celah kerawanan digital
Kesenjangan digital menjadi isu yang penting dan mendesak di negara berkembang selama
pandemi COVID-19. Isu ini di negara kita sangat penting untuk segera ditemukan solusi
yang tepat. Dengan pesatnya perkembangan telekomunikasi dan semakin murahnya
teknologi informasi, terutama internet, diharapkan mampu mengurangi masalah
kesenjangan digital. Hingga saat ini diskursus mengenai kesenjangan digital lebih banyak
diasosiasikan pada ketersediaan akses dan infrastruktur, padahal kemampuan digital yang
mumpuni menjadi prasyarat kesetaraan digital. riset ini menelaah
bagaimana kondisi kesenjangan digital di negara kita dan solusi yang dihadirkan oleh baik
pemerintah atau individu untuk mengatasi kesenjangan digital. Kualitatif deskriptif menjadi
metode yang dipakai dalam riset ini, dipakai untuk menjelaskan bagaimana
kondisi kesenjangan digital antarprovinsi dan wilayah di negara kita dan apa saja solusi yang
telah dilakukan dalam menangani kesenjangan digital di negara kita . riset ini
menyimpulkan bahwa peningkatan akses internet di negara kita belum disertai kesiapan
kemampuan digital warga nya. Kemampuan digital mencakup motivasi untuk bisa
lebih produktif memanfaatkan internet, mendapatkan informasi yang bermanfaat, serta
memakai nya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan perekonomian.Pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk. Namun, di lain sisi terdapat sisi positif yang
muncul yakni percepatan perkembangan teknologi digital. biasanya teknologi hanya tersedia
bagi mereka yang dapat mengaksesnya. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan dengan
berkegiatan secara daring muncul masalah baru, yakni kesenjangan digital, baik antarwilayah
maupun antarstrata-sosial. Digitalisasi yang berkembang pesat erat kaitannya dengan kebutuhan
tenaga kerja dengan keahlian TIK khusus, namun pendidikan dan pelatihan yang ada belum cukup
untuk memenuhi permintaan skill digital yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Bila hal ini terus
terjadi, dapat menyebabkan kesenjangan perkembangan kemajuan teknologi, sehingga terjadi
ketidakmerataan sektor perekonomian, pendidikan dan kesejahteraan warga .
Kesenjangan digital telah menjadi isu bagi dunia internasional. Pada akhir tahun 2020,
International Telecommunication Union (ITU, 2020) memperkirakan sekitar 2,9 miliar orang di
dunia masih belum terhubung internet (offline). Situasinya jauh lebih buruk di negara-negara
terbelakang di mana rata-rata dua dari setiap sepuluh orang yang mendapatkan akses online.
Menilik balik sejarah, berawal dari kemunculan internet tahun 1990-an, saat itu internet masih
dinikmati oleh kelompok sosial ekonomi tinggi sehingga memicu diskriminasi sosial baru .
Istilah kesenjangan digital atau digital divide menjadi perdebatan. berdasar informasi
dari National Telecommunications and Information Administration (NTIA) di bawah Departemen
Perdagangan AS (NTIA US 1999) menyebabkan perbedaan signifikan untuk teknologi digital yang
juga merupakan keterbatasan akses terhadap teknologi baru yang bisa dipicu oleh banyak
faktor.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (2001) berpendapat bahwa
ketimpangan kemajuan digital memiliki perbedaan yang signifiikan di tingkat sosial ekonomi
bergantung pada seberapa besar peluang mereka dalam mendapatkan akses teknologi informasi
secara luas. mengatakan bahwa kesenjangan digital yaitu
ketimpangan yang dialami sebagian orang dalam mengakses dan memakai teknologi digital
yang memicu orang ini sulit dalam memakai teknologi digital, atau ‘gagap
teknologi digital’. memaknainya sebagai kesenjangan yang
memisahkan segmen warga dan negara menjadi mereka yang memiliki dan tidak memiliki
akses, keterampilan, dan pengetahuan digital, yang mengarah pada perbedaan pemakaian ,
peluang, dan manfaat digital.
Konseptualisasi kesenjangan digital yang paling terkenal mengidentifikasi beberapa bidang penting
kesenjangan digital ke dalam 4 dimensi urutan akses dalam pemakaian teknologi digital.
Pertama, dimensi motivasi dan akses fisik material atau kepemilikan teknologi sebagai
kesenjangan digital level satu. Kemudian kesenjangan digital level dua yaitu dari kemampuan
atau digital skills dan frekuensi atau perbedaan akses pemakaian internet. sedang membedakan kesenjangan digital menjadi tiga tingkat, yaitu
kesenjangan digital tingkat pertama dari akses TIK. Kemudian, kesenjangan digital tingkat kedua
dari pemakaian TIK. sedang kesenjangan digital tingkat ketiga dari output atau hasil TIK.
bahwa
kesenjangan digital bukan hanya soal kesenjangan akses infrastruktur TIK, antara yang punya dan tidak punya akses namun juga mencakup ketidakmerataan motivasi (inequalities in motivation) dan
ketidakmerataan keterampilan (inequalities in skills) sebagai level pertama. Selain itu ada
ketidaksamaan tujuan pemakaian (inequalities purpose) sebagai level kedua, serta
ketidakmerataan dalam dampak (inequalities in impact) sebagai level ketiga dari kesenjangan
digital. mengkonseptualisasikan
kesenjangan digital yang terjadi di sepanjang tiga level yakni kesenjangan akses fisik dan material
dasar, kesenjangan skill (keterampilan) dan pemakaian , serta kesenjangan outcome dari
pemakaian internet. Level-level ini dapat ditafsirkan sebagai perpecahan yang muncul
selama tahap-tahap perkembangan digital yang berurutan di suatu negara.
Belakangan muncul istilah kesenjangan yang artinya kesenjangan digital sekarang
didasarkan pada keahlian (skill) pemakai dan kualitas akses. Jadi, wacana kesenjangan digital
bergeser dari kesenjangan akses ke kesenjangan keahlian yang menunjukkan perbedaan antara
kelompok orang dalam hal skill yang diperlukan untuk memakai internet secara efektif. Selain
itu, juga bergeser ke perbedaan yang menekankan tidak hanya akses ke broadband (internet
berkecepatan tinggi) namun ‘apa yang sebenarnya dapat dilakukan pemakai dengan konektivitas
mereka ini ’ di negara berkembang yang bisa diartikan dengan keahlian digital.
International Telecommunication Union (ITU) (2018) mengklasifikasikan skill digital dalam
tiga tingkat kompleksitas: basic, standard, dan advanced skills. Basic skill yaitu aktivitas berbasis
komputer seperti memindahkan file/folder dan mengirim email beserta file. Standard Skill
melibatkan pemakaian rumus aritmatika dasar dalam spreadsheet, berurusan dengan new
hardware and software dan pemakaian software presentasi. Sementara advanced skills
melibatkan penulisan program komputer memakai bahasa pemrograman khusus. Data dari
52 negara menunjukkan penurunan tajam dalam jumlah individu karena tingkat skill menjadi lebih
kompleks. Rata-rata 57% individu di negara-negara ini memiliki basic skill, dan 41% standard
skill, dan hanya 4% yang memiliki advanced skills. Negara-negara maju akan unggul dalam hal
kompetensi digital. Di kawasan Asia dan Pasifik, beberapa negara memiliki populasi dengan tingkat
basic, standard, dan advanced skills yang sebanding dengan negara-negara Eropa, yakni India,
Jepang, Philipina, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura (Valdez and Javier 2020).
Survei nasional pertama di negara-negara maju pada akhir 1990-an menunjukkan
kesenjangan akses yang semakin besar diantara orang-orang yang memiliki dinamika pendapatan
yang bervariasi atau pendidikan hingga etnis mayoritas dibandingkan dengan pendidikan dan etnis
minoritas (Dijk and A.G.M 2006). riset ini mengungkapkan bahwa variabel
pendapatan, pendidikan dan pekerjaan yang sangat berkorelasi yaitu yang paling penting.
Namun, di negara berkembang kesenjangan akses fisik terus melebar dan masih melebar. Dampak
dari perubahan ini banyak bentuk lapangan kerja yang mengarah kepada teknologi dan talenta –
talenta digital (Nafi’ah 2021). Menurut Hobbs (2010), warga membutuhkan 5 (lima)
kompetensi media digital saat ini; akses, menganalisis dan mengevaluasi, membuat (kreasi), yaitu
konten, refleksi, dan bertindak secara individu dan kolaboratif diberbagai aspek kehidupan.
Dari sudut pandang determinis sosial, teori difusi inovasi Rogers (2003) yaitu teori yang
paling banyak dikutip untuk memahami kesenjangan digital (digital divide). Teori difusi inovasi
Rogers (2003) menjelaskan proses dan kecepatan penyebaran suatu inovasi dalam suatu sistem
sosial dan menggarisbawahi peran stratifikasi sosial. Kunci proses difusi yaitu empat elemen
yang berinteraksi dari waktu ke waktu – 1) inovasi, 2) sistem sosial di mana inovasi menyebar, 3)
individu pengadopsi, dan 4) saluran komunikasi melalui mana pengadopsi belajar tentang inovasi.
Elemen-elemen ini mempengaruhi keputusan individu untuk mengadopsi suatu inovasi atau tidak
dalam hal ini berinovasi dalam pemakaian teknologi digital Di tingkat internasional, pemerintah dari berbagai negara telah mengambil banyak inisiatif
untuk mengatasi tantangan kesenjangan digital dan meningkatkan skill digital. Pemerintah India
memiliki Digital India Campaign untuk meningkatkan konektivitas internet dan menjadikan
negaranya berdaya secara digital , Pemerintah AS telah
membuat program seperti program The Community Technology Center dan The Neighboorhood
Networks. Di Asia Tenggara, organisasi ASEAN telah melaksanakan ASEAN ICT Masterplan, 2016–
2020, sebuah rencana regional untuk penciptaan ekonomi digital terintegrasi. Rencana ini
berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ekonomi digital yang terintegrasi
(Association Southeast Asian Nations (ASEAN) 2020).
Jika dikaitkan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari PBB maka arah
kesenjangan digital yaitu salah satu penghambat untuk memodernisasi pedesaan dan
warga nya melalui teknologi digital. Kesenjangan digital sangat penting bagi pencapaian
beberapa SDGs meskipun tidak ada SDG khusus yang secara langsung menangani masalah
ketimpangan dan kemiskinan dengan mengatasi kesenjangan digital. Seperti target dan indikator
SDGs ke-7, ke -4, ke -8, ke-9, 10, 16 dan 17 (Fourman 2016; United Nations Statistics Division 2017;
Valdez and Javier 2020). berdasar beberapa SDGs ini , (United Nations of Economics and
Social Affairs 2016) menunjukkan bahwa TIK “tidak boleh dilihat hanya sebagai alat yang mencapai
aspek-aspek tertentu dari pembangunan namun lebih sebagai platform yang menengahi
pembangunan.”
negara kita merupakan negara yang memiiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar.
berdasar data Kementerian Keuangan tahun 2022, negara kita menjadi salah satu yang terbesar
di Asia Tenggara dengan nilai ekonomi sebesar USD 70 miliar pada 2021 dan diestimasi akan lebih
tinggi hingga USD 146 miliar pada 2022. Tapi sayangnya, negara kita belum bisa bersaing secara
kompetitif di perkembangan teknologi ini. berdasar data IMD World Digital Competitiveness
Ranking, tahun 2021 negara kita berada pada urutan 53 dari 64 negara dari sebelumnya di
peringkat 56 (tahun 2020) dari 63 negara di dunia. Artinya dalam waktu satu tahun ada kenaikan
daya saing digital di tingkat global.
Menurut Survei Literasi Digital yang dilakukan oleh KataData dan Kementerian Kominfo RI
tahun 2021 (Katadata Insight Center and Kominfo RI 2021), sebanyak 88,9% responden merasakan
kendala dalam mengakses internet karena jaringan tidak stabil, sehingga koneksi sering terputus.
Meskipun hampir mencapai 100% dari total responden merasakan di lingkungan sekitar mereka
telah memiliki jaringan telepon seluler. Hal ini artinya sudah ada peningkatan penyediaan
infrastruktur internet meskipun secara kualitas belum terlalu baik.
Mutaqqin meneliti di daerah perbatasan, angkatan kerja muda mengakses pemakaian
internet cukup tinggi untuk hiburan dan game, sedang untuk kepentingan ekonomi masih
sangat rendah (Mutaqqin 2019).
Di negara kita , kesenjangan digital di negara kita melampaui infrastruktur. Ini melibatkan
kurangnya media serta keterampilan terkait konten (Hadi 2018). Dalam riset nya mengenai
kesenjangan digital pedesaan-perkotaan di negara kita menyatakan bahwa kurangnya motivasi dan
akses material atau kepemilikan yang terbatas karena ketidaksetaraan sosial ini menjadi dasar
kesenjangan digital di negara kita (level satu). Kemudian kurangnya keterampilan dan perbedaan
frekuensi atau akses pemakaian digital memperburuk kesenjangan digital (level dua).
Di sisi lain, solusi untuk mengurangi kesenjangan digital di antara warga harus
mengusahakan pada empat tingkatan , yakni kepemilikan
perangkat, adopsi internet, sejauh mana internet seluler dipakai , dan level perolehan informasi
dengan menguji pengaruh faktor sosio-demografis di setiap tingkat dan fokus pada perbedaan
pemakaian internet di antara individu. Maka dari itu, riset ini akan mencoba melihat bagaimana kondisi ketidaksamarataan perkembangan teknologi digital antar propinsi dan wilayah
di negara kita dan apa saja solusi dari pemerintah maupun individu dalam menanganinya.
Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap kondisi dan faktor-faktor penyebab
kesenjangan digital terjadi di negara kita , serta solusi yang telah dilakukan dalam menanganinya.
berdasar dari kerangka berpikir yang telah dijabarkan, penulis ingin mengkaji kondisi
dan solusi dari permasalahan kesenjangan digital baik dari individu maupun dari pemerintah yang
telah diterapkan di negara kita hingga saat. Jadi penulis menguraikan dua pertanyaan riset
yakni: Bagaimana kondisi kesenjangan digital antarprovinsi dan wilayah di negara kita ? Apa saja
solusi dari pemerintah maupun individu dalam menangani kesenjangan digital di negara kita ?
Kualitatif deskriptif menjadi metode utama yang dipakai dalam riset ini. riset
kualitatif merupakan penelitiain yang membangun gambaran-gambaran kompleks dari suatu
kronologi permasalahan dengan melihat berbagai sudut pandang, faktor yang teridentifikasi
terhadap situasi serta aktualisasi secara jelas dari bagian aspek terpenting. Ini dapat terjadi
dipicu oleh aktualisasi ini terlihat secara deskriptif melalui fenomena yang terjadi
secara holistik ,
riset kualitatif deskriptif dipakai untuk menggambarkan bagaimana kondisi
kesenjangan digital antar propinsi dan wilayah di negara kita dan apa saja solusi dari pemerintah
maupun individu dalam menangani kesenjangan digital di negara kita . Dalam riset deskriptif
kualitatif interpretasi peneliti ikut hadir dalam menampilkan fenomena secara utuh ,Peneliti mengumpulkan berbagai literatur terkait dengan digitalisasi, kesenjangan digital di
negara kita kemudian dikategorikan berdasar kata kunci “digitalisasi”, “kesenjangan digital”.
berdasar kata kunci ini , peneliti menghubungkan antara pertanyaan riset dengan
tujuan riset , seperti pada tabel dibawah ini.
Studi ini memaparkan dua pendekatan untuk melihat solusi dari kesenjangan digital yakni
strategi top-down dan bottom-up. Pengoleksian data yang dihasilkan melalui riset ini
dilakukan dengan studi pustaka atau literature review dan deskriptif data sekunder untuk
mengeksplorasi dan mendeskripsikan apa saja strategi yang saling berkorelasi dalam
menjembatani kesenjangan digital. Sumber yang dipergunakan dalam studi pustaka berasal dari
jurnal ilmiah, laporan, prosiding ilmiah, peraturan pemerintah atau dokumen terkait. Data
sekunder dikumpulkan berupa jurnal ilmiah, publikasi pemerintah, materi presentasi, materi
publik statistik yang tersedia untuk umum, dan laporan statistik dari kementerian dan lembaga.
Hasil koleksi data akan dianalisa secara menyeluruh melalui metode analisis deskriptif agar
dapat menjawab rumusan masalah ini. Analisis kualitatif dilakukan dengan memahami dan
mengkaji data secara lebih didalam dimulai dengan mengeksplorasi seluruh perolehan data, dan
memerikasi kembali validitas dari data ini serta menerjemahkan atau menginterpretasi
untuk membuat penarikan kesimpulan riset . Hasil dari temuan riset ini akan dianalisa
dengan memakai analisa data yang telah dikembangkan oleh (Miles and Huberman 1994)
yang memiliki tiga subproses yang saling berhubungan, yakni reduksi, penyajian, dan verifikasi
atau penarikan kesimpulan ,
Rendahnya tingkat penetrasi Internet di negara kita disandingkan dengan Asia ternyata
berbanding terbalik terhadap pemakai internet yang cukup tinggi. Menurut data Statista tahun
2021, pemakai internet mencapai 4,9 miliar (ITU, 2022) atau 63% dari total penduduk dunia
dengan tingkat penetrasi pemakaian smartphone global mencapai 5,9 miliar dan
pemakai media sosial sebanyak 4,55 miliar . negara kita menjadi negara
terbesar ketiga pemakai internet di Asia (7,7%) setelah Cina (35,7%) dan India (27,3%)
Pada tahun 2021, terdapat 202,6 juta tingkat penetrasi pemakaian internet di negara kita
atau meningkat 15,5% dari tahun sebelumnya (Status Literasi Digital negara kita
2021). Menurut data Statista, terjadi peningkatan 30 juta pemakai internet baru selama masa
pandemi Covid-19 tahun 2020-2022 , Proporsi terbesar pemakai mengakses
internet melalui laptop/PC, mobile phones, smartphone, tablet, dan lainnya seperti perangkat
game online, smarthomes, smartwatch, online TV, dan virtual reality divice , Walaupun Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK)
negara kita dari BPS memang meningkat setiap tahunnya akan namun masih ada persoalan nyata
yaitu kesenjangan antarwilayah. riset , menunjukkan
masih adanya kesenjangan antar provinsi di negara kita baik itu terkait akses maupun dalam
pemahaman terhadap peggunaan teknologi digital. Papua, NTT, dan Sulawesi Tengah memiliki
nilai indeks kesenjangan yang cukup besar.
Kesenjangan antarwilayah di negara kita masih terjadi karena kurangnya antisipasi
pembangunan infrakstruktur, khususnya infrastruktur untuk wireless. Dari segi infrastruktur,
pembangunan dapat dikatakan efisien apabila membantu menghindari ketertinggalan dan tidak
menyebabkan pembangunan yang berlebihan, karena keduanya dapat menjadi masalah yang
signifikan. Akan namun , infrastruktur ini tetap menjadi kendala terbesar di negara kita , karena
pemasangan menara, serat optik, dan teknologi lainnya untuk mendukung konektivitas
berkecepatan tinggi membutuhkan investasi yang serius ,di Kabupaten
Wakatobi menjelaskan bahwa ada tiga komponen yang memberikan dampak pada kesenjangan
digital, yakni keterbatasan kondisi geografis (sehingga kesulitan dalam membenahi infrastruktur
TIK), kondisi sosial ekonomi warga (sehingga teknologi informasi dan komunikasi masih
belum menjadi pilihan utama), serta kurangnya ikut serta dari pemerintah dan swasta dalam
mengedukasi teknologi informasi dan komunikasi.
Diantara banyak indikator TIK ada dua dimensi yang sering dipakai , yakni akses internet
dan cara mengaksesnya.
Kondisi Kesenjangan Digital Antarprovinsi dan Wilayah di negara kita
Kota besar menjadi yang paling cepat dalam adopsi teknologi. Hal ini menyebabkan
adanya kesenjangan digital antar wilayah. berdasar World Digital Competitiveness Ranking
tahun 2021 (IMD 2020), negara kita berada pada urutan 53 dari 64 negara. Namun, daya saing
digital antar wilayah di negara kita sudah mulai merata. berdasar Index (EV-DCI), Pemerataan
yang terjadi terlihat dari skor median indeks dan daya saing digital dari 32.1 pada 2020 menjadi 35.2 pada 2022. Jika diilihat dari tingkat provinsi, DKI Jakarta lebih unggul dan memimpin daya
saing digital dengan skor 73.2, kemudian disiusul oleh Jawa Barat dengan skor 58,5 dan Yogyakarta
dengan skor 49,2. namun , Papua menjadi peringkat bawah terhadap daya saing digital dengan skor
24,9.
Salah satu negara dengan pemakaian media sosial terbesar yaitu negara kita , namun
kesenjangan akses internet pedesaan-perkotaan tetap menjadi tantangan besar. Menelisik lebih
dalam yang dikemukakan oleh van Dijk (2006) terhadap poin-poin kesenjangan digital, negara kita
berada pada kesenjangan digital level kedua karena masih rendahnya kesadaran warga
terhda literasi digital serta bagaimana memanfaatkan teknologi itu sendiri dalam kegiatan seharihari. literasi digital melihat betapa bijaknya dari
kemampuan seseorang dalam memanfaatkan dan memakai suatu teknologi. Diperkuat hasil
Survei tahun 2021 (Katadata Insight Center and Kominfo RI 2021) bahwa indeks literasi digital
negara kita baru memiliki skor 3,49 (skala 1-5). Pada 2020, pilar digital skills dan digital culture
mengalami peningkatan skor berturut-turut menjadi 3,44; 3,90. Sementara terjadi penurunan skor
untuk pilar digital ethics dan digital safety berturut-turut menjadi 3,53 dan 3,10. Sayangnya,
Indeks Literasi Digital 2021 menunjukkan hasil yang semakin tinggi berbanding terbalik dengan
kecenderungan berkebiasaan positif dalam mencerna berita online dan kecenderungan untuk
tidak menyebarkan palsu (hoax). Jika dilihat dalam roadmap TIK Nasional 2020-2030, seharusnya
fase saat ini yaitu fase warga informasi.
East Ventures (EV) dalam kajian Digital Competitiveness Index (EV-DCI) (East Venture 2020,
2021; East Ventures 2022) meneliti ketimpangan keterampilan TIK (kesenjangan level 2) diantara
populasi di semua 34 provinsi di negara kita yang diukur relatif dengan yang tinggal di Jakarta.
Bedasarkan hal tersubut menunjukkan mayoritas orang yang tinggal di setengah dari seluruh
provinsi di negara kita memiliki peluang lebih rendah untuk memiliki lebih banyak keterampilan TIK
dibandingkan dengan warga DKI Jakarta. Tujuh provinsi lebih rendah dalam empat kelompok
keterampilan TIK beberapa enam provinsi di timur negara kita . Uniknya, provinsi Bali
mengindikasikan peluang penduduknya memiliki angka keterampilan TIK yang lebih tinggi pada
literasi data dan informasi serta keterampilan komunikasi dan kolaborasi dibandingkan Jakarta.
Pada tahun 2020, Kominfo RI dan Katadata mengeluarkan Status Literasi Digital negara kita
2020 dengan pengukuran empat sub indeks literasi digital. Temuan penting dari survei 2021
ini : pertama, status literasi digital negara kita belum terlalu baik, di angka 3,36 (skala 1-5).
Kedua, sebanyak 76% (nasional) dan 93% (daerah 3T-terdepan, terluar, tertinggal) menyatakan
bahwa jaringan di wilayah mereka tidak stabil, sehingga koneksi sering terputus. Ketiga, sebanyak
68% (nasional) dan 77% (daerah 3T) menjawab kondisi kecepatan meningkat 5 tahun terakhir.
Keempat, sebanyak 76% menyatakan bahwa media sosial biasanya diakses untuk mendapatkan
informasi dimana sebagian besar akses internet biasanya dipakai untuk hiburan.
Pada tahun berikutnya 2021, Kominfo RI dan Katadata mengeluarkan Status Literasi Digital
negara kita dengan literasi digital diukur melalui empat pilar yakni kecakapan, etika, keamanan, dan
budaya digital. Hasil dari survei 2021 menyatakan status literasi digital negara kita belum terlalu
baik, di angka 3,49 (skala 1-5), di mana pilar digital skills dan digital culture mengalami
peningkatan skor berturut-turut menjadi 3,44 dan 3,90. Sementara terjadi penurunan skor untuk
pilar digital ethics dan digital safety berturut-turut menjadi 3,53 dan 3,10.
Dari temuan survei Status Literasi Digital negara kita tahun 2020 dan 2021 oleh Katadata
dan Kominfo RI dapat disimpulkan bahwa jaringan internet di negara kita relatif tidak stabil, akan
namun internet semakin merata jika dilihat dibeberapa tahun belakangan ini. Mayoritas
warga negara kita masih mempergunakan internet untuk mendapatkan informasi khususnya
melalui media sosial. Artinya, meskipun kesenjangan digital level satu terkait akses fisik dan
motivasi yang dikelompokkan oleh van Dijk (2006) menurun, namun kesenjangan digital level dua
terkait digital skills dan frekuensi akses masih menjadi masih menjadi masalah yang penting untuk
diberikan solusinya.
Solusi dari Pemerintah maupun Individu dalam Menangani Kesenjangan Digital di negara kita
Kesenjangan digital telah menjadi topik diskusi penting bagi para pemimpin masa kini. Tiga
isu digital telah diangkat dalam forum G20 yaitu tidak terkontrolnya berita palsu terkait Covid-19,
dan tidak adanya antisipasi dari ketidak seragaman akses untuk pengetahuan serta tidak tepatnya
kebijakan-kebijakan yang diterapkan terkait dengan literasi digital. Artinya, kesenjangan ini dan
menghasilkan pemerataan akses ke teknologi digital yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Pemerintah, individu, maupun komunitas telah banyak memberikan dukungan berupa programprogram yang berkelanjutan yang dapat mendukung pemerataan akses internet dan teknologi
digital yang dilakukan sepanjang pandemi untuk dapat mengatasi kesenjangan digital. Dukungan
ini dapat berupa regulasi, infrastruktur, maupun skill bagi sumber daya manusianya.
Di negara kita strategi mengatasi kesenjangan digital ada 2 strategi top-down dan bottomup. Melalui Kominfo RI, sebagai akselerator, fasilitator, dan regulator transformasi digital, untuk
meningkatkan pemerataan antardaerah, selain Program Smart City dan Smart Village, instrumen
formal lainnya dengan strategi top-down yaitu Palapa Ring yang menjangkau 34 provinsi di
negara kita . Palapa yaitu proyek besar yang disebut sebagai Tol Langit atau Proyek Kabel Fiber
Optik Bawah Laut yang sudah dikerjakan yaitu Palapa Ring I tahun 2007-2019, Palapa Ring II
penyediaan koneksi internet di 3T yang terbagi dalam paket Barat, Tengah, dan Timur negara kita
(Kominfo RI 2020). Selain itu juga ada program dana penyediaan jasa telekomunikasi yang disebut
Universal Service Obligation (USO). Sumber pembiayaannya berasal dari kontribusi dana USO yang
diperoleh dari operator telekomunikasi.
Kebijakan pemerintah memiliki dampak langsung terhadap status ekonomi dan sosial
warga nya terutama yang berkaitan dengan kesenjangan digital. Selain Kemenkominfo,
kebijakan pembelajaran online yang dilakukan selama pandemi mulai tahun 2020 juga mendorong
Kemendikbud RI memperbaik kurikulum yang lebih dititik beratkan pada STEAM yang sudah
banyak diadopsi negara-negara maju serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan untuk
meningkatkan skill ekonomi digital. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI melalui
Kartu Prakerja juga menyediakan pelatihan skill digital yang sudah di mulai tahun 2020. Terkait
regulasi, telah disahkannya RUU Perlindungan Data Pribadi.
berdasar laporan tahunan Kementerian Kominfo RI tahun 2020, berikut programprogram yang telah dilaksanakan guna mengantisipasi ketimpangan digital:
1. Membangun Base Transceiver Station di wilayah 3T.
2. Mempercepat kerja sama dalam investasi infrastruktur TIK, transformasi digital, talenta
digital, dan data privacy dengan Qatar, Perancis, dan AS.
3. Melakukan percepatan pembangunan dan perluasan akses internet pada 2.192 fanyakes.
Hal ini masih dalam program kerja untuk pemulihan ekonomi secara nasional.
4. Transformasi televisi analog menjadi televisi digital.
5. Rencana Pusat Data Nasional di Greenland International Industrial Center, serta Deltamas
di Cikarang dan Batam, yang diharapkan memberikan efisiensi yang berkaitan dengan
teknologi informasi untuk kementerian dan lembaga lainnya.
6. Proyek KPBU (kerjasama pemerintah dan Badan Usaha/PPP) yakni membangun Satelit
Multifungsi negara kita Raya (SATRIA). Proyek SATRIA I yaitu kerjasama antara BUP dan
Pabrik Satelit dengan dukungan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang
direncanakan memiliki 11 stasiun bumi/gateway dan 150.000 titik fasilitas publik.
7. Membentuk Gugus Tugas (Task Force) 5G.
8. Seribu mesin pintar yang berbasi IOT disebar melalui beberapa kota.
9. Platform digital terkait penanganan Covid-19 juga menghadirkan aplikasi Pedulilindungi
disertai layanan telemedis (kerjasama Kemenkominfo, dan Kementerian BUMN dengan
Good Doctor Technology negara kita dan GrabHealth), Chatbot Covid19.go.id. Selain itu,
juga ada aplikasi SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik
dari Kemenkes dan aplikasi Primarycare dari BPJS Kesehatan untuk pelayanan vaksinasi.
Banyak skill terkait digital yang muncul yang dipicu oleh transformasi digital.
McKinsey Global Institute (2017) memperikarakan akan banyak pekerjaan yang hilang dan
digantikan oleh otomatisasi. Namun sebaliknya, juga terdapat jutaan pekerjaan baru yang tercipta
dari teknologi ini . Saat ini, jarak perbedaan antara pengetahuan teknologi digital serta orang
yang memahaminya masih tinggi , Untuk menghadapi permintaan ini ,
pada tahun 2021 melalui ‘negara kita Makin Cakap Digital’, beberapa agenda untuk menjembatani
kesenjangan digital mencakup beberapa pelatihan dan program dalam rangka pembangunan SDM
bidang digital yang merata di wilayah negara kita
pada 20 Mei 2021:
1. Tahap pertama yaitu GNLD dimulai tahun 2017. GNLD dilaksanakan dan dibagi
klasifikasinya di berbagai kelas. Terdapat empat pilar yang menjadi sasaran utama dalam
literasi digital, yaitu: digital ethics (yang merupakan etika etiika yang berhubungan dengan
teknologi digital), digital safety (yang berhubungan dengan keamanan data dan akses),
digital skills (yang berkaitan dengan keterampiilan dan ilmu pengetahuan), dan digital
culture (yang menjadi sebuah kebiasaan baik dan berpengaruh positif sehingga
membentuk suatu budaya digital yang baru)
2. Intermediate digital skill melalui Digital Talent Scholarship (DTS) sejak tahun 2021,
targetnya yaitu lulusan baru, pekerja level teknisi, dan profesional. Program beasiswa ini
bertujuan meningkatkan keterampilan dan kompetisi guna bersaing dengan sumber daya
manussia lainnya di bidang TIK yang merupakan jadi salah satu yang utama dalam
pembangunan nasional.
3. Di tingkat advance digital skill ditujukan pengambil kebijakan melalui Digital Leadership
Academy (DLA). Output dari DLA yaitu perencanaa dari kebijakan-kebijakan yang
disesuaikan dan juga perubahan rancangan proyek dari peserta.
4. Terakhir, khusus kalangan UMKM dibentuk program Digital Technopreneur untuk
mendorong start-up digital naik kelas. Program ini melanjutkan program UMKM Go Digital
yang telah ada sebelumnya.
Selain solusi dari pemerintah, strategi bottom-up berbasis individu maupun komunitas juga
sudah banyak dilakukan. Instrumen informal yang dijalankan oleh komunitas akar rumput yang
bekerjasama dengan pemerintah daerah maupun swasta untuk menangani kesenjangan digital di
beberapa wilayah diantaranya yaitu sebagai berikut
1. Kampoeng Cyber di Yogyakarta bermitra dengan program Pemprov Yogja Cyber Province
yang dibantu oleh Microsoft dalam merealisasikannya, pernah juga dikunjungi Mark
Zuckerberg ,
2. Microsoft dengan program CSR bernama “Generasi Bisa” bersama YCAB Foundation
memberdayakan warga dengan memperkuat talenta lokal di bidang teknologi, literasi
digital, dan kompetensi warga
3. Kampoeng Cyber di Blitar (Gedog Sananwetan Blitar) (cyberblitar.com).
4. PT. Telkom Digital Valley sebagai inkubator bisnis TIK yang dikembangkan di empat kota
besar
5. Relawan TIK atau ICT-Volunteers yang berfokus pada pemberdayaan warga melalui
pemakaian TIK oleh semua orang ,
6. Jaringan Pegiat Literasi Digital negara kita yang diprakarsai oleh para akademisi yang
berkolaborasi dengan Kemenkominfo RI untuk memperkenalkan literasi digital di sektor
pendidikan melalui pembuatan silabus ,
7. Cyber City dan Smart City di Bandung.
8. Platform Digital Mobisaria bekerjasama dengan Telkomsel yakni aplikasi keuangan untuk
komunitas warga pedesaan dan remote area (Google Playstore).
9. Smart Kampung di Banyuwangi yang bekerjasama dengan beberapa start-up lokal
10. Payment Point Online Bank (PPOB) e-money berbasis komunitas
11. Makassar Cyber City ,
12. Serta program-program yang diadakan oleh start-up lokal, nasional, NGO, maupun
pemerintah daerah lainnya.
Semua solusi dan upaya diatas selain meningkatkan akses kepemilikan (kesenjangan
digital level 1) juga diperuntukkan untuk menangani masalah digital skills (talenta) dan frekuensi
akses (kesenjangan digital level 2) yang belum merata di seluruh wilayah di negara kita . Talenta
menggambarkan bahwa mau semaju apapun teknologi yang terjadi, namun tidak diiringi oleh
keterampilan dari manusia itu sendiri maka teknologi ini menjadi tidak berguna , Oleh karena itu, generasi milenial (digital native) diharapkan kepeduliannya dengan
tanggung jawab sosial untuk menjembatani kesenjangan digital di wilayahnya masih-masing.
Diharapkan dari pelatihan ini juga muncul modal sosial dari digital native yang dapat memajukan
daerahnya melalui teknologi digital.
Temuan riset ini secara jelas menggambarkan bahwa kesenjangan digital level kedua
yakni literasi digital masih mendominasi di seluruh wilayah negara kita khususnya pedesaan. Hal ini
dipicu oleh minimnya keterampilan (skill) digital dan pelatihan yang didapatkan untuk
meningkatkan skill ini .
Teknologi informasi dan komunikasi melalui akses internet berkembang semakin cepat
hingga pelosok. namun , percepatan akses tidak sejalan dengan kestabilan jaringan, dan biaya yang
dikeluarkan harus cukup mahal terkhusus untuk negara kita bagian timur.
Kesenjangan digital yaitu masalah yang kompleks dan multidimensi, yang membutuhkan
mempertimbangkan beragam teknologi, variabel, dan wilayah. Kesenjangan digital saat ini lebih
dari sekedar kesenjangan akses material atau kepemilikan, melainkan kesenjangan skill,
keterampilan, dan outcome dari pemakaian internet. Nyatanya, lebih banyak yang mengakses
internet seluler untuk hiburan daripada pengumpulan informasi. Hal ini menyebabkan daya saing
digital juga rendah. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur TIK walaupun masih tertinggal dari
negara di sekitarnya, namun sudah mulai merata dan dapat dikatakan efisien karena pandemi
membantu menghindari ketertinggalan ini di pelosok-pelosok 3T. Selain itu, masih ada
kesenjangan dalam pemakaian internet di kalangan digital native di pedesaan. Hal ini tentunya
dibutuhkan sinergi antara pusat dan daerah dalam meningkatkan pemerataan skill digital ke
seluruh pelosok negara kita .
Dampak lain dari digitalisasi yang cepat di seluruh negara kita , dan bahkan secara global,
juga mengganggu tenaga kerja. Skill yang diperlukan untuk pekerja sudah berubah, karena mereka
harus melek teknologi. Seperti yang kita ketahui bersama, kualitas SDM masih jauh dari baik.
Kesenjangan digital atau gap digital skill masih ada karena kepemilikan ponsel tidak selalu berarti
kesetaraan dalam pemakaian digital. Teknologi dan perangkat yang dipakai orang dan skill
digital yang dimiliki menentukan peluang mereka di kehidupan sehari-hari. Mereka yang tahu
bagaimana memakai internet akan terus mendapat manfaat.
Selanjutnya, walaupun banyak program peningkatan skill digital yang telah dilakukan tetap
saja pemerintah masih belum bisa mengisi kekosongan di keterampilan digital. Hal ini dapat dilihat
dari kurang maksimal dalam penerapan pelatihan pada tempat kerja yang sebenarnya.
Selanjutnya, diperlukan peran swasta yang berkolaborasi dengan pemerintah dalam berinvestasi
secara merata agar manfaat teknologi digital dapat dirasakan di seluruh wilayah negara kita .
Kolaborasi ini diantaranya dengan penyediaan infrastruktur internet yang mudah untuk
diakses publik, sarana, dan mentoring dari praktisi untuk literasi digital, juga diperlukan peran
komunitas lokal sebagai motor penggerak dalam literasi digital kepada warga .
Manusia yaitu mahluk cerdas yang selalu meningkatkan kemampuannya untuk memudahkan
setiap kegiatannya. Segala alat dicoba dan dipakai untuk mencapai efisiensi dan efektifitas
setiap tindakan yang dilakukannya, berbagai percobaan dilakukan agar dapat menghasilkan
jumlah efisiensi yang besar dengan tenaga yang seminimal mungkin. Perkembangan dimulai
dari proses sederhana dalam kehidupan sehari-hari sampai pada tingkat pemenuhan kepuasan
sebagai individu dan makluk sosial. Dari masa ke masa kemajuan teknologi terus berkembang,
mulai dari era teknologi pertanian, era teknologi industri, era teknologi informasi, dan era
teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan ini membawa berbagai dampak dalam
kehidupan berwarga , berbangsa dan bernegara, setiap individu tertarik untuk
mengunakan dan memanfaatkan setiap perkembangan ini. Di era tahun 2000 yaitu puncak
kemajuan teknologi yang sangat pesat perkambangannya, teknologi informasi dan
telekomunikasi menjadi trend kehidupan setiap individu, tiap saat, tiap waktu dan tiap detik
manusia memanfaatkan teknologi ini. Kegiatan mulai dipermudah dengan bebagai kemudahan
yang ditawarkan, mulai dari komunikasi, informasi, transaksi, edukasi, hiburan sampai pada
kebutuhan paling pribadi sekalipun dapat terlayani dengan teknologi ini. Perubahan aktivitas
individu mulai mempengaruhi proses transaksi yang dilakukannya, setiap individu tidak
bergantung lagi kepada uang tradisional namun sudan memakai uang maya dan pada
masanya nanti semua terkoneksi ke arah ini. Aktivitas serba digital dan elektronik dengan data
sebagai peranan utamanya, individu tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu, mereka bisa
melakukan transaksi secara elektronik dimana saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Uang
digital memegang peranan penting, gaji diberikan secara digital, belanja dan transaksi juga
dengan sarana digital bahkan aktivitas kegiatan transaksi juga dialihkan secara digital karena
lebih cepat, efektif dan efisien.
Manusia yaitu makluk cerdas yang selalu meningkatkan kemampuannya untuk
memudahkan setiap kegiatannya. Segala alat dicoba dan dipakai untuk mencapai efisisensi dan
efektifitas setiap tindakan yang dilakukannya, berbagai percobaan dilakukan agar dapat
menghasilkan jumlah efiisensi yang besar dengan tenaga yang seminimal mungkin.
Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi dalam kehidupan dimulai dari proses sederhana dalam
kehidupan sehari-hari samapai pada tingkat pemenuhan kepuasan sebagai individu dan
makluk sosial. Dari masa ke masa keamajuan teknologi terus berkembang, mulai dari era
teknologi pertanian, era teknologi industri, era teknologi informasi, dan era teknologi
komunikasi dan informasi. Perkembangan ini membawa berbagai dampak dalam kehidupan
bermasayarakat, berbangsa dan bernegara, setiap individu tertarik untuk mengunakan dan
memanfaatkan setiap perkembangan ini.
a. Penemuan Komputer
Sejak komputer ditemukan telah membawa perubahan besar dalam pola pikir
manusia, sejak akhir perang dunia II perkembangan teknologi computer generasi
pertama sedikit demi sedikit terus meningkat. Hingga akhir tahun 1990an telah
dipakai nya jaringan yang lebih luas dengan nama internet menjadikan arah teknologi
dunia menjadi berubah. Computer menjadi dasar Semua perkembangan teknologi,
sehingga muncullah beberapa perusanhaan besar computer dunia dan menjadi pioneer
perkembangan teknologi ini seperti IBM, Microsoft, Intel, Macintos dan Apple. Sampai
akhir tahun 2000 telah muncul generasi computer yagn ke empat dengan alat utama
micro prosessor, yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam melakukan proses,
hingga sampai saat ini terus meningkat kecepatannya.
b. Penemuan Komunikasi Digital
Perpaduan teknologi komputer dan komunikasi menjadikan teknologi informasi yang
memiliki bebebagai macam kelebihan dalam pertukaran informasi ke berbagai belahan
dunia, teknologi ini disebut internet dengan jaringan yang mendunia dan akses yang
sangat cepat. Setiap individu dapat saling bertukar data dan informasi dengan jangkauan
yang tidak terbatas, akses kegiatan dan aktivitas dapat dilakukan secara online dengan
sarana ini.
c. Perkembangan Smart Aplikasi
Munculnya teknologi perangkat keras komputer yang juga disertai dengan peralatan
software yang memiliki berbagai macam kemampuan untuk membantu pekerjaan setiap
individu, mulai dari aplikasi perkantoran, manajemen, pribadi, hiburan dan bidang-bidang
pekerjaan manusia yang lain. Semua perkerjaan manusia telah terbantukan dengan
peralatan ini, semakin mudah, cepat, teliti dan efisien
d. Perkembangan Smart Phone
Perkembangan akses jaringan internet membawa perubahan pada teknologi
telepon, pemanfaatan jaringan internet telah dapat diaplikasikan melalui telepon
sehingga membawa berbagai kemudahan bagi setiap individu untuk melakukan akses ke
jaringan yang lebih luas. Perkembangan aplikasi pendukung telepon menjadikan
perangkat ini semakin smart, semua aktivitas dapat dikelola melalui telepon yang cerdas
(smart phone), seperti komunikasi digital dengan media sosial, aktivitas pembelian dan
bisnis dengan aplikasi penjualan online serta banyak lagi aplikasi pendukung pada smart
phone yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari.
e. System cerdas (Expert system)
Perkembangan perangkat cerdas berbasis expert system telah banyak mengubah
pola pikir bisnis dan kegiatan perusahaan. Alat –alat system cerdas yang membantu
pekerjaan menjadi semakin dibutuhkan bagi perusahaan untuk menigkatkan efisiensi dan
efektivitas. Salah satu alat cerdas yang dipakai perusahaan ini yaitu auto teller
machine, yang dapat membantu para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan
tanpa harus ke bank. Perkembangan selanjutnya yaitu internet banking, dengan system
cerdas ini transaksi dapat dilakukan dari rumah kemudian berkembang lagi dengan sms
banking dan aplikasi banking melalui fasilitas smart phone. Efisiensi dan efektifitas perkerjaan telah dapat dinikmati oleh para nasabah, begitu juga pihak bank yang dapat
meningkatkan efisisensi dan efektifitas kegiatannya.
f. Digital Money
Era teknologi ditigal juga telah merubah pola dan model transaski dalam bisnis dan
investasi. Muncullnya uang digital (Digital Money) menjadikan proses transaski semakin
cepat, mudah, efektif dan efisien.
1.2. Era Milenium sebagai era digital
Diera tahun 2000 yaitu puncak kemajuan teknologi yang sangat pesat
perkambangannya, teknologi informasi dan telelkomunikasi menjadi trend kehidupan setiap
individu, tiap saat, tiap waktu dan tiap detik manusia memanfaatkan teknologi ini. Kegiatan
mulai dipermudah dengan bebagai kemudahan yang ditawarkan, mulai dari komunikasi,
informasi, transaksi, edukasi, hiburan dampai pada kebutuhan paling pribadi sekalipun dapat
terlayani dengan teknologi ini. Terkait dengan perkembangan teknologi ini beberapa Negara
Eropa telah mencanangkan konsep “Industri 4.0”, konsep transformasi digital ini
memanfaatkan teknologi digital baru sebagai model aktivitas dan transaksi sehingga muncul
Industri bidang internet dan teknologi informasi lainnya. Gelombang transformasi system
digital yaitu elemen umum yang mendorong ssetiap kegiatan untuk memanfatkan media
digital sebagai sarana utamanya sehingga transformasi digital menjadi pilar kebijakan industry
pada beberapa negara. Pemanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK)
semaksimal mungkin menjadi tujuan utama untuk mendapatkan pengetahuan baru, dan
menciptakan nilai-nilai baru dengan membuat hubungan antara "manusia dan mesin" dan
antara dunia "nyata dan dunia maya", sebagai cara yang efektif dan efisien untuk
menyelesaikan masalah di warga . , menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi
warga dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Untuk mewujudkan
warga semacam itu melalui digitalisasi, penting untuk mengatasi tantangan-tantangan
ini melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan di berbagai tingkatan untuk berbagi visi
bersama di masa depan. Jepang mencanangkan Society 5.0, dengan konsep dasar dan
aktivitas tipikal untuk Society 5.0 di Jepang meliputi Transformasi Digital dengan era baru,
di mana globalisasi dan evolusi yang cepat pada teknologi digital seperti Internet of Things
(IoT), kecerdasan buatan (AI) dan robotika sehingga membawa perubahan signifikan bagi
warga , lingkungan dan nilai-nilai di warga menjadi semakin beragam dan kompleks.
Negara-negara Asia juga memliki konsep dasar tersendiri terkait transformasi teknologi
informasi ini, negara kita dengan konsep Revolusi Industri 4.0, sebagian negara Asia dengan
konsep Smart Cities dimana setiap wilayah memiliki akses digital untuk aktivitas individu dan
kegiatan transaksi. Belahan benua Amerika khususnya Amerika Utara membawa konsep yang
mengutamakan teknologi informasi khususnya internet sebagai dasar setiap aktivitas
warga dan Negara dengan nama konsep Industial Internet. Internet sebagai industry
sudah tidak terelakkan lagi, berbagai macam bisnis telah tercipta dari internet dan mampu
membawa pada perubahan ekonomi warga . Adapun China membawa konsep
transformasi teknologi informasi ini dengan nama “ Made In China 2025 “, konsep ini
melandasi kegiatan perkembangan teknologi hardware dan software yang mampu menguasai
pasar dunia. Seluruh produk teknologi informasi akan bersaing dengan produk teknologi dari
China dengan kelebihan kelebihan yang mampu bersaing di pasar dunia.
1.3. System Digital Pengganti System Tradisional
Perubahan aktivitas individu mulai mempengaruhi proses transaksi yang
dilakukannya, setiap individu tidak bergantung lagi kepada uang tradisional namun sudah
memakai uang maya dan pada masanya nanti semua terkoneksi ke arah ini. Aktivitas
serba digital dan elektronik dengan data sebagai peranan utamanya, individu tidak lagi
terbatas pada ruang dan waktu, mereka bisa melakukan transaksi secara elektronik dimana
saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Uang digital memegang peranan penting, gaji
diberikan secara digital, belanja dan transaksi juga dengan sarana digital bahkan aktivitas
kegiatan transaksi juga dialihkan secara digital karena lebih cepat, efektif dan efisien.
Beberapa transformasi teknologi yang sudah dimanfaatkan untuk krgiatan warga
antara lain :
a. Transaksi digital
Transaksi ini melibatkan beberapa pihak ketiga sebagai media perantara transaksi,
bisa Bank dalam bentuk nyata maupun virtual. Proses transaksi berlangsung memlaui
berbagai macam kegiatan seperti penjualan, pembelian, lelang, pembayaran dan
pemesanan yang dilakukan dengan sarana seperti e-banking, sms-banking, internet
banking, e-money dan pembayaran lainnya melalaui outlet yang memiliki sarana akses
pembayaran.
b. Aktivitas digital
e-learning, e-tiket, e-kursus, e-auction, e-library, e-paymen, ojek Online (Gojek) dan
aktivitas digital lain diwarga yang terhubung ke jaringan interent. Setiap orang yang
pemanfaatkan sarana ini tidak bergantung lagi pada kativitas fisik, mereka dapat
melakukanya dari lokasi dan wilayah yang tidak terbatas.
c. Perusahaan Digital
Munculnya perusahaan yang menyediakan akses memallaui media digital
menjadikan teknologi ini semakin mutlak dibutuhkan warga , layana seperti ojek
Online (Gojek), Grabb dan sejenisnya membawa perubahan besar diwarga .
Beberapa perusahaan lain harus tutup dan merugi dengan muncul perusahaan digital ini
seperti perusahaan penerbitan, perusahaan periklanan, perusahaan dagang dan
perusahaan tradisional lainnya yang mulai banyak ditinggalkan oleh pelanggannya
menuju pada pemanfaatan teknologi digital.
Pembahasan pada jurnal ini mengkaji tentang proses perkembangan teknologi informasi /
teknologi digital yang mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat di dunia
sehingga mampu menimbulkan perubahan atau transformasi dari warga dunia yang mulai
beralih dan memanfaatkannya dalam berbagai kegiatan pribadi maupun sosial. Beberapa point
penting yang terkait dengan teknologi informasi dan digital juga diulas untuk memberikan deskripsi
tentang pentingnya teknologi ini dan dampak-dampaknya bagi warga dunia.
Teknologi Digital
Teknologi Digital yaitu sebuah teknologi informasi yang lebh mengutamakan kegiatan
dilakukan secara komputer/digital dibandingkan memakai tenaga manusia. namun
lebih cenderung pada sistem pengoprasian yang serba otomatis dan canggih dengan system
komputeralisasi/format yang dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya
hanyalah sistem menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi
sebagai nilai-nilai numeris. Perkembangan teknologi ini membawa perubahan pada kwalitas
dan efisiensi kapasitas data yang dibuat dan dikirimkan, seperti ; gamabr menjadi semakin
jelas karena kualitas yg lebih baik, kapasitas menjadi lebih efisien dan proses pengiriman
yang semakin cepat.
Teknologi digital memakai sistem bit dan bite, untuk menyimpan data dan
memproses data, sistem digital mempekerjakan beberapa besar switch listrik mikroskopis
hanya memiliki dua keadaan atau nilai (Biner 0 dan 1). Dari system ini dihasilkan berbagai
perkembangan yang sangat signifikan seperti bidang komunikasi, transformasi informasi,
pengolahan data, keamanan data dan penanganan kegiatan yang semakin komplek.
Komunikasi yang telah berkembang pesat dengan adanya penemuan jaringan komunikasi
data yang semakin maju mulai dari jaringan HSDPA, 2G, 3G, 4G bahkan sudah mulai masuk
keteknologi tinggi yatu 5G. Kecepatan perkembangan teknologi jaringan ini begitu singkat
dan melampaui batas kecepatan perkembangan hardware, sehingga banyak konsumen
teknologi informasi yang selaalu harus mengkuti perkembangan ini agar dapat
menikmatinya. Disaat masih menikmati jaringan 4G telah ada jaringan yang lebih cepat dan
besar kapasitasnya.
Teknologi digital akan terus berkembang. Pada masa yang akan datang, perkembangan
teknologi ini dipengaruhi tiga hal, yaitu transisi digital, konvergensi jaringan, dan
infrastruktur digital. Konvergensi jaringan yaitu efisiensi dan efektfitas jaringan komunikasi
yang dapat dipakai seperti telepon, video dan komunikasi baik dirumah maupun pada
perusahaan. Semakin tingginya kebutuhan konvergensi jaringan ini maka teknologi akan
berubah mengarah ke kebutuhan ini
Era transisi atau perpindahan teknologi dari teknologi sebelumnya ke teknologi digital
aik dari sisi produsen maupun komsumen telah beralih memilih teknologi yang lebih simple
yaitu teknologi digital . Khusus untuk konvergensi jaringan akan mengacu pada
kecenderungan gaya hidup, yaitu waktu di rumah yang berfokus pada keluarga dan
kesibukan perjalanan yang merupakan gabungan antara bekerja dan bermain. Selain itu,
kesibukan di kantor antara kerja dan kebutuhan hiburan. Dengan kecenderungan itu,
produsen produk digital akan mengarahkan peluang bisnisnya ke sana. Produk dan teknologi
akan mengkuti perkembangan gaya hidup warga dengan teknologi di era digital.
Produsen produk-produk digital harus mampu memberi solusi komprehensif pada era
konvergensi jaringan itu.
Pesatnya perkembangan teknologi dan gaya hidup warga membawa perubahan
yang pesat pula akan kebutuhan teknologinya, disini teknologi digital menjadi pilihan
utamanya.
Tranformasi Digital
Digital transformation atau transformasi digital yaitu sebuah perubahan cara
penanganan sebuah perkerjaan dengan mengunakan teknologi informasi untuk mendapatkan
efisiensi dan efektifitas. Bebarapa bidang yang telah melakukan transformasi ini seperti
pendidikan dengan e-learningnya, bisnis dengan e-bisnis, perbankan dengan e-banking,
pemerintah dengan e-government dan masih banyak lagi yang lain, intinya yaitu
peningkatan efisiensi dan efektivitas pekerjaan dan berkas pendukungnya dengan
memakai database. Paperless yaitu tujuan utamanya, semua bukti transaksi yang
berupa dokumen telah tergantikan dengan database sehingga lebih simple, fleksible dan dapat
diakses setiap saat.
Perubahan ini membawa dampak positif maupun negative bagi setiap individu maupun
perusahaan yang berkaitan dengan proses bisnis ini . Dalam bisnis dengan transformasi
digital, memberikan kemudahan para pelanggan untuk memesan produk atau melakukan
pemesanan tentang berbagai hal lainnya dengan mudah dan murah. Tidak lagi semua harus
bertransaksi langsung namun secara online transaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai
media teknologi informasi, mulai dari pemesanan, pembayaran, konfirmasi sampai pada
proses pengecekan pengiriman barang semua dilakukan secara digital. Efek berlanjut ke harga
produk yang akan semakin murah, hal ini karena proses pemasran dan administrasinya tidak
membutuhkan biaya yang besar. Akhirnya mereka yang berbisnis secara tradisional akan
menuai kerugian karena beralihnya pelanggan ke transaksi digital yang mudah, murah, cepat
dan efisien.
. Kemudahan System Digital
Dengan adanya teknologi digital Efisiensi dan efektiftas telah terbukti diwarga ,
seperti hotel yang bekerja sama dengan aplikasi travel berbasis online seperti Traveloka dan
Trivago untuk membuat pemesanan kamar di hotel yang semakin mudah dan efisien. Selain
itu system pembayaran digital juga sudah dirasakan mannfaatya oleh warga luas, seperti
pembayaran di Tol, Gojek, took online dna berbagai macam jenis usaha yang telah
memakai pembayaran digital.
a. Transformasi Digital di Dunia E-Commerce
Dunia eCommerce yaitu dunia yang sangat terpengaruh oleh transformasi digital.
Bagaimana tidak? perusahaan eCommerce pasti berhubungan dengan dunia digital.
Tak heran kalau banyak perusahaan yang mulai membuka diri mereka
sebagai eCommerce. Contohnya saja dengan banyaknya eCommerce di negara kita
seperti Tokopedia atau Bukalapak yang berkembang dan jarang ada eCommerce yang
gulung tikar karena besarnya minat belanja di negara kita .
b. Transformasi Digital di Dunia Perbankan
Banyak layanan perbankan yang kini memakai digital transformation sebagai
pilar untuk pendekatan mereka pada konsumen.
Salah satunya yaitu adanya aplikasi mobile banking yang mempermudah transaksi
keuangan konsumen. Juga adanya aplikasi pendukung lainnya untuk mempermudah
kegiatan perbankan para konsumen. Transaksi semakin mudah dan murah serta aman
dilakukan setap saat, tanpa terpengaruh ruang dan waktu.
. Era Digital Menjadi Pilihan Individu
Konversi teknologi membawa perubahan pada kebutuhan industry baru diwarga ,
seperti ;
a. Perubahan teknologi penyimpanan dari teknologi analog ke teknologi digital seperti pita
kaset menjadi compact disk (CD) kemudia berubah kembli dalam bentuk data mp3,
mp4 yang dapat dengan mudah di kopi, diakses dan didistribusikan. Perkembangan
selanjutnya perangkat CD yang sudah tidak efisien dan efektif lagi saat distribusi file
dapat dilakukan telah tergantkan dengan media penyimpanan yang lain seperti
flashdisk dan cloud. Setiap individu mengarah pada perubahan yang semakin efektif
dan efisien sesuai kebutuhan gaya hidupnya.
b. Beberapa perubahan teknologi dari analog system ke Teknologi digital seperti ;
- Analog penyiaran untuk penyiaran digital
- Telepon umum ke ponsel
- Buku ke E-book
- Surat/Mail ke email
- Analog fotografi ke fotografi digital
- Cash ke transfer
Transformasi Aktivitas Individu Ke System Digitial
Diera digital individu memakai berbagai fasilitas teknologi ini untuk memudahkan
dan membantu kegiatan sehari-hari seperti :
a. Mendapartkan berita dan informasi yang dibutuhakn setiap saat
b. Mendapatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
c. Melakukan sosialisasi melalui fasilitas digital
d. Mendapatkan berbagai sumber belajar serta materinya secara cepat dan murah bahkan
melakukan proses pembelejarannya melalui system ini juga.
e. Mencari hiburan dan pengalaman dari media digital sesuai dengan yang menjadi
perhatiannya.
Transformasi Kegiatan Transaksi Ke System Digital
Era digital mengubah berbagai kegiatan bisnis dan ekonomi tiap individu maupun
lingkungan sebuah daerah bahkan sampai ada tingkat Negara, berbagai kegitan bisnis dan
transaksi kegiatan perekonomian telah menuju pada era digitalisasi bisnis individu sehari -hari
seperti :
a. Kegiatan transaksi perbankan seperti penarikan dana, penyimpanan dana, transfer dana
dan berbagai kegiatan transaksi perbankan lainnya.
b. Kegiatan transaksi perdagangan dengan berbagai fasilitas seperti e-commerce dan ebisnis, dimana transaksi digital telah menjadi sarana utama kegitan bisnis ini.
c. Kegiatan transaksi Pembayaran online yang telah dipakai oleh warga untuk
memenuhi kebutuhan pembayaran tagihan berbagai fasilitas yang ada dengan mudah
dan efektif.
d. Selain itu juga berbagai transasksi yang telah berubah menuju pada transaksi e-money
sehingga individu dapat melakukan transaksi tanpa perlu memakai uang cash lagi.
. Transformasi Aktivitas Perusahaan Ke System Digital
Kegiatan perusahaan yang tidak berpindah ke era digital ini akan mengalami masalah
baik dari sisi efisiensi maupun sisi efektifitas kerja perusahaan. Segala informasi perusahaan
telah dikemas dalam bentuk digital system, baik pengelolaan pegawai, penggajian,
pemasaran, persediaan, produksi maupun manajemen perusahaan yang lainnya.
Transformasi Expert System Diperusahaan
Perubahan yang sangat pesat terjadi juga dalam bidang system cerdas, dimana setiap
elemen teknologi informasi telah mengdopsi teknologi ini . Setiap produk sudah
memakai system cerdas yang melekat dan dipakai secara maksimal untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas fasilitas yang tersedia.
Dampak Transformasi Digital
Telah nyata muncul diwarga berbagai fasilitas digital yang dapat dimanfaatkan
untuk membantu kegiatan-kegiatan sehari-hari seperti, e-commerce, e-banking, e-learning,
e-money, e-tol dan berbagai peralatan praktis hasil rekayasa perangkat lunak yang dipakai
untuk kegiatan seperti aplikasi perkantoran, aplikasi bisnis, aplikasi entertainment, aplikasi
untuk kesehatan dan lain sebagainya.
. Kejahatan System Digital
Sering ditunjukkan bahwa transformasi digital telah berdampak drastis pada
industri konvensional, dan juga meningkatkan kompleksitas sosial, dan beberapa
aspek negatif dari warga digital, seperti risiko keamanan dan masalah privasi,
sekarang menjadi jelas. Pada saat yang sama, tren menuju penciptaan nilai baru
melalui teknologi digital dan memberikan kontribusi bagi warga masa depan
sekarang dapat dilihat di seluruh dunia. Evolusi transformasi digital bukanlah jalan
yang bisa dihindari. Oleh karena itu, aspek-aspek negatif ini harus dibagikan dan
diakui, dan kami mencoba untuk mempercepat partisipasi multi pemangku
kepentingan dan berbagi praktik terbaik. warga 5.0 mampu mengatasi dan
memberikan pendekatan untuk mengurangi aspek negatif ini.
Menurut (Danuri, 2017) bahwa munculnya trend kejahatan digital model baru
yang memanfaatkan dan mengarahkan serangan ke database sebagai pilihan utama
untuk menguasi semua akses seseorang. Perkembangan system digital membawa
dan mengubah bentuk kajahatan menjadi kejahatan yang lebih canggih dan banyak
variannya. Trend menunjukkan bahwa perubahan perkembangan teknologi diiringi
perkembangan pola dan varian baru kejahatan cyber crime. Setiap teknologi memiliki
celah yang dapat dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki niat jahat dan merugikan
orang lain.
Perilaku individu system digital
orang-orang yang terlalu sibuk dan sering beraktivitas dengan gadget mereka
dan terus terhubung dengan dunia maya, maka akan kehilangan 'sisi manusianya'
ketika dia sudah kembali dihadapkan ke dunia nyata.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang teknologi
informasi, seperti internet of things, smart city, big data, dan artificial
intelligence (AI) memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan yang
bersifat vilatility, uncertainity, complexity dan ambiguity (VUCA).
Menurut Santoso (2018), “tidak saja mengubah gaya hidup manusia dari
generasi ke generasi, kemajuan teknologi ikut berimbas terhadap cara pandang,
cara berpikir, dan akselerasi neuron otak dalam merespon setiap perubahan dan
kemajuan teknologi informasi ini ”. Disisi teknologi setiap individu
membutuhkan teknologi digital yang dalam prosesnya akan ada dampak bagi
perkembangan tubuh manusia khususnya otak dan perilaku. Telah terjadi kasus
dimana pemakai mulai kecanduan teknologi digital baik anak-anak, remaja
maupun orang tua mereka telah terbawa kepada era transformasi yang sangat
cepat. Apa yang diinginkan individu ini dapat terwujud melalui teknologi
digital sehingga mereka cenderung menjadikan teknologi ini sebagai kebutuhan
utamanya. Inilah era dimana manusia tidak dapat terlepas dari teknologi, mereka
sangat bergantung pada fasilitas yang disediakan di dalamnya dan menjadikannya
sebagai pendukung utama kegiatannya.
Perilaku perusahaan system digital
Setiap elemen kegiatan yang ada diperusahaan telah tergantikan dengna system
digital baik yang dilakukan secara partial maupun secara total. Pelayayan perusahaan
diserahkan kepada system yang terntergrasi dengan database dan manajemen,
sehingga setiap tindkan dan kegiatan dapat terpantau setiap saat. Perusahaan lebih
mengandalkan system digital dalam proses kegiatannya, dimana dengan system ini
lebih efektif dan efisisen. Perilkau perusahaan ini juga akan mempengaruhi perilaku
konsumen, sehingga keduanya akan terbawa pada teknologi digitall didalam
transaksi-transaksinya. Setiap perubahan teknologi dgital pada sisi perusahaan akan
membawa konsumen pada perubahann pemanfaatan sisi teknologi digital juga.
Model Transformasi Digital di masa Depan
Dimasa depan manusia tidak dpat terlepas dari teknologi informasi dan system digital
dalam kegiatan sehari-hari. Semua akses kehidupan akan langsung terintegrasi dengan
kegiatan manusia, dengan munculnya e-money semakin memudahkan proses transaksi dan
pemenuhan bisnis sehari-hari. Manusia dan teknologi informasi menyatu dalam setiap
kegiatan, akses informasi terkoneksi langsung dan melekat dengan individu sehingga
teknologi bioinformatika akan menjadi pilihan utama. Setiap individu dengan peralatan yang
tertanam pada tubuhnya dapat mengakses berbagai fasilitas yang disedakan oleh
perusahaan-perusahaan yang menawarkan fasilitas kehidupannya mulai dari bangun tidur
sampai pada tidur kembali, semua disediakan oeh system teknologi digital.