usaha 2

Jumat, 06 Desember 2024

usaha 2


 



a permintaan 

terhadap produk tinggi tapi secara internal sedang mengalami masalah 

SDM). Strategi yang dapat dilakukan yaitu  mengurangi masalah atau 

kendala internal sehingga dapat merebut  peluang pasar yang baik 

d. Kuadran 4: 

Kondisi yang sangat tidak menguntungkan, secara internal banyak 

kelemahan sementara ancaman dari luar cukup banyak dalam kondisi ini 

strategi yang diunakan yaitu  stratgi defensif, yang penting usaha bisa 

terus bertahan. 

Alat yang digunakan untuk menyusun faktor strategis usaha 

yaitu  matrik SWOT. Matrik ini dapat menghasilkan empat set 

kemungkinan alternatif strategis. 


a. Strategi SO 

 strategi ini dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan 

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 

b. Strategi ST 

 ini yaitu  strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki 

perusahaan untuk mengatasi ancaman 

c. Strategi WO 

 strategi ini diterapkan bardasarkan pemanfaatan peluang yang ada 

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 

d. Strategi WT 

strategi ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan 

yang ada serta menghindari ancaman. (Rangkuti, 2006). 

D. Profil Usaha 

Secara garis besar ada 5 jenis usaha antara lain, yaitu: 

1. Usaha ekstraktif 

Usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha 

yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut, hasil hutan. 

2. Usaha agraris 

Mencakup usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil-hasil 

pertanian (agrobisnis) atau usaha apapun yang dapat dihasilkan atau diolah 

dari bidang pertanian, perkebunan maupun peternakan.   

3. Usaha industri 

Pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi, atau modifikasi 

menjadi produk yang baru. Industri dapat dibedakan berdasarkan komoditi 

yang dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan. 

4. Usaha jasa 

Bentuk usaha ini yaitu  memberikan layanan atau service. Bisa 

berupa tenaga, keahlian, maupun ide. Contoh usaha ini yaitu  biro jasa 

pengurusan surat (bpkb, stnk, pasport, dll), lembaga konsultan, kursus, dsb.  

5. Usaha perdagangan 

Penjualan berbagai produk, baik dalam skala besar maupun kecil.  


IV. BUSINESS PLAN 

 

A. Pengertian Business Plan 

Perencanaan (planning) yaitu  penentuan serangkaian tindakan 

guna mencapai hasil yang diinginkan (Supriyadi dan Widodo, 2002). 

Seorang wirausaha yang ingin berhasil dalam menjalankan usahanya, perlu 

membuat perencanaan agar memiliki tahapan yang jelas dalam mencapai 

tujuannya. Perencanaan tersebut dinamakan perencanaan usaha atau 

business plan. 

Business plan yaitu  dokumen tertulis yang disiapkan oleh 

wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik 

internal maupun eksternal mengenai perussahanaan untuk memulai suatu 

usaha. Isinya seringkali yaitu  perencanaan terpadu menyangkut 

pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia  Business plan yang disusun oleh seorang wirausaha perlu 

dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga tampak jelas tahapan yang akan 

dilakukan, serta bisa membantu wirausaha melihat prospek bisnisnya 

secara menyeluruh, serta hal-hal apa saja yang belum dipikirkan. 

 merumuskan tujuan pembuatan business plan, antara lain: 

 menyatakan seseorang sebagai pemilik dan pemegang inisiatif 

dalam membuka usaha baru. Wirausaha yakin akan keberhasilan 

usahanya dan mampu meyakinkan orang lain bahwa mereka tidak 

akan merugi jika ikut dalam bisnis tersebut, misalnya saat 

mengajukan pinjaman ke bank, mencari investor, dll. 

 mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-

perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan. 

Misalnya produsen bersedia memasok barang ke dalam bisnis 

tersebut, atau perusahaan yang lebih besar bersedia memberikan 

pekerjaan atau kontrak.  

 dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau 

memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bergabung dalam usaha. 

 Berguna saat akan melakukan merger atau akuisisi, saat usaha akan 

bergabung dengan perusahaan lain, atau akan dijual. 

 Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang terlibat 

dalam usaha tersebut.  

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam membuat business plan: 

 tujuan yang ditetapkan kurang masuk akal 

 pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam perencanaan bisnis 

 pengusaha tidak dapat menangkap ancaman dan kelemahan 

bisnisnya sendiri 

 konsumen tidak mengharapkan adanya barang atau jasa yang 

ditawarkan 

untuk mengurangi resiko kegagalan dalam membuat perencanaan, ada 

baiknya seorang wirausaha bertanya kepada konsultan atau orang lain yang 

lebih ahli. 

 

B. Kerangka Rencana Usaha 

Untuk mengurangi resiko kegagalan, pembuat rencana usaha perlu 

memperhatikan informasi seputar usaha yang akan dirintis, antara lain: 

1. Informasi tentang produk, mencakup: 

a. jenis, spesifikasi dan desain produk 

b. manfaat produk 

c. mutu dan selera yang diminati 

d. teknologi prosessingnya 

e. distribusi barang dari produsen ke konsumen 

f. kebutuhan bahan baku dan industri 

g. perilaku konsumen 

2. Informasi pasar, mencakup; 

a. perkiraan besarnya permintaan pasar untuk menentukan perkiraan 

volume penjualan 

b. calon konsumen 

c. lokasi dan penyebaran konsumen 

d. tata niaga 

e. pelayanan, penyerahan dan pengiriman barang 

f. pesaing 

g. produk pengganti 

3. Informasi pendanaan, mencakup: 

a. penyandang dana: bank atau pihak lain 

b. kebijakan dan persyaratan kredit 

4. Informasi pendukung yang lain, mencakup: 

a. aspek hukum dan sosial terkait 

b. aspek kelembagaan dan administrasi 

c. aspek ketenagakerjaan 

d. aspek bahan baku, lahan produksi, transportasi, komunikasi, bahan 

baku pembantu, dll 

Setelah memiliki berbagai informasi yang dapat memberikan 

gambaran mengenai usaha yang akan dijalani, langkah selanjutnya yaitu  

menuangkan rencana usaha/ business plan ke dalam bentuk tulisan. 

Kerangka dari rencana usaha yang akan disusun, terdiri atas: 

1. Nama perusahaan 

Nama usaha yang akan dijalani, harus dipikirkan baik-baik 

karena akan memberikan dampak dalam jangka panjang. Beberapa 

wirausaha memberi nama perusahaannya sesuai dengan nama/ merk 

produknya. Canon dan Wichert (Alma 2005) menyatakan ciri-ciri merk 

yang baik yaitu : pendek, sederhana, mudah dieja,mudah diingat, enak 

dibaca, tidak menghasilkan nada sumbang, tidak ketinggalan jaman, ada 

hubungan dengan produk, bila diekspor mudah dibaca oleh orang 

mancanegara, tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain, memberi 

sugesti pada orang untuk menggunakan produk tersebut. 

 

2. Lokasi, meliputi pertimbangan: 

a. produktivitas lahan 

b. strategi letak, berhubungan dengan sarana transportasi, komunkasi 

kegiatan ekonomi, kegitan pendidikan, pemukiman,objek wisata, dll 

Selain kedua hal diatas pemilihan lokasi juga berkaitan dengan fungsi 

tempat tersebut. Misalnya untuk kantor badan usaha, untuk tempat 

produksi saja, untuk showroom, dll 

3. komoditi yang akan diusahakan 

Ada banyak alasan mengapa seorang wirausaha memilih komoditi 

yang akan ditekuni dan dipasarkan.  menyebutkan hal-hal 

yang menjadi pertimbangan dipilihnya suatu komoditi,yaitu: 

a. membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha 

tertetu, baik berupa barang-barang ataupun jasa 

b. kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan 

c. adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan 

orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama. 

4. Konsumen yang dituju 

Prospek konsumen didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. 

Jika usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu jangkauan konsumen 

yang dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha berbentuk pertokoan. 

5. Prospek pasar dan persaingan, meliputi: 

a. faktor jumlah penduduk atau calon konsumen 

b. faktor pengembangan sektor baru 

c. faktor kecenderungan permintaan terhadap produk 

d. faktor daya beli masyarakat 

6. Partner yang akan diajak kerjasama 

Partnership yaitu  suatu asosiasi atau persekutuan 2 orang atau lebih 

untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. (Musselman & 

Hughes, 1964). Meski demikian, pada kenyataannya ada juga partnership 

yang tujuannya bukan untuk mencari laba.  Adanya partnership dapat 

mengatasi beberapa kelemahan yang ada  pada bentuk usaha 

perorangan.  membagi partnership menjadi 2 jenis, yaitu: 

a. General partnership 

Semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis. Mereka 

semua ikut memikul tanggung jawab tidak terbatas, termasuk terhadap 

utang-utang bisnis. 

b. Limited partnership 

Memiliki sekurang-kurangnya satu orang anggota yang bertanggung 

jawab tidak terbatas sementara anggota lainnya bertanggung jawab secara 

terbatas. Anggota yang memiliki tanggungjawab terbatas (limited partner) 

tidak memiliki suara dalam mengoperasikan perusahaan sehari-hari, tapi 

berhak atas laba yang pembagiannya ditetapkan bersama.   

7. Personil yang dipercaya untuk menjalankan usaha 

Pemetaan kebutuhan personil sejak awal akan membantu saat 

usaha berjalan atau berkembang. Beberapa usaha pada awalnya tidak 

membutuhkan banyak karyawan, namun dengan pembuatan rencana usaha 

dapat diperkirakan perkembangan bisnis serta kapan dan berapa 

peningkatan jumlah karyawan dibutuhkan. Seorang wirausaha yang baik 

akan berupaya melakukan delegasi sehingga tidak semua pekerjaan 

dilakukan sendiri, sehingga kemungkinan usaha berkembang akan semakin 

besar. merinci kebutuhan personil yang akan menjalankan 

usaha menjadi 7 C sebagai berikut: Capability, capacity, character, 

credibility, comitment, creativity. 

8. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia 

Secara finansial modal dapat berupa dana sendiri atau dana dari 

pihak luar.dana sendiri bisa berupa tempat, tabungan, warisan atau hibah 

yang sudah diberikan orang kepada wirausaha (bukan investasi). Modal 

dari luar bisa didapat dari investor, kerjasama atau pinjaman misalnya 

kredit dari bank. Jika wirausaha ingin mengajukan kredit dari bank, perlu 

dilengkapi persyaratan sebagai berikut: 

a. akte pendirian usaha 

b. surat ijin tempat usaha (SITU) 

c. nomor pokok wajib pajak (NPWP) 

d. surat jaminan kredit 

e. laporan neraca rugi laba 

f. tanda daftar perusahaan 

g. studi kelayakan 

9. Peralatan perusahaan 

Peralatan yang perlu disediakan yaitu  yang sesuai dengan 

kepentingan dan jenis usaha. Penyediaan peralatan usaha bisa dilakukan 

secara bertahap, pada tahap awal disediakan yang betul-betul diperlukan. 

Setelah usaha berkembang peralatan bisa dilengkapi sehingga produksi 

maupun pelayanan semakin baik. Tahapan penyediaan peralatan akan baik 

jika dapat direncanakan sejak awal, sehingga bisa diperhitungkan sistem 

pembiayaan pembelian dan pemeliharaan peralatan. 

10.  Penyebaran promosi 

Promosi memiliki peranan penting untuk memperkenalkan produk, 

sehingga produk tersebut bisa terpasarkan. Besar kecilnya promosi serta 

metode yang dipilih tergantung pada jenis usaha yang akan dijalankan. 

Promosi perlu direncanakan sehingga biayanya juga dapat diperhitungkan. 

Alma (2005) mengulas tentang elemen-elemen promosi yang biasa 

digunakan, antara lain: 

 advertising : iklan di berbagai media 

 personal selling : tenaga  penjual, baik yang di toko (pramuniaga) 

maupun yang dari rumah ke rumah (salesman) 

 sales promotion:  korting, obral, hadiah, kupon, dll yang bisa 

membuat konsumen tertarik 

 public relation: pemberian informasi kepada masyarakat tentang 

perusahaan baik menyangkut produk, manajemen, dsb sehingga 

masyarakat memiliki citra baik terhadap perusahaan maupun 

produk. 

  memberikan kiat dalam mempromosikan produk, yaitu:  

 memiliki nilai tambah 

 nilai tambah tersebut harus dikomunikasikan 

 dikomunikasikan kepada orang yang tepat 

 dalam jumlah banyak 

 dengan cara yang tepat 

 pada waktu dan tempat yang tepat 

, wirausaha bisa memilih cara promosi yang 

dinilainya efektif, misalnya dengan memasang papan nama, spanduk, 

membagikan flyer, menjadi sponsor, membuat event gratis atau discount.  

 

C. Bentuk Formal Business Plan 

Business Plan yang akan diajukan kepada investor atau calon 

rekanan perlu ditulis dalam bentuk yang sistematis dan formal. Rencana 

usaha harus disusun secara lengkap karena seluruh isinya akan menjadi 

pertimbangan bagi investor. Penyusunan Business Plan secara lengkap 

sebagai berikut: 

1. Ringkasan 

Menginformasikan perpektif dengan panjang uraian tidak lebih dari 

tiga halaman. Ringkasan merupakan uraian yang cerdas tentang rencana 

yang lengkap. Penulisan ringkasan dilakukan setelah seluruh rencana 

perusahaan ditulis lengkap, sehingga deskirpsi tertentu dari setiap segmen 

dapat diidentifikasikan untuk dicantumkan dalam ringkasan.  

Pernyataan yang dipilih untuk segmen ringkasan seyogyanya dapat 

menyentuh perusahaan itu sendiri, kesempatan pasar, kebutuhan finansial 

dan proyeksi, serta riset atau teknologi khusus mengenai perusahaan, yang 

diungkapkan secara ringkas. 

2. Deskripsi perusahaan 

Menyebutkan nama perusahaan, latar belakang industri dinyatakan 

untuk trend masa sekarang dan masa yang akan datang, potensi dijelaskan 

secara menyeluruh. Gambar dan foto dapat juga disertakan. 

3. Segmen pemasaran 

Tingkat penjualan diproyeksikan dari analisis dan riset pasar, 

pengaruh langsung ukuran operasi manufaktur, rencana pemasaran, jumlah 

hutang dan modal ekuitas yang akan digunakan. Investor akan tertarik 

jika  pada bagian ini wirausaha mampu meyakinkan bahwa ada pasar, 

proyeksi penjualan akan tercapai dan persaingan dapat dihadapi. Berikut 

beberapa aspek pemasaran yang perlu dipertimbangkan untuk merinci 

seluruh rencana pasar, menjelaskan sesuatu yang harus dilakukan, cara 

melakukannya dan yang melakukan: 

a. Pasar homogen dan segmen pasar 

pasar ini yaitu  suatu kelompok dimana setiap orang yang ada di 

dalamnya membutuhkan produk atau jasa yang dirancang dengan cara 

baru. Dalam menjelaskan pasar ini: 

 Disusun berdasarkan hal-hal yang mempengaruhi keputusan 

pembelian konsumen: harga, kualitas pelayanan, hubungan langsung. 

 Ada daftar konsumen potensial yang telah menyatakan tertarik pada 

produk disertai keterangan tentang minat mereka, Jika ada konsumen 

yang menyatakan kesediaan untuk membeli, dapat ditunjukkan 

 Jika rencana ditujukan pada perusahaan yang telah ada, disertakan 

identifikasi konsumen yang paling dominan dan trend penjualan 

 Ada penjelasan tentang seluruh potensi pasar 

 Proyeksi penjualan dibuat minimal selama 3 tahun 

 Membahas faktor-faktor yang paling berpengaruh pada  

perkembangan pasar (tren industri, tren ekonomi sosial, 

kebijaksanaan pemerintah, perpindahan penduduk) 

 Mengemukakan tuuan tren pasar masa lalu 

 Menunjukkan semua sumber data dan metode yang digunakan 

 Mengestimasikan pangsa pasar dan penjualan dalam unit  dan satuan 

harga untuk tiga tahun ke depan 

 Perkembangan penjualan perusahaan dan pangsa pasar yang 

diestimasikan dihubungkan dengan industri basis konsumen 

b. Analisis persaingan 

Dalam bagian ini dibahas tentang perbandingan produk yang 

bersaing berdasarkan harga, jasa atau pelayanan dan ciri yang relevan. 

Dikemukakan pula informasi yang dimiliki mengenai tindakan pesaing 

yang dapat menyebabkan perbaikan produk dan pengembangan posisi. 

Pangsa pasar pesaing, penjualan dan distribusi serta kemampuan produk 

pesaing perlu juga dibahas.perhatian difokuskan pada kemampuan dan 

trend laba setiap pesaing. 

c. Kebijaksanaan penetapan harga 

 harga yang ditetapkan harus tepat agar dapat menembus pasar, 

menjaga posisi pasar dan menghasilkan laba.  

 Sejumlah strategi penetapan harga dipelajari dengan cermat lalu satu 

diantaranya dikemukakan dengan pasti 

 Kebijaksanaan penetapan harga yang diambil dibandingkan dengan 

kebijaksanaan pesaing utama 

 Membahas batas laba kotor antara manufaktur dan biaya penjualan 

akhir lalu mengemukakan pertimbangan apakah batas tersebut cukup 

besar sehingga memungkinkan bagi distribusi, penjualan, garansi dan 

biaua pelayanan, untuk amortisasi pengembangan dan biaa 

perlengkapa serta laba 

d. Rencana periklanan 

 menyebutkan rencana partisipasi pameran perdagangan, periklanan 

baik melalui majalah , terutama untuk usaha manufaktur 

 membahas tentang perilakanan dan kampanya promosi untuk 

mengenalkan produk dan jenis bantuan penjualan yang akan 

diberikan kepada dealer 

 mengemukakan jadwal dan biaya promosi dan periklanan. Jika 

periklanan akan menjadi pengeluaran biaya yang penting perlu juga 

disertakan gambar yang menunjukkan cara dan waktu terjadinya 

pembiayaan. 

e. Strategi pasar, mencakup pembahasan tentang: 

 tipe kelompok konsumen yang dijadikan sasaran upaya penjualan 

intensif untuk pertama kali 

 kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran upaya penjualan 

berikutnya 

 metode identifikasi dan hubungan dengan konsumen potensial dalam 

kelompok-kelompok ini 

 ilustrasi tentang produk: kualitas, harga, pengiriman, garansi dsb 

 konsep pemasaran yang inovatif yang akan meningkatkan daya tarik 

produk 

4. Segmen riset, desain dan pengembangan 

Mencakup riset, desain dan perkembangan yang berhubungan 

dengan biaya. Investor perlu mengetahui status proyek dalam bentuk asli 

dan jadwal yang tertunda. Agar lebih komprehensif wirausahawan dapat 

mencari bantuan teknis dalam menyiapkan bahasan yang rinci. skema, sket 

gambar dan model sering kali merupakan faktor yang perlu disertakan. 

5. Segmen manufaktur 

 Penjelasan lokasi perusahaan baru. Tempat yang dipilih disesuaikan 

dengan ketersediaan karyawan, jumlah upah, kedekatan dengan 

pemasok dankonsumen serta dukungan masyarakat 

 Pajak lokal dan persyaratan wilayah dipisahkan, dan merintis 

dukungan bank daerah untuk perusahaan baru 

 Membahas produksi yang diperlukan, berkenaan dengan fasilitas 

yang diperlukan untuk menyelenggarakan perusahaan baru serta 

perlengkapan yang sudah tersedia. Faktor lain yang perlu 

dipertimbangkan juga yaitu  pemasok, biaya transportasi , jumlah 

karyawan, tingkat upah dan jabatan yang memerlukan keterampilan 

 Mengemukakan data biaya yang berhubungan dengan setiap faktor di 

atas. Informasi keuangan yang digunakan disini selanjutnya diajukan 

pada proyeksi keuangan. 

6. Segmen manajemen 

Mengidentifikasikan personel inti, jabatan dan tanggung jawabnya, 

serta pengalaman karir yang membedakan mereka menurut peran tertentu. 

Tiap anggota tim manajemen mendapatkan resume yang lengkap mengenai 

hal ini. Secara memadai bab ini perlu memberikan penjelasan mengenai: 

 struktur organisasi 

 tim manajemen dan personal inti 

 pengelaman dan kecakapan teknis personal 

 struktur kepemilikan dan perjanjian kompensasi 

 lembaga direktur dan konsultan luar serta penasehat 

7. Segmen resiko 

Mengidentifikasikan resiko potensial: 

 akibat trend yang tidak mendukung dalam industri 

 biaya manufaktur aau desain yang melampaui estimasi 

 persaingan baru yang tidak terencanakan 

8. Segmen keuangan 

Menunjukkan kemampuan perkembangan pelaksanaannya melalui 

pro forma neraca,laporan pendapatan dan laporan aliran kas.  

a. Performa neraca 

Memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. 

Disajikan pada tahap awal, tengah tahunan selama tahun tahun pertama 

dan pada akhir setiap tiga tahunan. Neraca menyajikan rincian aset 

untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan dan menunjukan 

arah pembiayaannya. Investor akan melihat proyeksi neraca untuk 

menetapkan apakah rasio hutang, modal kerja, perputaran persediaan 

dsb masih berada dalam batas yang dapat diterima, untuk menetapkan 

pembiayaan di masa mendatang yang diproyeksikan untuk perusahaan. 

b. Laporan pendapatan 

Mengilustrasikan hasil operasi yang diproyeksikan berdasarkan laba 

dan rugi.  

9. Segmen jadwal batas waktu 

Mencakup penetapan waktu dan tujuan, batas akhir waktu dan 

hubungan peristiwa. 

10. Apendiks dan atau daftar pustaka 

Disini dilampirkan pula surat-surat yang berkaitan dengan usaha, 

misalnya surat ijin pendirian, surat ijin gangguan, dll. 

Selanjutnya Mahfoedz & Machfoedz (2005) memberikan panduan 

untuk menyajikan business plan agar lebih mudah diterima, yaitu: 

1. tampilan fisik : business plan hendaknya diketik dan dijilid dengan 

bersih dan rapi 

2. ketebalan : sebaiknya tidak lebih dari 40 halaman, sehingga penulisan 

rencana dibuat seefisien mungkin agar ringkas namun tetap dapat 

menarik perhatian investor 

3. sampul dan halaman judul : menunjukkan nama perusahaan, alamat 

dan nomor telepon, bulan dan  tahun penyusunan. 

4. Ringkasan : cukup dua halaman, berisi penjelasan ringkas tentang 

status perusahaan, produk, manfaat bagi konsumen, prakiraan 

keuangan, tujuan perusaan dalam tiga sampai tujuh tahun, jumlah 

modal yang dibutuhkan dan manfaat yang diperoleh investor. 

5. Daftar isi : disusun rapi, menyajikan daftar setiap bagian rencana 

perusahaan dan ditandai dengan nokor halaman untuk setiap bagian. 

6. Susunan materi dalam rencana usaha, perlu memperhatikan hal-hal 

berikut: 

 rencana perusahaan berorientasi ke masa depan 

 menghindari pernyataan yang berlebihan 

 menunjukkan bukti tim wirausaha yang efektif 

 tidak menciptakan variasi berleibhan 

 menarik perhatian pembaca, antara lain dengan tampilan yang 

khas, unik, serta  judul dan ringkasan yang menarik. 

 

V. MANAJEMEN USAHA 

A. Manajemen Produksi 

Konsep produksi berpedoman bahwa konsumen akan mendukung 

produk yang tersedia dengan harga terjangkau. Karena itu manajer harus 

berfokus pada perbaikan produksi dan efisiensi distribusi. 

Konsep produksi merupakan falsafah yang dapat diterapkan dalam 

dua macam situasi : 

1. pada waktu permintaan atas produk melampaui persediaan 

2. pada waktu biaya produksi terlalu tinggi dan diperlukan penurunan 

biaya 

Konsep produk 

Konsep produk merupakan pedoman bagi penjual bahwa konsumen 

akan mendukung produk yang menawarkan kualitas, bentuk dan ciri yang 

inovatif. Karena itu perusahaan harus secara berkesinambungan 

meningkatkan kualitas produk. (Machfoedz dan machfoedz, 2006). 

Produksi perlu dikelola sesuai dengan pasar, terutama bagi usaha yang 

melakukan produksi barang perlu menjaga kualitas produksi dan 

memperhatikan pasar sehingga tidak merugi. Suharno (2008) memberikan 

panduan dalam mengelola produksi, yaitu: 

1. Materi yang baik 

wirausaha perlu mencari tahu bagaimana mendapatkan materi atau 

bahan baku yang berkualitas dengan harga yang wajar, kalau perlu 

hutang. Prinsipnya yaitu  ”barang siapa bisa mendapatkan barang 

yang baik dan murah maka semakin berpeluang menjual dengan 

mudah dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik”.  

2. Proses yang baik 

diupayakan agar proses produksi bisa berjalan dengan baik, mencakup 

kelancaran pembuatan, kecepatan, volume yang dihasilkan serta 

kualitasnya. 

3. Penyimpanan 

proses penyimpanan perlu diperhatikan agar konsumen bisa menikmati 

dengan aman dan baik. Proses penyimpanan tidak hanya pada barang 

jadi tapi juga bahan baku. 

4. Pemakaian 

Dalam memproduksi perlu dilihat apakah sudah ada petunjuk atau 

informasi cara menggunakan produk dengan tepat. Sehingga tidak 

terjadi complain terhadap  kualitas produk tapi sebetulnya masalahnya 

yaitu  karena pemakaian yang kurang tepat. 

5. Sistem kontrol 

Diperlukan adanya sistem kontrol untuk memantau proses produksi 

berjalan dengan baik, menghasilkan produk yang berkualitas dan 

sesuai dengan pesanan konsumen. Sistem kontrol dimulai dengan 

penerimaan bahan baku, proses produksi, kemasan, penyimpanan, 

hingga distribusi. Salah satu faktor penting yang perlu dikontrol yaitu  

sumber daya manusia yang terlibat dalam seluruh proses produksi. 

 

B. Manajemen Sumber Daya Manusia/ Personalia 

Sumber daya manunisa (SDM) dalam kewirausahaan yaitu  

individu-individu yang memberikan sumbangan berharga pada pencapaian 

tujuan organisasi. Sumbangan ini berupa ”produktivitas” dari individu 

tersebut. Produktivitas dapat bernilai uang maupun bukan uang. 

Produktivitas yang bukan uang antara lain hasil penelitian, ide, sistem, dll. 

Produktivitas individu biasanya dipengaruhi oleh latar belakang 

pendidikan, usia, pengalaman, jabatan dalam organisasi, dll. 

Pada awal saat usaha baru dibangun, lazimnya wirausaha menangani 

sendiri usahanya. Sumber daya manusia lain terlibat sebagai rekanan, 

konseptor maupun pemodal. Saat usaha berkembang, delegasi menjadi 

faktor penting bagi kelanjutan sebuah usaha. Adanya delegasi 

memungkinkan seorang wirausaha mengembangkan bisnisnya menjadi 

lebih luas, atau wirausaha dapat mengkonsentrasikan dirinya pada fungsi 

yang lebih penting selain pekerjaan harian. 

menyebutkan empat langkah penting untuk menyediakan SDM, yaitu: 

1. Penarikan tenaga kerja/perekrutan (recruitment), dapat berasal dari: 

 individu dalam organisasi : dapat berupa promosi atau 

kenaikan jabatan, mutasi atau pindah jabatan/wilayah kerja. 

 individu dari luar organisasi , dapat berasal dari: 

- organisasi pesaing 

- badan penempatan tenaga kerja 

- lembaga pendidikan dan latihan 

- calon pekerja langsung 

2. Seleksi (screening), dapat dilakukan dengan cara: 

 tertulis 

 wawancara 

 test bakat keterampilan 

 test kepribadian 

 test kesehatan 

 test berkas data 

3. Pelatihan (training), merupakan proses pengembangan kualitas SDM 

agar lebih produktif. Dalam pelatihan perlu penentuan: 

 penentuan materi pelatihan 

 penentuan program pelatihan 

 penanganan program pelatihan 

 teknik penyampaian program pelatihan 

4. Penilaian hasil kerja (performance appraisal), dilakukan oleh atasan 

kepada staf dibawahnya. Penilaian harus objektif dan memiliki 

norma yang jelas, pada umumnya berdasar pada peningkatan 

produktivitas atau kualitas kerja antara waktu yang lalu dengan 

waktu yang sekarang. 


C. Manajemen Pemasaran 

Manajemen pemasaran yaitu  analisis, perencanaan, implementasi, 

dan pengendalian program yang dipolakan untuk menciptakan, 

membangun dan mempertahankan pertukaran manfaat dengan pembeli 

dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan . Pemasaran merupakan faktor penting karena meskipun 

produk yang diproduksi berkualitas namun jika  pemasaran kurang baik 

maka aliran uang menjadi kurang lancar dan usaha sulit berkembang. 

Konsep pemasaran diaplikasikan oleh bagian pemasaran, yang 

berfungsi untuk menaksir jumlah permintaan produk perusahaan, 

meningkatkan permintaan dan melayaninya.Konsep pemasaran harus 

berorientasi pada kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran berorientasi 

menciptakan rasa senang pada pihak konsumen dengan menawarkan nilai 

produk, barang atau jasa yang mereka butuhkan. Pemasaran yang strategis 

 didasarkan pada 3 elemen 

pokok : falsafah pemasaran, segmentasi pasar dan  perilaku konsumen.  

Secara umum ada 3 kelompok falsafah pemasaran: 

1. Dorongan produksi 

Produksi merupakan penekanan utama, penjualan terjadi setelah 

produksi. Falsafah ini seringkali diterapkan pada perusahaan 

berteknologi tinggi 

2. Dorongan penjualan 

Berfokus pada personal selling dan periklanan untuk mempengaruhi 

konsumen agar membeli produk. Falsafah ini banyak dianut saat 

persediaan di pasar berlebih. 

3. Dorongan konsumen 

Mengutamakan kebutuhan melalui riset pasar agar lebih memahami 

lokasi atau subjek pasar dan untuk mengembangkan suatu strategi yang 

diarahkan pada kelompok.  

Diantara ketiga falsafah tersebut, dorongan konsumen merupakan 

yang paling efektif.  

Untuk menunjang jalannya pemasaran produk, wirausaha perlu 

menyusun strategi pemasaran. Strategi pemasaran yaitu  rencana 

pemanfaattan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk 

mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran terdiri atas unsur berikut: 

1. Menentukan pasar sasaran, yaitu sekelompok orang yang kebutuhannya 

dipenuhi oleh produk perusahaan. Pemilihan pasar sasaran dilakukan 

dengan mempelajari pasar potensial untuk mengetahui pengaruh yang 

mungkin terjadi pada penjualan, biaya dan laba perusahaan.  

2. Menciptakan bauran pemasaran, yaitu memperkirakan kemampuannya 

dalam memenuhi kebutuhan pasar  

3. Perencanaan pasar yang strategis, perkembangan strategi pasar dimulai 

dengan penilaian lingkungan pemasaran, efektivitas program atau 

strategi pemasaran yang telah ada, pasar potensial dan kebutuhannya 

serta ketersediaan sumber daya dihimpun dan dianalisis. Kemudian 

tujuan pemasaran dirinci untuk dirumuskan. Tujuan ini harus 

dikembangkan untuk disesuaikan dengan tujuan perusahaan. 

Selanjutnya, pasar sasaran diseleksi dan bauran pemasaran didesain 

untuk menjangkau pasar tersebut. Produk, penetapan harga, distribusi 

dan strategi promosi perlu dikoordinasikan menjadi suatu bauran yang 

terpadu. Langkah terakhir dalam perencanaan ini yaitu  mengevaluasi 

pelaksaaan strategi pemasaran. menegaskan bahwa ujung dari pemasaran yaitu  

transaksi penjualan. Wirausaha harus mengupayakan agar transaksi bisa 

terjadi, untuk itu wirausaha perlu memahami ramuan pemasaran 

(marketing mix), yaitu: 

1. Product (produk), 

mencakup keragaman produk, mutu, desain,karakteristik, merek 

dagang, kemasan, ukuran, pelayanan dan jaminan. 

2. Price (harga), 

mencakup harga agen, harga eceran, diskon, kemudahan, sistem 

pembayaran dan fasilitas kredit. Dalam menentukan harga

perlu melihat harga produk pesaing dan biaya produksi. menguraikan strategi penetapan harga yaitu: 

a. Price discrimination, yaitu menetapkan beberapa skema harga 

yang berbeda untuk produk yang sama. Ada tiga pendekatan: 

 First degree price discrimination: memberlakukan harga yang 

berbeda untuk konsumen yang berbeda. Misalnya: tiket pesawat 

terbang 

 Second degree price discrimination : memberlakukan harga yang 

berbeda untuk konsumen yang sama.misalnya  harga grosir dan 

harga eceran, tergantung jumlah barang yang dibeli. 

 Third degree price discrimination: memberlakukan harga 

berbeda untuk pasar yang berbeda. Makin besar potensi pasar, 

makin rendah harganya. 

b. Two part pricing, yaitu menerapkan dua harga yang saling 

berkesinambungan. 

c.   Block pricing , yaitu memberikan pilihan kepada konsumen untuk 

membeli semuanya atau tidak sama sekali. Dikenal dengan ”harga 

borongan”. 

d.   Commodity bundling, beberapa produk yang tidak sejenis dijual 

dalam 1 paket harga. Misalnya paket tur, yang mencakup hotel, 

transport, makan, tiket masuk, dll 

e. Peak load pricing, yaitu menetapkan harga tertinggi untuk 

kesempatan tertentu. Misalnya harga tiket pesawat yang tinggi 

pada musim liburan. 

f.   Randomized pricing, dengan tidak berterus terang dengan harga 

produk, ditawarkan berbeda dengan harga yang fleksibel., 

misalnya harga souvenir di tempat pariwisata. 

3. Place (tempat), 

mencakup lokasi usaha, distribusi produk, persediaan barang 

4. Promotion (promosi), 

ada empat cara yang umum digunakan yaitu:  

a. Direct selling / penjualan langsung : meskipun produk belum tentu 

dibeli, tapi informasi yang disampaikan ke konsumen bisa sekaligus 

promosi. Efektif untuk produk industri yang membutuhkan 

penjelasan mengenai manfaat, cara penggunaan, penyimpanan, 

pemeliharaan, dll 

b. Sales promotion / promosi penjualan: bisa dilakukan dengan diskon, 

atau pemberian hadiah. Meskipun keuntungan menjadi berkurang 

tapi targetnya yaitu  berani mencoba. 

c. Public relation / humas: kegiatan untuk meningkatkan citra usaha. 

Misalnya dengan mengadakan lomba, kegiatan sosial, dll. Akan 

lebih baik jika kegiatan yang diadakan berhubungan dengan usaha 

yang dilakukan. 

d. Advertising / iklan : papan nama, iklan baris, brosur dll. 

 

D. Manajemen Keuangan 

Pengelolaan keuangan merupakan faktor penting agar usaha bisa 

dipertahankan. Pengelolaan keuangan yang baik didukung oleh pencatatan 

keuangan yang rinci dan lengkap. Catatan keuangan ini akan sangat 

menentukan dalam pengembangan usaha, misalnya saat akan mengajukan 

kredit ke bank. Meskipun sebuah usaha berkembang dengan baik, jika 

laporan keuanganya tidak jelas, akan sulit membuat pihak investor percaya 

bahwa usaha tersebut memang menguntungkan. 

mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan seorang wirausaha dalam 

mengelola keuangan: 

1. Kelancaran aliran uang (cash flow) 

Pada awal memulai usaha, aliran uang menjadi lebih penting dari 

pada keuntungan. Hal ini dikarenakan secara umum pada tahap awal usaha 

keuntungan belum diperoleh. Aliran uang membantu wirausaha 

mempertahankan jalannya usaha, dengan adanya perputaran untuk 

membeli bahan, mengolah, produksi dan menjual lagi. Pengelolaan aliran 

uang perlu diperhitungkan, misalnya saat konsumen meminta produk 

dalam jumlah besar tapi pembayaran tidak dilakukan secara tunai. 

Akibatnya aliran uang terhenti sehingga untuk mengusahakan bahan 

produksi wirausaha harus mengeluarkan modal tambahan .  

2. Sistem keuangan 

Keahlian yang dibutuhkan dalam  mengelola keuangan yaitu  

kemampuan membaca laporan keuangan dengan baik dan mampu 

memanfaatkan laporan tersebut dengan baik untuk mengambil langkah-

langkah memajukan usaha. Wirausaha harus memiliki catatan keuangan 

yang memadai untuk membantu kemudahan mengelola keuangan. 

Menyimpan semua data transaksi bisnis disebut dengan pembukuan.  

Catatan dalam pembukuan membantu proses pengambilan keputusan 

dalam mengelola usaha. Dasar pembukuan mencakup informasi tentang 

semua uang yang dibelanjakan (debit) dan semua uang yang diterima 

(penjualan atau kredit) setiap harinya. Dari catatan pembukuan, dapat 

dibuat tiga ringkasan keuangan yang dapat menunjukkan tiga hal berbeda 

dalam bisnis yaitu: 

a. Perkiraan arus kas 

yaitu  rencana yang menunjukkan berapa kira-kira uang yang 

masuk (penerimaan kas) dan berapa yang keluar (pembayaran kas) dari 

bulan ke bulan dalam jangka pendek. Jumlah uang kas yang dimiliki di 

akhir bulan yaitu  hasil pengurangan dari uang masuk dengan uang keluar.  

Wirausaha perlu mengatur pembayaran dengan baik, karena 

meskipun arus kas masuk pada suatu bulan tinggi, tapi karena 

pembayarannya juga tinggi maka bisa terjadi defisit. Contoh catatan arus 

kas dapat disimak dalam tabel dibawah ini (Suharno, 2008): 

Tabel 1. Contoh catatan arus kas (Sumber: Suharno, 2008) 

Penerimaan tunai Jan 

(Rp ribu) 

Feb 

(Rp ribu) 

Mar 

(Rp ribu) 

April 

(Rp ribu) 

Uang kas 700 540 380 -180 

Penjualan kas 750 600 600 600 

Kas dari penjualan kredit - 250 200 250 

Pinjaman - - - 1.200 

Total pemasukan 140 1.390 1.180 1.870 


 

Pembayaran kas Jan 

(Rp ribu) 

Feb 

(Rp ribu) 

Mar 

(Rp ribu) 

April 

(Rp ribu) 

Pembelian tunai 200 300 400 300 

Gaji karyawan 500 500 500 500 

Pembayaran hutang - - 100 - 

Bunga 60 60 60 55 

Pengeluaran lain-lain 150 150 300 150 

Total pengeluaran 910 1.010 1.360 1.005 

Selisih 540 380 -180 865 

Dalam kasus yang tergambar dalam tabel diatas pada bulan maret, 

pendapatan usaha menurun sedang pengeluaran meningkat karena adanya 

pembayaran hutang dan peningkatan pengeluaran lain-lain. Hal yang dapat 

dilakukan agar tidak terjadi kerugian pada bulan maret: 

 pengendalian pengeluaran lain-lain pada bulan Maret 

 menunda pembayaran hutang menjadi bulan April 

 melakukan upaya peningkatan penjualan pada bulan April 

Pada contoh di atas pada bulan April tidak ada peningkatan penjualan 

sehingga wirausaha harus melakukan pinjaman pada pihak lain. Perkiraan 

arus kas akan membantu memperkirakan kondisi kas di waktu yang akan 

datang .Kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari dapat 

diperkirakan dengan mempelajari apa yang terjadi sebelumnya melalui 

neraca. 

b. Neraca 

Menunjukkan nilai bisnis pada suatu tertentu. Neraca perusahaan 

menggambarkan perusahaan tersebut bisa dikatakan sehat atau tidak. 

Neraca perusahaan menunjukkan asset (barang yang dimiliki) dan 

kewajiban (biasanya hutang). 

Aset mencakup tanah, bangunan,  kendaraan, peralatan, bahan 

mentah dan barang-barang lain. Kewajiban mencakup hutang yang harus 

dibayar, salah satunya ke agen/distributor. Dari sini wirausaha dapat 

memeriksa apakah ia dapat membayar hutang atau tidak. 

Neraca memperlihatkan bahwa usaha yang dilakukan memiliki pinjaman 

Rp.2000.000; kas Rp.400.000, uang di bank Rp.500.000, dan piutang Rp 

450.000 atau total Rp 1.350.000. dengan kata lain wirausaha dapat 

melunasi hutang jika piutang sudah tertagih. 

Tabel 2. Contoh Neraca (Sumber: Suharno, 2008) 

Aset Rp ribu Kewajiban Rp ribu 

kas 400 Kreditor 250 

Uang di bank 500 Pinjaman 2000 

Piutang 450 Uang sendiri 1000 

Peralatan 1350 Keuntungan penjualan 450 

Stok 1000   

Total pengeluaran 3700 Total pendapatan 3700 

c. Catatan laba rugi 

Catatan laba rugi menunjukkan uang yang masuk dan keluar pada 

jangka waktu tertentu dan menunjukkan banyaknya uang yang didapat dan 

dibelanjakan. Perhitungan ini berbeda dengan perkiraan arus kas karena  

menunjukkan jumlah pendapatan, bukan hanya uang kas. Dari perhitungan 

dapat mengetahui usaha untung atau rugi (Suharno, 2008). Contoh: 

Laba rugi PT Mandiri tahun 2003 

Penjualan bersih 

Beban langsung 

Keuntungan kotor 

Beban usaha 

Beban pegawai  

Keperluan kantor 

Sewa kantor 

Komunikasi  

Asuransi  

Transportasi 

Beban umum 

Beban lain-lain 

Laba sebelum pajak 

: Rp. 600.000.000 

 : Rp. 300.000.000 

 : Rp. 300.000.000 

 : Rp. 100.000.000 

 : Rp.   20.000.000 

 : Rp.   10.000.000 

 : Rp.   10.000.000 

 : Rp.     3.000.000 

 : Rp.   10.000.000 

 : Rp.   10.000.000 

 : Rp.   20.000.000 

       : Rp.  183.000.000  

: Rp.  177.000.000 

Dari catatan di atas tampak bahwa laba sebesar Rp 117 juta 

sebelum dipotong pajak. Laba tersebut nilainya sebesar 19,5% dari 

omset penjualan yang besarnya Rp.600 juta. Secara umum nilai 

perbandingan laba dengan omset sebesar 19% sudah cukup baik. 

Dalam catatan keuangan diperlukan adanya klasifikasi jenis-jenis 

pengeluaran dan pendapatan. Dalam catatan laba rugi ada istilah beban 

langsung dan beban usaha. Beban langsung biasanya mencakup 

pengeluaran yang langsung berhubungan dengan produk yang dijual. 

Misalnya, wirausaha membuka usaha warung makan maka beban 

langsungnya yaitu  pembelian bahan baku masakan. Semakin tinggi 

penjualan akan semakin tinggi pula beban langsung. Sementara beban 

usaha yaitu  pengeluaran yang selalu, baik ada penjualan maupun 

tidak ada penjualan. Contohnya gaji pegawai, sewa tempat usaha, 

tagihan telepon dan listrik. 

Perlu diperhatikan bahwa pembukuan hendaknya sederhana dan 

mudah dimengerti. Dengan menguasai pembukuan keuangan 

sepenuhnya, maka ketika usaha berkembang menjadi besar, wirausaha 

tidak perlu menyimpan sendiri uang perusahaan (bisa didelegasikan) 

serta tidak tercampur dengan uang pribadi. 

VI. BISNIS SYARIAH 

A. Sistem Ekonomi Islam 

Sistem Ekonomi Islam bersumber pada ketentuan Al Qur’an dan 

Sunnah, berisi tentang nilai persaudaraan, rasa cinta, peghargaan terhadap 

waktu, dan kebersamaan. Sistem ekonomi Islam meliputi: 

1. Mengakui hak milik individu sepanjang tidak merugikan masyarakat 

2. Individu mempunyai perbedaan yang dapat dikembangkan berdasarkan 

potensi masing-masing 

3. Adanya jaminan sosial dari negara untuk masyarakat terutama dalam 

pemenuhan kebutuhan pokok manusia 

4. Mencegah konsentrasi kekayaan pada sekolompok kecil orang yang 

memiliki kekuasaan lebih 

5. Melarang praktek penimbunan barang sehingga mengganggu distribusi 

dan stailitas harga 

6. Melarang praktek asosial (mal bisnis) 

Danupranata (2006) menguraikan bahwa sistem ekonomi Islam dapat 

lebih memenuhi tujuan di banding sistem ekonomi yang lain, dapat dilihat 

dari hal-hal berikut: 

 Sistem ekonomi Islam ingin mencapai kemakmuran duniawi dan 

ukhrowi, sementara sistem ekonomi lain hanya kemakmuran duniawi 

 Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerataan dapat terwujud tapi 

keadilan diabaikan 

 Dalam sistem kapitalis, keadilan dapat terwujud sedangkan pemerataan 

bertentangan dengan ideologi yang ditanamkan 

Teori ekonomi modern banyak  terinspirasi oleh sistem ekonomi 

Islam, antara lain syirkah (serikat dagang), suftaja (bill of exchange), 

hiwala (letter of credit), dar-ut Tiraz (BUMN), ma’una (bank swasta). 

Wirausaha muslim hendaknya mempelajarai literature ekonomi Islam agar 

bisa menjalankan usaha yang bermanfaat dunia dan akherat. Pada 

aplikasinya wirausaha muslim menggunakan prinsip ekonomi nur (khair) 

yaitu prinsip ekonomi didasarkan konsep Ketuhanan secara fungsional. 


B. Lembaga Keuangan Syariah 

Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan 

prinsip islam yaitu  terbebas dari unsure riba. Untuk menghilangkan 

sistem riba dilakukan sistem musyarakah dan mudharabah. Aktivitas 

lembaga keuangan syariah membantu wirausaha mendapatkan: 

 Prinsip at ta’wun, yaitu saling tolong menolong diantara anggota 

masyarakat untuk kebaikan 

 Prinsip menghindari al iktinaz,  yaitu menahan uang (dana) dan 

membiarkannya menganggur tidak untuk transaksi yang 

bermanfaat bagi masyarakat.  

Salah satu lembaga keuangan syariah yang berperan dalam 

perkembangan ekonomi saat ini yaitu  bank syariah.  Aturan dalam bank 

syariah bisa menjadi acuan untuk transaksi yang terjadi dalam wirausaha 

syariah. Konsep dasar transaksi muammalah dalam bank syariah, yaitu : 

1. Prinsip wadiah (simpanan): dalam bank konvensional disebut giro.  

2. Prinsip syarikah (bagi hasil): yaitu  tatacara pembagian hasil usaha 

antara penyedia dana dan pengelola dana. Terbagi menjadi 2, 

mudharabah dan musyakarah  

3. Prinsip tijaroh (jual beli/pengembalian keuntungan); Bank syariah 

dapat melakukan transaksi jual beli, dengan cara bank membeli barang 

kemudian dijual kepada nasabah dengan margin tertentu sebagai 

keuntungan. 

4. Prinsip al ajr (sewa/pengambilan fee) : bank membeli barang yang 

diiginkan nasabah, kemdian menyewakannya dalam waktu yang telah 

disepakati 

5. Prinsip al qard (biaya administrasi) : dilakukan oleh lembaga keuangan  

yang tidak menghimpun dana. Bentuk kegiatan yang dilakukan adakah 

nonprofit. 


C. Bisnis Syariah 

mengemukakan makna bisnis syariah yaitu 

sebuah aktivitas usaha yang mendasarkan pada aturan yang tertuang dalam 

Al Qur’an dan al Hadits, Qiyas dan ijma’. Pengertian diatas mendasarkan 

pada kaidah umum hukum syara tentang amal (perbuatan) yaitu “Al-ashlu 

fil af’al al taqawud bil hukmi syar’i” (hukum asal dari perbuatan yaitu  

terikat pada hukum syara). Seorang wirausaha muslim perlu 

mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah dalam usaha yang ditekuninya. 

Usaha syariah memiliki kekhasan tersendiri. Laspriyana menguraikan 

kekhasan tersebut antara lain: 

a. Selalu berpijak pada nilai-nilai ruhiyah 

Nilai ruhiyah yaitu  kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai 

makhluk Allah yang berwujud ketaatan. Aspek ruhiyah terwujud dalam 

tiga aspek yaitu konsep, sistem yang diberlakukan dan pelakunya.  

b. Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram 

Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta 

(tahqiqul manath) terhadap praktek bisnis yang shahih dan yang salah. 

Disamping itu juga harus paham dasar-dasar nash yang dijadikan 

hukumnya (tahqiqul hukmi). 

c. Benar secara syar’iy dalam implementasi 

Ada kesesuaian antara teori dan praktek, antara apa yang telah dipahami 

dan yang diterapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung 

dan rugi secara material. 

d. Berorientasi pada hasil dunia dan akherat 

Tujuan bisnis yaitu  mendapatkan keuntungan, dan diperbolehkan dalam 

islam. Dalam bisnis syariah seorang wirausaha tidak hanya berorientasi 

pada keuntungan semata, tapi juga kebahagiaan di hari akhir. Oleh karena 

itu dia harus menjadikan apa yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah 

dan menjadi pahala di hadapan allah, hal itu terwujud jika semua yang kita 

lakukan selalu mendasarkan pada aturan-nya yaitu syariah islam. 

Merza Gamal (pengkaji social ekonomi Islam) menyampaikan 

bahwa  seorang wirausaha muslim diwajibkan melaksanakan secara penuh 

dan ketat semua etika bisnis yang ditata oleh Al Quran pada saat 

melakukan semua transaksi, yaitu : 

1. Adanya ijab qabul (tawaran dan penerimaan) antara dua pihak yang 

melakukan transaksi 

2. Kepemilikan barang yang ditransaksikan itu benar dan sah 

3. Komoditas yang ditransaksikan berbentuk harta yang bernilai 

4. Harga yang ditetapkan merupakan harga yang potensial dan wajar 

5. Adanya opsi bagi pembeli untuk membatalkan kontrak jika 

mendapatkan kerusakan pada komoditas yang akan diperjualbelikan 

(khiyar ar- ru’yah) 

6. Adanya opsi bagi pembeli untuk membatalkan kontrak yang terjadi 

dalam jangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak (khiyar 

asy-syarth) 

Tuntunan berwirausaha dengan menggunakan prinsip Islam dapat 

ditiru dari Nabi Muhammad SAW. Berikut yaitu  lima hal yang selalu 

dipraktikkan nabi dalam berdagang: 

1. Tidak berbohong dan menipu mengenai barang yang akan dijual 

2. Kepada pelanggan yang tidak mampu membayar kontan hendaknya 

diberi waktu untuk melunasi. Bila betul-betul tidak mampu membayar 

setelah masa tenggat pengunduran maka ikhlaskan 

3. Menjauhi sumpah palsu untuk mengelabui pembeli 

4. Selalu benar dalam timbangan dan takaran 

Aturan-aturan perdagangan, penyimpanan, investasi dll telah diatur dalam 

agama Islam. Wirausaha yang memperhatikan aturan usaha dalam Islam 

dan menggunakan prinsip syariah akan mendapatkan jalan usaha yang 

lebih aman (secara syar’iy) dan halal.