teknologi digital 1

Tampilkan postingan dengan label teknologi digital 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teknologi digital 1. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 November 2024

teknologi digital 1



 Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi 

(TIK) seperti komputasi awan, materi pembelajaran terbaru dan 

jaringan yang andal, paradigma baru - e learning telah 

diperkenalkan untuk pendidikan pada umumnya, dan untuk 

pembelajaran bahasa Inggris pada khususnya (Aparicio et. al.,

2016). Paradigma baru ini telah merevolusi proses pembelajaran 

sebab  terus mengubah cara penerapan pendidikan di seluruh 

dunia (Teo, Kim, & Jian, 2018). Ini dianggap “sebagai alat penting 

untuk memenuhi permintaan akan spesialis berkualifikasi tinggi di 

dunia teknologi modern”. 

Selain itu, sejak awal, e-learning ditafsirkan dalam berbagai 

cara berdasarkan konteks, implementasi, dan praktik 

pedagogisnya. Sebelumnya, itu disebut sebagai 'e learning', itu 

disebut berbeda seperti pembelajaran berbasis web (WBL), 

berbasis web pelatihan (WBT), instruksi berbasis web (WBI), 

pelatihan berbasis internet (IBT), pendidikan jarak jauh, 

pembelajaran online, pembelajaran mobile campuran, 

pembelajaran jarak jauh, pembelajaran virtual dan pembelajaran di 

luar lokasi. 

Dengan kata lain, e-learning didasarkan pada berbagai alat -

sinkron dan asinkron yang mengarahkan guru dan siswa untuk 

menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan mandiri. 

E-learning asinkron yaitu  jenis pembelajaran yang 

didasarkan pada “media seperti email dan papan diskusi, 

mendukung hubungan kerja antara peserta didik dengan guru bahkan ketika peserta tidak dapat online pada waktu yang sama”, 

pembelajaran yang fleksibel sebab  memfasilitasi pembelajar

untuk belajar di tempat dan waktu mereka sendiri yang nyaman. 

sedang  sinkron e-learning berbasis koneksi internet 

dan media seperti instant messaging, skype, zoom, dan google 

meet, dll.

E-learning mengalami perkembangan pesat. Keuntungan 

belajar melalui jaringan global sangat banyak dan jelas: 

kemandirian ruang dan waktu, pembelajar dapat belajar dengan 

kecepatannya sendiri, materi pembelajaran dapat diatur di satu 

tempat dan dipakai -diproses di seluruh dunia. Salah satu 

segmen terpenting dalam pengembangan dan pemakai an sistem 

e-learning saat ini yaitu  personalisasi konten dan pembuatan 

profil pemakai  berdasarkan perilaku pembelajaran masingmasing pemakai . Opsi personalisasi meningkatkan efisiensi elearning, sehingga membenarkan biaya awal konstruksi yang lebih 

tinggi. Untuk mempersonalisasikan proses pembelajaran dan 

mengadaptasi konten untuk setiap pembelajar, sistem e-learning 

dapat memakai  strategi yang memiliki kemampuan untuk 

memenuhi kebutuhan pembelajar. Juga, sistem ini harus 

memakai  teknologi yang berbeda untuk mengubah 

lingkungan dan melakukan adaptasi bahan ajar berdasarkan 

kebutuhan peserta didik. (Saira Niaz, 2021)

8.2 Definisi E-Learning

Istilah e-learning terdiri dari lebih banyak dibandingkan  online 

pembelajaran, pembelajaran virtual, pembelajaran terdistribusi, 

jaringan atau pembelajaran berbasis web. Seperti huruf "e" dalam 

e-learning singkatan kata "elektronik", itu akan menggabungkan 

semua pendidikan kegiatan yang dilakukan oleh individu atau 

kelompok bekerja online atau offline, dan sinkron atau secara 

asinkron melalui komputer jaringan atau mandiri dan perangkat 

elektronik lainnya. Ada banyak definisi e-learning sebab  ada ilmuwan 

pendidikan di seluruh dunia. Untuk mendapatkan gambaran yang 

lebih baik dari berbagai definisi akademik e-learning, mari kita 

lihat beberapa contoh dari berbagai lembaga akademik dan peneliti 

pendidikan.

Sarah Guri-Rosenbilt dari Open University of Israel

mengeksplorasi definisi yang tepat dari e-learning dalam makalah 

penelitiannya tahun 2005 “'Distance Education' and 'E-Learning': 

Not the Same Thing”.”Dia mendefinisikan e-learning sebagai media 

elektronik dipakai  untuk berbagai tujuan pembelajaran mulai 

dari fungsi add-on kelas konvensional hingga substitusi online 

untuk pertemuan tatap muka dengan pertemuan online. (GuriRosenblit, 2005).

Clark dan Mayer mendefinisikan e-learning sebagai 

instruksi yang disampaikan melalui perangkat digital untuk 

mendukung pembelajaran dalam makalah penelitian mereka tahun 

2016 “E-learning and the science of instruction: Pedoman yang 

terbukti untuk konsumen dan perancang pembelajaran 

multimedia.”(Ruth Colvin Clark, 2016)

Arkorful dan Abaidoo mendefinisikan e-learning sebagai 

pemakai an teknologi informasi dan komunikasi untuk 

memungkinkan akses ke sumber pengajaran dan pembelajaran 

online dalam makalah penelitian mereka tahun 2015 “ he role of elearning, advantages and disadvantages of its adoption in higher 

education.”(Arkorful, 2015)

Ruiz, Mintzer, dan Leipzig mendefinisikan e-learning 

sebagai pemakai an teknologi Internet untuk meningkatkan 

kinerja dan pengetahuan dalam makalah penelitian mereka tahun 

2006 “The Impact of E-Learning in Medical Education.” (Ruiz, 

2006)

Sebagai contoh bagaimana aktor pemerintah 

mendefinisikannya, eLearningNC.gov telah mendefinisikan elearning sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengakses kurikulum pendidikan di luar ruang 

kelas tradisional.

Seperti yang terlihat, menjawab pertanyaan tentang apa 

definisi e-learning tidak semudah kelihatannya. Perbedaan antara 

e-learning dan pembelajaran jarak jauh tidak kentara namun 

penting, dan sangat penting untuk membedakan keduanya.

8.3 Sejarah E-Learning

E-learning berkembang hingga mengikuti perkembangan 

ICT yang berkembang. E-learning pertama kali dikenalkan dengan 

adanya pemakai an instruksi berbasis komputer (computerassisted instruction) dan komputer yang bernama PLATO oleh 

Universitas Illionis di Urbana-Campaign. Perkembangan e-learning 

dari dulu hingga saat ini yaitu  sebagai berikut (Afridian, 2014)

1. Pada tahun 1960, Universitas Illions membuat sebuah sistem 

dimana mahasiswa berkesempatan untuk dapat mengakses 

informasi melalui media komputer yang saling terhubung 

dengan memperdengarkan materi dari pengajar (dosen) yang 

direkam melalui suatu pengendali jarak jauh seperti perangkat 

audio maupun televisi. Sistem itu disebut dengan PLATO 

(Programmed Logic for Automatic Teaching Operation) dan 

dipakai  selama hampir empat dekade.

2. Di awal tahun 1960-an, seorang profesor psikologi dari 

Standford University bernama Patrick Suppes dan Richard C. 

Atkinson bereksperimen dengan sebuah komputer untuk 

mengajarkan cara membaca dan berhitung kepada anak-anak 

di Sekolah Dasar di California. 

3. 3. Pada tahun 1963, Bernard Luskin memasang sebuah 

komputer pertama kali di dalam sebuah komunitas kampus 

yang dipakai  untuk menginstruksikan sesuatu, bekerja 

sama dengan Standford dan lainnya, untuk mengembangkan 

instruksi berbasis komputer.

4. Pada tahun 1970, Luskin melengkapi disertasinya 

bekerjasama dengan Rand Corporation dalam menganalisis 

kendala yang ada pada instruksi berbasis komputer.

5. Pada tahun 1976, Bernard Luskin meluncurkan Coastline 

Community College sebagai sebuah “college without walls” 

atau “kampus tanpa dinding” memakai  stasiun televisi 

KOCE-TV sebagai sarananya. 

6. Pada pertengahan tahun 1980-an, melakukan akses suatu isi 

dari bahan ajar menjadi sangatlah mungkin dilakukan di 

bebeberapa perpustakaan Perguruan Tinggi. Cassandra B. 

Whyte meneliti tentang peningkatan peran yang dimainkan 

suatu komputer di tingkat pendidikan yang lebih tinggi 

(Whyte,1989:86-89). Kemudian pada tahun 1990-an, elearning mulai berkembang dengan cepat. Perkembangan 

ini  (Cross,2002) yaitu  sebagai berikut 

7. Pada tahun 1990, merupakan era CBT (Computer Based 

Training). Pada tahun ini semakin banyak bermunculan 

aplikasi e-learning yang berjalan di dalam PC standalone. 

Selain di dalam PC standalone aplikasi ini  dikemas dalam 

bentuk CD-ROM. Content-nya yaitu  materi berupa 

multimedia seperti audio dan video dengan format MOV, AVI, 

MPEG maupun berupa tulisan. Perusahaan multimedia seperti 

Macromdia mengembangkan sebuah tool bernama 

Authorware, dan sebuah perusahaan yang sekarang bernama 

Clik2learn mengembangkan sebuah software bernama 

ToolBook.

8. Pada tahun 1994, mulai berkembang paket-paket CBT. Jadi 

pada tahun ini CBT hadir dalam paket-paket yang jauh lebih 

menarik. Dan pada tahun ini pula CALCampus 

memperkenalkan kurikulum online pertama kali dan 

CALCampus dijadikan sebagai tempat dimana konsep sekolah 

berbasis online ini berasal.

9. Pada tahun 1997, merupakan awal mula munculnya LMS 

(Learning Management System). Menurut Barrit dan 

Alderman (2004, p233), LMS merupakan alat atau sistem yang 

dipakai  untuk autentikasi (konfirmasi), registrasi, dan akses 

untuk pembelajaran. Perkembangan ini didukung dengan 

perkembangan teknologi internet yang membawa seluruh 

masyarakat di dunia memakai  media internet sebagai 

sarana untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. 

Sehingga dengan adanya internet ini, hambatan akan sulitnya 

melakukan interaksi jarak jauh dapat mulai terpecahkan.

10. Pada tahun 1999, merupakan awal mula hadirnya aplikasi elearning berbasis web. Perkembangan aplikasi e-learning 

berbasis web dari LMS sangatlah signifikan. Pada masa ini LMS 

(Learning Management System) mulai dipadukan dengan 

beberapa situs informasi maupun surat kabar. Content yang 

ada pada e-learning berbasis web ini  juga semakin 

menarik dengan adanya multimedia seperti video, serta 

bentuk tampilan yang sangat menarik dan interaktif dengan 

berbagai pilihan format yang dapat dipilih sesuai dengan 

kebutuhan. 

11. Pada tahun 2000-an, e-learning mulai banyak dipakai  di 

dalam dunia bisnis. Elearning ini dipakai  untuk melatih 

karyawan-karyawan suatu perusahaan. Munculnya e-learning 

ini  bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk 

perkembangan yang sangat luar biasa yang ada di dalam dunia 

pendidikan. 

Dengan adanya e-learning, peserta didik akan lebih mudah 

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh sebagai bentuk 

kegiatan alternatif dari pembelajaran yang ada di dalam kelas 

(bentuk kelas tradisional).

Dari pendapat para ahli E-learning yaitu  inovatoif 

desain yang baik, yang berpusat pada peserta didik,

interaktif, dan pembelajaran untuk setiap orang, kapan saja 

dengan memakai  atribut-atribut dan sumber- sumber dari 

bermacam teknologi digital selama materi pembelajaran 

ini  cocok untuk pembelajaran terbuka, fleksibel, dan 

lingkungan pembelajaran.

8.4 Jenis-jenis E-Learning

1. Metode Pembelajaran Synchronus 

Pembelajaran sycncronus yaitu  ketika peserta didik 

dan instruktur bertukar informasi dan berinteraksi secara 

bersamaan dalam sebuah komunitas pembelajaran online 

dengan memakai  waktu yang telah ditetapkan dengan 

memakai  teknologi pembelajaran termasuk internet 

conference, satelit, telekonferensi video dan chating. Dalam 

proses pemakai nnya ada kelebihan serta kelemahan dari 

synchronous yaitu :(Narayana, 2)

a. Kelebihan 

i. Siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung bisa 

dijawab oleh tutor, atau fasilitator 

ii. Keaktifan dalam sebuah pembelajaran akan terlihat 

seperti dalam ruangan tatap muka langsung. 

iii. Di dalam kelas, siswa dan tutor dapat berkomunikasi 

lebih baik, dan kecanggungan dari siswa didalam 

kelas biasa tidak akan terlihat. 

b. Kekurangan 

i. Harus memakai  kecepatan akses internet 

yang tinggi.

ii. Bersifat realtime sehingga mengakibatkan peserta 

tidak dapat melakukan akses dilain waktu, kecuali 

dijadwalkan 

iii. Tidak memberi  waktu yang lama untuk peserta 

untuk berpikir lama.

2. Metode Pembelajaran Asynchronus 

Aycncronus yaitu  pembelajaran secara bebas tidak 

terikat oleh waktu, dimana peserta didik dapat beriteraksi 

dengan materi khusus dan satu sama lain dengan pada waktu 

yang mereka pilih. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu  

saat peserta didik memposting pemikirannya, di hari yang 

ditentukan sendiri dan pelajar lain memberi  

mengomentari posting seperti forum diskusi.

Sama halnya dengan sycncronus, dalam pembelajaran 

asycncronus dalam pemakai nnya ada kelebihan serta 

kelemahannya yaitu : 

a. Kelebihan 

i. Kualitas dialog sangat tinggi dapat dicapai 

memakai  struktur diskusi dan memberi  waktu 

lebih lama untuk para peserta untuk memikirkan apa 

yang akan diposting. 

ii. Siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memilih 

waktu kapan saja dimana waktu itu merupakan waktu 

yang tepat. 

iii. Komitmen ruang tidak relevan dan siswa dapat dengan 

bebas belaar kapanpun mereka memiliki waktu. 

b. Kekurangan 

i. Adanya komunikasi yang kurang dalam bahasa atau 

tulisan yang tidak begitu saja diterima oleh pembaca 

ii. memerlukan  koneksi internet.

8.5 Karakteristik E-Learning

Peran guru lebih sebagai pihak yang memungkinkan 

siswa belajar dan memfasilitasi kerja keras siswa. E-learning 

dapat menyeimbangkan antusiasme guru dan siswa. Jika 

siswa aktif, maka guru dalam posisi pasif, sebaliknya jika 

siswa pasif, maka guru aktif. Dalam hal ini inisiatif guru bukan

untuk mengatur perilaku belajar siswa, melainkan untuk 

merangsang semangat belajar siswa. 

E-learning ditandai dengan pemanfaatan keunggulan 

teknologi berbasis jaringan digital dalam mengumpulkan, 

menyimpan, dan berbagi informasi atau materi pembelajaran 

yang dapat diakses dalam satu waktu.(Glaser and Strauss, 

2017)

Bahan ajar dapat dipelajari siswa secara mandiri. 

ada  unsur interaktivitas dengan adanya dukungan fiturfitur komunikasi, dan output skor pada penilaian serta umpan 

balik yang dapat muncul sesudah  siswa melakukan penilaian. 

Dengan karakteristik ini , e-learning membawa macam 

manfaat, diantaranya yaitu  sebagai berikut: 

1. memberi  kemudahan akses bagi pemakai , baik guru 

maupun siswa. 

2. Gaya belajar siswa yang berbeda dapat diakomodasikan 

melalui e-learning. 

3. Komponen pembelajaran yang terintegrasi mendukung 

pembelajaran yang efektif sekaligus efesien. 

4. memberi  variasi strategi pembelajaran. 

5. Fleksibilitas e-learning yang dapat diakses tempat dan waktu 

yang fleksibel.

8.6 Learning Management System

Di era digital ini, masyarakat sudah dikelilingi oleh 

pemakai an teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, 

sebagian besar orang telah menerapkan elearning sebagai 

pemanfaatan teknologi khususnya dalam bidang pembelajaran. 

Pengajaran langsung dan proses pembelajaran ditransformasikan 

ke dalam cara virtual. Sebagian orang sudah terbiasa memakai  

platform online untuk mengajar, namun ada pula yang 

beranggapan bahwa penanganan kelas online (elearning) yaitu  

alternatif, baru, menyenangkan, dan cukup menantang

Salah satu ragam e-learning disebut learning management 

system (LMS) yang merupakan berbagai platform yang mendukung 

melalui berbagai cara. Learning Management System (LMS) 

menawarkan platform yang dihasilkan komputer untuk

pembelajaran online dengan mengkualifikasi manajemen, 

memeriksa peserta didik, dan menunjukkan hasil yang fluktuatif.

Learning management system (LMS) yaitu  perangkat 

lunak aplikasi untuk mengelola dokumen dan melacak progres 

online, contoh LMS yaitu  Moodle, Blackboard, Efront dan WebCT. 

pemakai an LMS dievaluasi dalam kerja sama proyek dan 

terungkap bahwa tahapan kegunaannya memuaskan. Padahal

sudah banyak manfaat, 

Demikian pula, itu juga memungkinkan diskusi di antara 

anggota melalui pesan instan dan forum diskusi online. Dalam 

skema studio, LMS memungkinkan siswa untuk berkomunikasi 

dengan guru dan afiliasi lainnya, memberi  dan menerima 

evaluasi online, mengunduh pelajaran perkembangan, instruksi 

desain, kirimkan sketsa proyek atau rencana skema, dan berikan 

struktur atau fungsi kunci kepada menyampaikan pengaturan 

pembelajaran. Semuanya diadakan melalui perbatasan yang 

terorganisir sebagai skema umum, mengungkapkan bahwa sejak 

tahun 2014 pemerintah negara kita  mencanangkan virtual learning 

kreatifitas perguruan tinggi untuk bangkit. akses pembelajar untuk 

keunggulan berkembang secara alami disediakan oleh akademi 

atau pendidik yang kompeten di negara kita . Prosedur penerapan 

LMS yang melibatkan 2 kampus di bawah PGRI ini baru dilakukan 

untuk periode pertama, sehingga ada  beberapa keterbatasan 

selama penerapan mata kuliah, dan jaringan bandwith yang rendah 

saat sinkron dilakukan dalam penerapan virtual pembelajaran, 

LMS memberi  platform pengetahuan yang komprehensif dan 

pedagogis untuk pengaturan pembelajaran online dan struktur 

perusahaan tertentu dari LMS seperti interaksi antara siswa dan 

materi pembelajaran, proses pendaftaran, penjadwalan kelas,

manajemen kelas, menjaga siswa, guru, dan catatan sistem (log), 

mengakses ujian dan merekam hasil, menyerahkan tugas, 

menyimpan dan melaporkan nilai, menelusuri catatan kehadiran 

siswa, memeriksa sendiri durasi belajar siswa, mendistribusikan 

materi e-learning, dan berbagi pengetahuan atau ide. (Munir, 2010)

Selain itu, jika LMS memiliki efek yang luas pada 

penyelenggaraan pendidikan tinggi, hal itu terasa mempengaruhi 

pembelajar untuk mengetahuinya adat dan pengetahuan. 

Penugasan peserta didik menunjukkan komunikasi yang 

berpengetahuan, demonstratif, dan dapat diterapkan yang dimiliki 

peserta didik dengan pencapaian dan pengaturan yang ditentukan 

secara pedagogis.(M

ultazam et al., 2022)

8.7 Penerapan E-Learning Di negara kita  

Di era globalisasi ini, internet merupakan media yang 

berkembang sangat pesat. Semua informasi tersedia di 

Internet dan dapat diakses dengan mudah, fleksibel, cepat dan 

akurat oleh siapa saja. Hal inilah yang menjadi dasar 

pemikiran untuk memakai  Internet sebagai media 

pembelajaran untuk memajukan pendidikan di negara kita . Saat 

ini implementasi E-Learning di negara kita  belum ideal. Hal ini 

disebab kan penerapan E-learning memerlukan  biaya yang 

tidak sedikit. Tidak semua universitas memakai  elearning dalam proses pembelajarannya. Hanya perguruan 

tinggi besar (dengan kemampuan finansial) yang menerapkan 

E-learning dalam penyampaian bahan ajar, itupun tidak 

semua perguruan tinggi menerapkannya. 

Antusiasme pelajar atau mahasiswa untuk 

mengimplementasikan e-learning dalam proses 

pembelajarannya menjadi kendala tersendiri bagi 

berkembangnya aplikasi e-learning di negara kita . Hal ini juga 

didasarkan pada beberapa faktor, antara lain banyak siswa 

yang tidak mau tahu tentang keadaan Internet saat ini, mahalnya biaya pemakai an Internet untuk ukuran kantong 

siswa, dan banyak faktor potensial lainnya. Jika hambatan 

ini  dapat diatasi, implementasi e-learning di negara kita  

akan berjalan dengan lancar.

8.8 Belajar Online Menjelma Trend di Masa Depan 

Teknologi yaitu  bagian integral dari kehidupan. Oleh 

sebab  itu, harus dipelajari sejak usia dini. Teknologi online 

harus diteliti sesuai kebutuhan. Misalnya siswa di sekolah, 

teknologi online seperti apa yang cocok untuk pembelajaran 

online agar sukses. Berbeda apakah itu perusahaan atau 

pabrik, jadi teknologi online apa yang cocok untuk perusahaan 

itu harus diterapkan pada karyawannya. mungkin berbeda. 

Namun yang penting sistem online sudah merambah ke semua 

kegiatan pengajaran jalur, termasuk jalur sekolah, sehingga 

disebut pembelajaran online. Baik untuk sekolah, universitas 

atau pelatihan Dan konferensi (pertemuan), dan bahkan acara 

TV seperti acara stand-up, beberapa komedi stand-up yang 

berlangsung online, di mana para pemainnya tampil di rumah 

dibandingkan  di studio TV terkait. Faktanya, sistem pembelajaran 

online telah banyak diterapkan akhir-akhir ini. Teknologi 

merambah bidang pendidikan, pelatihan, dan kebutuhan 

komunikasi lainnya yang mendukung pencapaian tujuan 

program pendidikan. Namun, teknologi online dalam konteks 

pendidikan harus teknologi online yang sesuai dengan tingkat 

sekolah atau tingkat pendidikan siswa. Misalnya, siswa 

sekolah dasar memerlukan  dukungan teknis untuk 

mengikuti kelas, tentu sangat sederhana, dan siswa sekolah 

dasar juga dapat menguasainya.

Berbeda dengan siswa, tentunya teknologi yang 

dipakai  dalam pembelajaran daring lebih beragam, 

kompleks, canggih dan memerlukan  kemauan dan 

pendekatan pembelajaran mandiri terhadap teknologi daring ketika mencoba memahami materi yang diberikan dalam 

pembelajaran daring. Di sisi siswa, teknologi online telah 

menjadi sarana pembelajaran baru, membuka ruang akses ke 

sumber informasi yang tidak terbatas dan peluang untuk 

ekspresi minat dan bakat yang lebih mandiri. Di sisi guru, 

teknologi online membantu dalam proses belajar mengajar, 

mengontrol pembelajaran jarak jauh siswa secara efektif, 

memfasilitasi siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda, 

dan sebagainya. Manfaat pembelajaran daring tidak hanya 

terbatas pada metode pembelajaran daring, namun  juga 

mengubah perilaku dan cara pandang belajar. Meskipun 

berlangsung secara daring, namun pada kenyataannya proses 

belajar mengajar seperti berpindah dari realitas dunia nyata 

ke dunia maya virtual.

Di samping itu, teknologi pembelajaran menyediakan fiturfitur yang memungkinkan peserta didik mengasah kemampuan, 

meningkatkan softskill, mendorong mengakses informasi 

tambahan memperkuat pemahaman terkait materi yang diberikan

oleh guru dan menuntut pembangunan jiwa inovatif, adaptif, 

reseptif dan kreatif. Peran pendidik di era pembelajaran online 

yaitu  sebagai fasilitator dan moderator. Siswa diminta untuk aktif, 

kreatif dan inovatif untuk belajar independen. Seorang pendidik 

dalam belajar online setidaknya menguasai beberapa hal sebagai 

berikut: (Glaser and Strauss, 2017)

1) Terampil dalam hal memakai  teknologi online. 2) 

Terampil mengkoneksikan hubungan siswa dan guru via belajar 

online. 3) Terampil memberi  apresiasi terhadap sikap 

kerjasama dan kolaborasi dalam belajar. 4) Terampil secara 

akademik. 5) Terampil dan berpengalaman dalam belajar mandiri. 

Munculnya kompetensi baru di atas membuat para 

pendidik dan peserta didik harus lebih mempersiapkan diri 

sebelum menerapkan model pembelajarna online, minimal merekamemahami apa yang telah disajikan tentang keterampilanketerampilan di atas. 

Dengan kata lain, jika ingin pelaksanaan pembelajaran 

online berhasil, maka diperlukan persiapan-persiapan matang baik 

oleh pendidik sebagai fasilitator dan penyedia materi maupun 

peserta didik sebagai pebelajar mandiri.




Disebuah aula kantor desa sedang diadakan bazaar bahan 

sembako, mulai dari beras, minyak goreng, telur, sampai susu. 

Kegiatan ini dilakukan sekali setahun oleh pemerintah daerah 

setempat khusus untuk keluarga yang tidak mampu. Beberapa 

pemasok bahan sembako telah sebelumnya dihubungi oleh pihak 

kantor desa untuk bekerja sama dalam kegiatan ini. Kegiatan ini 

dinilai sangat efektif dan membantu oleh masyarakat, apalagi 

ditengah kondisi pasca pandemi.

Secara garis besar, pihak kantor desa telah melakukan yang 

dinamakan dengan procurement. Procurement yaitu  proses 

pengadaaan barang maupun jasa. Procurement kadang sering 

disamakan maknanya dengan purchasing, namun pada prosesnya 

sangat kontras antara keduanya. Purchasing hanya melibatkan 

proses jual dan beli, sedang  procurement cakupannya lebih luas 

lagi, intinya mulai dari analisa kebutuhan mengenai kegiatan 

pengadaan ini , pencarian pemasok yang sesuai dengan 

kebutuhan, sampai akhir tujuannya yaitu  kegiatan jual-beli.

Kegiatan procurement secara praktisnya sekarang sudah 

diaplikasikan secara online. Selain lebih efisien, kegiatannyapun 

akan dapat terekam dengan jelas. E-procurement yaitu  sebuah 

istilah yang diusung untuk menggambarkan kegiatan ini, yaitu 

pengadaan barang ataupun jasa melalui media online seperti web, 

aplikasi, dan media sosial.


Sekarang pertanyaannya, apakah konsep toko online yang 

sekarang ini sedang marak-maraknya yaitu  sebuah eprocurement atau sekedar purchasing saja?

Kita dapat menjawab hal ini berdasarkan proses bisnis dari 

toko online ini . Jika pelaku bisnis yang dilibatkan hanyalah 

toko itu sendiri dengan pelanggan dari toko ini  maka toko 

online ini  yaitu  sebuah kegiatan purchasing.

Gambar 9.1. Kegiatan purchasing konvensional vs online

(Sumber : vecteezy)

Secara proses bisnis kegiatan di toko online purchasing

bertujuan untuk mengefisienkan kegiatan jual-beli saja, jika toko 

ini  berusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Barang 

yang dijual yaitu  produksi toko itu. Contohnya, zara.com.

Jika toko online ini  merupakan sebuah sarana dimana 

barang-barang yang dijual didalamnya berasal lebih dari satu toko, 

maka toko online ini  dapat dikategorikan kedalam kegiatan eprocurement.


Bayangkan kita sedang mengunjungi pasar malam, disana 

ada  banyak sekali stand jualan, makanan, pakaian, dan lainnya. 

Sama halnya dengan sebuah toko online yang mengajak para 

penjual untuk ikut serta membuat lapak di platformnya. Segala 

produk yang disediakan di toko online ini  merupakan produk 

dari toko yang bergabung dalam platform toko online. Begitu juga 

dengan proses pengirimannya yang bisa dicek dan dipertanggungjawabkan langsung di platformnya. Contohnya, bhinneka.com.

9.2 Definisi E-procurement

E-Procurement yaitu  proses pembelian barang dan jasa 

melalui sistem elektronik. Ini mencakup seluruh tahapan 

proses pembelian, mulai dari pengadaan, penawaran, hingga 

pembayaran. E-Procurement membantu perusahaan untuk 

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pembelian 

mereka.

Beberapa fitur yang umum ditemukan dalam sistem eProcurement meliputi:

 Katalog produk dan jasa

 Sistem penawaran online

 Sistem pemantauan dan evaluasi supplier

 Integrasi dengan sistem keuangan

 Laporan dan analitik

Dengan memakai  e-Procurement, perusahaan dapat 

memastikan bahwa proses pembelian mereka terstandardisasi 

dan memenuhi regulasi dan peraturan yang berlaku. Selain itu, 

e-Procurement juga membantu meningkatkan transparansi 

dalam proses pembelian, mengurangi biaya dan meningkatkan 

kualitas pembelian dengan memastikan harga yang lebih baik 

dan produk dan jasa yang lebih baik.

9.3 Manfaat E-procurement

Manfaat dari E-procurement yaitu  :

1. Agar terhindar dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

Disebab kan kegiatan pengadaan ini melibatkan jumlah 

yang besar, baik dari kuantitas produk maupun nominal 

penawaran, jika tidak terdokumentasikan dengan baik dan 

benar maka akan bisa disalah-gunakan oknum KKN.

Terhindar dari KKN yaitu  salah satu keuntungan dari eProcurement sebab :

 Transparansi: E-Procurement memastikan bahwa semua 

tahapan proses pembelian dilakukan secara transparan 

dan dapat dilacak. Ini membantu mengurangi peluang 

terjadinya praktik korupsi.

 Audit trail: Sistem e-Procurement memungkinkan 

perusahaan untuk memantau dan mengaudit setiap 

tahapan proses pembelian, membantu mengidentifikasi 

dan mengatasi praktik korupsi.

 Integritas data: E-Procurement memastikan integritas 

dan keandalan data pembelian, membantu 

menghilangkan duplikasi data dan mengurangi 

kesalahan manual yang dapat memicu praktik korupsi.

 Pengawasan: Sistem e-Procurement memungkinkan 

perusahaan untuk memantau dan mengawasi setiap 

tahapan proses pembelian, membantu mengurangi 

peluang terjadinya praktik korupsi.



Dengan terhindar dari korupsi, e-Procurement membantu 

perusahaan untuk memastikan bahwa proses pembelian 

mereka adil dan objektif, memastikan bahwa produk dan 

jasa yang dibeli memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, 

dan memastikan bahwa dana perusahaan dipakai  dengan 

bijak dan efisien.

2. Efisiensi waktu dan biaya

Disebab kan kegiatan pengadaan ini telah dilaksanakan 

secara online maka kedua belah pihak, baik pihak pemasok 

dan perusahaan/instansi dapat menghemat biaya 

operasional seperti transportasi, penginapan, ruang rapat, 

dan biaya pengiriman pos.

Efisiensi waktu dan biaya yaitu  salah satu keuntungan 

utama dari e-Procurement. Ini terjadi sebab :

 Proses otomatisasi: E-Procurement memautomasi 

sejumlah tahapan proses pembelian, seperti penawaran, 

pemantauan, dan evaluasi supplier, membantu 

mempercepat proses dan mengurangi biaya manual 

yang dapat terjadi saat melakukan proses pembelian 

secara manual.

 Aksesibilitas: E-Procurement mempermudah akses dan 

kolaborasi antara tim pembelian, supplier, dan 

departemen terkait, membantu mempercepat proses 

dan mengurangi biaya manual yang dapat terjadi saat 

melakukan proses pembelian secara manual.

 Analisis data: E-Procurement mempermudah analisis 

data dan informasi, membantu pembelian untuk 

membuat keputusan yang lebih informatif dan efisien.

 Kompetisi: E-Procurement memfasilitasi penawaran dan 

evaluasi supplier secara transparan dan obyektif, 

membantu memastikan bahwa perusahaan memperoleh 

harga terbaik dari supplier.

Dengan efisiensi waktu dan biaya, e-Procurement membantu 

perusahaan untuk mempercepat proses pembelian, 

mengurangi biaya manual, dan memastikan bahwa dana 

perusahaan dipakai  dengan bijak dan efisien.

3. Meminimalisir Human Error

Disebab kan segala kebutuhan data terotomatisasi oleh 

sistem, maka penyediaan dokumen telah terlampir, 

dokumen tersimpan didalam server sehingga tidak perlu 

takut tercecer/hilang, pencarian data lebih cepat, dan 

kebutuhan dalam menganalisa perbandingan pesanan dapat 

langsung di generate dari sistem.

Meminimalisir human error yaitu  salah satu keuntungan 

dari e-Procurement sebab :

 Automatisasi: E-Procurement memautomasi sejumlah 

tahapan proses pembelian, seperti penawaran, 

pemantauan, dan evaluasi supplier, membantu 

meminimalisir kesalahan manual yang dapat terjadi saat 

melakukan proses pembelian secara manual.

 Validasi data: Sistem e-Procurement memastikan bahwa 

data yang masuk valid dan akurat, membantu 

meminimalisir kesalahan manual yang dapat terjadi saat

melakukan proses pembelian secara manual.

 Eliminasi duplikasi: E-Procurement membantu 

menghilangkan duplikasi data dan mengurangi 

kesalahan manual, memastikan bahwa semua informasi 

yang dibutuhkan tersedia dan akurat.

 Standarisasi proses: E-Procurement memastikan bahwa 

proses pembelian dilakukan dengan cara yang 

terstandardisasi, membantu meminimalisir kesalahan 

manual yang dapat terjadi saat melakukan proses 

pembelian secara manual. 

Dengan meminimalisir human error, e-Procurement

membantu perusahaan untuk memastikan bahwa proses 

pembelian mereka dilakukan dengan akurat dan efisien, 

memastikan bahwa produk dan jasa yang dibeli memenuhi 

standar kualitas yang ditetapkan, dan memastikan bahwa 

dana perusahaan dipakai  dengan bijak dan efisien.

4. Meningkatkan kualitas pembelian 

Meningkatkan kualitas pembelian dengan memastikan 

proses pembelian yang terstandardisasi yaitu  keuntungan 

dari e-Procurement sebab :

 Proses yang terstandardisasi: Sistem e-Procurement

memastikan bahwa semua tahapan proses pembelian 

dilakukan dengan cara yang sama dan terstandarisasi. 

Ini membantu menghilangkan bias dan memastikan 

bahwa semua pembelian dilakukan secara adil dan 

objektif.

 Integritas data: Sistem e-Procurement memungkinkan 

perusahaan untuk menyimpan dan mengakses data 

pembelian secara elektronik, yang memastikan 

integritas dan keandalan data.

 Pengendalian kualitas: E-Procurement membantu 

perusahaan memantau kualitas produk dan jasa yang 

dibeli dan memastikan bahwa mereka memenuhi 

spesifikasi yang ditetapkan.

 Evaluasi supplier: Sistem e-Procurement memungkinkan 

perusahaan untuk melakukan evaluasi supplier dan 

memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas 

dan peraturan yang berlaku.

 Dengan memastikan proses pembelian yang

terstandardisasi, e-Procurement membantu perusahaan 

untuk memastikan bahwa pembelian mereka memenuhi

standar kualitas dan memastikan bahwa kualitas produk 

dan jasa yang dibeli selalu terjaga.

5. Mempercepat proses pembelian

Mempercepat proses pembelian yaitu  salah satu 

keuntungan dari e-Procurement sebab :

 Automatisasi: Sistem e-Procurement memautomasi 

sejumlah tahapan proses pembelian, seperti penawaran, 

pemantauan, dan evaluasi supplier, yang membantu 

mempercepat proses pembelian.

 Aksesibilitas: E-Procurement memungkinkan 

perusahaan untuk melakukan pembelian secara online 

dan dari jarak jauh, yang membantu mempercepat 

proses pembelian dan memastikan bahwa pembelian 

dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

 Komunikasi yang lebih cepat: Sistem e-Procurement

memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi 

dengan supplier secara cepat dan efisien, membantu 

mempercepat proses pembelian dan memastikan bahwa 

semua informasi yang dibutuhkan tersedia dengan 

cepat.

 Eliminasi duplikasi: E-Procurement membantu 

menghilangkan duplikasi data dan mengurangi 

kesalahan manual, mempercepat proses pembelian dan 

memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan 

tersedia dan akurat.

Dengan mempercepat proses pembelian, e-Procurement

membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan 

efektivitas dalam proses pembelian mereka dan memastikan 

bahwa produk dan jasa dapat tersedia dengan cepat dan dalam 

jumlah yang diperlukan.

9.4 Proses E-procurement

Proses e-procurement biasanya meliputi beberapa tahap 

berikut:

1. Identifikasi kebutuhan: Pertama-tama, perusahaan 

mengidentifikasi kebutuhan barang atau jasa yang harus 

dibeli.

2. Sourcing: Perusahaan mencari dan mengevaluasi pilihan 

supplier potensial.

3. Request for Information/Quote (RFI/RFQ): Perusahaan 

mengirimkan permintaan informasi atau penawaran harga 

(RFI/RFQ) ke supplier terpilih melalui sistem eprocurement.

4. Penawaran dan Evaluasi: Supplier mengirimkan 

penawaran dan informasi produk/jasa melalui sistem eprocurement, dan perusahaan melakukan evaluasi 

terhadap penawaran ini .

5. Negosiasi dan Kontrak: Perusahaan dan supplier 

melakukan negosiasi dan membuat kontrak untuk 

transaksi pembelian.

6. Pembelian dan Pengiriman: sesudah  kontrak dibuat, 

perusahaan melakukan pembelian produk/jasa dan 

supplier mengirimkan produk/jasa yang dibeli.

7. Pelacakan dan Penilaian: Perusahaan melacak pengiriman 

produk/jasa dan melakukan penilaian terhadap supplier 

dan produk/jasa yang diterima.

8. Rekonsiliasi dan Pelaporan: Perusahaan melakukan 

rekonsiliasi antara informasi pembelian dan informasi 

akuntansi dan melaporkan hasil e-procurement ke pihak 

yang berwenang.

Dengan mengikuti proses ini, perusahaan dapat 

mengoptimalkan proses pembelian mereka dan meningkatkan 

efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pembelian mereka. 

Penganggaran elektronik, atau e-budgeting, yaitu  proses 

menyiapkan, menyajikan, dan mengelola anggaran dengan 

memakai  teknologi elektronik. E-budgeting yaitu  cara 

penganggaran yang lebih efisien dan efektif sebab  menghilangkan 

kebutuhan akan sistem berbasis kertas, mengurangi waktu yang 

diperlukan untuk menyiapkan anggaran, dan menyediakan data 

real-time untuk pengambilan keputusan. Bab ini akan 

mengeksplorasi dasar-dasar e-budgeting, kelebihannya, dan 

tantangannya.

Bagian 1: Tinjauan tentang E-Budgeting

Bagian ini akan memberi  gambaran singkat tentang ebudgeting, termasuk definisi, tujuan, dan komponennya. Juga akan 

dibahas jenis-jenis anggaran yang dapat disusun dengan 

memakai  teknologi elektronik.

Bagian 2: Keuntungan E-Budgeting

Bagian ini akan mengeksplorasi manfaat e-budgeting, 

termasuk penghematan biaya, efisiensi, akurasi, transparansi, dan 

pelaporan real-time. Ini juga akan menyoroti cara-cara di mana ebudgeting dapat meningkatkan pengambilan keputusan.

Bagian 3: Tantangan E-Budgeting

Bagian ini akan mengidentifikasi tantangan e-budgeting, 

seperti kebutuhan akan infrastruktur dan keahlian TI, keamanan 

data, serta potensi kesalahan dan manipulasi data. Ini juga akan 

membahas cara untuk mengatasi tantangan ini.

Bagian 4: Implementasi Penganggaran Elektronik

Bagian ini akan memberi  panduan langkah demi 

langkah untuk menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi. Ini 

akan mencakup pertimbangan utama, seperti memilih perangkat 

lunak yang tepat, melatih staf, dan memastikan keamanan data.

Bagian 5: Praktik Terbaik dalam E-Budgeting

Bagian ini akan membahas praktik terbaik untuk ebudgeting, seperti melibatkan pemangku kepentingan, 

menetapkan tujuan yang jelas, dan menetapkan prosedur 

pengelolaan data yang kuat. Ini juga akan memberi  contoh 

implementasi e-budgeting yang berhasil.

Bagian 6: Tren Masa Depan dalam E-Budgeting

Bagian ini akan mengeksplorasi tren masa depan dalam ebudgeting, seperti pemakai an kecerdasan buatan, analitik big 

data, dan sistem berbasis cloud. Ini juga akan membahas dampak 

potensial dari tren ini pada proses penganggaran.

E-budgeting yaitu  alat penting bagi organisasi yang ingin 

meningkatkan proses penganggaran mereka. Ini menawarkan 

banyak keuntungan, termasuk penghematan biaya, efisiensi, 

akurasi, transparansi, dan pelaporan real-time. Namun, ini juga 

menghadirkan tantangan yang harus diatasi untuk memastikan 

keberhasilannya. Dengan mengikuti praktik terbaik dan merangkul 

tren baru dalam e-budgeting, organisasi dapat mencapai tujuan 

penganggarannya secara lebih efektif dan efisien.

10.2 Pengenalan E-Budgeting

Penganggaran elektronik, atau e-budgeting, yaitu  proses 

menyiapkan, menyajikan, dan mengelola anggaran dengan 

memakai  teknologi elektronik. E-budgeting yaitu  cara 

penganggaran yang lebih efisien dan efektif sebab  menghilangkan 

kebutuhan akan sistem berbasis kertas, mengurangi waktu yang 

diperlukan untuk menyiapkan anggaran, dan menyediakan data 

real-time untuk pengambilan keputusan. Bab ini akan mengeksplorasi dasar-dasar e-budgeting, kelebihannya, dan 

tantangannya.

Apa itu e-budgeting?

Penganggaran elektronik, juga dikenal sebagai e-budgeting, 

yaitu  pemakai an teknologi elektronik untuk menyiapkan, 

menyajikan, dan mengelola anggaran. E-budgeting melibatkan 

pemakai an perangkat lunak dan sistem berbasis komputer untuk 

merampingkan proses penganggaran, menggantikan sistem 

berbasis kertas tradisional.

Proses e-budgeting biasanya melibatkan langkah-langkah 

berikut:

1. Pengumpulan data: Mengumpulkan data dari berbagai 

departemen, termasuk data pendapatan dan pengeluaran, 

untuk periode anggaran.

2. Persiapan anggaran: Data yang terkumpul dianalisis, dan 

anggaran disiapkan memakai  perangkat lunak 

elektronik, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan 

organisasi.

3. Tinjauan anggaran: Anggaran ditinjau oleh pemangku 

kepentingan, termasuk manajer, supervisor, dan kepala 

departemen lainnya, untuk memastikan bahwa anggaran 

ini  selaras dengan tujuan dan sasaran organisasi.

4. Persetujuan anggaran: sesudah  anggaran ditinjau dan 

dimodifikasi sesuai kebutuhan, anggaran ini  diajukan 

ke otoritas yang sesuai untuk disetujui.

5. Implementasi anggaran: sesudah  persetujuan, anggaran 

diterapkan, dan data aktual dilacak terhadap jumlah yang 

dianggarkan untuk memantau kinerja

Keuntungan e-budgeting:

1. Peningkatan efisiensi: Penganggaran elektronik 

menghilangkan kebutuhan akan sistem berbasis kertas, 

yang dapat memakan waktu dan rawan kesalahan. 

pemakai an perangkat lunak elektronik memungkinkan 

otomatisasi banyak tugas, menghasilkan persiapan 

anggaran yang lebih cepat dan akurat.

2. Data real-time: E-budgeting menyediakan data real-time 

yang dapat dipakai  untuk membuat keputusan dengan 

cepat. Manajer dapat mengakses data saat ini kapan saja, 

memungkinkan mereka menyesuaikan anggaran sesuai 

kebutuhan untuk memastikan tujuan organisasi tercapai.

3. Dapat disesuaikan: Perangkat lunak elektronik yang 

dipakai  dalam e-budgeting dapat disesuaikan dengan 

kebutuhan organisasi, sehingga lebih mudah untuk 

mengembangkan dan mengelola anggaran yang selaras 

dengan tujuan organisasi.

4. Kolaboratif: Perangkat lunak penganggaran elektronik 

memungkinkan kolaborasi antar departemen yang 

berbeda, membuatnya lebih mudah untuk mengumpulkan 

dan berbagi data, dan memastikan bahwa setiap orang 

bekerja menuju tujuan yang sama.

Tantangan e-budgeting:

1. Biaya: Investasi awal dalam perangkat lunak e-budgeting 

bisa jadi mahal, dan biaya pemeliharaan yang 

berkelanjutan dapat bertambah.

2. Pelatihan staf: Staf mungkin memerlukan pelatihan tentang 

cara memakai  perangkat lunak e-budgeting, yang

dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan sumber 

daya tambahan.

3. Keamanan: pemakai an sistem elektronik meningkatkan 

risiko pelanggaran data, yang dapat membahayakan 

informasi keuangan yang sensitif.

4. Perlawanan terhadap perubahan: Beberapa anggota staf 

mungkin menolak perubahan dan mungkin lebih memilih 

sistem berbasis kertas tradisional, yang dapat menghambat 

penerapan e-budgeting.

Kesimpulan:

E-budgeting yaitu  cara penganggaran yang lebih efisien dan 

efektif yang dapat membantu organisasi merampingkan proses 

penganggaran mereka, mengurangi kesalahan, dan membuat 

keputusan berdasarkan informasi waktu nyata. Namun, penerapan 

e-budgeting dapat menghadirkan tantangan seperti biaya, 

pelatihan staf, keamanan, dan resistensi terhadap perubahan. 

Organisasi harus hati-hati mempertimbangkan keuntungan dan 

tantangan e-budgeting sebelum menerapkan sistem elektronik 

untuk mengelola anggaran mereka.

10.2.1 Tinjauan tentang E-Budgeting

Bagian ini akan memberi  gambaran singkat tentang ebudgeting, termasuk definisi, tujuan, dan komponennya. Juga akan 

dibahas jenis-jenis anggaran yang dapat disusun dengan 

memakai  teknologi elektronik.

E-budgeting, juga dikenal sebagai penganggaran elektronik, 

yaitu  pemakai an teknologi untuk mengotomatisasi dan 

merampingkan proses penganggaran. Ini melibatkan pemakai an 

perangkat lunak dan aplikasi untuk membuat, meninjau, 

menyetujui, dan memantau anggaran. E-budgeting membantu 

organisasi untuk meningkatkan akurasi, transparansi, dan efisiensi 

anggaran mereka dengan mengurangi pekerjaan manual, 

kesalahan, dan penundaan.

Tujuan dari e-budgeting yaitu  untuk menyederhanakan 

proses penganggaran, meningkatkan pengambilan keputusan, dan 

meningkatkan akuntabilitas. Ini memungkinkan pemangku 

kepentingan untuk mengakses informasi anggaran secara realtime, melacak kemajuan, dan menyesuaikan rencana sesuai 

kebutuhan. E-budgeting juga mendukung kolaborasi antar 

departemen yang berbeda, meningkatkan komunikasi, dan 

mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan proses 

penganggaran tradisional.

Komponen utama e-budgeting meliputi aplikasi perangkat 

lunak, basis data, portal berbasis web, dan aplikasi seluler. Alat-alat 

ini memungkinkan pemakai  untuk memasukkan dan 

menganalisis data, membuat laporan, dan membuat prakiraan. 

Mereka juga menyediakan fitur seperti peringatan, notifikasi, dan 

manajemen alur kerja untuk merampingkan proses persetujuan.

Ada beberapa jenis anggaran yang dapat disusun dengan 

memakai  teknologi elektronik, antara lain anggaran 

operasional, anggaran modal, anggaran arus kas, dan anggaran 

proyek. Anggaran operasional dipakai  untuk merencanakan dan 

mengendalikan pengeluaran sehari-hari, sedang  anggaran 

modal dipakai  untuk merencanakan dan mengelola investasi 

jangka panjang. Anggaran arus kas membantu organisasi 

mengelola arus kas mereka, sementara anggaran proyek 

dipakai  untuk merencanakan dan melacak pengeluaran dan 

pendapatan proyek.

Secara keseluruhan, e-budgeting yaitu  alat yang ampuh 

yang dapat membantu organisasi merampingkan proses 

penganggaran mereka, meningkatkan akurasi dan transparansi, 

dan meningkatkan pengambilan keputusan. Dengan 

memanfaatkan teknologi untuk mengotomatiskan dan 

mengoptimalkan proses penganggaran, organisasi dapat 

menghemat waktu, mengurangi biaya, dan memanfaatkan sumber 

daya dengan lebih baik.

Keuntungan E-Budgeting

Bagian ini akan mengeksplorasi manfaat e-budgeting, 

termasuk penghematan biaya, efisiensi, akurasi, transparansi, dan 

pelaporan real-time. Ini juga akan menyoroti cara-cara di mana ebudgeting dapat meningkatkan pengambilan keputusan.

Penganggaran elektronik, atau penganggaran elektronik, 

menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode 

penganggaran tradisional. Berikut yaitu  beberapa manfaat utama 

dari e-budgeting:

1. Penghematan Biaya: Penganggaran elektronik dapat secara 

signifikan mengurangi biaya yang terkait dengan 

penganggaran berbasis kertas tradisional, seperti 

pencetakan, pengiriman, dan penyimpanan. Ini juga 

mengurangi kebutuhan akan entri dan rekonsiliasi data 

manual, yang menghemat waktu dan mengurangi risiko 

kesalahan.

2. Efisiensi: E-budgeting merampingkan proses 

penganggaran, memungkinkan organisasi untuk bekerja 

lebih efisien. Perangkat lunak penganggaran dapat 

mengotomatiskan banyak tugas yang terlibat dalam 

membuat, merevisi, dan meninjau anggaran, seperti entri 

data, penghitungan, dan pelaporan. Ini menghemat waktu 

dan mengurangi risiko kesalahan.

3. Akurasi: Perangkat lunak penganggaran elektronik 

dirancang untuk melakukan perhitungan secara akurat, 

menghilangkan risiko kesalahan manusia. Ini memastikan 

bahwa anggaran dapat diandalkan dan akurat, yang 

penting untuk pengambilan keputusan yang efektif.

4. Transparansi: Perangkat lunak e-budgeting menyediakan 

platform terpusat untuk manajemen anggaran, 

memudahkan untuk melacak perubahan anggaran dan 

memastikan akuntabilitas. Transparansi ini membantu

 1. Infrastruktur dan keahlian TI: E-budgeting memerlukan  

infrastruktur TI yang andal dan kuat, termasuk perangkat 

keras, perangkat lunak, dan sistem jaringan. Ini juga 

memerlukan  personel yang terampil untuk merancang, 

mengimplementasikan, dan memelihara sistem ini. Dalam 

beberapa kasus, pemerintah mungkin kekurangan 

infrastruktur dan keahlian TI yang diperlukan, sehingga 

sulit menerapkan e-budgeting.

2. Keamanan data: Penganggaran elektronik melibatkan 

pemakai an data keuangan dan pribadi yang sensitif, yang 

harus dilindungi dari akses, manipulasi, atau pencurian 

yang tidak sah. Memastikan keamanan data sangat penting 

untuk mencegah penipuan dan menjaga kepercayaan 

publik.

3. Potensi kesalahan dan manipulasi: Sistem e-budgeting 

rentan terhadap kesalahan dan manipulasi, terutama jika 

tidak dirancang dengan benar atau jika ada  

kelemahan dalam pengendalian sistem. Kerentanan ini 

dapat mengakibatkan informasi keuangan yang tidak 

akurat, yang menyebabkan pengambilan keputusan yang 

buruk dan bahkan penipuan.

Untuk mengatasi tantangan ini , pemerintah dapat 

mengambil beberapa langkah, antara lain:

1. Berinvestasi dalam infrastruktur dan keahlian TI:

Pemerintah dapat berinvestasi dalam infrastruktur dan 

personel TI untuk memastikan bahwa mereka memiliki 

sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan ebudgeting dengan sukses. Ini termasuk memberi  

pelatihan dan dukungan kepada staf yang bertanggung 

jawab untuk memelihara sistem.

2. Memastikan keamanan data: Pemerintah dapat 

menerapkan tindakan keamanan data yang kuat, seperti 

enkripsi, firewall, dan kontrol akses, untuk melindungi data 

sensitif dari akses atau manipulasi yang tidak sah. Mereka

juga dapat menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas 

untuk penanganan data dan melatih staf untuk mengikuti 

kebijakan ini.

3. Menerapkan kontrol internal yang kuat: Pemerintah dapat 

membangun kontrol internal yang kuat, seperti pemisahan 

tugas dan audit rutin, untuk mencegah kesalahan dan 

mendeteksi potensi penipuan.

4. Melibatkan pemangku kepentingan: Pemerintah dapat 

melibatkan pemangku kepentingan, termasuk warga 

negara, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga 

pemerintah lainnya, untuk memastikan bahwa mereka 

memahami manfaat e-budgeting dan mendukung inisiatif 

ini . Ini dapat membantu membangun kepercayaan 

dan dukungan publik untuk sistem ini .

Kesimpulannya, e-budgeting menghadirkan banyak 

tantangan yang harus diatasi untuk memastikan keberhasilannya. 

Dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan keahlian TI, 

memastikan keamanan data, menerapkan kontrol internal yang 

kuat, dan melibatkan pemangku kepentingan, pemerintah dapat 

mengatasi tantangan ini dan mewujudkan manfaat e-budgeting.

10.2.4 Implementasi Penganggaran Elektronik

Bagian ini akan memberi  panduan langkah demi 

langkah untuk menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi. Ini 

akan mencakup pertimbangan utama, seperti memilih perangkat 

lunak yang tepat, melatih staf, dan memastikan keamanan data.

Menerapkan e-budgeting dalam suatu organisasi memerlukan  

perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Berikut langkahlangkah yang harus diikuti: 1. Identifikasi tujuan dan sasaran: Tentukan mengapa Anda 

ingin menerapkan e-budgeting dan apa yang ingin Anda 

capai dengannya. Ini akan membantu Anda memilih 

perangkat lunak yang tepat dan mengembangkan rencana 

yang selaras dengan kebutuhan organisasi Anda.

2. Pilih perangkat lunak yang tepat: Teliti dan bandingkan 

berbagai opsi perangkat lunak penganggaran elektronik 

yang memenuhi kebutuhan organisasi Anda. 

Pertimbangkan faktor-faktor seperti fungsionalitas, 

kemudahan pemakai an, dan biaya.

3. Buat tim proyek: Tetapkan tim proyek untuk mengawasi 

implementasi e-budgeting. Tim harus terdiri dari anggota 

dengan beragam keterampilan dan keahlian, termasuk TI, 

keuangan, dan manajemen proyek.

4. Kembangkan rencana proyek: Kembangkan rencana proyek 

terperinci yang menguraikan langkah-langkah yang harus 

diambil, jadwal, dan tanggung jawab setiap anggota tim. 

Rencana ini  juga harus mencakup langkah-langkah 

darurat jika terjadi peristiwa yang tidak terduga.

5. Latih staf: Berikan pelatihan kepada staf tentang cara 

memakai  perangkat lunak e-budgeting secara efektif. 

Ini akan membantu memastikan bahwa setiap orang dapat 

memakai  sistem dengan benar dan efisien.

6. Pastikan keamanan data: Kembangkan rencana keamanan 

data yang mencakup langkah-langkah untuk mencegah 

pelanggaran data, seperti autentikasi pemakai , enkripsi 

data, dan pencadangan rutin.

7. Percontohan sistem: Percontohan sistem e-budgeting 

dengan sekelompok kecil pemakai  untuk mengidentifikasi 

masalah apa pun dan melakukan penyesuaian yang 

diperlukan.

8. Meluncurkan sistem: sesudah  fase percontohan, luncurkan 

sistem e-budgeting ke seluruh organisasi. Pantau sistem

dengan cermat dan berikan dukungan berkelanjutan 

kepada pemakai .

9. Evaluasi dan tingkatkan: Evaluasi efektivitas sistem ebudgeting secara berkala dan lakukan perbaikan sesuai 

kebutuhan. Kumpulkan umpan balik dari pemakai  dan 

lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan 

sistem terus memenuhi kebutuhan organisasi.

Singkatnya, penerapan e-budgeting memerlukan  

perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Dengan mengikuti 

langkah-langkah ini, organisasi dapat berhasil menerapkan ebudgeting dan mencapai tujuan mereka dalam merampingkan 

proses penganggaran dan meningkatkan manajemen keuangan.

10.2.5 Praktik Terbaik dalam E-Budgeting

Bagian ini akan membahas praktik terbaik untuk ebudgeting, seperti melibatkan pemangku kepentingan, 

menetapkan tujuan yang jelas, dan menetapkan prosedur 

pengelolaan data yang kuat. Ini juga akan memberi  contoh 

implementasi e-budgeting yang berhasil.

Praktik Terbaik dalam E-Budgeting:

1. Libatkan Pemangku Kepentingan:

Keterlibatan pemangku kepentingan yaitu  kunci 

keberhasilan e-budgeting. Pemangku kepentingan harus 

dikonsultasikan pada berbagai tahap proses penganggaran 

untuk memastikan penerimaan dan dukungan mereka. 

Pemangku kepentingan dapat mencakup pejabat terpilih, 

kepala departemen, warga negara, dan kelompok kepentingan. 

Mereka harus diberitahu tentang proses penganggaran dan 

peran mereka dalam proses ini .

2. Tetapkan Tujuan yang Jelas:

Tujuan yang jelas harus ditetapkan pada awal proses 

penganggaran. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai,

relevan, dan terikat waktu (SMART). Ini membantu untuk 

memastikan bahwa anggaran sejalan dengan tujuan dan 

sasaran strategis organisasi.

3. Menetapkan Prosedur Manajemen Data yang Kuat:

Prosedur pengelolaan data harus ditetapkan untuk 

memastikan bahwa informasi yang akurat dan terkini

dipakai  dalam proses penganggaran. Data harus 

dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk sistem 

keuangan, laporan departemen, dan data historis. Data harus 

dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan pola, dan asumsi 

harus dibuat berdasarkan analisis ini.

4. Gunakan Teknologi untuk Merampingkan Proses:

Teknologi dapat dipakai  untuk mengotomatisasi dan 

merampingkan proses penganggaran. Perangkat lunak ebudgeting dapat dipakai  untuk mengelola proses 

penganggaran, melacak permintaan dan persetujuan anggaran, 

dan menghasilkan laporan. Ini mengurangi waktu dan sumber 

daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proses 

penganggaran dan memastikan akurasi.

5. Memantau dan Mengevaluasi Anggaran:

Kinerja anggaran harus dipantau dan dievaluasi secara teratur 

untuk memastikan bahwa itu sejalan dengan tujuan strategis 

organisasi. Ukuran kinerja harus ditetapkan untuk 

mengevaluasi keefektifan anggaran, dan tindakan korektif 

harus diambil jika perlu.

Contoh Implementasi E-Budgeting yang Sukses:

1. Kota Boston, AS:

Kota Boston memakai  sistem e-budgeting yang 

disebut "Budget and Management Reporting System" (BMRS). 

Sistem ini dipakai  untuk mengelola proses penganggaran, 

melacak permintaan dan persetujuan anggaran, dan 

menghasilkan laporan. Sistem telah mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proses 

penganggaran dan meningkatkan akurasi.

2. Pemerintah Kanada:

Pemerintah Kanada memakai  sistem e-budgeting 

yang disebut "Sistem Perencanaan dan Pelaporan Terpadu" 

(IPRS). Sistem ini dipakai  untuk mengelola proses 

penganggaran, melacak permintaan dan persetujuan anggaran, 

dan menghasilkan laporan. Sistem ini  telah 

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses 

penganggaran dan mengurangi waktu dan sumber daya yang 

diperlukan untuk menyelesaikan anggaran.

3. Kota Barcelona, Spanyol:

Kota Barcelona memakai  sistem e-budgeting yang 

disebut "Rencana Kota Digital Barcelona". Sistem ini dipakai  

untuk mengelola proses penganggaran, melacak permintaan 

dan persetujuan anggaran, dan menghasilkan laporan. Sistem 

ini  telah meningkatkan transparansi dan partisipasi 

masyarakat dalam proses penganggaran dan mengurangi 

waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan 

anggaran.

10.2.6 Tren Masa Depan dalam E-Budgeting

Bagian ini akan mengeksplorasi tren masa depan dalam ebudgeting, seperti pemakai an kecerdasan buatan, analitik big 

data, dan sistem berbasis cloud. Ini juga akan membahas dampak 

potensial dari tren ini pada proses penganggaran.

Seiring kemajuan teknologi, masa depan e-budgeting 

kemungkinan akan melihat pergeseran ke arah pemakai an 

kecerdasan buatan, analitik data besar, dan sistem berbasis cloud 

yang lebih besar. Teknologi ini memiliki potensi untuk secara 

signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses 

penganggaran.

Kecerdasan buatan (AI) dapat mengotomatiskan banyak 

tugas rutin dalam penganggaran, seperti entri dan analisis data, 

membebaskan waktu bagi manajer anggaran untuk fokus pada 

pengambilan keputusan strategis. AI juga dapat membantu 

mengidentifikasi pola dan tren dalam data yang mungkin sulit 

dideteksi oleh manusia, sehingga menghasilkan prakiraan yang 

lebih baik dan penganggaran yang lebih akurat.

Analitik data besar yaitu  area lain yang kemungkinan 

memiliki dampak signifikan pada e-budgeting. Dengan 

menganalisis data dalam jumlah besar dari berbagai sumber, 

manajer anggaran dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik 

tentang kinerja keuangan organisasi mereka dan membuat 

keputusan yang lebih tepat. Analitik data besar juga dapat 

membantu mengidentifikasi area potensial untuk penghematan 

biaya dan pengoptimalan.

Sistem berbasis cloud sudah banyak dipakai  dalam 

penganggaran, namun pemakai annya diperkirakan akan 

meningkat di masa mendatang. Sistem berbasis cloud menawarkan 

banyak manfaat, seperti akses mudah ke data dari mana saja 

dengan koneksi internet, pencadangan dan pembaruan otomatis, 

serta kemampuan untuk berkolaborasi secara waktu nyata dengan 

anggota tim di lokasi yang berbeda.

Dampak potensial dari tren ini pada proses penganggaran 

yaitu  signifikan. AI, analitik data besar, dan sistem berbasis cloud 

dapat membantu manajer anggaran membuat keputusan berbasis 

data yang lebih baik, meningkatkan akurasi dan efisiensi, serta 

mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk 

penganggaran. Teknologi ini juga dapat membantu organisasi 

menjadi lebih gesit dan responsif terhadap perubahan pasar atau 

lingkungan bisnis.

Namun, penerapan teknologi ini juga memerlukan 

perencanaan dan pengelolaan yang cermat untuk memastikan 

bahwa teknologi ini  terintegrasi secara efektif ke dalam  

proses penganggaran yang ada. Sangat penting untuk memastikan 

bahwa teknologi ramah pemakai , aman, dan sesuai dengan 

peraturan dan undang-undang privasi data yang relevan.

Singkatnya, masa depan e-budgeting kemungkinan akan 

melihat pemakai an AI yang lebih besar, analitik data besar, dan 

sistem berbasis cloud. Teknologi ini memiliki potensi untuk secara 

signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses 

penganggaran, yang mengarah pada pengambilan keputusan yang 

lebih baik dan kinerja keuangan yang lebih baik untuk organisasi.








Email (Electronic mail) yaitu  sebuah metode pengiriman 

pesan secara elektronik dari satu pemakai  internet ke pemakai  

internet lainnya melalui jaringan komputer. Email memungkinkan 

pemakai  untuk mengirim dan menerima pesan dalam berbagai 

bentuk seperti teks, gambar, audio dan video dengan cepat dan 

mudah tanpa harus berada di lokasi yang sama. Setiap pemakai  

email memiliki alamat email yang unik, yang dipakai  untuk 

mengirim dan menerima pesan dari pemakai  email lainnya. Email 

telah menjadi salah satu alat komunikasi yang umum di seluruh 

dunia dan dipakai  untuk berbagai tujuan termasuk bisnis, 

akademik dan pribadi.

Dengan surat konvensional mengharuskan pengirim untuk 

membayar pengiriman dengan membeli prangko. namun , surel 

umumnya biaya yang dikeluarkan hanyalah biaya untuk 

membayar internet. Adanya internet memudahkan berbagai 

aktivitas manusia termasuk komunikasi surat menyurat. Namun, 

ada  pengecualian seperti surel ke ponsel dimana pembayaran 

terkadang ditagih per pengiriman (Blog.unnes.ac.id 2016).

Simbol "@" pada email merupakan karakter penting yang 

dipakai  untuk memisahkan nama pemakai  dengan domain di 

alamat email. Simbol ini juga disebut sebagai "at sign" atau "at 

symbol". Secara teknis, simbol "@" dipakai  sebagai tanda 

pemisah antara bagian lokal (local part) dan bagian domain 

(domain part) dalam alamat email. Bagian lokal biasanya yaitu  

nama pemakai  atau alias email, sedang  bagian domain yaitu  

nama domain dari server email yang dipakai .

Contoh alamat email yang memakai  simbol "@" yaitu  

"nama.pemakai @email.com". Dalam contoh ini, "nama.pemakai " 

yaitu  bagian lokal, dan "email.com" yaitu  bagian domain. Simbol 

"@" memisahkan kedua bagian ini  sehingga email dapat 

dikirimkan dengan tepat ke server email yang dituju. pemakai an 

simbol @ dalam alamat email dipandang perlu. Salah satu peran 

pentingnya yaitu  untuk memberi "kekhususan" pada alamat 

email. Dengan itu alamat email mudah dibedakan dengan nama 

orang maupun nama atau istilah lainnya yang tidak mungkin 

menyelipkan "at". Alasan lainnya, ia memilih tanda @ sebagai 

alamat email sebab  dianggap mudah diingat. Huruf "a" yang 

tergambar pada simbol itu sangat terkait dan dianggap menjadi 

singkatan dari address. Artinya alamat. Di mana, alamat sangat 

penting dalam pengiriman surat menyurat (Idcloudhost.com 

2023).

2.2 Sejarah Email

Sejarah Email dimulai pada tahu