e commerse





 Teknologi informasi bukanlah sesuatu hal yang susah didapatkan saat ini, 

sebab  sudah masuk ke semua lini kehidupan warga . Teknologi informasi 

terus berinovasi dan bertransformasi serta semakin canggih, dengan 

kecanggihannya bisa memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan warga . 

Kemudahan ini  juga dirasakan dalam dunia ekonomi terutama dalam 

perdagangan. Saat ini perdagangan tidak terlepas dari teknologi informasi. 

Dengan adanya sinergi antara perdagangan dan teknologi informasi maka 

terciptalah istilah e-commerce. 

Di Indonesia pertumbuhan e-commerce sangat pesat, terutama 4 tahun 

terakhir, peningkatannya mencapai 500 persen, ini juga dibuktikan dari hasil riset  

Google dan termasuk dalam laporan e-Conomy SEA 2018 yang menunjukan 

bahwa transaksi e-commerce Indonesia mencapai US$ 27 miliar atau setara 

dengan Rp 391 triliun.

Disisi lain Direktur Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal 

Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo (Kemenkominfo), Septriana 

Tangkary menyatakan bahwa pertumbuhan nilai e-commerce di Indonesia tahun 

2018 mencapai 78 persen. Angka pertumbuhan ini  merupakan yang tertinggi 

di dunia. Indonesia merupakan negara 10 terbesar pertumbuhan e-commerce

dengan pertumbuhan 78 persen dan berada di peringkat pertama. Sementara 

Meksiko berada di peringkat kedua, dengan nilai pertumbuhan 59 persen 

Sejalan dengan pertumbuhan e-commerce, pada quartal pertama tahun 

2018 Indonesia sempat dihebohkan dengan munculnya istilah revolusi industri 4.0 

atau industri 4.0. Hampir semua lini warga  dan media mainstream bertanya 

dan membicarakan serta memberitakan tentang industri 4.0. Tidak lama setelah itu 

tepatnya tanggal 20 Maret 2018 Kementerian Perindustrian mensosialisasikan 

bahwa kementeriannya telah merancang Making Indonesia 4.0 yaitu merupakan 

suatu road map yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi 

dalam memasuki era industri 4.0. Didalam sosialisasi ini  Menteri 

Pendustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa kita sudah memasuki industri 

4.0 sejak tahun 2011, itu ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi 

dan batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya yang semakin 

konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi .

Tidak ketinggalan juga para praktisi dan akademisi melakukan kajian kajian dan pembicaraan ilmiah mengenai industri 4.0 yang disandingkan dengan 

bidang keilmuan dan kepakaran mereka masing-masing. Sampai saat tulisan ini 

dibuat topik tentang industri 4.0 masih tetap hangat diperbincangkan dalam 

forum-forum resmi dan tidak resmi.

Masih hangatnya pembicaraan tentang industri 4.0, dunia dikejutkan 

dengan pernyataan dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada acara 

pertemuan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos 

Swiss tanggal 23 Januari 2019. Dimana dalam pernyataannya dia mempunyai visi 

mengenai warga  5.0 atau Society 5.0. Dia mengatakan bahwa warga  5.0 

akan dihubungkan oleh data untuk meningkatkan pertumbuhan di masa depan 

Dengan pertumbuhan e-commerce yang begitu pesat kemudian melihat 

perkembangan industri 4.0 dan gambaran mengenai society 5.0, maka penulis 

bertujuan untuk membahas keselarasan dan dampak era industri 4.0 dan society 

5.0 terhadap e-commerce secara umum.


E-Commerce

e-commerce adalah penggunaan internet, 

web dan aplikasi untuk transaksi bisnis secara digital antara perusahaan dan 

individu. commerce adalah 

penggunaan internet untuk membeli, menjual, mengangkut, atau  

memperdagangkan data, barang atau jasa. Kemudian dalam tulisan mendefinisikan e-commerce dalam dua 

lingkup, sebagai definisi yang luas dan sempit. Menurut definisi yang luas, e commerce adalah pembelian atau penjualan barang antara bisnis, rumah tangga, 

individu, pemerintah dan organisasi publik dan swasta lainnya melalui jaringan 

komputer. Definisi sempit di sisi lain hampir sama dengan definisi luas kecuali 

instrumen perdagangan terbatas dengan internet.

menjelaskan bahwa kerangka utama dari e commerce terdiri dari people (penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan 

lainnya), public policy (kebijakan dan peraturan publik seperti pajak, regulasi dan 

lainnya), marketing and advertising (pemasaran dan periklanan seperti promosi, 

konten web, target pemasaran dan lainnya), support services (layanan pendukung 

seperti logistik, pembayaran, keamanan sistem dan jaringan dan lainnya), business 

partnerships (kemitraan bisnis seperti program afiliasi, pertukaran dan lainnya).

bahwa sejarah e-commerce 

terbagi dalam tiga periode yaitu: Invention, merupakan periode penemuan, 

dimulai pada tahun 1995 dimana penggunaan web pertama kali sebagai alat untuk 

mengiklankan produk. Selama periode ini e-commerce hanya memasarkan produk 

melalui iklan statis yang ditampilkan di web perusahaan. Mesin pencari belum 

canggih dan bandwidth internet kecil. Periode ini berakhir pada tahun 2000 ketika 

pasar saham anjlok dan ribuan perusahaan menghilang atau di istilahkan “dot-com 

crash”. Consolidation, merupakan periode konsolidasi, dimulai dari tahun 2001 

sampai 2006. Selama periode ini e-commerce berubah tidak hanya menjual 

produk ritel tetapi juga memberikan layanan yang kompleks, seperti layanan 

pengiriman dan keuangan. Periode ini internet sudah tersebar luas dengan 

jaringan broadband. Pemasaran produk sudah merambah melalui web, mesin 

pencari, email, iklan video, iklan media dan iklan mesin pencari. Kemudian sudah 

menyediakan fasilitas umpan balik di web perusahaan. Reinvention, merupakan 

periode penemuan kembali, dimulai tahun 2007 beriringan dengan 

diperkenalkannya iPhone, hingga saat ini e-commerce ditransformasikan ke 

jejaring sosial yang bisa diakses secara luas oleh perangkat seluler konsumen 

seperti smartphone dan komputer tablet. Pemasaran ditransformasikan melalui 

jejaring sosial kemudian menjadi pembicaraan mulut ke mulut dan viral. 

Perusahaan sudah memakai  repositori data yang jauh lebih kuat dan 

memakai  alat analisis pemasaran sehingga pemasaran terkoordinasi 

berdasarkan jejaring sosial, mesin pencari, web, platform ponsel dan email.

Pada periode reinvention banyak fitur unik dari teknologi e-commerce dan 

internet yang datang secara bersamaan dalam satu set aplikasi dengan teknologi 

media sosial yang disebut sebagai web 2.0  web 2.0 memakai  lusinan alat seperti wiki, rss atau 

xml, blog, mikroblog dan lain-lain. Selain itu Turban secara tersirat berpendapat 

web 2.0 merupakan representasi e-commerce 2.0, kemudian dia juga mengatakan 

bahwa e-commerce termasuk e-commerce 2.0 difasilitasi oleh perkembangan 

ekonomi, sosial dan perusahaan secara digital.

bahwa tipe utama dari transaksi e commerce terdiri dari Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumer (B2C), 

Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C), Consumer-to-Business (C2B), 

Intrabusiness EC, Business-to-Employees (B2E), Consumer-to-Consumer (C2C),  

Collaborative Commerce dan E-Government. 

menambahkan tiga tipe utama e-commerce yaitu Social e-commerce, Mobile e commerce dan Local e-commerce.

 bahwa teknologi dalam e-commerce

terdiri dari augmented reality, crowdsourcing, micro payments devices, big data 

in e-commerce and its analysis, e-payments including bitcoin, develop your own 

applications, IBM’s Pure Data Systems for analytics, Internet of Things (IoT), 

machine-to-machine (M2M) communications, new devices for e-learning, 3D 

printing, wearable devices.

bahwa didalam teknologi e-commerce

ada  delapan dimensi atau fitur unik yang perlu diperhatikan yaitu: Ubiquity, 

bisa diartikan dimana-mana, artinya bahwa teknologi internet/web tersedia kapan 

dan di mana saja seperti: di tempat kerja, di rumah dan di tempat lain melalui 

perangkat mobile. Berdasarkan marketspace maka jangkauan diperluas 

melampaui batasan pasar tradisional dan dapat berpindah dari suatu lokasi ke 

lokasi lain secara geografis. Kemudian transaksi jual beli bisa terjadi di mana saja 

sehingga kenyamanan pelanggan dapat ditingkatkan dan biaya transaksi 

berkurang. Global reach, bisa diartikan bahwa teknologi ini menjangkau lintas 

batas negara yang ada di bumi. Sehingga perdagangan dapat dilakukan secara 

lintas batas budaya dan negara. Dari segi marketspace dapat berpotensi meraih 

miliaran konsumen dan jutaan bisnis di seluruh dunia. Universal standards, dapat 

diartikan bahwa ada satu set standar teknologi, yaitu internet sebagai pondasi 

teknologi dalam bisnis. Richness, dapat diartikan bahwa teknologi ini kaya akan 

konten seperti video, audio dan teks. Konten ini  bisa dimanfaatkan sebagai 

alat pemasaran. Interactivity, bisa diartikan bahwa teknologi ini bekerja melalui 

interaksi dengan pengguna. Information density, bisa diartikan bahwa teknologi 

ini mengurangi biaya informasi dan meningkatkan kualitas informasi itu sendiri. 

Pemrosesan dan penyimpanan informasi serta biaya komunikasi menjadi turun 

secara dramatis, sementara itu mata uang, akurasi dan ketepatan waktu meningkat 

secara pesat. Sehingga informasi menjadi berlimpah, murah dan akurat.

Personalization/customization, dapat diartikan bahwa teknologi ini 

memungkinkan informasi yang disampaikan kepada pelanggan bisa disesuaikan 

dengan kebutuhan atau karakteristik pelanggan itu sendiri baik pribadi maupun 

kelompok. Social technology, bisa diartikan bahwa teknologi ini memungkinkan 

pengguna dapat membuat dan berbagi konten dengan komunitas di seluruh dunia 

melalui jejaring sosial.

Industri 4.0

Industri 4.0 merupakan kata lain dari revolusi industri 4.0. Mengenai 

bahwa revolusi industri pertama (industri 1.0) dimulai dengan mekanisasi dan 

pembangkit tenaga mekanik pada tahun 1800-an. Ini membawa transisi dari 

pekerjaan manual ke proses manufaktur memakai  mesin uap (zaman mesin 

uap); sebagian besar di industri tekstil. Industri 2.0 dimulai tahun 1900-an disebut 

sebagai zaman listrik dan industrial. Industri 3.0 dimulai tahun 1960-an disebut 

era informasi, digitalisasi dan otomatisasi elektronik. Industri 4.0 disebut zaman 

cyber physical systems atau otomatisasi cerdas. 

bahwa sektor industri penting bagi 

perekonomian setiap negara dan tetap menjadi pendorong pertumbuhan dan 

lapangan kerja. Industri, yang dalam konteks ini berfokus pada manufaktur, 

memberikan nilai tambah melalui transformasi bahan menjadi produk. Istilah 

industri 4.0 mulai dikenal publik pada tahun 2011, ketika sebuah inisiatif yang 

disebut industri 4.0 di mana asosiasi perwakilan dari bisnis, politik dan akademisi 

mempromosikan gagasan itu sebagai pendekatan untuk memperkuat daya saing 

industri manufaktur Jerman. Jerman memiliki salah satu industri manufaktur 

paling kompetitif di dunia dan merupakan pemimpin global di sektor peralatan 

manufaktur. Sejak pemerintah federal Jerman mengumumkan industri 4.0 sebagai 

salah satu inisiatif utama dari strategi teknologi tinggi pada tahun 2011, topik 

industri 4.0 telah menjadi terkenal di antara banyak perusahaan, pusat penelitian, 

dan universitas.

bahwa konsep dasar 

industri 4.0 pertama kali dipresentasikan di pameran Hannover pada tahun 2011. 

Sejak diperkenalkan industry 4.0 di Jerman, industry 4.0 menjadi topik diskusi 

umum dalam komunitas peneliti, akademik dan industri di berbagai kesempatan. 

 bahwa industri 4.0 awalnya 

diperkenalkan selama pameran di Hannover pada tahun 2011; selanjutnya, secara 

resmi diumumkan pada 2013 sebagai inisiatif strategis Jerman untuk mengambil 

peran perintis dalam industri yang saat ini merevolusi sektor manufaktur.

Industri 4.0 adalah area baru di mana internet hal-hal bersama dengan 

cyber physical systems saling berhubungan dengan cara kombinasi perangkat 

lunak, sensor, prosesor dan teknologi komunikasi memainkan peran besar untuk 

membuat sesuatu yang memiliki potensi untuk memasukkan informasi ke 

dalamnya dan akhirnya menambah nilai pada proses manufaktur 

bahwa industri 

4.0 memiliki gagasan utama yakni memanfaatkan potensi teknologi dan konsep 

baru seperti: internet, integrasi proses teknis dan proses bisnis di perusahaan, 

pemetaan digital dan virtualisasi dunia nyata, pabrik cerdas termasuk didalamnya 

sarana produksi pintar dan produk pintar.

 teknologi yang terkait dengan industri 4.0 adalah 

sebagai berikut: The Internet of Things (IoT), berfungsi untuk menghubungkan 

semua perangkat komputasi memakai  teknologi tertentu. Memungkinkan 

perangkat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dengan pengontrolan 

yang terpusat. Ini juga bermanfaat dalam menganalisa dan mengambil keputusan 

secara langsung. Cybersecurity, komunikasi yang andal, identitas canggih dan 

manajemen akses mesin dan pengguna adalah penting bagi industri 4.0 untuk 

mengatasi masalah ancaman keamanan siber yang meningkat secara signifikan 

dengan meningkatnya konektivitas dan penggunaan standar protokol komunikasi.

The cloud, meningkatnya kinerja teknologi, data dan fungsionalitas maka 

disebarkan ke cloud/awan, supaya lebih banyak layanan berbasis data untuk 

sistem produksi. Lebih banyak usaha yang terkait dengan produksi di industri 4.0 

akan membutuhkan peningkatan berbagi data di seluruh lokasi perusahaan. Big 

data analytics, memungkinkan pengumpulan dan evaluasi data yang 

komprehensif dari berbagai sumber dan pelanggan untuk mendukung 

pengambilan keputusan langsung, mengoptimalkan kualitas produksi, menghemat 

energi dan meningkatkan layanan peralatan. Horizontal and vertical system 

integration, integrasi sistem horisontal dan vertikal di antara perusahaan, 

departemen, fungsi dan kemampuan akan menjadi lebih kohesif, seiring lintas perusahaan, jaringan integrasi data universal berkembang dan memungkinkan 

rantai nilai yang benar-benar otomatis. Augmented reality, dapat mendukung 

berbagai layanan, seperti memilih suku cadang di gudang dan mengirim instruksi 

perbaikan melalui perangkat seluler. Additive manufacturing (3D printing), dapat 

menghasilkan sejumlah produk yang disesuaikan seperti desain yang kompleks 

dan ringan, berperforma tinggi dan mengurangi jarak pengangkutan dan 

persediaan. Simulation, memanfaatkan data realtime untuk mencerminkan 

kenyataan dalam model virtual, yang mencakup seperti mesin, produk dan 

manusia. Hal ini memungkinkan operator untuk menguji dan mengoptimalkan 

pengaturan alat untuk produksi berikutnya, sehingga dapat mengurangi waktu 

pengaturan alat dan meningkatkan kualitas produk. Robots, lebih mandiri, 

fleksibel dan kooperatif, mereka akan berinteraksi satu sama lain dan dapat 

bekerja dengan aman bersama manusia, kemudian belajar dari mereka. Robot 

lebih murah biayanya dan memiliki jangkauan kemampuan yang lebih besar.

Society 5.0

Pemerintah Jepang mendefinisikan society 5.0 yaitu warga  yang 

terpusat pada manusia dimana dapat menyeimbangkan antara kemajuan ekonomi 

dengan penyelesaian masalah sosial memakai  sistem yang mengintegrasikan 

dunia maya dan fisik bahwa society 

5.0 diajukan oleh pemerintah Jepang merupakan konsep yang jelas. Itu disusun 

dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi kelima oleh Dewan Sains, Teknologi 

dan Inovasi, dan disetujui oleh keputusan Kabinet pada Januari 2016.

menjelaskan mengenai tahapan 

warga  (society) berdasarkan sejarah manusia. Society 1.0 didefinisikan 

sebagai kelompok orang yang berkumpul dan berburu dalam hidup, kemudian 

berdampingan secara harmonis dengan alam, dimulai dari terciptanya manusia. 

Society 2.0 membentuk kelompok berdasarkan budidaya pertanian, peningkatan 

organisasi dan pembangunan bangsa, dimulai dari 13.000 sebelum masehi. Society 

3.0 adalah warga  yang mempromosikan industrialisasi melalui revolusi 

industri 1.0, dimulai dari akhir abad 18. Society 4.0 adalah warga  informasi 

yang menyadari peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak 

berwujud sebagai jaringan informasi, dimulai dari pertengahan abad 20. Dalam 

tahapan ini, society 5.0 adalah warga  informasi yang dibangun di atas society 

4.0, yang bertujuan untuk warga  yang lebih makmur.

bahwa dalam transformasi digital 

beberapa wiliyah atau negara memakai  istilah yang berbeda. Eropa 

memakai  istilah industri 4.0, Amerika Utara memakai  istilah industrial 

internet, Asia memakai  istilah smart cities, China memakai  istilah made 

in China 2025 dan Jepang memakai  istilah society 5.0. Dimana transformasi 

digital memakai  IoT, artificial intelligence, robotics, big data dan 

blockchain. 

Dalam society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui inovasi akan 

menghilangkan kesenjangan regional, usia, jenis kelamin dan bahasa dan 

memungkinkan penyediaan produk dan layanan yang disesuaikan dengan baik 

untuk beragam kebutuhan individu dan kelompok. Dengan cara ini, 

memungkinkan untuk mencapai warga  yang dapat meningkatkan 

pembangunan ekonomi dan menemukan solusi masalah sosial. Namun, 

pencapaian ini  akan ada  kesulitan atau kendala, Jepang siap untuk 

menghadapi secara langsung dengan tujuan menjadi yang pertama di dunia 

sebagai negara yang menghadapi masalah untuk menghadirkan model warga  

masa depan 

Dalam cetak biru society 5.0 untuk tujuan pembangunan berkelanjutan 

 ada  teknologi berupa big data, IoT, artificial inteligent, robot, drone, 

sensor, 3D print, public key infrastructure (PKI), sharing, on demand, mobile, 

edge, cloud, 5G, virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality 

(MR).

bahwa tujuan dari society 5.0 adalah 

untuk mewujudkan warga  di mana manusianya menikmati hidup 

sepenuhnya. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi ada untuk 

tujuan itu dan bukan untuk kemakmuran segelintir orang. Meskipun society 5.0

berasal dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan satu negara. 

Kerangka kerja dan teknologi yang dikembangkan akan berkontribusi untuk 

menyelesaikan tantangan warga  di seluruh dunia.

Perbandingan Industri 4.0 Dan Society 5.0

Dilihat dari sejarah revolusi industri dan tahapan warga  di dunia ini 

dapat dijelaskan bahwa revolusi industri lahir melalui tahapan-tahapan warga  

yang saling berkesinambungan. Sedangkan industri 4.0 dan society 5.0 muncul 

beriringan dimana industri 4.0 lebih dahulu muncul kepermukaan dan lebih fokus 

kepada industri terutama bidang manufaktur seperti tekstil, otomotif, makanan 

dan minuman, elektronik, biokimia dan sebagainya. Sedangkan society 5.0

muncul setelah industri 4.0, dimana society 5.0 masih berupa visi dan fokus 

kepada manusianya. Untuk lebih jelasnya perbandingan waktu dimulainya 

tahapan warga  dan revolusi industri bisa dilihat pada tabel 1. Perbandingan 

selanjutnya dapat dilakukan dari segi pemanfaatan teknologi dilihat pada tabel 2.  

Dari tabel 2 bisa dijelaskan bahwa perbandingan teknologi dari industri 

4.0 dan society 5.0 tidak jauh berbeda, sebab  pada prinsipnya society 5.0

melanjutkan teknologi yang ada pada industri 4.0 dan masih berjalan sampai saat 

ini. Big data, cloud dan IoT menjadi kebutuhan dan harus diterapkan dalam 

industri 4.0 dan society 5.0. Robot pada industri 4.0 sudah memakai  artificial 

inteligent dan sensor. Teknologi drone dipakai  pada industri 4.0 dan society 

5.0. 3D Print juga dipakai pada industri 4.0 dan society 5.0. Sedangkan public key 

infrastructure merupakan salah satu sarana sistem keamanan data yang dipakai  

dalam society 5.0 dimana Public key infrastructure merupakan bagian dari cyber 

security dalam industri 4.0.

Sharing merupakan teknologi berbagi informasi yang diterapkan dalam 

industri 4.0 (Auliani 2019a) dan society 5.0. On demand merupakan teknologi 

untuk melayani permintaan, ini juga dipakai  pada industri 4.0 dan society 5.0. 

Simulations pada industri 4.0 memakai  virtual reality, augmented reality dan 

mixed reality dan teknologi ini  juga dipakai  pada society 5.0. Kemudian 

teknologi mobile merupakan perangkat seluler yang terintegrasi dengan jaringan 

seluler edge (2G, 3G, 4G dan lainnya) dan diterapkan pada industri 4.0 dan 

society 4.0. 

Sedangkan untuk teknologi 5G pada industri 4.0 belum diterapkan saat ini 

sebab  teknologi ini  walaupun sudah ditemukan dan dipakai, tapi belum 

diimplementasikan secara masal di dunia (Pertiwi 2018; Rahman 2019). Society

5.0 masih berupa visi, oleh sebab itu bisa merencanakan pemanfaatan teknologi 

5G dimasa yang akan datang. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa industri 

4.0 juga akan memakai  teknologi ini  dimasa yang akan datang. 

E-Commerce Di Era Industri 4.0

Industri pada umumnya mempunyai prosedur standar dalam 

operasionalnya, mulai dari penyediaan bahan mentah sampai menghasilkan suatu 

produk hingga sampai ke konsumen. Pada era industri 4.0 semua prosedur 

ini  sudah memakai  otomatisasi cerdas. E-commerce lahir sebelum 

industri 4.0, dimana e-commerce sendiri merupakan transaksi bisnis yang 

dilakukan secara elektronik memakai  internet. Transaksi bisnis merupakan 

bagian kegiatan yang dilakukan di dunia industri. Jadi bisa dikatakan secara 

umum bahwa e-commerce berhubungan dan berkesinambungan dengan industri 

4.0. Untuk itu perlu dibahas bentuk hubungan dan keselarasannya dalam hal 

kerangka, dimensi dan teknologinya.

Industri 4.0 fokus pada industri manufaktur terotomatisasi cerdas dan 

berkembang dibanyak sektor, sehingga ini akan menciptakan produk yang banyak 

dan berkualitas di berbagai sektor. Hal ini  akan berpengaruh terhadap 

peningkatan transaksi bisnis terutama pada e-commerce. Dimana marketplace

akan semakin komplek dan canggih sehingga perusahaan-perusahaan akan 

tumbuh dan roda perekonomian semakin berputar.

Dalam kerangka e-commerce ada  orang (people) berupa penjual, 

pembeli, perantara dan lainnya, pada era industri 4.0 dalam operasionalnya juga 

membutuhkan orang, sehingga untuk kerangka ini volumenya akan bertambah 

pada e-commerce. Kerangka e-commerce berikutnya yaitu kebijakan dan 

peraturan seperti pajak dan regulasi, di era industri 4.0 hal ini  juga berlaku 

seperti regulasi operasional industri dan pajak industri, sehingga akan terjadi 

penyelarasan kebijakan dan peraturan pada e-commerce. Selanjutnya pemasaran 

dan periklanan merupakan kerangka e-commerce berupa promosi, konten web dan 

target pemasaran, dalam industri 4.0 juga ada  kegiatan ini  seperti produk 

yang diciptakan harus ditentukan target pemasarannya, sehingga pemasaran dan 

periklanan pada e-commerce semakin gencar dan lebih kreatif. Kerangka e commerce selanjutnya adalah layanan pendukung seperti logistik, pembayaran 

dan keamanan sistem dan jaringan, pada industri 4.0 pengaturan logistik sudah 

memakai  IoT dan AI, sedangkan pembayaran sudah memakai  online 

banking dan uang elektronik, dalam hal keamanan sistem dan jaringan sudah 

memakai  cyber security, jadi hal ini  dalam e-commerce akan 

menyesuaikan. Kerangka e-commerce yang terakhir yaitu kemitraan bisnis, hal ini 

juga sudah ada pada industri 4.0 seperti dalam pengadaan bahan mentah dan 

distribusi produk jadi, sehingga pada e-commerce tinggal ditingkatkan 

kemitraannya.

Dalam dimensi teknologi e-commerce ada  ubiquity dan global reach

bisa diartikan dimana-mana dan menjangkau lintas batas negara, maknanya bahwa 

e-commerce bisa diakses dimana-mana dengan memakai  internet, pada 

industri 4.0 hal ini  menjadi sangat penting seperti pengontrolan produksi bisa 

dikontrol melalui smartphone dan diakses dimana saja, sehingga ubiquity dan 

global reach pada e-commerce menyesuaikan teknologinya. Kemudian universal 

standards dapat diartikan bahwa ada satu set standar teknologi yaitu internet, 

industri 4.0 juga memakai  internet. Selanjutnya richness dapat diartikan 

bahwa teknologi ini kaya akan konten seperti video, audio dan teks, industri 4.0 

dalam memasarkan produk memakai  konten yang sama dengan e-commerce. 

Berikutnya interactivity bisa diartikan bahwa teknologi ini bekerja melalui 

interaksi dengan pengguna, industri 4.0 sudah mengimplementasikan hal ini 

dalam horizontal and vertical system integration, simulation dan robots, e commerce tinggal mengakuisisi teknologi ini  kedalam interactivity. 

Kemudian information density diartikan bahwa teknologi ini mengurangi biaya 

informasi dan meningkatkan kualitas informasi itu sendiri, di industri 4.0 terkait 

dengan informasi memakai  teknologi big data dan cloud dimana pemrosesan, 

penyimpanan informasi dan biaya komunikasi menjadi turun sehingga informasi 

menjadi berlimpah, murah dan akurat, oleh sebab itu e-commerce bisa 

menyesuaikan teknologinya. Berikutnya personalization/ customization dapat 

diartikan bahwa memungkinkan informasi yang disampaikan kepada pelanggan 

bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka, dalam industri 4.0 ketika 

menciptakan produk hal ini juga dilakukan, sehingga bisa sinkron dengan e commerce. Dan yang terakhir social technology bisa diartikan bahwa 

memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi konten dengan komunitas 

di seluruh dunia melalui jejaring sosial, ini juga merupakan salah satu strategi 

teknologi yang diterapkan pada industri 4.0, sehingga akan memudahkan 

perkembangan e-commerce.

Setelah dibahas mengenai industri 4.0 maka dapat dibuktikan bahwa e commerce dan industri 4.0 memiliki hubungan yang selaras dan berbanding lurus, 

sebab  dari segi teknologi, e-commerce akan menyesuaikan teknologinya dengan 

teknologi yang ada pada era industri 4.0. Kemudian industri 4.0 juga 

memanfaatkan e-commerce dalam operasionalnya, sehingga e-commerce di era 

industri 4.0 akan lebih berkembang dan maju lagi.

E-Commerce Di Era Society 5.0

Society 5.0 merupakan visi pemerintahan Jepang dalam meningkatkan 

kesejahteraan warga nya di masa yang akan datang. Kesejahteraan ini  

diraih dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa menyeimbangkan antara 

kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial yang berpusat pada 

manusia dan mempermudah semua lini kehidupan warga . E-commerce

sendiri sudah ada sebelum society 5.0 yang bertujuan juga untuk memudahkan 

warga  dalam bertransaksi bisnis. Jadi bisa dikatakan bahwa e-commerce dan 

society 5.0 memiliki tujuan dan hubungan yang sama. Tapi hal ini  harus 

dibahas berdasarkan kerangka, dimensi dan teknologinya.

Dalam society 5.0 digambarkan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan 

manusia sangat bergantung kepada teknologi. Teknologi sudah menjadi 

kebutuhan dasar dalam sendi-sendi kehidupan manusia, semua terintegrasi dengan 

smartphone. Dalam transaksi bisnis warga  juga sudah tergantung dengan 

teknologi sehingga tidak mau lagi melakukan transaksi bisnis secara tradisional. 

Dengan hal demikian maka e-commerce akan menjadi primadona dalam transaksi 

bisnis, sehingga prospeknya semakin cerah. Ini juga merupakan salah satu  

pendongkrak munculnya perusahaan-perusahaan start-up baru untuk memenuhi 

kebutuhan warga  secara luas.

Dalam kerangka e-commerce ada  orang (people) yang merupakan 

bagian dari warga  dalam society 5.0. Kebijakan dan peraturan dalam e commerce ini akan disesuaikan pada era society 5.0 sesuai dengan pemanfaatan 

dan kemajuan teknologi. Kemudian pemasaran dan periklanan pada e-commerce

di era society 5.0 akan semakin mudah sebab  warga  sudah terhubung ke 

internet dan menjadi gaya hidup mereka. Selanjutnya adalah layanan pendukung 

seperti logistik, pembayaran dan keamanan sistem dan jaringan, di era society 5.0

tentunya layanan pendukung akan diperkuat dengan memanfaatkan teknologi IoT, 

AI, cloud, robot, drone dan sensor sehingga mempermudah layanan pendukung e commerce termasuk dari segi keamanannya. Dari segi kemitraan bisnis e commerce, pada era society 5.0 akan dipermudah untuk menjalin hubungan 

kemitraan dengan memakai  teknologi IoT dan mixed reality.

Dimensi dari teknologi e-commerce ada  ubiquity, global reach dan 

universal standards, di era society 5.0 ini sudah menjadi hal yang biasa sebab  

internet sudah menjadi gaya hidup warga  yang dapat menjangkau akses 

lintas batas negara, e-commerce sangat didukung dari dimensi ini sehingga 

memudahkan warga . Kemudian richness, di era society 5.0 kekayaan konten 

akan semakin maju sebab  warga  sudah semakin kreatif dan inovatif dalam 

membuat konten, sehingga e-commerce semakin kaya pertumbuhan kontennya. 

Selanjutnya interactivity, pada era society 5.0 warga  akan dipermudah dalam 

berinteraksi memakai  teknologi virtual reality, augmented reality dan mixed 

reality, sehingga ini akan berdampak baik untuk perkembangan e-commerce. 

Kemudian information density dan personalization/customization, di era society 

5.0 kualitas informasi akan semakin baik sebab  memakai  teknologi big data, 

cloud dan AI, sehingga sangat bermanfaat bagi kemajuan dan keberlangsungan e commerce. Terakhir social technology, dalam society 5.0 interaksi antar 

warga  melalui teknologi semakin tinggi, hal ini akan mempercepat 

pertumbuhan e-commerce.

Dari pembahasan kerangka, dimensi dan teknologi antara e-commerce dan 

society 5.0 dapat dibuktikan bahwa e-commerce memiliki tujuan dan hubungan 

yang selaras dengan society 5.0, yaitu mempunyai tujuan untuk mempermudah 

kehidupan warga  dan dari segi teknologi e-commerce menyesuaikan 

perkembangan teknologinya dengan society 5.0.

Dampak Industri 4.0 Dan Society 5.0 Terhadap E-Commerce

Produk yang ditransaksikan dalam e-commerce akan semakin beragam. 

Era industri 4.0 akan banyak melahirkan produk-produk baru diberbagai bidang, 

kemudian pada era society 5.0 kehidupan warga  sudah berbasis pada 

teknologi digital dan transaksi online, sehingga e-commerce otomatis akan 

mentransaksikan produk yang beragam dalam memenuhi kebutuhan warga  

secara online.

Pertumbuhan perusahaan start-up akan meningkat secara signifikan. 

sebab  era industri 4.0 dan society 5.0 akan melahirkan produk yang beragam dan 

transaksi bisnis yang semakin tinggi, kemudian kebutuhan akan produk juga 

semakin tinggi, otomatis akan bermunculan perusahaan-perusahaan untuk  

memenuhi itu semua terutama perusahaan start-up. Dengan berdirinya 

perusahaan-perusahaan ini  maka akan membuka lapangan pekerjaan.

Persaingan bisnis akan menjadi lebih ketat. sebab  semakin banyak 

perusahaan yang muncul maka persaingan akan menjadi lebih ketat terutama 

perusahaan-perusahaan yang memiliki proses bisnis, marketplace dan target 

pemasaran yang sama.

Produsen, konsumen dan distributor akan bertambah. Ketika produk 

semakin beragam dan kebutuhan akan produk meningkat otomatis jumlah 

produsen, konsumen dan distributor semakin bertambah.

Kebijakan dan regulasi publik akan semakin baik. Pemerintah selaku 

pembuat kebijakan dan regulasi akan selalu membuat, meninjau dan memperbaiki 

kebijakan dan regulasi supaya kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan semakin 

baik dan menguntungkan semua pihak.

Pemasaran dan periklanan akan tumbuh dan lebih kreatif. sebab  era 

industri 4.0 dan society 5.0 merupakan era transformasi digital yang akan 

mempermudah pemasaran dan periklanan produk sehingga tumbuh dan lebih 

kreatif serta akan menarik minat konsumen.

Layanan pendukung e-commerce akan semakin baik dan lebih komplek. 

Penggunaan teknologi IoT, big data, cloud, AI dan teknologi lainnya dalam

industri 4.0 dan society 5.0, akan memberikan nilai tambah untuk layanan 

pendukung e-commerce sehingga semakin baik, canggih dan lebih komplek.

Kemitraan bisnis akan semakin terbuka lebar. Penggunaan internet akan 

membuka akses terhadap lintas batas antar negara, sehingga peluang untuk 

bermitra bisnis akan terbuka lebar tidak terbatas dalam satu negara saja tetapi bisa 

menggapai dunia internasional.

Teknologi e-commerce akan semakin baik, terbarukan dan lebih canggih. 

sebab  e-commerce akan mengikuti dan menyesuaikan teknologinya dengan 

perkembangan teknologi pada era industri 4.0 dan society 5.0, pada era ini  

teknologi akan selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan industri dan 

warga .