surat ijin tempat usaha (SITU)
c. nomor pokok wajib pajak (NPWP)
d. surat jaminan kredit
e. laporan neraca rugi laba
f. tanda daftar perusahaan
g. studi kelayakan
9. Peralatan perusahaan
Peralatan yang perlu disediakan yaitu yang sesuai dengan
kepentingan dan jenis usaha. Penyediaan peralatan usaha bisa dilakukan
secara bertahap, pada tahap awal disediakan yang betul-betul diperlukan.
Setelah usaha berkembang peralatan bisa dilengkapi sehingga produksi
maupun pelayanan semakin baik. Tahapan penyediaan peralatan akan baik
jika dapat direncanakan sejak awal, sehingga bisa diperhitungkan sistem
pembiayaan pembelian dan pemeliharaan peralatan.
10. Penyebaran promosi
Promosi memiliki peranan penting untuk memperkenalkan produk,
sehingga produk tersebut bisa terpasarkan. Besar kecilnya promosi serta
metode yang dipilih tergantung pada jenis usaha yang akan dijalankan.
Promosi perlu direncanakan sehingga biayanya juga dapat diperhitungkan.
Alma (2005) mengulas tentang elemen-elemen promosi yang biasa
digunakan, antara lain:
advertising : iklan di berbagai media
personal selling : tenaga penjual, baik yang di toko (pramuniaga)
maupun yang dari rumah ke rumah (salesman)
sales promotion: korting, obral, hadiah, kupon, dll yang bisa
membuat konsumen tertarik
public relation: pemberian informasi kepada masyarakat tentang
perusahaan baik menyangkut produk, manajemen, dsb sehingga
masyarakat memiliki citra baik terhadap perusahaan maupun
produk.
memberikan kiat dalam mempromosikan produk, yaitu:
memiliki nilai tambah
nilai tambah tersebut harus dikomunikasikan
dikomunikasikan kepada orang yang tepat
dalam jumlah banyak
dengan cara yang tepat
pada waktu dan tempat yang tepat
, wirausaha bisa memilih cara promosi yang
dinilainya efektif, misalnya dengan memasang papan nama, spanduk,
membagikan flyer, menjadi sponsor, membuat event gratis atau discount.
C. Bentuk Formal Business Plan
Business Plan yang akan diajukan kepada investor atau calon
rekanan perlu ditulis dalam bentuk yang sistematis dan formal. Rencana
usaha harus disusun secara lengkap karena seluruh isinya akan menjadi
pertimbangan bagi investor. Penyusunan Business Plan secara lengkap
sebagai berikut:
1. Ringkasan
Menginformasikan perpektif dengan panjang uraian tidak lebih dari
tiga halaman. Ringkasan merupakan uraian yang cerdas tentang rencana
yang lengkap. Penulisan ringkasan dilakukan setelah seluruh rencana
perusahaan ditulis lengkap, sehingga deskirpsi tertentu dari setiap segmen
dapat diidentifikasikan untuk dicantumkan dalam ringkasan.
Pernyataan yang dipilih untuk segmen ringkasan seyogyanya dapat
menyentuh perusahaan itu sendiri, kesempatan pasar, kebutuhan finansial
dan proyeksi, serta riset atau teknologi khusus mengenai perusahaan, yang
diungkapkan secara ringkas.
2. Deskripsi perusahaan
Menyebutkan nama perusahaan, latar belakang industri dinyatakan
untuk trend masa sekarang dan masa yang akan datang, potensi dijelaskan
secara menyeluruh. Gambar dan foto dapat juga disertakan.
3. Segmen pemasaran
Tingkat penjualan diproyeksikan dari analisis dan riset pasar,
pengaruh langsung ukuran operasi manufaktur, rencana pemasaran, jumlah
hutang dan modal ekuitas yang akan digunakan. Investor akan tertarik
jika pada bagian ini wirausaha mampu meyakinkan bahwa ada pasar,
proyeksi penjualan akan tercapai dan persaingan dapat dihadapi. Berikut
beberapa aspek pemasaran yang perlu dipertimbangkan untuk merinci
seluruh rencana pasar, menjelaskan sesuatu yang harus dilakukan, cara
melakukannya dan yang melakukan:
a. Pasar homogen dan segmen pasar
pasar ini yaitu suatu kelompok dimana setiap orang yang ada di
dalamnya membutuhkan produk atau jasa yang dirancang dengan cara
baru. Dalam menjelaskan pasar ini:
Disusun berdasarkan hal-hal yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen: harga, kualitas pelayanan, hubungan langsung.
Ada daftar konsumen potensial yang telah menyatakan tertarik pada
produk disertai keterangan tentang minat mereka, Jika ada konsumen
yang menyatakan kesediaan untuk membeli, dapat ditunjukkan
Jika rencana ditujukan pada perusahaan yang telah ada, disertakan
identifikasi konsumen yang paling dominan dan trend penjualan
Ada penjelasan tentang seluruh potensi pasar
Proyeksi penjualan dibuat minimal selama 3 tahun
Membahas faktor-faktor yang paling berpengaruh pada
perkembangan pasar (tren industri, tren ekonomi sosial,
kebijaksanaan pemerintah, perpindahan penduduk)
Mengemukakan tuuan tren pasar masa lalu
Menunjukkan semua sumber data dan metode yang digunakan
Mengestimasikan pangsa pasar dan penjualan dalam unit dan satuan
harga untuk tiga tahun ke depan
Perkembangan penjualan perusahaan dan pangsa pasar yang
diestimasikan dihubungkan dengan industri basis konsumen
b. Analisis persaingan
Dalam bagian ini dibahas tentang perbandingan produk yang
bersaing berdasarkan harga, jasa atau pelayanan dan ciri yang relevan.
Dikemukakan pula informasi yang dimiliki mengenai tindakan pesaing
yang dapat menyebabkan perbaikan produk dan pengembangan posisi.
Pangsa pasar pesaing, penjualan dan distribusi serta kemampuan produk
pesaing perlu juga dibahas.perhatian difokuskan pada kemampuan dan
trend laba setiap pesaing.
c. Kebijaksanaan penetapan harga
harga yang ditetapkan harus tepat agar dapat menembus pasar,
menjaga posisi pasar dan menghasilkan laba.
Sejumlah strategi penetapan harga dipelajari dengan cermat lalu satu
diantaranya dikemukakan dengan pasti
Kebijaksanaan penetapan harga yang diambil dibandingkan dengan
kebijaksanaan pesaing utama
Membahas batas laba kotor antara manufaktur dan biaya penjualan
akhir lalu mengemukakan pertimbangan apakah batas tersebut cukup
besar sehingga memungkinkan bagi distribusi, penjualan, garansi dan
biaua pelayanan, untuk amortisasi pengembangan dan biaa
perlengkapa serta laba
d. Rencana periklanan
menyebutkan rencana partisipasi pameran perdagangan, periklanan
baik melalui majalah , terutama untuk usaha manufaktur
membahas tentang perilakanan dan kampanya promosi untuk
mengenalkan produk dan jenis bantuan penjualan yang akan
diberikan kepada dealer
mengemukakan jadwal dan biaya promosi dan periklanan. Jika
periklanan akan menjadi pengeluaran biaya yang penting perlu juga
disertakan gambar yang menunjukkan cara dan waktu terjadinya
pembiayaan.
e. Strategi pasar, mencakup pembahasan tentang:
tipe kelompok konsumen yang dijadikan sasaran upaya penjualan
intensif untuk pertama kali
kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran upaya penjualan
berikutnya
metode identifikasi dan hubungan dengan konsumen potensial dalam
kelompok-kelompok ini
ilustrasi tentang produk: kualitas, harga, pengiriman, garansi dsb
konsep pemasaran yang inovatif yang akan meningkatkan daya tarik
produk
4. Segmen riset, desain dan pengembangan
Mencakup riset, desain dan perkembangan yang berhubungan
dengan biaya. Investor perlu mengetahui status proyek dalam bentuk asli
dan jadwal yang tertunda. Agar lebih komprehensif wirausahawan dapat
mencari bantuan teknis dalam menyiapkan bahasan yang rinci. skema, sket
gambar dan model sering kali merupakan faktor yang perlu disertakan.
5. Segmen manufaktur
Penjelasan lokasi perusahaan baru. Tempat yang dipilih disesuaikan
dengan ketersediaan karyawan, jumlah upah, kedekatan dengan
pemasok dankonsumen serta dukungan masyarakat
Pajak lokal dan persyaratan wilayah dipisahkan, dan merintis
dukungan bank daerah untuk perusahaan baru
Membahas produksi yang diperlukan, berkenaan dengan fasilitas
yang diperlukan untuk menyelenggarakan perusahaan baru serta
perlengkapan yang sudah tersedia. Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan juga yaitu pemasok, biaya transportasi , jumlah
karyawan, tingkat upah dan jabatan yang memerlukan keterampilan
Mengemukakan data biaya yang berhubungan dengan setiap faktor di
atas. Informasi keuangan yang digunakan disini selanjutnya diajukan
pada proyeksi keuangan.
6. Segmen manajemen
Mengidentifikasikan personel inti, jabatan dan tanggung jawabnya,
serta pengalaman karir yang membedakan mereka menurut peran tertentu.
Tiap anggota tim manajemen mendapatkan resume yang lengkap mengenai
hal ini. Secara memadai bab ini perlu memberikan penjelasan mengenai:
struktur organisasi
tim manajemen dan personal inti
pengelaman dan kecakapan teknis personal
struktur kepemilikan dan perjanjian kompensasi
lembaga direktur dan konsultan luar serta penasehat
7. Segmen resiko
Mengidentifikasikan resiko potensial:
akibat trend yang tidak mendukung dalam industri
biaya manufaktur aau desain yang melampaui estimasi
persaingan baru yang tidak terencanakan
8. Segmen keuangan
Menunjukkan kemampuan perkembangan pelaksanaannya melalui
pro forma neraca,laporan pendapatan dan laporan aliran kas.
a. Performa neraca
Memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu.
Disajikan pada tahap awal, tengah tahunan selama tahun tahun pertama
dan pada akhir setiap tiga tahunan. Neraca menyajikan rincian aset
untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan dan menunjukan
arah pembiayaannya. Investor akan melihat proyeksi neraca untuk
menetapkan apakah rasio hutang, modal kerja, perputaran persediaan
dsb masih berada dalam batas yang dapat diterima, untuk menetapkan
pembiayaan di masa mendatang yang diproyeksikan untuk perusahaan.
b. Laporan pendapatan
Mengilustrasikan hasil operasi yang diproyeksikan berdasarkan laba
dan rugi.
9. Segmen jadwal batas waktu
Mencakup penetapan waktu dan tujuan, batas akhir waktu dan
hubungan peristiwa.
10. Apendiks dan atau daftar pustaka
Disini dilampirkan pula surat-surat yang berkaitan dengan usaha,
misalnya surat ijin pendirian, surat ijin gangguan, dll.
Selanjutnya Mahfoedz & Machfoedz (2005) memberikan panduan
untuk menyajikan business plan agar lebih mudah diterima, yaitu:
1. tampilan fisik : business plan hendaknya diketik dan dijilid dengan
bersih dan rapi
2. ketebalan : sebaiknya tidak lebih dari 40 halaman, sehingga penulisan
rencana dibuat seefisien mungkin agar ringkas namun tetap dapat
menarik perhatian investor
3. sampul dan halaman judul : menunjukkan nama perusahaan, alamat
dan nomor telepon, bulan dan tahun penyusunan.
4. Ringkasan : cukup dua halaman, berisi penjelasan ringkas tentang
status perusahaan, produk, manfaat bagi konsumen, prakiraan
keuangan, tujuan perusaan dalam tiga sampai tujuh tahun, jumlah
modal yang dibutuhkan dan manfaat yang diperoleh investor.
5. Daftar isi : disusun rapi, menyajikan daftar setiap bagian rencana
perusahaan dan ditandai dengan nokor halaman untuk setiap bagian.
6. Susunan materi dalam rencana usaha, perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
rencana perusahaan berorientasi ke masa depan
menghindari pernyataan yang berlebihan
menunjukkan bukti tim wirausaha yang efektif
tidak menciptakan variasi berleibhan
menarik perhatian pembaca, antara lain dengan tampilan yang
khas, unik, serta judul dan ringkasan yang menarik.
V. MANAJEMEN USAHA
A. Manajemen Produksi
Konsep produksi berpedoman bahwa konsumen akan mendukung
produk yang tersedia dengan harga terjangkau. Karena itu manajer harus
berfokus pada perbaikan produksi dan efisiensi distribusi.
Konsep produksi merupakan falsafah yang dapat diterapkan dalam
dua macam situasi :
1. pada waktu permintaan atas produk melampaui persediaan
2. pada waktu biaya produksi terlalu tinggi dan diperlukan penurunan
biaya
Konsep produk
Konsep produk merupakan pedoman bagi penjual bahwa konsumen
akan mendukung produk yang menawarkan kualitas, bentuk dan ciri yang
inovatif. Karena itu perusahaan harus secara berkesinambungan
meningkatkan kualitas produk. (Machfoedz dan machfoedz, 2006).
Produksi perlu dikelola sesuai dengan pasar, terutama bagi usaha yang
melakukan produksi barang perlu menjaga kualitas produksi dan
memperhatikan pasar sehingga tidak merugi. Suharno (2008) memberikan
panduan dalam mengelola produksi, yaitu:
1. Materi yang baik
wirausaha perlu mencari tahu bagaimana mendapatkan materi atau
bahan baku yang berkualitas dengan harga yang wajar, kalau perlu
hutang. Prinsipnya yaitu ”barang siapa bisa mendapatkan barang
yang baik dan murah maka semakin berpeluang menjual dengan
mudah dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik”.
2. Proses yang baik
diupayakan agar proses produksi bisa berjalan dengan baik, mencakup
kelancaran pembuatan, kecepatan, volume yang dihasilkan serta
kualitasnya.
3. Penyimpanan
proses penyimpanan perlu diperhatikan agar konsumen bisa menikmati
dengan aman dan baik. Proses penyimpanan tidak hanya pada barang
jadi tapi juga bahan baku.
4. Pemakaian
Dalam memproduksi perlu dilihat apakah sudah ada petunjuk atau
informasi cara menggunakan produk dengan tepat. Sehingga tidak
terjadi complain terhadap kualitas produk tapi sebetulnya masalahnya
yaitu karena pemakaian yang kurang tepat.
5. Sistem kontrol
Diperlukan adanya sistem kontrol untuk memantau proses produksi
berjalan dengan baik, menghasilkan produk yang berkualitas dan
sesuai dengan pesanan konsumen. Sistem kontrol dimulai dengan
penerimaan bahan baku, proses produksi, kemasan, penyimpanan,
hingga distribusi. Salah satu faktor penting yang perlu dikontrol yaitu
sumber daya manusia yang terlibat dalam seluruh proses produksi.
B. Manajemen Sumber Daya Manusia/ Personalia
Sumber daya manunisa (SDM) dalam kewirausahaan yaitu
individu-individu yang memberikan sumbangan berharga pada pencapaian
tujuan organisasi. Sumbangan ini berupa ”produktivitas” dari individu
tersebut. Produktivitas dapat bernilai uang maupun bukan uang.
Produktivitas yang bukan uang antara lain hasil penelitian, ide, sistem, dll.
Produktivitas individu biasanya dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan, usia, pengalaman, jabatan dalam organisasi, dll.
Pada awal saat usaha baru dibangun, lazimnya wirausaha menangani
sendiri usahanya. Sumber daya manusia lain terlibat sebagai rekanan,
konseptor maupun pemodal. Saat usaha berkembang, delegasi menjadi
faktor penting bagi kelanjutan sebuah usaha. Adanya delegasi
memungkinkan seorang wirausaha mengembangkan bisnisnya menjadi
lebih luas, atau wirausaha dapat mengkonsentrasikan dirinya pada fungsi
yang lebih penting selain pekerjaan harian.
menyebutkan empat langkah penting untuk menyediakan SDM, yaitu:
1. Penarikan tenaga kerja/perekrutan (recruitment), dapat berasal dari:
individu dalam organisasi : dapat berupa promosi atau
kenaikan jabatan, mutasi atau pindah jabatan/wilayah kerja.
individu dari luar organisasi , dapat berasal dari:
- organisasi pesaing
- badan penempatan tenaga kerja
- lembaga pendidikan dan latihan
- calon pekerja langsung
2. Seleksi (screening), dapat dilakukan dengan cara:
tertulis
wawancara
test bakat keterampilan
test kepribadian
test kesehatan
test berkas data
3. Pelatihan (training), merupakan proses pengembangan kualitas SDM
agar lebih produktif. Dalam pelatihan perlu penentuan:
penentuan materi pelatihan
penentuan program pelatihan
penanganan program pelatihan
teknik penyampaian program pelatihan
4. Penilaian hasil kerja (performance appraisal), dilakukan oleh atasan
kepada staf dibawahnya. Penilaian harus objektif dan memiliki
norma yang jelas, pada umumnya berdasar pada peningkatan
produktivitas atau kualitas kerja antara waktu yang lalu dengan
waktu yang sekarang.
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran yaitu analisis, perencanaan, implementasi,
dan pengendalian program yang dipolakan untuk menciptakan,
membangun dan mempertahankan pertukaran manfaat dengan pembeli
dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan . Pemasaran merupakan faktor penting karena meskipun
produk yang diproduksi berkualitas namun jika pemasaran kurang baik
maka aliran uang menjadi kurang lancar dan usaha sulit berkembang.
Konsep pemasaran diaplikasikan oleh bagian pemasaran, yang
berfungsi untuk menaksir jumlah permintaan produk perusahaan,
meningkatkan permintaan dan melayaninya.Konsep pemasaran harus
berorientasi pada kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran berorientasi
menciptakan rasa senang pada pihak konsumen dengan menawarkan nilai
produk, barang atau jasa yang mereka butuhkan. Pemasaran yang strategis
didasarkan pada 3 elemen
pokok : falsafah pemasaran, segmentasi pasar dan perilaku konsumen.
Secara umum ada 3 kelompok falsafah pemasaran:
1. Dorongan produksi
Produksi merupakan penekanan utama, penjualan terjadi setelah
produksi. Falsafah ini seringkali diterapkan pada perusahaan
berteknologi tinggi
2. Dorongan penjualan
Berfokus pada personal selling dan periklanan untuk mempengaruhi
konsumen agar membeli produk. Falsafah ini banyak dianut saat
persediaan di pasar berlebih.
3. Dorongan konsumen
Mengutamakan kebutuhan melalui riset pasar agar lebih memahami
lokasi atau subjek pasar dan untuk mengembangkan suatu strategi yang
diarahkan pada kelompok.
Diantara ketiga falsafah tersebut, dorongan konsumen merupakan
yang paling efektif.
Untuk menunjang jalannya pemasaran produk, wirausaha perlu
menyusun strategi pemasaran. Strategi pemasaran yaitu rencana
pemanfaattan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran terdiri atas unsur berikut:
1. Menentukan pasar sasaran, yaitu sekelompok orang yang kebutuhannya
dipenuhi oleh produk perusahaan. Pemilihan pasar sasaran dilakukan
dengan mempelajari pasar potensial untuk mengetahui pengaruh yang
mungkin terjadi pada penjualan, biaya dan laba perusahaan.
2. Menciptakan bauran pemasaran, yaitu memperkirakan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhan pasar
3. Perencanaan pasar yang strategis, perkembangan strategi pasar dimulai
dengan penilaian lingkungan pemasaran, efektivitas program atau
strategi pemasaran yang telah ada, pasar potensial dan kebutuhannya
serta ketersediaan sumber daya dihimpun dan dianalisis. Kemudian
tujuan pemasaran dirinci untuk dirumuskan. Tujuan ini harus
dikembangkan untuk disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Selanjutnya, pasar sasaran diseleksi dan bauran pemasaran didesain
untuk menjangkau pasar tersebut. Produk, penetapan harga, distribusi
dan strategi promosi perlu dikoordinasikan menjadi suatu bauran yang
terpadu. Langkah terakhir dalam perencanaan ini yaitu mengevaluasi
pelaksaaan strategi pemasaran. menegaskan bahwa ujung dari pemasaran yaitu
transaksi penjualan. Wirausaha harus mengupayakan agar transaksi bisa
terjadi, untuk itu wirausaha perlu memahami ramuan pemasaran
(marketing mix), yaitu:
1. Product (produk),
mencakup keragaman produk, mutu, desain,karakteristik, merek
dagang, kemasan, ukuran, pelayanan dan jaminan.
2. Price (harga),
mencakup harga agen, harga eceran, diskon, kemudahan, sistem
pembayaran dan fasilitas kredit. Dalam menentukan harga
perlu melihat harga produk pesaing dan biaya produksi. menguraikan strategi penetapan harga yaitu:
a. Price discrimination, yaitu menetapkan beberapa skema harga
yang berbeda untuk produk yang sama. Ada tiga pendekatan:
First degree price discrimination: memberlakukan harga yang
berbeda untuk konsumen yang berbeda. Misalnya: tiket pesawat
terbang
Second degree price discrimination : memberlakukan harga yang
berbeda untuk konsumen yang sama.misalnya harga grosir dan
harga eceran, tergantung jumlah barang yang dibeli.
Third degree price discrimination: memberlakukan harga
berbeda untuk pasar yang berbeda. Makin besar potensi pasar,
makin rendah harganya.
b. Two part pricing, yaitu menerapkan dua harga yang saling
berkesinambungan.
c. Block pricing , yaitu memberikan pilihan kepada konsumen untuk
membeli semuanya atau tidak sama sekali. Dikenal dengan ”harga
borongan”.
d. Commodity bundling, beberapa produk yang tidak sejenis dijual
dalam 1 paket harga. Misalnya paket tur, yang mencakup hotel,
transport, makan, tiket masuk, dll
e. Peak load pricing, yaitu menetapkan harga tertinggi untuk
kesempatan tertentu. Misalnya harga tiket pesawat yang tinggi
pada musim liburan.
f. Randomized pricing, dengan tidak berterus terang dengan harga
produk, ditawarkan berbeda dengan harga yang fleksibel.,
misalnya harga souvenir di tempat pariwisata.
3. Place (tempat),
mencakup lokasi usaha, distribusi produk, persediaan barang
4. Promotion (promosi),
ada empat cara yang umum digunakan yaitu:
a. Direct selling / penjualan langsung : meskipun produk belum tentu
dibeli, tapi informasi yang disampaikan ke konsumen bisa sekaligus
promosi. Efektif untuk produk industri yang membutuhkan
penjelasan mengenai manfaat, cara penggunaan, penyimpanan,
pemeliharaan, dll
b. Sales promotion / promosi penjualan: bisa dilakukan dengan diskon,
atau pemberian hadiah. Meskipun keuntungan menjadi berkurang
tapi targetnya yaitu berani mencoba.
c. Public relation / humas: kegiatan untuk meningkatkan citra usaha.
Misalnya dengan mengadakan lomba, kegiatan sosial, dll. Akan
lebih baik jika kegiatan yang diadakan berhubungan dengan usaha
yang dilakukan.
d. Advertising / iklan : papan nama, iklan baris, brosur dll.
D. Manajemen Keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan faktor penting agar usaha bisa
dipertahankan. Pengelolaan keuangan yang baik didukung oleh pencatatan
keuangan yang rinci dan lengkap. Catatan keuangan ini akan sangat
menentukan dalam pengembangan usaha, misalnya saat akan mengajukan
kredit ke bank. Meskipun sebuah usaha berkembang dengan baik, jika
laporan keuanganya tidak jelas, akan sulit membuat pihak investor percaya
bahwa usaha tersebut memang menguntungkan.
mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan seorang wirausaha dalam
mengelola keuangan:
1. Kelancaran aliran uang (cash flow)
Pada awal memulai usaha, aliran uang menjadi lebih penting dari
pada keuntungan. Hal ini dikarenakan secara umum pada tahap awal usaha
keuntungan belum diperoleh. Aliran uang membantu wirausaha
mempertahankan jalannya usaha, dengan adanya perputaran untuk
membeli bahan, mengolah, produksi dan menjual lagi. Pengelolaan aliran
uang perlu diperhitungkan, misalnya saat konsumen meminta produk
dalam jumlah besar tapi pembayaran tidak dilakukan secara tunai.
Akibatnya aliran uang terhenti sehingga untuk mengusahakan bahan
produksi wirausaha harus mengeluarkan modal tambahan .
2. Sistem keuangan
Keahlian yang dibutuhkan dalam mengelola keuangan yaitu
kemampuan membaca laporan keuangan dengan baik dan mampu
memanfaatkan laporan tersebut dengan baik untuk mengambil langkah-
langkah memajukan usaha. Wirausaha harus memiliki catatan keuangan
yang memadai untuk membantu kemudahan mengelola keuangan.
Menyimpan semua data transaksi bisnis disebut dengan pembukuan.
Catatan dalam pembukuan membantu proses pengambilan keputusan
dalam mengelola usaha. Dasar pembukuan mencakup informasi tentang
semua uang yang dibelanjakan (debit) dan semua uang yang diterima
(penjualan atau kredit) setiap harinya. Dari catatan pembukuan, dapat
dibuat tiga ringkasan keuangan yang dapat menunjukkan tiga hal berbeda
dalam bisnis yaitu:
a. Perkiraan arus kas
yaitu rencana yang menunjukkan berapa kira-kira uang yang
masuk (penerimaan kas) dan berapa yang keluar (pembayaran kas) dari
bulan ke bulan dalam jangka pendek. Jumlah uang kas yang dimiliki di
akhir bulan yaitu hasil pengurangan dari uang masuk dengan uang keluar.
Wirausaha perlu mengatur pembayaran dengan baik, karena
meskipun arus kas masuk pada suatu bulan tinggi, tapi karena
pembayarannya juga tinggi maka bisa terjadi defisit. Contoh catatan arus
kas dapat disimak dalam tabel dibawah ini (Suharno, 2008):
Tabel 1. Contoh catatan arus kas (Sumber: Suharno, 2008)
Penerimaan tunai Jan
(Rp ribu)
Feb
(Rp ribu)
Mar
(Rp ribu)
April
(Rp ribu)
Uang kas 700 540 380 -180
Penjualan kas 750 600 600 600
Kas dari penjualan kredit - 250 200 250
Pinjaman - - - 1.200
Total pemasukan 140 1.390 1.180 1.870
Pembayaran kas Jan
(Rp ribu)
Feb
(Rp ribu)
Mar
(Rp ribu)
April
(Rp ribu)
Pembelian tunai 200 300 400 300
Gaji karyawan 500 500 500 500
Pembayaran hutang - - 100 -
Bunga 60 60 60 55
Pengeluaran lain-lain 150 150 300 150
Total pengeluaran 910 1.010 1.360 1.005
Selisih 540 380 -180 865
Dalam kasus yang tergambar dalam tabel diatas pada bulan maret,
pendapatan usaha menurun sedang pengeluaran meningkat karena adanya
pembayaran hutang dan peningkatan pengeluaran lain-lain. Hal yang dapat
dilakukan agar tidak terjadi kerugian pada bulan maret:
pengendalian pengeluaran lain-lain pada bulan Maret
menunda pembayaran hutang menjadi bulan April
melakukan upaya peningkatan penjualan pada bulan April
Pada contoh di atas pada bulan April tidak ada peningkatan penjualan
sehingga wirausaha harus melakukan pinjaman pada pihak lain. Perkiraan
arus kas akan membantu memperkirakan kondisi kas di waktu yang akan
datang .Kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari dapat
diperkirakan dengan mempelajari apa yang terjadi sebelumnya melalui
neraca.
b. Neraca
Menunjukkan nilai bisnis pada suatu tertentu. Neraca perusahaan
menggambarkan perusahaan tersebut bisa dikatakan sehat atau tidak.
Neraca perusahaan menunjukkan asset (barang yang dimiliki) dan
kewajiban (biasanya hutang).
Aset mencakup tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, bahan
mentah dan barang-barang lain. Kewajiban mencakup hutang yang harus
dibayar, salah satunya ke agen/distributor. Dari sini wirausaha dapat
memeriksa apakah ia dapat membayar hutang atau tidak.
Neraca memperlihatkan bahwa usaha yang dilakukan memiliki pinjaman
Rp.2000.000; kas Rp.400.000, uang di bank Rp.500.000, dan piutang Rp
450.000 atau total Rp 1.350.000. dengan kata lain wirausaha dapat
melunasi hutang jika piutang sudah tertagih.
Tabel 2. Contoh Neraca (Sumber: Suharno, 2008)
Aset Rp ribu Kewajiban Rp ribu
kas 400 Kreditor 250
Uang di bank 500 Pinjaman 2000
Piutang 450 Uang sendiri 1000
Peralatan 1350 Keuntungan penjualan 450
Stok 1000
Total pengeluaran 3700 Total pendapatan 3700
c. Catatan laba rugi
Catatan laba rugi menunjukkan uang yang masuk dan keluar pada
jangka waktu tertentu dan menunjukkan banyaknya uang yang didapat dan
dibelanjakan. Perhitungan ini berbeda dengan perkiraan arus kas karena
menunjukkan jumlah pendapatan, bukan hanya uang kas. Dari perhitungan
dapat mengetahui usaha untung atau rugi (Suharno, 2008). Contoh:
Laba rugi PT Mandiri tahun 2003
Penjualan bersih
Beban langsung
Keuntungan kotor
Beban usaha
Beban pegawai
Keperluan kantor
Sewa kantor
Komunikasi
Asuransi
Transportasi
Beban umum
Beban lain-lain
Laba sebelum pajak
: Rp. 600.000.000
: Rp. 300.000.000
: Rp. 300.000.000
: Rp. 100.000.000
: Rp. 20.000.000
: Rp. 10.000.000
: Rp. 10.000.000
: Rp. 3.000.000
: Rp. 10.000.000
: Rp. 10.000.000
: Rp. 20.000.000
: Rp. 183.000.000
: Rp. 177.000.000
Dari catatan di atas tampak bahwa laba sebesar Rp 117 juta
sebelum dipotong pajak. Laba tersebut nilainya sebesar 19,5% dari
omset penjualan yang besarnya Rp.600 juta. Secara umum nilai
perbandingan laba dengan omset sebesar 19% sudah cukup baik.
Dalam catatan keuangan diperlukan adanya klasifikasi jenis-jenis
pengeluaran dan pendapatan. Dalam catatan laba rugi ada istilah beban
langsung dan beban usaha. Beban langsung biasanya mencakup
pengeluaran yang langsung berhubungan dengan produk yang dijual.
Misalnya, wirausaha membuka usaha warung makan maka beban
langsungnya yaitu pembelian bahan baku masakan. Semakin tinggi
penjualan akan semakin tinggi pula beban langsung. Sementara beban
usaha yaitu pengeluaran yang selalu, baik ada penjualan maupun
tidak ada penjualan. Contohnya gaji pegawai, sewa tempat usaha,
tagihan telepon dan listrik.
Perlu diperhatikan bahwa pembukuan hendaknya sederhana dan
mudah dimengerti. Dengan menguasai pembukuan keuangan
sepenuhnya, maka ketika usaha berkembang menjadi besar, wirausaha
tidak perlu menyimpan sendiri uang perusahaan (bisa didelegasikan)
serta tidak tercampur dengan uang pribadi.
VI. BISNIS SYARIAH
A. Sistem Ekonomi Islam
Sistem Ekonomi Islam bersumber pada ketentuan Al Qur’an dan
Sunnah, berisi tentang nilai persaudaraan, rasa cinta, peghargaan terhadap
waktu, dan kebersamaan. Sistem ekonomi Islam meliputi:
1. Mengakui hak milik individu sepanjang tidak merugikan masyarakat
2. Individu mempunyai perbedaan yang dapat dikembangkan berdasarkan
potensi masing-masing
3. Adanya jaminan sosial dari negara untuk masyarakat terutama dalam
pemenuhan kebutuhan pokok manusia
4. Mencegah konsentrasi kekayaan pada sekolompok kecil orang yang
memiliki kekuasaan lebih
5. Melarang praktek penimbunan barang sehingga mengganggu distribusi
dan stailitas harga
6. Melarang praktek asosial (mal bisnis)
Danupranata (2006) menguraikan bahwa sistem ekonomi Islam dapat
lebih memenuhi tujuan di banding sistem ekonomi yang lain, dapat dilihat
dari hal-hal berikut:
Sistem ekonomi Islam ingin mencapai kemakmuran duniawi dan
ukhrowi, sementara sistem ekonomi lain hanya kemakmuran duniawi
Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerataan dapat terwujud tapi
keadilan diabaikan
Dalam sistem kapitalis, keadilan dapat terwujud sedangkan pemerataan
bertentangan dengan ideologi yang ditanamkan
Teori ekonomi modern banyak terinspirasi oleh sistem ekonomi
Islam, antara lain syirkah (serikat dagang), suftaja (bill of exchange),
hiwala (letter of credit), dar-ut Tiraz (BUMN), ma’una (bank swasta).
Wirausaha muslim hendaknya mempelajarai literature ekonomi Islam agar
bisa menjalankan usaha yang bermanfaat dunia dan akherat. Pada
aplikasinya wirausaha muslim menggunakan prinsip ekonomi nur (khair)
yaitu prinsip ekonomi didasarkan konsep Ketuhanan secara fungsional.
B. Lembaga Keuangan Syariah
Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan
prinsip islam yaitu terbebas dari unsure riba. Untuk menghilangkan
sistem riba dilakukan sistem musyarakah dan mudharabah. Aktivitas
lembaga keuangan syariah membantu wirausaha mendapatkan:
Prinsip at ta’wun, yaitu saling tolong menolong diantara anggota
masyarakat untuk kebaikan
Prinsip menghindari al iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan
membiarkannya menganggur tidak untuk transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu lembaga keuangan syariah yang berperan dalam
perkembangan ekonomi saat ini yaitu bank syariah. Aturan dalam bank
syariah bisa menjadi acuan untuk transaksi yang terjadi dalam wirausaha
syariah. Konsep dasar transaksi muammalah dalam bank syariah, yaitu :
1. Prinsip wadiah (simpanan): dalam bank konvensional disebut giro.
2. Prinsip syarikah (bagi hasil): yaitu tatacara pembagian hasil usaha
antara penyedia dana dan pengelola dana. Terbagi menjadi 2,
mudharabah dan musyakarah
3. Prinsip tijaroh (jual beli/pengembalian keuntungan); Bank syariah
dapat melakukan transaksi jual beli, dengan cara bank membeli barang
kemudian dijual kepada nasabah dengan margin tertentu sebagai
keuntungan.
4. Prinsip al ajr (sewa/pengambilan fee) : bank membeli barang yang
diiginkan nasabah, kemdian menyewakannya dalam waktu yang telah
disepakati
5. Prinsip al qard (biaya administrasi) : dilakukan oleh lembaga keuangan
yang tidak menghimpun dana. Bentuk kegiatan yang dilakukan adakah
nonprofit.
C. Bisnis Syariah
mengemukakan makna bisnis syariah yaitu
sebuah aktivitas usaha yang mendasarkan pada aturan yang tertuang dalam
Al Qur’an dan al Hadits, Qiyas dan ijma’. Pengertian diatas mendasarkan
pada kaidah umum hukum syara tentang amal (perbuatan) yaitu “Al-ashlu
fil af’al al taqawud bil hukmi syar’i” (hukum asal dari perbuatan yaitu
terikat pada hukum syara). Seorang wirausaha muslim perlu
mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah dalam usaha yang ditekuninya.
Usaha syariah memiliki kekhasan tersendiri. Laspriyana menguraikan
kekhasan tersebut antara lain:
a. Selalu berpijak pada nilai-nilai ruhiyah
Nilai ruhiyah yaitu kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai
makhluk Allah yang berwujud ketaatan. Aspek ruhiyah terwujud dalam
tiga aspek yaitu konsep, sistem yang diberlakukan dan pelakunya.
b. Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram
Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta
(tahqiqul manath) terhadap praktek bisnis yang shahih dan yang salah.
Disamping itu juga harus paham dasar-dasar nash yang dijadikan
hukumnya (tahqiqul hukmi).
c. Benar secara syar’iy dalam implementasi
Ada kesesuaian antara teori dan praktek, antara apa yang telah dipahami
dan yang diterapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung
dan rugi secara material.
d. Berorientasi pada hasil dunia dan akherat
Tujuan bisnis yaitu mendapatkan keuntungan, dan diperbolehkan dalam
islam. Dalam bisnis syariah seorang wirausaha tidak hanya berorientasi
pada keuntungan semata, tapi juga kebahagiaan di hari akhir. Oleh karena
itu dia harus menjadikan apa yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah
dan menjadi pahala di hadapan allah, hal itu terwujud jika semua yang kita
lakukan selalu mendasarkan pada aturan-nya yaitu syariah islam.
Merza Gamal (pengkaji social ekonomi Islam) menyampaikan
bahwa seorang wirausaha muslim diwajibkan melaksanakan secara penuh
dan ketat semua etika bisnis yang ditata oleh Al Quran pada saat
melakukan semua transaksi, yaitu :
1. Adanya ijab qabul (tawaran dan penerimaan) antara dua pihak yang
melakukan transaksi
2. Kepemilikan barang yang ditransaksikan itu benar dan sah
3. Komoditas yang ditransaksikan berbentuk harta yang bernilai
4. Harga yang ditetapkan merupakan harga yang potensial dan wajar
5. Adanya opsi bagi pembeli untuk membatalkan kontrak jika
mendapatkan kerusakan pada komoditas yang akan diperjualbelikan
(khiyar ar- ru’yah)
6. Adanya opsi bagi pembeli untuk membatalkan kontrak yang terjadi
dalam jangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak (khiyar
asy-syarth)
Tuntunan berwirausaha dengan menggunakan prinsip Islam dapat
ditiru dari Nabi Muhammad SAW. Berikut yaitu lima hal yang selalu
dipraktikkan nabi dalam berdagang:
1. Tidak berbohong dan menipu mengenai barang yang akan dijual
2. Kepada pelanggan yang tidak mampu membayar kontan hendaknya
diberi waktu untuk melunasi. Bila betul-betul tidak mampu membayar
setelah masa tenggat pengunduran maka ikhlaskan
3. Menjauhi sumpah palsu untuk mengelabui pembeli
4. Selalu benar dalam timbangan dan takaran
Aturan-aturan perdagangan, penyimpanan, investasi dll telah diatur dalam
agama Islam. Wirausaha yang memperhatikan aturan usaha dalam Islam
dan menggunakan prinsip syariah akan mendapatkan jalan usaha yang
lebih aman (secara syar’iy) dan halal.