teknologi digital 1
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) seperti komputasi awan, materi pembelajaran terbaru dan
jaringan yang andal, paradigma baru - e learning telah
diperkenalkan untuk pendidikan pada umumnya, dan untuk
pembelajaran bahasa Inggris pada khususnya (Aparicio et. al.,
2016). Paradigma baru ini telah merevolusi proses pembelajaran
sebab terus mengubah cara penerapan pendidikan di seluruh
dunia (Teo, Kim, & Jian, 2018). Ini dianggap “sebagai alat penting
untuk memenuhi permintaan akan spesialis berkualifikasi tinggi di
dunia teknologi modern”.
Selain itu, sejak awal, e-learning ditafsirkan dalam berbagai
cara berdasarkan konteks, implementasi, dan praktik
pedagogisnya. Sebelumnya, itu disebut sebagai 'e learning', itu
disebut berbeda seperti pembelajaran berbasis web (WBL),
berbasis web pelatihan (WBT), instruksi berbasis web (WBI),
pelatihan berbasis internet (IBT), pendidikan jarak jauh,
pembelajaran online, pembelajaran mobile campuran,
pembelajaran jarak jauh, pembelajaran virtual dan pembelajaran di
luar lokasi.
Dengan kata lain, e-learning didasarkan pada berbagai alat -
sinkron dan asinkron yang mengarahkan guru dan siswa untuk
menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan mandiri.
E-learning asinkron yaitu jenis pembelajaran yang
didasarkan pada “media seperti email dan papan diskusi,
mendukung hubungan kerja antara peserta didik dengan guru bahkan ketika peserta tidak dapat online pada waktu yang sama”,
pembelajaran yang fleksibel sebab memfasilitasi pembelajar
untuk belajar di tempat dan waktu mereka sendiri yang nyaman.
sedang sinkron e-learning berbasis koneksi internet
dan media seperti instant messaging, skype, zoom, dan google
meet, dll.
E-learning mengalami perkembangan pesat. Keuntungan
belajar melalui jaringan global sangat banyak dan jelas:
kemandirian ruang dan waktu, pembelajar dapat belajar dengan
kecepatannya sendiri, materi pembelajaran dapat diatur di satu
tempat dan dipakai -diproses di seluruh dunia. Salah satu
segmen terpenting dalam pengembangan dan pemakai an sistem
e-learning saat ini yaitu personalisasi konten dan pembuatan
profil pemakai berdasarkan perilaku pembelajaran masingmasing pemakai . Opsi personalisasi meningkatkan efisiensi elearning, sehingga membenarkan biaya awal konstruksi yang lebih
tinggi. Untuk mempersonalisasikan proses pembelajaran dan
mengadaptasi konten untuk setiap pembelajar, sistem e-learning
dapat memakai strategi yang memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pembelajar. Juga, sistem ini harus
memakai teknologi yang berbeda untuk mengubah
lingkungan dan melakukan adaptasi bahan ajar berdasarkan
kebutuhan peserta didik. (Saira Niaz, 2021)
8.2 Definisi E-Learning
Istilah e-learning terdiri dari lebih banyak dibandingkan online
pembelajaran, pembelajaran virtual, pembelajaran terdistribusi,
jaringan atau pembelajaran berbasis web. Seperti huruf "e" dalam
e-learning singkatan kata "elektronik", itu akan menggabungkan
semua pendidikan kegiatan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok bekerja online atau offline, dan sinkron atau secara
asinkron melalui komputer jaringan atau mandiri dan perangkat
elektronik lainnya. Ada banyak definisi e-learning sebab ada ilmuwan
pendidikan di seluruh dunia. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih baik dari berbagai definisi akademik e-learning, mari kita
lihat beberapa contoh dari berbagai lembaga akademik dan peneliti
pendidikan.
Sarah Guri-Rosenbilt dari Open University of Israel
mengeksplorasi definisi yang tepat dari e-learning dalam makalah
penelitiannya tahun 2005 “'Distance Education' and 'E-Learning':
Not the Same Thing”.”Dia mendefinisikan e-learning sebagai media
elektronik dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran mulai
dari fungsi add-on kelas konvensional hingga substitusi online
untuk pertemuan tatap muka dengan pertemuan online. (GuriRosenblit, 2005).
Clark dan Mayer mendefinisikan e-learning sebagai
instruksi yang disampaikan melalui perangkat digital untuk
mendukung pembelajaran dalam makalah penelitian mereka tahun
2016 “E-learning and the science of instruction: Pedoman yang
terbukti untuk konsumen dan perancang pembelajaran
multimedia.”(Ruth Colvin Clark, 2016)
Arkorful dan Abaidoo mendefinisikan e-learning sebagai
pemakai an teknologi informasi dan komunikasi untuk
memungkinkan akses ke sumber pengajaran dan pembelajaran
online dalam makalah penelitian mereka tahun 2015 “ he role of elearning, advantages and disadvantages of its adoption in higher
education.”(Arkorful, 2015)
Ruiz, Mintzer, dan Leipzig mendefinisikan e-learning
sebagai pemakai an teknologi Internet untuk meningkatkan
kinerja dan pengetahuan dalam makalah penelitian mereka tahun
2006 “The Impact of E-Learning in Medical Education.” (Ruiz,
2006)
Sebagai contoh bagaimana aktor pemerintah
mendefinisikannya, eLearningNC.gov telah mendefinisikan elearning sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengakses kurikulum pendidikan di luar ruang
kelas tradisional.
Seperti yang terlihat, menjawab pertanyaan tentang apa
definisi e-learning tidak semudah kelihatannya. Perbedaan antara
e-learning dan pembelajaran jarak jauh tidak kentara namun
penting, dan sangat penting untuk membedakan keduanya.
8.3 Sejarah E-Learning
E-learning berkembang hingga mengikuti perkembangan
ICT yang berkembang. E-learning pertama kali dikenalkan dengan
adanya pemakai an instruksi berbasis komputer (computerassisted instruction) dan komputer yang bernama PLATO oleh
Universitas Illionis di Urbana-Campaign. Perkembangan e-learning
dari dulu hingga saat ini yaitu sebagai berikut (Afridian, 2014)
1. Pada tahun 1960, Universitas Illions membuat sebuah sistem
dimana mahasiswa berkesempatan untuk dapat mengakses
informasi melalui media komputer yang saling terhubung
dengan memperdengarkan materi dari pengajar (dosen) yang
direkam melalui suatu pengendali jarak jauh seperti perangkat
audio maupun televisi. Sistem itu disebut dengan PLATO
(Programmed Logic for Automatic Teaching Operation) dan
dipakai selama hampir empat dekade.
2. Di awal tahun 1960-an, seorang profesor psikologi dari
Standford University bernama Patrick Suppes dan Richard C.
Atkinson bereksperimen dengan sebuah komputer untuk
mengajarkan cara membaca dan berhitung kepada anak-anak
di Sekolah Dasar di California.
3. 3. Pada tahun 1963, Bernard Luskin memasang sebuah
komputer pertama kali di dalam sebuah komunitas kampus
yang dipakai untuk menginstruksikan sesuatu, bekerja
sama dengan Standford dan lainnya, untuk mengembangkan
instruksi berbasis komputer.
4. Pada tahun 1970, Luskin melengkapi disertasinya
bekerjasama dengan Rand Corporation dalam menganalisis
kendala yang ada pada instruksi berbasis komputer.
5. Pada tahun 1976, Bernard Luskin meluncurkan Coastline
Community College sebagai sebuah “college without walls”
atau “kampus tanpa dinding” memakai stasiun televisi
KOCE-TV sebagai sarananya.
6. Pada pertengahan tahun 1980-an, melakukan akses suatu isi
dari bahan ajar menjadi sangatlah mungkin dilakukan di
bebeberapa perpustakaan Perguruan Tinggi. Cassandra B.
Whyte meneliti tentang peningkatan peran yang dimainkan
suatu komputer di tingkat pendidikan yang lebih tinggi
(Whyte,1989:86-89). Kemudian pada tahun 1990-an, elearning mulai berkembang dengan cepat. Perkembangan
ini (Cross,2002) yaitu sebagai berikut
7. Pada tahun 1990, merupakan era CBT (Computer Based
Training). Pada tahun ini semakin banyak bermunculan
aplikasi e-learning yang berjalan di dalam PC standalone.
Selain di dalam PC standalone aplikasi ini dikemas dalam
bentuk CD-ROM. Content-nya yaitu materi berupa
multimedia seperti audio dan video dengan format MOV, AVI,
MPEG maupun berupa tulisan. Perusahaan multimedia seperti
Macromdia mengembangkan sebuah tool bernama
Authorware, dan sebuah perusahaan yang sekarang bernama
Clik2learn mengembangkan sebuah software bernama
ToolBook.
8. Pada tahun 1994, mulai berkembang paket-paket CBT. Jadi
pada tahun ini CBT hadir dalam paket-paket yang jauh lebih
menarik. Dan pada tahun ini pula CALCampus
memperkenalkan kurikulum online pertama kali dan
CALCampus dijadikan sebagai tempat dimana konsep sekolah
berbasis online ini berasal.
9. Pada tahun 1997, merupakan awal mula munculnya LMS
(Learning Management System). Menurut Barrit dan
Alderman (2004, p233), LMS merupakan alat atau sistem yang
dipakai untuk autentikasi (konfirmasi), registrasi, dan akses
untuk pembelajaran. Perkembangan ini didukung dengan
perkembangan teknologi internet yang membawa seluruh
masyarakat di dunia memakai media internet sebagai
sarana untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi.
Sehingga dengan adanya internet ini, hambatan akan sulitnya
melakukan interaksi jarak jauh dapat mulai terpecahkan.
10. Pada tahun 1999, merupakan awal mula hadirnya aplikasi elearning berbasis web. Perkembangan aplikasi e-learning
berbasis web dari LMS sangatlah signifikan. Pada masa ini LMS
(Learning Management System) mulai dipadukan dengan
beberapa situs informasi maupun surat kabar. Content yang
ada pada e-learning berbasis web ini juga semakin
menarik dengan adanya multimedia seperti video, serta
bentuk tampilan yang sangat menarik dan interaktif dengan
berbagai pilihan format yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan.
11. Pada tahun 2000-an, e-learning mulai banyak dipakai di
dalam dunia bisnis. Elearning ini dipakai untuk melatih
karyawan-karyawan suatu perusahaan. Munculnya e-learning
ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk
perkembangan yang sangat luar biasa yang ada di dalam dunia
pendidikan.
Dengan adanya e-learning, peserta didik akan lebih mudah
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh sebagai bentuk
kegiatan alternatif dari pembelajaran yang ada di dalam kelas
(bentuk kelas tradisional).
Dari pendapat para ahli E-learning yaitu inovatoif
desain yang baik, yang berpusat pada peserta didik,
interaktif, dan pembelajaran untuk setiap orang, kapan saja
dengan memakai atribut-atribut dan sumber- sumber dari
bermacam teknologi digital selama materi pembelajaran
ini cocok untuk pembelajaran terbuka, fleksibel, dan
lingkungan pembelajaran.
8.4 Jenis-jenis E-Learning
1. Metode Pembelajaran Synchronus
Pembelajaran sycncronus yaitu ketika peserta didik
dan instruktur bertukar informasi dan berinteraksi secara
bersamaan dalam sebuah komunitas pembelajaran online
dengan memakai waktu yang telah ditetapkan dengan
memakai teknologi pembelajaran termasuk internet
conference, satelit, telekonferensi video dan chating. Dalam
proses pemakai nnya ada kelebihan serta kelemahan dari
synchronous yaitu :(Narayana, 2)
a. Kelebihan
i. Siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung bisa
dijawab oleh tutor, atau fasilitator
ii. Keaktifan dalam sebuah pembelajaran akan terlihat
seperti dalam ruangan tatap muka langsung.
iii. Di dalam kelas, siswa dan tutor dapat berkomunikasi
lebih baik, dan kecanggungan dari siswa didalam
kelas biasa tidak akan terlihat.
b. Kekurangan
i. Harus memakai kecepatan akses internet
yang tinggi.
ii. Bersifat realtime sehingga mengakibatkan peserta
tidak dapat melakukan akses dilain waktu, kecuali
dijadwalkan
iii. Tidak memberi waktu yang lama untuk peserta
untuk berpikir lama.
2. Metode Pembelajaran Asynchronus
Aycncronus yaitu pembelajaran secara bebas tidak
terikat oleh waktu, dimana peserta didik dapat beriteraksi
dengan materi khusus dan satu sama lain dengan pada waktu
yang mereka pilih. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu
saat peserta didik memposting pemikirannya, di hari yang
ditentukan sendiri dan pelajar lain memberi
mengomentari posting seperti forum diskusi.
Sama halnya dengan sycncronus, dalam pembelajaran
asycncronus dalam pemakai nnya ada kelebihan serta
kelemahannya yaitu :
a. Kelebihan
i. Kualitas dialog sangat tinggi dapat dicapai
memakai struktur diskusi dan memberi waktu
lebih lama untuk para peserta untuk memikirkan apa
yang akan diposting.
ii. Siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memilih
waktu kapan saja dimana waktu itu merupakan waktu
yang tepat.
iii. Komitmen ruang tidak relevan dan siswa dapat dengan
bebas belaar kapanpun mereka memiliki waktu.
b. Kekurangan
i. Adanya komunikasi yang kurang dalam bahasa atau
tulisan yang tidak begitu saja diterima oleh pembaca
ii. memerlukan koneksi internet.
8.5 Karakteristik E-Learning
Peran guru lebih sebagai pihak yang memungkinkan
siswa belajar dan memfasilitasi kerja keras siswa. E-learning
dapat menyeimbangkan antusiasme guru dan siswa. Jika
siswa aktif, maka guru dalam posisi pasif, sebaliknya jika
siswa pasif, maka guru aktif. Dalam hal ini inisiatif guru bukan
untuk mengatur perilaku belajar siswa, melainkan untuk
merangsang semangat belajar siswa.
E-learning ditandai dengan pemanfaatan keunggulan
teknologi berbasis jaringan digital dalam mengumpulkan,
menyimpan, dan berbagi informasi atau materi pembelajaran
yang dapat diakses dalam satu waktu.(Glaser and Strauss,
2017)
Bahan ajar dapat dipelajari siswa secara mandiri.
ada unsur interaktivitas dengan adanya dukungan fiturfitur komunikasi, dan output skor pada penilaian serta umpan
balik yang dapat muncul sesudah siswa melakukan penilaian.
Dengan karakteristik ini , e-learning membawa macam
manfaat, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. memberi kemudahan akses bagi pemakai , baik guru
maupun siswa.
2. Gaya belajar siswa yang berbeda dapat diakomodasikan
melalui e-learning.
3. Komponen pembelajaran yang terintegrasi mendukung
pembelajaran yang efektif sekaligus efesien.
4. memberi variasi strategi pembelajaran.
5. Fleksibilitas e-learning yang dapat diakses tempat dan waktu
yang fleksibel.
8.6 Learning Management System
Di era digital ini, masyarakat sudah dikelilingi oleh
pemakai an teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini,
sebagian besar orang telah menerapkan elearning sebagai
pemanfaatan teknologi khususnya dalam bidang pembelajaran.
Pengajaran langsung dan proses pembelajaran ditransformasikan
ke dalam cara virtual. Sebagian orang sudah terbiasa memakai
platform online untuk mengajar, namun ada pula yang
beranggapan bahwa penanganan kelas online (elearning) yaitu
alternatif, baru, menyenangkan, dan cukup menantang
Salah satu ragam e-learning disebut learning management
system (LMS) yang merupakan berbagai platform yang mendukung
melalui berbagai cara. Learning Management System (LMS)
menawarkan platform yang dihasilkan komputer untuk
pembelajaran online dengan mengkualifikasi manajemen,
memeriksa peserta didik, dan menunjukkan hasil yang fluktuatif.
Learning management system (LMS) yaitu perangkat
lunak aplikasi untuk mengelola dokumen dan melacak progres
online, contoh LMS yaitu Moodle, Blackboard, Efront dan WebCT.
pemakai an LMS dievaluasi dalam kerja sama proyek dan
terungkap bahwa tahapan kegunaannya memuaskan. Padahal
sudah banyak manfaat,
Demikian pula, itu juga memungkinkan diskusi di antara
anggota melalui pesan instan dan forum diskusi online. Dalam
skema studio, LMS memungkinkan siswa untuk berkomunikasi
dengan guru dan afiliasi lainnya, memberi dan menerima
evaluasi online, mengunduh pelajaran perkembangan, instruksi
desain, kirimkan sketsa proyek atau rencana skema, dan berikan
struktur atau fungsi kunci kepada menyampaikan pengaturan
pembelajaran. Semuanya diadakan melalui perbatasan yang
terorganisir sebagai skema umum, mengungkapkan bahwa sejak
tahun 2014 pemerintah negara kita mencanangkan virtual learning
kreatifitas perguruan tinggi untuk bangkit. akses pembelajar untuk
keunggulan berkembang secara alami disediakan oleh akademi
atau pendidik yang kompeten di negara kita . Prosedur penerapan
LMS yang melibatkan 2 kampus di bawah PGRI ini baru dilakukan
untuk periode pertama, sehingga ada beberapa keterbatasan
selama penerapan mata kuliah, dan jaringan bandwith yang rendah
saat sinkron dilakukan dalam penerapan virtual pembelajaran,
LMS memberi platform pengetahuan yang komprehensif dan
pedagogis untuk pengaturan pembelajaran online dan struktur
perusahaan tertentu dari LMS seperti interaksi antara siswa dan
materi pembelajaran, proses pendaftaran, penjadwalan kelas,
manajemen kelas, menjaga siswa, guru, dan catatan sistem (log),
mengakses ujian dan merekam hasil, menyerahkan tugas,
menyimpan dan melaporkan nilai, menelusuri catatan kehadiran
siswa, memeriksa sendiri durasi belajar siswa, mendistribusikan
materi e-learning, dan berbagi pengetahuan atau ide. (Munir, 2010)
Selain itu, jika LMS memiliki efek yang luas pada
penyelenggaraan pendidikan tinggi, hal itu terasa mempengaruhi
pembelajar untuk mengetahuinya adat dan pengetahuan.
Penugasan peserta didik menunjukkan komunikasi yang
berpengetahuan, demonstratif, dan dapat diterapkan yang dimiliki
peserta didik dengan pencapaian dan pengaturan yang ditentukan
secara pedagogis.(M
ultazam et al., 2022)
8.7 Penerapan E-Learning Di negara kita
Di era globalisasi ini, internet merupakan media yang
berkembang sangat pesat. Semua informasi tersedia di
Internet dan dapat diakses dengan mudah, fleksibel, cepat dan
akurat oleh siapa saja. Hal inilah yang menjadi dasar
pemikiran untuk memakai Internet sebagai media
pembelajaran untuk memajukan pendidikan di negara kita . Saat
ini implementasi E-Learning di negara kita belum ideal. Hal ini
disebab kan penerapan E-learning memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Tidak semua universitas memakai elearning dalam proses pembelajarannya. Hanya perguruan
tinggi besar (dengan kemampuan finansial) yang menerapkan
E-learning dalam penyampaian bahan ajar, itupun tidak
semua perguruan tinggi menerapkannya.
Antusiasme pelajar atau mahasiswa untuk
mengimplementasikan e-learning dalam proses
pembelajarannya menjadi kendala tersendiri bagi
berkembangnya aplikasi e-learning di negara kita . Hal ini juga
didasarkan pada beberapa faktor, antara lain banyak siswa
yang tidak mau tahu tentang keadaan Internet saat ini, mahalnya biaya pemakai an Internet untuk ukuran kantong
siswa, dan banyak faktor potensial lainnya. Jika hambatan
ini dapat diatasi, implementasi e-learning di negara kita
akan berjalan dengan lancar.
8.8 Belajar Online Menjelma Trend di Masa Depan
Teknologi yaitu bagian integral dari kehidupan. Oleh
sebab itu, harus dipelajari sejak usia dini. Teknologi online
harus diteliti sesuai kebutuhan. Misalnya siswa di sekolah,
teknologi online seperti apa yang cocok untuk pembelajaran
online agar sukses. Berbeda apakah itu perusahaan atau
pabrik, jadi teknologi online apa yang cocok untuk perusahaan
itu harus diterapkan pada karyawannya. mungkin berbeda.
Namun yang penting sistem online sudah merambah ke semua
kegiatan pengajaran jalur, termasuk jalur sekolah, sehingga
disebut pembelajaran online. Baik untuk sekolah, universitas
atau pelatihan Dan konferensi (pertemuan), dan bahkan acara
TV seperti acara stand-up, beberapa komedi stand-up yang
berlangsung online, di mana para pemainnya tampil di rumah
dibandingkan di studio TV terkait. Faktanya, sistem pembelajaran
online telah banyak diterapkan akhir-akhir ini. Teknologi
merambah bidang pendidikan, pelatihan, dan kebutuhan
komunikasi lainnya yang mendukung pencapaian tujuan
program pendidikan. Namun, teknologi online dalam konteks
pendidikan harus teknologi online yang sesuai dengan tingkat
sekolah atau tingkat pendidikan siswa. Misalnya, siswa
sekolah dasar memerlukan dukungan teknis untuk
mengikuti kelas, tentu sangat sederhana, dan siswa sekolah
dasar juga dapat menguasainya.
Berbeda dengan siswa, tentunya teknologi yang
dipakai dalam pembelajaran daring lebih beragam,
kompleks, canggih dan memerlukan kemauan dan
pendekatan pembelajaran mandiri terhadap teknologi daring ketika mencoba memahami materi yang diberikan dalam
pembelajaran daring. Di sisi siswa, teknologi online telah
menjadi sarana pembelajaran baru, membuka ruang akses ke
sumber informasi yang tidak terbatas dan peluang untuk
ekspresi minat dan bakat yang lebih mandiri. Di sisi guru,
teknologi online membantu dalam proses belajar mengajar,
mengontrol pembelajaran jarak jauh siswa secara efektif,
memfasilitasi siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda,
dan sebagainya. Manfaat pembelajaran daring tidak hanya
terbatas pada metode pembelajaran daring, namun juga
mengubah perilaku dan cara pandang belajar. Meskipun
berlangsung secara daring, namun pada kenyataannya proses
belajar mengajar seperti berpindah dari realitas dunia nyata
ke dunia maya virtual.
Di samping itu, teknologi pembelajaran menyediakan fiturfitur yang memungkinkan peserta didik mengasah kemampuan,
meningkatkan softskill, mendorong mengakses informasi
tambahan memperkuat pemahaman terkait materi yang diberikan
oleh guru dan menuntut pembangunan jiwa inovatif, adaptif,
reseptif dan kreatif. Peran pendidik di era pembelajaran online
yaitu sebagai fasilitator dan moderator. Siswa diminta untuk aktif,
kreatif dan inovatif untuk belajar independen. Seorang pendidik
dalam belajar online setidaknya menguasai beberapa hal sebagai
berikut: (Glaser and Strauss, 2017)
1) Terampil dalam hal memakai teknologi online. 2)
Terampil mengkoneksikan hubungan siswa dan guru via belajar
online. 3) Terampil memberi apresiasi terhadap sikap
kerjasama dan kolaborasi dalam belajar. 4) Terampil secara
akademik. 5) Terampil dan berpengalaman dalam belajar mandiri.
Munculnya kompetensi baru di atas membuat para
pendidik dan peserta didik harus lebih mempersiapkan diri
sebelum menerapkan model pembelajarna online, minimal merekamemahami apa yang telah disajikan tentang keterampilanketerampilan di atas.
Dengan kata lain, jika ingin pelaksanaan pembelajaran
online berhasil, maka diperlukan persiapan-persiapan matang baik
oleh pendidik sebagai fasilitator dan penyedia materi maupun
peserta didik sebagai pebelajar mandiri.
Disebuah aula kantor desa sedang diadakan bazaar bahan
sembako, mulai dari beras, minyak goreng, telur, sampai susu.
Kegiatan ini dilakukan sekali setahun oleh pemerintah daerah
setempat khusus untuk keluarga yang tidak mampu. Beberapa
pemasok bahan sembako telah sebelumnya dihubungi oleh pihak
kantor desa untuk bekerja sama dalam kegiatan ini. Kegiatan ini
dinilai sangat efektif dan membantu oleh masyarakat, apalagi
ditengah kondisi pasca pandemi.
Secara garis besar, pihak kantor desa telah melakukan yang
dinamakan dengan procurement. Procurement yaitu proses
pengadaaan barang maupun jasa. Procurement kadang sering
disamakan maknanya dengan purchasing, namun pada prosesnya
sangat kontras antara keduanya. Purchasing hanya melibatkan
proses jual dan beli, sedang procurement cakupannya lebih luas
lagi, intinya mulai dari analisa kebutuhan mengenai kegiatan
pengadaan ini , pencarian pemasok yang sesuai dengan
kebutuhan, sampai akhir tujuannya yaitu kegiatan jual-beli.
Kegiatan procurement secara praktisnya sekarang sudah
diaplikasikan secara online. Selain lebih efisien, kegiatannyapun
akan dapat terekam dengan jelas. E-procurement yaitu sebuah
istilah yang diusung untuk menggambarkan kegiatan ini, yaitu
pengadaan barang ataupun jasa melalui media online seperti web,
aplikasi, dan media sosial.
Sekarang pertanyaannya, apakah konsep toko online yang
sekarang ini sedang marak-maraknya yaitu sebuah eprocurement atau sekedar purchasing saja?
Kita dapat menjawab hal ini berdasarkan proses bisnis dari
toko online ini . Jika pelaku bisnis yang dilibatkan hanyalah
toko itu sendiri dengan pelanggan dari toko ini maka toko
online ini yaitu sebuah kegiatan purchasing.
Gambar 9.1. Kegiatan purchasing konvensional vs online
(Sumber : vecteezy)
Secara proses bisnis kegiatan di toko online purchasing
bertujuan untuk mengefisienkan kegiatan jual-beli saja, jika toko
ini berusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Barang
yang dijual yaitu produksi toko itu. Contohnya, zara.com.
Jika toko online ini merupakan sebuah sarana dimana
barang-barang yang dijual didalamnya berasal lebih dari satu toko,
maka toko online ini dapat dikategorikan kedalam kegiatan eprocurement.
Bayangkan kita sedang mengunjungi pasar malam, disana
ada banyak sekali stand jualan, makanan, pakaian, dan lainnya.
Sama halnya dengan sebuah toko online yang mengajak para
penjual untuk ikut serta membuat lapak di platformnya. Segala
produk yang disediakan di toko online ini merupakan produk
dari toko yang bergabung dalam platform toko online. Begitu juga
dengan proses pengirimannya yang bisa dicek dan dipertanggungjawabkan langsung di platformnya. Contohnya, bhinneka.com.
9.2 Definisi E-procurement
E-Procurement yaitu proses pembelian barang dan jasa
melalui sistem elektronik. Ini mencakup seluruh tahapan
proses pembelian, mulai dari pengadaan, penawaran, hingga
pembayaran. E-Procurement membantu perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pembelian
mereka.
Beberapa fitur yang umum ditemukan dalam sistem eProcurement meliputi:
Katalog produk dan jasa
Sistem penawaran online
Sistem pemantauan dan evaluasi supplier
Integrasi dengan sistem keuangan
Laporan dan analitik
Dengan memakai e-Procurement, perusahaan dapat
memastikan bahwa proses pembelian mereka terstandardisasi
dan memenuhi regulasi dan peraturan yang berlaku. Selain itu,
e-Procurement juga membantu meningkatkan transparansi
dalam proses pembelian, mengurangi biaya dan meningkatkan
kualitas pembelian dengan memastikan harga yang lebih baik
dan produk dan jasa yang lebih baik.
9.3 Manfaat E-procurement
Manfaat dari E-procurement yaitu :
1. Agar terhindar dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Disebab kan kegiatan pengadaan ini melibatkan jumlah
yang besar, baik dari kuantitas produk maupun nominal
penawaran, jika tidak terdokumentasikan dengan baik dan
benar maka akan bisa disalah-gunakan oknum KKN.
Terhindar dari KKN yaitu salah satu keuntungan dari eProcurement sebab :
Transparansi: E-Procurement memastikan bahwa semua
tahapan proses pembelian dilakukan secara transparan
dan dapat dilacak. Ini membantu mengurangi peluang
terjadinya praktik korupsi.
Audit trail: Sistem e-Procurement memungkinkan
perusahaan untuk memantau dan mengaudit setiap
tahapan proses pembelian, membantu mengidentifikasi
dan mengatasi praktik korupsi.
Integritas data: E-Procurement memastikan integritas
dan keandalan data pembelian, membantu
menghilangkan duplikasi data dan mengurangi
kesalahan manual yang dapat memicu praktik korupsi.
Pengawasan: Sistem e-Procurement memungkinkan
perusahaan untuk memantau dan mengawasi setiap
tahapan proses pembelian, membantu mengurangi
peluang terjadinya praktik korupsi.
Dengan terhindar dari korupsi, e-Procurement membantu
perusahaan untuk memastikan bahwa proses pembelian
mereka adil dan objektif, memastikan bahwa produk dan
jasa yang dibeli memenuhi standar kualitas yang ditetapkan,
dan memastikan bahwa dana perusahaan dipakai dengan
bijak dan efisien.
2. Efisiensi waktu dan biaya
Disebab kan kegiatan pengadaan ini telah dilaksanakan
secara online maka kedua belah pihak, baik pihak pemasok
dan perusahaan/instansi dapat menghemat biaya
operasional seperti transportasi, penginapan, ruang rapat,
dan biaya pengiriman pos.
Efisiensi waktu dan biaya yaitu salah satu keuntungan
utama dari e-Procurement. Ini terjadi sebab :
Proses otomatisasi: E-Procurement memautomasi
sejumlah tahapan proses pembelian, seperti penawaran,
pemantauan, dan evaluasi supplier, membantu
mempercepat proses dan mengurangi biaya manual
yang dapat terjadi saat melakukan proses pembelian
secara manual.
Aksesibilitas: E-Procurement mempermudah akses dan
kolaborasi antara tim pembelian, supplier, dan
departemen terkait, membantu mempercepat proses
dan mengurangi biaya manual yang dapat terjadi saat
melakukan proses pembelian secara manual.
Analisis data: E-Procurement mempermudah analisis
data dan informasi, membantu pembelian untuk
membuat keputusan yang lebih informatif dan efisien.
Kompetisi: E-Procurement memfasilitasi penawaran dan
evaluasi supplier secara transparan dan obyektif,
membantu memastikan bahwa perusahaan memperoleh
harga terbaik dari supplier.
Dengan efisiensi waktu dan biaya, e-Procurement membantu
perusahaan untuk mempercepat proses pembelian,
mengurangi biaya manual, dan memastikan bahwa dana
perusahaan dipakai dengan bijak dan efisien.
3. Meminimalisir Human Error
Disebab kan segala kebutuhan data terotomatisasi oleh
sistem, maka penyediaan dokumen telah terlampir,
dokumen tersimpan didalam server sehingga tidak perlu
takut tercecer/hilang, pencarian data lebih cepat, dan
kebutuhan dalam menganalisa perbandingan pesanan dapat
langsung di generate dari sistem.
Meminimalisir human error yaitu salah satu keuntungan
dari e-Procurement sebab :
Automatisasi: E-Procurement memautomasi sejumlah
tahapan proses pembelian, seperti penawaran,
pemantauan, dan evaluasi supplier, membantu
meminimalisir kesalahan manual yang dapat terjadi saat
melakukan proses pembelian secara manual.
Validasi data: Sistem e-Procurement memastikan bahwa
data yang masuk valid dan akurat, membantu
meminimalisir kesalahan manual yang dapat terjadi saat
melakukan proses pembelian secara manual.
Eliminasi duplikasi: E-Procurement membantu
menghilangkan duplikasi data dan mengurangi
kesalahan manual, memastikan bahwa semua informasi
yang dibutuhkan tersedia dan akurat.
Standarisasi proses: E-Procurement memastikan bahwa
proses pembelian dilakukan dengan cara yang
terstandardisasi, membantu meminimalisir kesalahan
manual yang dapat terjadi saat melakukan proses
pembelian secara manual.
Dengan meminimalisir human error, e-Procurement
membantu perusahaan untuk memastikan bahwa proses
pembelian mereka dilakukan dengan akurat dan efisien,
memastikan bahwa produk dan jasa yang dibeli memenuhi
standar kualitas yang ditetapkan, dan memastikan bahwa
dana perusahaan dipakai dengan bijak dan efisien.
4. Meningkatkan kualitas pembelian
Meningkatkan kualitas pembelian dengan memastikan
proses pembelian yang terstandardisasi yaitu keuntungan
dari e-Procurement sebab :
Proses yang terstandardisasi: Sistem e-Procurement
memastikan bahwa semua tahapan proses pembelian
dilakukan dengan cara yang sama dan terstandarisasi.
Ini membantu menghilangkan bias dan memastikan
bahwa semua pembelian dilakukan secara adil dan
objektif.
Integritas data: Sistem e-Procurement memungkinkan
perusahaan untuk menyimpan dan mengakses data
pembelian secara elektronik, yang memastikan
integritas dan keandalan data.
Pengendalian kualitas: E-Procurement membantu
perusahaan memantau kualitas produk dan jasa yang
dibeli dan memastikan bahwa mereka memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.
Evaluasi supplier: Sistem e-Procurement memungkinkan
perusahaan untuk melakukan evaluasi supplier dan
memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas
dan peraturan yang berlaku.
Dengan memastikan proses pembelian yang
terstandardisasi, e-Procurement membantu perusahaan
untuk memastikan bahwa pembelian mereka memenuhi
standar kualitas dan memastikan bahwa kualitas produk
dan jasa yang dibeli selalu terjaga.
5. Mempercepat proses pembelian
Mempercepat proses pembelian yaitu salah satu
keuntungan dari e-Procurement sebab :
Automatisasi: Sistem e-Procurement memautomasi
sejumlah tahapan proses pembelian, seperti penawaran,
pemantauan, dan evaluasi supplier, yang membantu
mempercepat proses pembelian.
Aksesibilitas: E-Procurement memungkinkan
perusahaan untuk melakukan pembelian secara online
dan dari jarak jauh, yang membantu mempercepat
proses pembelian dan memastikan bahwa pembelian
dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Komunikasi yang lebih cepat: Sistem e-Procurement
memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi
dengan supplier secara cepat dan efisien, membantu
mempercepat proses pembelian dan memastikan bahwa
semua informasi yang dibutuhkan tersedia dengan
cepat.
Eliminasi duplikasi: E-Procurement membantu
menghilangkan duplikasi data dan mengurangi
kesalahan manual, mempercepat proses pembelian dan
memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan
tersedia dan akurat.
Dengan mempercepat proses pembelian, e-Procurement
membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam proses pembelian mereka dan memastikan
bahwa produk dan jasa dapat tersedia dengan cepat dan dalam
jumlah yang diperlukan.
9.4 Proses E-procurement
Proses e-procurement biasanya meliputi beberapa tahap
berikut:
1. Identifikasi kebutuhan: Pertama-tama, perusahaan
mengidentifikasi kebutuhan barang atau jasa yang harus
dibeli.
2. Sourcing: Perusahaan mencari dan mengevaluasi pilihan
supplier potensial.
3. Request for Information/Quote (RFI/RFQ): Perusahaan
mengirimkan permintaan informasi atau penawaran harga
(RFI/RFQ) ke supplier terpilih melalui sistem eprocurement.
4. Penawaran dan Evaluasi: Supplier mengirimkan
penawaran dan informasi produk/jasa melalui sistem eprocurement, dan perusahaan melakukan evaluasi
terhadap penawaran ini .
5. Negosiasi dan Kontrak: Perusahaan dan supplier
melakukan negosiasi dan membuat kontrak untuk
transaksi pembelian.
6. Pembelian dan Pengiriman: sesudah kontrak dibuat,
perusahaan melakukan pembelian produk/jasa dan
supplier mengirimkan produk/jasa yang dibeli.
7. Pelacakan dan Penilaian: Perusahaan melacak pengiriman
produk/jasa dan melakukan penilaian terhadap supplier
dan produk/jasa yang diterima.
8. Rekonsiliasi dan Pelaporan: Perusahaan melakukan
rekonsiliasi antara informasi pembelian dan informasi
akuntansi dan melaporkan hasil e-procurement ke pihak
yang berwenang.
Dengan mengikuti proses ini, perusahaan dapat
mengoptimalkan proses pembelian mereka dan meningkatkan
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pembelian mereka.
Penganggaran elektronik, atau e-budgeting, yaitu proses
menyiapkan, menyajikan, dan mengelola anggaran dengan
memakai teknologi elektronik. E-budgeting yaitu cara
penganggaran yang lebih efisien dan efektif sebab menghilangkan
kebutuhan akan sistem berbasis kertas, mengurangi waktu yang
diperlukan untuk menyiapkan anggaran, dan menyediakan data
real-time untuk pengambilan keputusan. Bab ini akan
mengeksplorasi dasar-dasar e-budgeting, kelebihannya, dan
tantangannya.
Bagian 1: Tinjauan tentang E-Budgeting
Bagian ini akan memberi gambaran singkat tentang ebudgeting, termasuk definisi, tujuan, dan komponennya. Juga akan
dibahas jenis-jenis anggaran yang dapat disusun dengan
memakai teknologi elektronik.
Bagian 2: Keuntungan E-Budgeting
Bagian ini akan mengeksplorasi manfaat e-budgeting,
termasuk penghematan biaya, efisiensi, akurasi, transparansi, dan
pelaporan real-time. Ini juga akan menyoroti cara-cara di mana ebudgeting dapat meningkatkan pengambilan keputusan.
Bagian 3: Tantangan E-Budgeting
Bagian ini akan mengidentifikasi tantangan e-budgeting,
seperti kebutuhan akan infrastruktur dan keahlian TI, keamanan
data, serta potensi kesalahan dan manipulasi data. Ini juga akan
membahas cara untuk mengatasi tantangan ini.
Bagian 4: Implementasi Penganggaran Elektronik
Bagian ini akan memberi panduan langkah demi
langkah untuk menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi. Ini
akan mencakup pertimbangan utama, seperti memilih perangkat
lunak yang tepat, melatih staf, dan memastikan keamanan data.
Bagian 5: Praktik Terbaik dalam E-Budgeting
Bagian ini akan membahas praktik terbaik untuk ebudgeting, seperti melibatkan pemangku kepentingan,
menetapkan tujuan yang jelas, dan menetapkan prosedur
pengelolaan data yang kuat. Ini juga akan memberi contoh
implementasi e-budgeting yang berhasil.
Bagian 6: Tren Masa Depan dalam E-Budgeting
Bagian ini akan mengeksplorasi tren masa depan dalam ebudgeting, seperti pemakai an kecerdasan buatan, analitik big
data, dan sistem berbasis cloud. Ini juga akan membahas dampak
potensial dari tren ini pada proses penganggaran.
E-budgeting yaitu alat penting bagi organisasi yang ingin
meningkatkan proses penganggaran mereka. Ini menawarkan
banyak keuntungan, termasuk penghematan biaya, efisiensi,
akurasi, transparansi, dan pelaporan real-time. Namun, ini juga
menghadirkan tantangan yang harus diatasi untuk memastikan
keberhasilannya. Dengan mengikuti praktik terbaik dan merangkul
tren baru dalam e-budgeting, organisasi dapat mencapai tujuan
penganggarannya secara lebih efektif dan efisien.
10.2 Pengenalan E-Budgeting
Penganggaran elektronik, atau e-budgeting, yaitu proses
menyiapkan, menyajikan, dan mengelola anggaran dengan
memakai teknologi elektronik. E-budgeting yaitu cara
penganggaran yang lebih efisien dan efektif sebab menghilangkan
kebutuhan akan sistem berbasis kertas, mengurangi waktu yang
diperlukan untuk menyiapkan anggaran, dan menyediakan data
real-time untuk pengambilan keputusan. Bab ini akan mengeksplorasi dasar-dasar e-budgeting, kelebihannya, dan
tantangannya.
Apa itu e-budgeting?
Penganggaran elektronik, juga dikenal sebagai e-budgeting,
yaitu pemakai an teknologi elektronik untuk menyiapkan,
menyajikan, dan mengelola anggaran. E-budgeting melibatkan
pemakai an perangkat lunak dan sistem berbasis komputer untuk
merampingkan proses penganggaran, menggantikan sistem
berbasis kertas tradisional.
Proses e-budgeting biasanya melibatkan langkah-langkah
berikut:
1. Pengumpulan data: Mengumpulkan data dari berbagai
departemen, termasuk data pendapatan dan pengeluaran,
untuk periode anggaran.
2. Persiapan anggaran: Data yang terkumpul dianalisis, dan
anggaran disiapkan memakai perangkat lunak
elektronik, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi.
3. Tinjauan anggaran: Anggaran ditinjau oleh pemangku
kepentingan, termasuk manajer, supervisor, dan kepala
departemen lainnya, untuk memastikan bahwa anggaran
ini selaras dengan tujuan dan sasaran organisasi.
4. Persetujuan anggaran: sesudah anggaran ditinjau dan
dimodifikasi sesuai kebutuhan, anggaran ini diajukan
ke otoritas yang sesuai untuk disetujui.
5. Implementasi anggaran: sesudah persetujuan, anggaran
diterapkan, dan data aktual dilacak terhadap jumlah yang
dianggarkan untuk memantau kinerja
Keuntungan e-budgeting:
1. Peningkatan efisiensi: Penganggaran elektronik
menghilangkan kebutuhan akan sistem berbasis kertas,
yang dapat memakan waktu dan rawan kesalahan.
pemakai an perangkat lunak elektronik memungkinkan
otomatisasi banyak tugas, menghasilkan persiapan
anggaran yang lebih cepat dan akurat.
2. Data real-time: E-budgeting menyediakan data real-time
yang dapat dipakai untuk membuat keputusan dengan
cepat. Manajer dapat mengakses data saat ini kapan saja,
memungkinkan mereka menyesuaikan anggaran sesuai
kebutuhan untuk memastikan tujuan organisasi tercapai.
3. Dapat disesuaikan: Perangkat lunak elektronik yang
dipakai dalam e-budgeting dapat disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi, sehingga lebih mudah untuk
mengembangkan dan mengelola anggaran yang selaras
dengan tujuan organisasi.
4. Kolaboratif: Perangkat lunak penganggaran elektronik
memungkinkan kolaborasi antar departemen yang
berbeda, membuatnya lebih mudah untuk mengumpulkan
dan berbagi data, dan memastikan bahwa setiap orang
bekerja menuju tujuan yang sama.
Tantangan e-budgeting:
1. Biaya: Investasi awal dalam perangkat lunak e-budgeting
bisa jadi mahal, dan biaya pemeliharaan yang
berkelanjutan dapat bertambah.
2. Pelatihan staf: Staf mungkin memerlukan pelatihan tentang
cara memakai perangkat lunak e-budgeting, yang
dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan sumber
daya tambahan.
3. Keamanan: pemakai an sistem elektronik meningkatkan
risiko pelanggaran data, yang dapat membahayakan
informasi keuangan yang sensitif.
4. Perlawanan terhadap perubahan: Beberapa anggota staf
mungkin menolak perubahan dan mungkin lebih memilih
sistem berbasis kertas tradisional, yang dapat menghambat
penerapan e-budgeting.
Kesimpulan:
E-budgeting yaitu cara penganggaran yang lebih efisien dan
efektif yang dapat membantu organisasi merampingkan proses
penganggaran mereka, mengurangi kesalahan, dan membuat
keputusan berdasarkan informasi waktu nyata. Namun, penerapan
e-budgeting dapat menghadirkan tantangan seperti biaya,
pelatihan staf, keamanan, dan resistensi terhadap perubahan.
Organisasi harus hati-hati mempertimbangkan keuntungan dan
tantangan e-budgeting sebelum menerapkan sistem elektronik
untuk mengelola anggaran mereka.
10.2.1 Tinjauan tentang E-Budgeting
Bagian ini akan memberi gambaran singkat tentang ebudgeting, termasuk definisi, tujuan, dan komponennya. Juga akan
dibahas jenis-jenis anggaran yang dapat disusun dengan
memakai teknologi elektronik.
E-budgeting, juga dikenal sebagai penganggaran elektronik,
yaitu pemakai an teknologi untuk mengotomatisasi dan
merampingkan proses penganggaran. Ini melibatkan pemakai an
perangkat lunak dan aplikasi untuk membuat, meninjau,
menyetujui, dan memantau anggaran. E-budgeting membantu
organisasi untuk meningkatkan akurasi, transparansi, dan efisiensi
anggaran mereka dengan mengurangi pekerjaan manual,
kesalahan, dan penundaan.
Tujuan dari e-budgeting yaitu untuk menyederhanakan
proses penganggaran, meningkatkan pengambilan keputusan, dan
meningkatkan akuntabilitas. Ini memungkinkan pemangku
kepentingan untuk mengakses informasi anggaran secara realtime, melacak kemajuan, dan menyesuaikan rencana sesuai
kebutuhan. E-budgeting juga mendukung kolaborasi antar
departemen yang berbeda, meningkatkan komunikasi, dan
mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan proses
penganggaran tradisional.
Komponen utama e-budgeting meliputi aplikasi perangkat
lunak, basis data, portal berbasis web, dan aplikasi seluler. Alat-alat
ini memungkinkan pemakai untuk memasukkan dan
menganalisis data, membuat laporan, dan membuat prakiraan.
Mereka juga menyediakan fitur seperti peringatan, notifikasi, dan
manajemen alur kerja untuk merampingkan proses persetujuan.
Ada beberapa jenis anggaran yang dapat disusun dengan
memakai teknologi elektronik, antara lain anggaran
operasional, anggaran modal, anggaran arus kas, dan anggaran
proyek. Anggaran operasional dipakai untuk merencanakan dan
mengendalikan pengeluaran sehari-hari, sedang anggaran
modal dipakai untuk merencanakan dan mengelola investasi
jangka panjang. Anggaran arus kas membantu organisasi
mengelola arus kas mereka, sementara anggaran proyek
dipakai untuk merencanakan dan melacak pengeluaran dan
pendapatan proyek.
Secara keseluruhan, e-budgeting yaitu alat yang ampuh
yang dapat membantu organisasi merampingkan proses
penganggaran mereka, meningkatkan akurasi dan transparansi,
dan meningkatkan pengambilan keputusan. Dengan
memanfaatkan teknologi untuk mengotomatiskan dan
mengoptimalkan proses penganggaran, organisasi dapat
menghemat waktu, mengurangi biaya, dan memanfaatkan sumber
daya dengan lebih baik.
Keuntungan E-Budgeting
Bagian ini akan mengeksplorasi manfaat e-budgeting,
termasuk penghematan biaya, efisiensi, akurasi, transparansi, dan
pelaporan real-time. Ini juga akan menyoroti cara-cara di mana ebudgeting dapat meningkatkan pengambilan keputusan.
Penganggaran elektronik, atau penganggaran elektronik,
menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode
penganggaran tradisional. Berikut yaitu beberapa manfaat utama
dari e-budgeting:
1. Penghematan Biaya: Penganggaran elektronik dapat secara
signifikan mengurangi biaya yang terkait dengan
penganggaran berbasis kertas tradisional, seperti
pencetakan, pengiriman, dan penyimpanan. Ini juga
mengurangi kebutuhan akan entri dan rekonsiliasi data
manual, yang menghemat waktu dan mengurangi risiko
kesalahan.
2. Efisiensi: E-budgeting merampingkan proses
penganggaran, memungkinkan organisasi untuk bekerja
lebih efisien. Perangkat lunak penganggaran dapat
mengotomatiskan banyak tugas yang terlibat dalam
membuat, merevisi, dan meninjau anggaran, seperti entri
data, penghitungan, dan pelaporan. Ini menghemat waktu
dan mengurangi risiko kesalahan.
3. Akurasi: Perangkat lunak penganggaran elektronik
dirancang untuk melakukan perhitungan secara akurat,
menghilangkan risiko kesalahan manusia. Ini memastikan
bahwa anggaran dapat diandalkan dan akurat, yang
penting untuk pengambilan keputusan yang efektif.
4. Transparansi: Perangkat lunak e-budgeting menyediakan
platform terpusat untuk manajemen anggaran,
memudahkan untuk melacak perubahan anggaran dan
memastikan akuntabilitas. Transparansi ini membantu
1. Infrastruktur dan keahlian TI: E-budgeting memerlukan
infrastruktur TI yang andal dan kuat, termasuk perangkat
keras, perangkat lunak, dan sistem jaringan. Ini juga
memerlukan personel yang terampil untuk merancang,
mengimplementasikan, dan memelihara sistem ini. Dalam
beberapa kasus, pemerintah mungkin kekurangan
infrastruktur dan keahlian TI yang diperlukan, sehingga
sulit menerapkan e-budgeting.
2. Keamanan data: Penganggaran elektronik melibatkan
pemakai an data keuangan dan pribadi yang sensitif, yang
harus dilindungi dari akses, manipulasi, atau pencurian
yang tidak sah. Memastikan keamanan data sangat penting
untuk mencegah penipuan dan menjaga kepercayaan
publik.
3. Potensi kesalahan dan manipulasi: Sistem e-budgeting
rentan terhadap kesalahan dan manipulasi, terutama jika
tidak dirancang dengan benar atau jika ada
kelemahan dalam pengendalian sistem. Kerentanan ini
dapat mengakibatkan informasi keuangan yang tidak
akurat, yang menyebabkan pengambilan keputusan yang
buruk dan bahkan penipuan.
Untuk mengatasi tantangan ini , pemerintah dapat
mengambil beberapa langkah, antara lain:
1. Berinvestasi dalam infrastruktur dan keahlian TI:
Pemerintah dapat berinvestasi dalam infrastruktur dan
personel TI untuk memastikan bahwa mereka memiliki
sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan ebudgeting dengan sukses. Ini termasuk memberi
pelatihan dan dukungan kepada staf yang bertanggung
jawab untuk memelihara sistem.
2. Memastikan keamanan data: Pemerintah dapat
menerapkan tindakan keamanan data yang kuat, seperti
enkripsi, firewall, dan kontrol akses, untuk melindungi data
sensitif dari akses atau manipulasi yang tidak sah. Mereka
juga dapat menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas
untuk penanganan data dan melatih staf untuk mengikuti
kebijakan ini.
3. Menerapkan kontrol internal yang kuat: Pemerintah dapat
membangun kontrol internal yang kuat, seperti pemisahan
tugas dan audit rutin, untuk mencegah kesalahan dan
mendeteksi potensi penipuan.
4. Melibatkan pemangku kepentingan: Pemerintah dapat
melibatkan pemangku kepentingan, termasuk warga
negara, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga
pemerintah lainnya, untuk memastikan bahwa mereka
memahami manfaat e-budgeting dan mendukung inisiatif
ini . Ini dapat membantu membangun kepercayaan
dan dukungan publik untuk sistem ini .
Kesimpulannya, e-budgeting menghadirkan banyak
tantangan yang harus diatasi untuk memastikan keberhasilannya.
Dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan keahlian TI,
memastikan keamanan data, menerapkan kontrol internal yang
kuat, dan melibatkan pemangku kepentingan, pemerintah dapat
mengatasi tantangan ini dan mewujudkan manfaat e-budgeting.
10.2.4 Implementasi Penganggaran Elektronik
Bagian ini akan memberi panduan langkah demi
langkah untuk menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi. Ini
akan mencakup pertimbangan utama, seperti memilih perangkat
lunak yang tepat, melatih staf, dan memastikan keamanan data.
Menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi memerlukan
perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Berikut langkahlangkah yang harus diikuti: 1. Identifikasi tujuan dan sasaran: Tentukan mengapa Anda
ingin menerapkan e-budgeting dan apa yang ingin Anda
capai dengannya. Ini akan membantu Anda memilih
perangkat lunak yang tepat dan mengembangkan rencana
yang selaras dengan kebutuhan organisasi Anda.
2. Pilih perangkat lunak yang tepat: Teliti dan bandingkan
berbagai opsi perangkat lunak penganggaran elektronik
yang memenuhi kebutuhan organisasi Anda.
Pertimbangkan faktor-faktor seperti fungsionalitas,
kemudahan pemakai an, dan biaya.
3. Buat tim proyek: Tetapkan tim proyek untuk mengawasi
implementasi e-budgeting. Tim harus terdiri dari anggota
dengan beragam keterampilan dan keahlian, termasuk TI,
keuangan, dan manajemen proyek.
4. Kembangkan rencana proyek: Kembangkan rencana proyek
terperinci yang menguraikan langkah-langkah yang harus
diambil, jadwal, dan tanggung jawab setiap anggota tim.
Rencana ini juga harus mencakup langkah-langkah
darurat jika terjadi peristiwa yang tidak terduga.
5. Latih staf: Berikan pelatihan kepada staf tentang cara
memakai perangkat lunak e-budgeting secara efektif.
Ini akan membantu memastikan bahwa setiap orang dapat
memakai sistem dengan benar dan efisien.
6. Pastikan keamanan data: Kembangkan rencana keamanan
data yang mencakup langkah-langkah untuk mencegah
pelanggaran data, seperti autentikasi pemakai , enkripsi
data, dan pencadangan rutin.
7. Percontohan sistem: Percontohan sistem e-budgeting
dengan sekelompok kecil pemakai untuk mengidentifikasi
masalah apa pun dan melakukan penyesuaian yang
diperlukan.
8. Meluncurkan sistem: sesudah fase percontohan, luncurkan
sistem e-budgeting ke seluruh organisasi. Pantau sistem
dengan cermat dan berikan dukungan berkelanjutan
kepada pemakai .
9. Evaluasi dan tingkatkan: Evaluasi efektivitas sistem ebudgeting secara berkala dan lakukan perbaikan sesuai
kebutuhan. Kumpulkan umpan balik dari pemakai dan
lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan
sistem terus memenuhi kebutuhan organisasi.
Singkatnya, penerapan e-budgeting memerlukan
perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Dengan mengikuti
langkah-langkah ini, organisasi dapat berhasil menerapkan ebudgeting dan mencapai tujuan mereka dalam merampingkan
proses penganggaran dan meningkatkan manajemen keuangan.
10.2.5 Praktik Terbaik dalam E-Budgeting
Bagian ini akan membahas praktik terbaik untuk ebudgeting, seperti melibatkan pemangku kepentingan,
menetapkan tujuan yang jelas, dan menetapkan prosedur
pengelolaan data yang kuat. Ini juga akan memberi contoh
implementasi e-budgeting yang berhasil.
Praktik Terbaik dalam E-Budgeting:
1. Libatkan Pemangku Kepentingan:
Keterlibatan pemangku kepentingan yaitu kunci
keberhasilan e-budgeting. Pemangku kepentingan harus
dikonsultasikan pada berbagai tahap proses penganggaran
untuk memastikan penerimaan dan dukungan mereka.
Pemangku kepentingan dapat mencakup pejabat terpilih,
kepala departemen, warga negara, dan kelompok kepentingan.
Mereka harus diberitahu tentang proses penganggaran dan
peran mereka dalam proses ini .
2. Tetapkan Tujuan yang Jelas:
Tujuan yang jelas harus ditetapkan pada awal proses
penganggaran. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan terikat waktu (SMART). Ini membantu untuk
memastikan bahwa anggaran sejalan dengan tujuan dan
sasaran strategis organisasi.
3. Menetapkan Prosedur Manajemen Data yang Kuat:
Prosedur pengelolaan data harus ditetapkan untuk
memastikan bahwa informasi yang akurat dan terkini
dipakai dalam proses penganggaran. Data harus
dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk sistem
keuangan, laporan departemen, dan data historis. Data harus
dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan pola, dan asumsi
harus dibuat berdasarkan analisis ini.
4. Gunakan Teknologi untuk Merampingkan Proses:
Teknologi dapat dipakai untuk mengotomatisasi dan
merampingkan proses penganggaran. Perangkat lunak ebudgeting dapat dipakai untuk mengelola proses
penganggaran, melacak permintaan dan persetujuan anggaran,
dan menghasilkan laporan. Ini mengurangi waktu dan sumber
daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proses
penganggaran dan memastikan akurasi.
5. Memantau dan Mengevaluasi Anggaran:
Kinerja anggaran harus dipantau dan dievaluasi secara teratur
untuk memastikan bahwa itu sejalan dengan tujuan strategis
organisasi. Ukuran kinerja harus ditetapkan untuk
mengevaluasi keefektifan anggaran, dan tindakan korektif
harus diambil jika perlu.
Contoh Implementasi E-Budgeting yang Sukses:
1. Kota Boston, AS:
Kota Boston memakai sistem e-budgeting yang
disebut "Budget and Management Reporting System" (BMRS).
Sistem ini dipakai untuk mengelola proses penganggaran,
melacak permintaan dan persetujuan anggaran, dan
menghasilkan laporan. Sistem telah mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proses
penganggaran dan meningkatkan akurasi.
2. Pemerintah Kanada:
Pemerintah Kanada memakai sistem e-budgeting
yang disebut "Sistem Perencanaan dan Pelaporan Terpadu"
(IPRS). Sistem ini dipakai untuk mengelola proses
penganggaran, melacak permintaan dan persetujuan anggaran,
dan menghasilkan laporan. Sistem ini telah
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses
penganggaran dan mengurangi waktu dan sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan anggaran.
3. Kota Barcelona, Spanyol:
Kota Barcelona memakai sistem e-budgeting yang
disebut "Rencana Kota Digital Barcelona". Sistem ini dipakai
untuk mengelola proses penganggaran, melacak permintaan
dan persetujuan anggaran, dan menghasilkan laporan. Sistem
ini telah meningkatkan transparansi dan partisipasi
masyarakat dalam proses penganggaran dan mengurangi
waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan
anggaran.
10.2.6 Tren Masa Depan dalam E-Budgeting
Bagian ini akan mengeksplorasi tren masa depan dalam ebudgeting, seperti pemakai an kecerdasan buatan, analitik big
data, dan sistem berbasis cloud. Ini juga akan membahas dampak
potensial dari tren ini pada proses penganggaran.
Seiring kemajuan teknologi, masa depan e-budgeting
kemungkinan akan melihat pergeseran ke arah pemakai an
kecerdasan buatan, analitik data besar, dan sistem berbasis cloud
yang lebih besar. Teknologi ini memiliki potensi untuk secara
signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
penganggaran.
Kecerdasan buatan (AI) dapat mengotomatiskan banyak
tugas rutin dalam penganggaran, seperti entri dan analisis data,
membebaskan waktu bagi manajer anggaran untuk fokus pada
pengambilan keputusan strategis. AI juga dapat membantu
mengidentifikasi pola dan tren dalam data yang mungkin sulit
dideteksi oleh manusia, sehingga menghasilkan prakiraan yang
lebih baik dan penganggaran yang lebih akurat.
Analitik data besar yaitu area lain yang kemungkinan
memiliki dampak signifikan pada e-budgeting. Dengan
menganalisis data dalam jumlah besar dari berbagai sumber,
manajer anggaran dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang kinerja keuangan organisasi mereka dan membuat
keputusan yang lebih tepat. Analitik data besar juga dapat
membantu mengidentifikasi area potensial untuk penghematan
biaya dan pengoptimalan.
Sistem berbasis cloud sudah banyak dipakai dalam
penganggaran, namun pemakai annya diperkirakan akan
meningkat di masa mendatang. Sistem berbasis cloud menawarkan
banyak manfaat, seperti akses mudah ke data dari mana saja
dengan koneksi internet, pencadangan dan pembaruan otomatis,
serta kemampuan untuk berkolaborasi secara waktu nyata dengan
anggota tim di lokasi yang berbeda.
Dampak potensial dari tren ini pada proses penganggaran
yaitu signifikan. AI, analitik data besar, dan sistem berbasis cloud
dapat membantu manajer anggaran membuat keputusan berbasis
data yang lebih baik, meningkatkan akurasi dan efisiensi, serta
mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk
penganggaran. Teknologi ini juga dapat membantu organisasi
menjadi lebih gesit dan responsif terhadap perubahan pasar atau
lingkungan bisnis.
Namun, penerapan teknologi ini juga memerlukan
perencanaan dan pengelolaan yang cermat untuk memastikan
bahwa teknologi ini terintegrasi secara efektif ke dalam
proses penganggaran yang ada. Sangat penting untuk memastikan
bahwa teknologi ramah pemakai , aman, dan sesuai dengan
peraturan dan undang-undang privasi data yang relevan.
Singkatnya, masa depan e-budgeting kemungkinan akan
melihat pemakai an AI yang lebih besar, analitik data besar, dan
sistem berbasis cloud. Teknologi ini memiliki potensi untuk secara
signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
penganggaran, yang mengarah pada pengambilan keputusan yang
lebih baik dan kinerja keuangan yang lebih baik untuk organisasi.
Email (Electronic mail) yaitu sebuah metode pengiriman
pesan secara elektronik dari satu pemakai internet ke pemakai
internet lainnya melalui jaringan komputer. Email memungkinkan
pemakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam berbagai
bentuk seperti teks, gambar, audio dan video dengan cepat dan
mudah tanpa harus berada di lokasi yang sama. Setiap pemakai
email memiliki alamat email yang unik, yang dipakai untuk
mengirim dan menerima pesan dari pemakai email lainnya. Email
telah menjadi salah satu alat komunikasi yang umum di seluruh
dunia dan dipakai untuk berbagai tujuan termasuk bisnis,
akademik dan pribadi.
Dengan surat konvensional mengharuskan pengirim untuk
membayar pengiriman dengan membeli prangko. namun , surel
umumnya biaya yang dikeluarkan hanyalah biaya untuk
membayar internet. Adanya internet memudahkan berbagai
aktivitas manusia termasuk komunikasi surat menyurat. Namun,
ada pengecualian seperti surel ke ponsel dimana pembayaran
terkadang ditagih per pengiriman (Blog.unnes.ac.id 2016).
Simbol "@" pada email merupakan karakter penting yang
dipakai untuk memisahkan nama pemakai dengan domain di
alamat email. Simbol ini juga disebut sebagai "at sign" atau "at
symbol". Secara teknis, simbol "@" dipakai sebagai tanda
pemisah antara bagian lokal (local part) dan bagian domain
(domain part) dalam alamat email. Bagian lokal biasanya yaitu
nama pemakai atau alias email, sedang bagian domain yaitu
nama domain dari server email yang dipakai .
Contoh alamat email yang memakai simbol "@" yaitu
"nama.pemakai @email.com". Dalam contoh ini, "nama.pemakai "
yaitu bagian lokal, dan "email.com" yaitu bagian domain. Simbol
"@" memisahkan kedua bagian ini sehingga email dapat
dikirimkan dengan tepat ke server email yang dituju. pemakai an
simbol @ dalam alamat email dipandang perlu. Salah satu peran
pentingnya yaitu untuk memberi "kekhususan" pada alamat
email. Dengan itu alamat email mudah dibedakan dengan nama
orang maupun nama atau istilah lainnya yang tidak mungkin
menyelipkan "at". Alasan lainnya, ia memilih tanda @ sebagai
alamat email sebab dianggap mudah diingat. Huruf "a" yang
tergambar pada simbol itu sangat terkait dan dianggap menjadi
singkatan dari address. Artinya alamat. Di mana, alamat sangat
penting dalam pengiriman surat menyurat (Idcloudhost.com
2023).
2.2 Sejarah Email
Sejarah Email dimulai pada tahu