teknologi komunikasi 2
dalam kehidupan sehari-hari. Digital
Safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing area kompetensi ini mempunyai beragam indikator atau kompetensi yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Mencermati area dan indikator literasi digital yang telah ditampilkan dalam Tabel 3, terlihat
bahwa literasi digital yaitu subjek yang sangat kompleks dan multidimensi. Perbedaan
mengenai cara menyusun kurikulum dan memaknai titik berangkat literasi digital berbedabeda, tergantung pada perspektif pemakai maupun pihak yang mengembangkan
kurikulum ini . Literasi digital Siberkreasi yang disusun ke dalam 4 subyek dan 17
indikator ini terdiri dari kompetensi, isu/area tematik, dan kasus. Misalnya, pengetahuan
dasar mengenai lanskap digital dalam indikator Internet dan Dunia Maya terkategori area
tematik, sementara pencarian informasi, cara pemakai an dan pemilihan data di area
Digital Skills terkategori sebagai kompetensi. Pada area ‘Digital Safety’ ada indikator
pengetahuan dasar mengenai penipuan digital, yang terkategori dalam ‘kasus’. Adanya
kategorisasi yang berbeda-beda dalam satu paket subyek literasi digital ini memang tidak
terhindarkan, ketika kita berhadapan dengan berbagai isu yang perlu diselesaikan segera.
Terlebih lagi, materi literasi digital ini tidak semata-mata bergerak pada level
gagasan/ide/pemikiran, tetapi juga diorientasikan pada kemampuan pemakai dalam
mengaplikasikan pengetahuan dasar yang mereka peroleh pada kasus-kasus di lapangan
yang sifatnya urgen.
Tidak dapat dihindarkan, antara satu modul dan modul lain juga ada keterkaitan yang
erat, sehingga terkesan ada sedikit tumpang tindih. Peta berikut ini akan menjelaskan posisi
masing-masing modul dan isu yang dibawa.
ada dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi. Poros pertama,
yaitu domain kapasitas ‘single – kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital
sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga
kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal.
Sementara itu, poros berikutnya yaitu domain ruang ‘informal – formal’ yang
memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang
informal ditandai dengan pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih
menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat.
sedang ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi
instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’
Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul
sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya.
Digital Skills merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, berada di domain ‘single,
informal’. Digital Culture sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks
kenegara kita an berada pada domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu
difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang
berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital
Ethics sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa
menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety
sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada
domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.
PETA KOMPETENSI KEAMANAN DIGITAL
Membahas tentang keamanan digital berarti membahas berbagai aspek keamanan, mulai
dari menyiapkan perangkat yang aman hingga menyediakan panduan untuk berperilaku di
media digital yang rendah risiko. Modul ini bertujuan untuk memberikan panduan dan
pemahaman untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengenali pentingnya
keamanan digital, mengenali faktor-faktor risiko di dunia digital, mempolakan berbagai
potensi dan ancaman yang biasa muncul dalam kehidupan digital serta menerapkan
keterampilan literasi digital untuk bisa mendukung aktivitas bermedia digital yang aman dan
nyaman. ada tiga aspek kecakapan keamanan digital yakni aspek kognitif, afektif dan
konatif atau behavioral yang dikembangkan agar pemakai digital mampu mengembangkan
keterampilan kritis dalam menganalisis, menimbang serta meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Bagan I.1. di bawah ini menunjukkan lima indikator atau kompetensi yang perlu ditingkatkan
dalam membangun area kompetensi keamanan digital.
Secara umum pembahasan modul ini akan selain memakai kurikulum literasi digital
yang dirumuskan oleh Kominfo, Siberkreasi & Deloitte (2020) terutama dalam area
kompetensi keamanan digital, modul ini juga memakai 10 kompetensi literasi digital
Japelidi. Dimulai dari kompetensi fungsional yakni mengakses, menyeleksi, memahami,
mendistribusikan informasi, dan memproduksi konten, hingga kompetensi kritis yakni
menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, berpartisipasi dan berkolaborasi (Kurnia &
Wijayanto, 2020).
Pada kompetensi proteksi perangkat digital, penekanan terletak pada keterampilan
fungsional perangkat dan layanan digital. sedang pada kompetensi lainnya yakni
melindungi identitas digital, mewaspadai penipuan digital, melindungi rekam jejak digital,
dan meningkatkan keamanan digital bagi anak-anak, keterampilan yang dibangun tak hanya
fungsional melainkan juga kritis.
Dengan tujuan memberikan penguatan keterampilan kognitif, afektif dan konatif atau
behavioral, modul ini mengajak pemakai media digital maupun pengajar atau pegiat
literasi digital untuk memastikan keamanan digital baik bagi diri sendiri maupun sesama
warga digital lainnya.
SISTEMATIKA MODUL
Modul ini merupakan bagian dari Seri Modul Literasi Digital Kominfo, Japelidi dan
Siberkreasi. Dalam seri modul ini ada empat tema besar, yaitu Keterampilan Digital,
Budaya Digital, Etika Digital dan Keamanan Digital. Masing-masing modul membahas tema
besar yang berbeda dan menyentuh komponen literasi digital yang berbeda pula. Sebagai
bagian dari seri literasi digital yang menyeluruh maka beberapa bagian pembahasan pada
modul ini akan dibatasi sehingga pemaparannya tidak terlalu jauh keluar dari perspektif
keamanan digital. sedang untuk mendapatkan perspektif lain dari topik yang sama kita
dapat merujuk pada modul lain pada seri modul literasi digital ini.
Secara spesifik, pada modul mengenai keamanan digital yang berjudul ‘Aman Bermedia
Digital’ ini, kita akan menemui lima bab yang membahas secara detail berbagai aspek
seputar pengamanan dan keamanan digital yang kemudian diakhiri dengan bab penutup.
Bab I, pengantar, bab ini ditulis oleh Gilang Jiwana Adikara, Novi Kurnia, dan Santi Indra
Astuti menjelaskan pentingnya penulisan modul mengenai keamanan digital yang disusun
berdasar kompetensi literasi digital Kominfo, Siberkreasi & Deloitte yang kemudian
dikembangkan oleh Japelidi. Bab ini juga menjelaskan sistematika modul dan
pemakai annya.
Bab II yang disusun oleh Lisa Adhrianti membahas secara detail tentang pengamanan
perangkat digital yang kita gunakan sehari-hari. Kita akan mempelajari pentingnya
mengamankan perangkat digital agar terhindar dari berbagai usaha pengambilalihan akses
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bagian ini juga akan mengulas tentang
bagaimana cara mencadangkan data berharga kita dan menghapus sepenuhnya data digital
sebelum memindahtangankan atau menjual ke orang lain.
Bab III yang membahas tentang perlindungan identitas digital data pribadi ditulis oleh Novi
Kurnia Pada bab ini, kita akan mencoba mengenali bagaimana strategi mengamankan
identitas pribadi kita di dunia digital dan menghindari data pribadi kita bocor ke pihak yang
berniat buruk. Bab ini akan membahas secara detail strategi mengamankan akun-akun
digital kita sehingga tidak mudah diambil paksa oleh orang lain. Bab ini juga membahas
strategi untuk membangun kewaspadaan agar tidak mudah memberikan data diri kita pada
pihak lain sebelum kita memahami betul risiko dan keuntungannya.
Bab IV yang mengulas seluk beluk penipuan digital secara menyeluruh dipaparkan oleh Sri
Astuty. Mulai dari penipuan paling sederhana seperti scam ala “Mama minta pulsa” sampai
yang memanfaatkan keterampilan social engineering untuk mempengaruhi korbannya dan
menyiapkan situs palsu demi mencuri data penting yang berkaitan dengan keuangan digital.
Bagian ini cukup penting dipahami karena kasus usaha penipuan digital merupakan hal yang
sangat sering kita temui, baik melalui surel maupun SMS dan telepon. Bagian tentang
penipuan ini juga membahas strategi untuk memverifikasi informasi yang masuk dan
menindaklanjuti usaha penipuan yang datang maupun langkah jika kita menjadi korban
penipuan digital.
Bab V yang disusun oleh Xenia Angelica Wijayanto membahas tentang rekam jejak digital.
Seperti yang kita tahu, kegiatan kita di media digital selalu tercatat dan menghapusnya
bukanlah hal yang mudah. Jika dibandingkan, akan jauh lebih mudah menjaga perilaku di
media digital daripada berusaha menghapus jejak digital yang pernah kita tinggalkan. Bab ini
juga mengulas strategi memperindah jejak digital kita agar reputasi dan nama baik kita
sebagai warga digital terjaga dengan baik.
Bab VI mengenai minor safety terutama terkait proteksi anak-anak di dunia maya ditulis
oleh Fransiska Desiana Setyaningsih Setyaningsih. Bab ini memaparkan pentingnya
keamanan digital berkaitan dengan tumbuh kembang anak termasuk strategi pengasuhan
anak di era digital. Bab ini menekankan strategi melindungi anak-anak dari pengaruh buruk
di media digital, mulai dari kecanduan sampai cyberbullying. Meskipun demikian,
pembahasan di bab ini bukan hanya menekankan pada aspek ancaman. Media digital
menawarkan peluang besar untuk menjadi pribadi yang kreatif dan berpengetahuan luas.
Bab ini juga menelusuri pembahasan strategi yang dapat dipakai orang tua untuk dapat
memaksimalkan potensi media digital untuk merangsang tumbuh kembang anak.
Bab VII atau bab terakhir yang ditulis oleh Gilang Adikara Jiwana dan Novi Kurnia merupakan
bab yang menutup dan memberikan simpulan atas pentingnya modul ini. Dalam bab ini juga
akan dipetakan limitasi modul ini berikut rekomendasi baik pengembangan modul maupun
pengembangan berbagai program digital terkait keamanan digital di masa mendatang.
Rekomendasi juga akan dikaitkan dengan beberapa kelompok pemakai media digital yang
terpinggirkan yakni perempuan, anak, usia lanjut, masyarakat dari daerah 3 T (Terdepan,
Terluar, Tertinggal).
pemakai AN MODUL
Modul ‘Aman Bermedia Digital’ ini secara khusus bisa dimanfaatkan baik oleh pemakai
media digital secara langsung maupun pengajar atau pegiat literasi digital dalam
mengajarkan atau memfasilitasi peningkatan kompetensi keamanan digital. Modul ini juga
bisa dipakai oleh siapa pun yang tertarik pada isu keamanan digital misalnya saja guru,
orang tua, penyedia layanan internet, pakar teknologi informasi, wirausaha, dan lain
sebagainya.
Bab-bab yang dituliskan dalam modul ini, kami rancang untuk bisa dipakai secara utuh
satu modul guna mendapatkan penjelasan yang komprehensif terkait beragam kompetensi
keamanan digital. Meskipun begitu, pembaca bisa memakai modul ini berdasar
kompetensi khusus yang dibahas di masing-masing bab. Apapun pilihannya, modul ini tak
hanya memaparkan konsep dan memberikan ilustrasi kasus saja namun juga
memperlihatkan strategi untuk meningkatkan keamanan digital baik untuk diri maupun
pemakai lain. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan evaluasi untuk bisa mengukur
kompetensi digital yang dibangun di setiap bab. Dengan begitu, pembaca bisa melakukan
self-assement (evaluasi diri) untuk mengukur kompetensi keamanan digital yang dimilikinya.
Evaluasi juga bisa dilakukan oleh pengajar atau pegiat literasi digital yang ingin mengukur
kompetensi keamanan digital dari anak didik maupun peserta program.
URGENSI MELINDUNGI PERANGKAT DIGITAL
Perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki yaitu alat utama
yang bisa dipakai untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Secara
standar perangkat ini sudah dirancang dengan segudang fitur pengaman untuk memastikan
aktivitas kita saat bermedia digital aman dan nyaman. Namun setiap teknologi memiliki
beragam celah yang bisa dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. Faktanya,
salah satu celah terbesar dalam teknologi digital ada pada pemakai , baik karena pemakai
lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun lupa mengaktifkan fitur pengaman.
Perangkat digital memiliki peran vital dalam melakukan aktivitas digital. Misalnya ketika kita
melakukan komunikasi seringkali kita memakai gawai yang terkoneksi dengan jaringan
internet pada keseharian kita, sehingga dalam memakai perangkat digital kita perlu
melakukan proteksi terhadap perangkat digital yang kita miliki. Sebuah perangkat digital
selalu terdiri dari dua kelompok komponen utama: perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras yaitu perangkat yang secara fisik bisa kita lihat dan pegang, seperti layar
ponsel, monitor, keyboard, hard disk, dan kartu penyimpanan. sedang perangkat lunak
merupakan aplikasi dan program yang ditanamkan di dalam perangkat untuk membuatnya
mampu bekerja dengan baik. Kedua komponen ini saling terkait sehingga usaha
pengamanannya pun dilakukan secara berkesinambungan.
Mengapa penting melakukan proteksi perangkat digital? Perangkat digital yang kita miliki
saat ini menjadi kunci untuk beragam aktivitas digital. Tidak hanya mencari hiburan,
melainkan juga bertransaksi secara daring. Di dalam perangkat digital kita tersimpan
beragam informasi penting. Mulai dari galeri foto dan video pribadi, daftar kontak, sampai
data-data keuangan yang diperlukan bertransaksi termasuk uang digital. Karena pentingnya
isi di dalam perangkat digital, teknologi ini sering menjadi incaran usaha peretasan. Jika
usaha ini berhasil maka pemakai perangkat digital akan mengalami kerugian atas
berbagai kebocoran data pribadi yang bisa mengakibatkan keamanan privasi kita menjadi
terganggu. Proteksi perangkat digital juga bertujuan agar perangkat digital yang kita
gunakan tidak disalahgunakan oleh orang lain misalnya ketika ponsel pintar kita dilengkapi
dengan proteksi seperti kata sandi atau fingerprint maka ponsel kita tidak bisa dipakai
oleh orang lain.
Bab ini mengajak kita untuk mempelajari keutamaan dan pentingnya proteksi
(perlindungan) terhadap perangkat digital serta mengenali jenis-jenis fitur proteksi
perangkat digital. Selain itu, melalui bab ini, kita juga akan memahami usaha dan
konsekuensi untuk proteksi digital sekaligus mempraktikkan kemampuan dini untuk proteksi
perangkat digital melalui lembar evaluasi kerja yang harus dikerjakan di akhir bab. Yang
terpenting, bab ini juga mengajak untuk memahami konteks yang lebih luas, bahwa proteksi
perangkat digital bukan hanya tanggung jawab individu semata sebagai pemakai
melainkan juga sebagai pengajar serta pegiat literasi digital yang sama-sama mempunyai
kewajiban untuk menguasai kecakapan proteksi perangkat digital.
Bagi pengajar atau pegiat literasi digital, bab ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan
berbagai program guna meningkatkan kompetensi Digital Safety (keamanan digital) peserta
ajar atau target program ini . Pada akhir bab juga tersedia panduan evaluasi untuk
mengukur kemampuan memahami dan melindungi perangkat digital.
MEMPROTEKSI PERANGKAT DIGITAL
Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk
melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware, singkatan dari
malicious software, yaitu perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat
secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik
perangkat. Perangkat lunak perusak telah dipakai untuk mencuri sandi dan nomor akun
dari ponsel, komputer, tablet dengan cara membebankan biaya palsu pada akun pemakai ,
dan bahkan melacak lokasi dan aktivitas pemakai tanpa sepengetahuan mereka
Penelitian status yang dilakukan Lookout menunjukkan bahwa perilaku pemakai dan
geografi sangat memengaruhi risiko dalam menghadapi perangkat lunak jahat. Cara paling
aman untuk menghindari program semacam itu yaitu dengan mengunduh aplikasi yang
sudah banyak dipakai , serta terpercaya dengan cara melihat ulasan dari pengunduh
aplikasi ini . Beberapa aplikasi yang terpercaya ini yaitu Google Play atau
Appstore (Lookout.com, 2020).
Dalam menjalankan usaha penipuan, peretas biasanya menyamarkan malware sebagai
aplikasi seluler yang tampak aman di toko aplikasi dan situs web. Misalnya kita selama ini
mengenal aplikasi permainan Angry Birds sebagai aplikasi yang aman. Peretas kemudian
berusaha membuat program tiruan yang berisi malware dengan iming-iming semua level
yang berbayar bisa terbuka secara gratis. Aplikasi tiruan ini biasanya diedarkan di luar toko
aplikasi resmi. Ketika pemakai mengunduhnya, tanpa dia sadari pemakai itu tengah
memasukkan aplikasi tiruan yang membahayakan perangkat digital dan data yang ada di
dalamnnya (Lookout.com, 2020).
Meskipun sudah ada usaha untuk menghindari mengunduh perangkat dari luar situs resmi,
ternyata, pengunduhan aplikasi yang cermat dan teliti tidak selalu meminimalkan risiko. Hal
ini disebabkan karena ada situs-situs yang dengan curang memaksa perangkat untuk
melakukan unduh otomatis ketika situs ini diakses aplikasi-aplikasi peramban
(browser) masa kini seperti Google Chrome atau Mozilla Firefox sebenarnya sudah
mengantisipasi hal ini dan akan memberikan deteksi bila pemakai masuk ke situs yang
berbahaya. Namun kita tetap harus berhati-hati dan tidak disarankan untuk menginstal
unduhan secara acak dari pengelola unduhan.
Data menunjukkan bahwa tingkat kasus malware di negara kita termasuk yang tertinggi.
Microsoft telah meluncurkan hasil riset Asia Pasifik di edisi terbaru Security Endpoint Threat
Report 2019 yang mengungkapkan bahwa negara kita memiliki tingkat malware tertinggi di
kawasan Asia. Temuan ini berasal dari analisis dari beragam sumber data Microsoft,
termasuk delapan triliun sinyal ancaman yang diterima dan dianalisis oleh Microsoft setiap
hari, mencakup periode 12 bulan, dari Januari hingga Desember 2019 .
Sejak mulainya wabah COVID-19, data tim Microsoft Intelligence Protection menunjukkan
bahwa setiap negara di dunia telah melihat setidaknya satu serangan digital bertema
COVID-19. Volume serangan yang berhasil di negara-negara yang terkena wabah tampaknya
naik, karena meningkatnya ketakutan dan keinginan informasi terkini. Dari jutaan pesan
penipuan yang ditargetkan secara global setiap harinya, sekitar 60.000 diantaranya bertema
COVID-19, dengan lampiran berbahaya atau URL (alamat website) jahat. Penyerang
menyamar sebagai entitas mapan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan Kementerian Kesehatan untuk masuk ke
kotak inbox (Microsoft negara kita , 2019). Hal ini menunjukkan bagaimana peretas cerdik
dalam melakukan berbagai tipu daya untuk menembus proteksi perangkat digital kita. Salah
satunya dengan memanfaatkan naluri alami manusia yang serba ingin tahu dan khawatir jika
ada ancaman yang belum dikenali.
Microsoft menjelaskan, penyerang memakai infrastruktur yang ada, seperti
ransomware, phishing, dan alat pengiriman malware lainnya, dan memasukkan kata kunci
COVID-19, untuk memanfaatkan ketakutan massal. Setelah pemakai mengklik tautan
berbahaya ini, penyerang dapat menyusup ke jaringan, mencuri informasi, dan
mendapatkan uang dari serangan mereka (Microsoft negara kita , 2020).
Pemahaman mengenai proteksi perangkat digital harus dimiliki oleh pemakai perangkat
seperti telepon pintar, tablet, dan komputer karena aktivitas pemakai an perangkat
ini sangat rentan dan memiliki banyak risiko yang kemudian bisa terjadi dikemudian
hari. Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang kita miliki jika
tidak diproteksi dengan benar yaitu kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang
bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi, seperti kasus viral di media
sosial yang dihebohkan dengan aksi tukang servis handphone yang membongkar galeri
pelanggan demi mencari foto dan video bugil terungkap dan kemudian viral. Modus mereka
yaitu melihat-lihat file foto dan video di telepon pintar yang sudah diperbaiki dengan
harapan menemukan foto atau video bugil dari pemiliknya.
Akun Twitter @ndagels pada Jumat (29/1/2021) mengunggah beberapa tangkapan layar
akun Facebook yang identitasnya disamarkan. Dalam tangkapan layar ini tertulis
beberapa pengakuan teknisi servis ponsel yang membuka galeri pelanggan dan menemukan
foto serta video bugil
Unggahan dengan nama disamarkan kemudian dengan memberi caption “penyakit yang
tidak kunjung sembuh, selalu penasaran lihat isi galeri, bagaimana dengan para suhu disini?”
postingan ini diunggah dalam grup teknisi servis telepon pintar dan laptop selanjutnya
muncul komentar dari akun Facebook lainnya yang mengakui pernah melakukan hal serupa.
Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya sikap bijak dalam memakai
perangkat digital, karena seringkali kita menyimpan dokumen sensitif seperti foto diri
maupun, video keseharian kita bersama pasangan. Kasus penyebaran video pribadi yang
terjadi pada salah satu artis di negara kita juga bisa menjadi perhatian kita. berdasar
penjelasan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, artis
ini sempat mengakui bahwa sebelum beredarnya video seks ini , telepon pintar
miliknya rusak dan dititipkan di saudaranya (Kompas.com, 2020). Artis ini mengaku
telah menghapus video ini pada perangkat lainnya kemudian memberikannya ke
manajer pribadinya.
Kasus-kasus ini memberikan pembelajaran bagi kita pemakai perangkat digital untuk
selalu memakai perangkat digital untuk hal yang positif. Proses penghapusan dokumen
yang tersimpan pada perangkat digital pada dasarnya tidak semuanya akan terhapus secara
permanen, meskipun sudah dihapus tetapi dokumen yang berada di perangkat digital belum
sepenuhnya terhapus, sehingga pihak yang paham teknologi seperti tukang servis telepon
pintar dan laptop dengan mudah dapat mengembalikan file yang sudah dihapus di
perangkat digital kita.
Seberapa pentingnya proteksi perangkat digital? jawabannya sangat penting karena dengan
memahami perlindungan perangkat digital, sebagai pemakai ponsel pintar atau komputer
akan menjadikan data-data yang berada di perangkat digital tidak mudah diakses oleh orang
lain. Dengan perlindungan perangkat digital yang optimal maka usaha kita untuk tetap
dapat memakai perangkat digital secara lebih nyaman untuk menunjang aktivitas
ataupun pekerjaan sehari-hari pun bisa dilakukan.
JENIS-JENIS FITUR PROTEKSI PERANGKAT DIGITAL
Perangkat digital yang beredar saat ini sebenarnya sudah dirancang supaya aman meskipun
dipakai oleh pemakai yang awam sekalipun. Untuk proteksi perangkat keras, kita
mengenal beberapa fitur, seperti kata sandi, autentikasi dengan sidik jari, maupun
autentikasi wajah. sedang perangkat lunak dilindungi oleh sistem pengaman bawah
sistem operasi yang ada pada perangkat. Prinsipnya, selama kita selalu memakai
produk yang asli, sistem operasi ini akan terus memperbarui diri agar mampu mengimbangi
berbagai varian malware baru.
Namun kita sebagai pemakai seringkali mengabaikan fitur-fitur ini dan lebih memilih
untuk tidak memasangnya pada perangkat digital yang kita miliki. Bahkan terkadang
memilih memakai software bajakan atau mengunduh aplikasi dari situs yang tidak bisa
dipercaya keamanannya. Praktik semacam ini lah yang kerap kali membuat perangkat digital
kita menjadi mudah dibobol oleh peretas.
Ketika pertama kali memakai perangkat, pastikan memakai praktik keamanan
terdepan di yang terintegrasi dengan seluruh layanan pendukung produk digital untuk
membantu menjaga keamanan perangkat. Pengamanan berlapis sangat penting untuk
antisipasi perlindungan data pribadi pemakai sekaligus memberikan fleksibilitas kepada
pemakai dalam memakai perangkat seluler guna menunjang produktivitas secara
aman penting dan menjaga privasi pemakai (Android Open Source Project, 2018). Jika
dirasa perlu ditambahkan, kita juga bisa menambahkan fitur proteksi perangkat digital
ekstra untuk memperkuat proteksi perangkat digital yang kita miliki. Sebagai contoh, kita
bisa memakai fitur remote wipe, back up data, antivirus, enkripsi full disk dan shredder.
Patut diingat, fitur ini bersifat opsional, artinya jika kita tidak terlalu banyak memakai
perangkat digital untuk aktivitas yang berisiko, perangkat tambahan ini tidak terlalu
dibutuhkan
Memanfaatkan Fitur Kata Sandi
Perangkat digital seperti ponsel pintar, tablet dan komputer tentunya memiliki proteksi
berupa fitur kata sandi, yang sering kita gunakan untuk mengamankan perangkat digital
yang kita punya. Fitur kata sandi dalam telepon pintar, tablet, laptop, komputer biasanya
berupa angka dan ada juga yang berbentuk pola. Fitur kata sandi memang masih memiliki
beberapa kelemahan, misalnya kata sandi yang kita gunakan, diketahui oleh orang terdekat,
hal ini bisa mengakibatkan telepon pintar, laptop, komputer bisa diakses oleh orang lain.
Sehingga ketika kita memakai fitur proteksi memakai kata sandi harus benarbenar merahasiakan dari orang lain demi keamanan data-data pribadi yang berada di
perangkat digital.
Cara pengaturan kata sandi biasanya bisa ditemui pada menu pengaturan pada setiap
perangkat. Setiap perangkat digital memiliki pola pengaturan yang berbeda sehingga ada
baiknya kita merujuk pada buku panduan pemakai atau mencari solusi di Internet maupun
bertanya langsung pada layanan pelanggan. Pastikan kata sandi yang kita buat
memakai kombinasi angka dan huruf agar kata sandi lebih kuat. Berikut cara aman
untuk menghindari kata sandi kita diketahui oleh orang lain
Ketika kita memakai fitur kata sandi, beberapa hal yang perlu diketahui dan diantisipasi
yaitu jangan sampai kata sandi yang sudah kita atur diketahui oleh orang lain, cara yang
tepat untuk menghindari terjadinya orang lain mengetahui kata sandi kita yaitu dengan
selalu melihat sekeliling kita ketika akan membuka kata sandi, usahakan ketika kita
memasukan kata sandi berupa huruf dan angka, di sekeliling kita tidak ada orang lain, kita
juga bisa menutup layar ketika memasukkan kata sandi dengan memakai tangan untuk
menghindari orang lain mengetahui kata sandi perangkat digital yang kita miliki. Cara
selanjutnya usahakan rutin mengubah kata sandi perangkat digital yang kita gunakan, bisa
dilakukan seminggu satu kali perubahan kata sandi.
Fitur Fingerprint Authentication
Fitur Kunci Pencocokan sidik jari (Fingerprint authentication) merupakan fitur perlindungan
perangkat ponsel dengan sistem deteksi sidik jari. Fitur ini bekerja dengan cara
menyesuaikan sidik jari pemakai ponsel agar bisa membuka ponsel, sehingga orang lain
tidak mudah untuk membuka ponsel karena sidik jari setiap orang tentunya berbeda. Fitur
Ini memakai Fingerprint Hardware Interface Description Language (HIDL) untuk
terhubung ke pustaka khusus vendor dan perangkat keras fingerprint, seperti sensor
fingerprint.
Fitur fingerprint authentication merupakan salah satu fitur proteksi perangkat digital yang
memiliki proteksi yang cukup baik. Fitur ini memiliki kelebihan dari fitur kata sandi misalnya
kita memakai fitur sidik jari ini, meskipun orang lain melihat cara kita membuka ponsel
tetapi mereka akan tetap tidak bisa untuk membuka ponsel kita karena sidik jadi setiap
orang memiliki bentuk yang berbeda-beda. Patut diingat, tidak semua perangkat digital
dibekali dengan fitur ini sehingga kita perlu untuk melihat buku panduan perangkat yang
kita gunakan untuk memastikan apakah perangkat kita sudah mendukung fitur sidik jari atau
belum.
Fitur Pencocokan Wajah (Face Authentication)
Pencocokan wajah (face authentication) merupakan fitur kunci ponsel dengan menyocokkan
wajah pemakai untuk membuka kunci perangkat mereka. Fitur ini bekerja dengan
mendeteksi wajah pemakai memakai kamera depan ponsel. Ketika wajah terdeteksi
cocok dengan data yang sudah diatur maka ponsel akan membuka kuncinya.
Proteksi memakai fitur ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena pada
beberapa teknologi terkini fitur ini tidak bisa ditembus dengan foto wajah atau wajah orang
yang mirip. Untuk membukanya harus dilakukan dengan paksa dengan membobol sistem
operasi perangkat digital secara menyeluruh. Walaupun kuat, fitur face authentication
memiliki beberapa kelemahan, misalnya dalam langkah membuka kunci memakai fitur
wajah sistem kunci ini mengharuskan wajah kita tidak terhalang oleh apapun. Oleh karena
itu, bagi beberapa orang fitur ini justru merepotkan, terlebih ketika harus dipakai di
tempat umum dimana kita biasanya mengenakan masker, kaca mata, maupun aksesoris
kepala lainnya.
Fitur Cari Perangkat Saya (Find My Device)
Perangkat digital mobile memiliki kelemahan, kita bisa dengan mudah kehilangan baik
karena lupa menempatkannya atau menjadi korban kejahatan. Untuk kondisi semacam ini sejumlah perangkat digital terbaru sudah dibekali fitur find my device atau cari perangkat
saya.
Fitur Cari Perangkat Saya (Find My Device) ini merupakan fitur yang bisa diaktifkan untuk
mencari perangkat digital yang hilang, mengunci file, bahkan melakukan remote wipe.
Remote wipe atau penghapusan jarak jauh merupakan langkah yang bisa kita gunakan
ketika ponsel kita hilang atau dicuri. Remote wipe akan mengatur ponsel kita kembali ke
mode pabrik dan menghapus semua data dan aplikasi yang ada di dalamnya. Sehingga
ketika ada orang lain yang mendapatkan dan berniat buruk, data pribadi kita akan tetap
aman.
Fitur remote wipe ini bisa diakses dengan menghubungi pusat bantuan masing-masing
perangkat. Harus diingat, beberapa perangkat tipe lama memerlukan langkah tambahan
untuk mengaktifkan fitur ini. Seperti fitur-fitur lainnya, pengaturan fitur ini akan berbeda
untuk setiap perangkat sehingga merujuk pada panduan pemakai dan menghubungi
customer service produk yaitu langkah yang bijak.
Memahami dan Melindungi dengan Fitur Back-up Data
Back-up data atau membuat cadangan data merupakan langkah yang dipakai untuk
mencegah kehilangan data yang ada di telepon pintar, tablet, komputer dan laptop.
Seringkali dalam memakai perangkat digital, kita memiliki data-data yang penting
seperti foto, video, dokumen dan arsip penting. Untuk melindungi data ini kita bisa
melakukan back up data secara rutin ke internet maupun melalui aplikasi yang dapat
dipasang di perangkat, seperti Dropbox, OneDrive, dan iCloud. Selain itu sejumlah aplikasi
juga memiliki fitur pencadangan otomatis yang mempermudah kita dalam mengelola data.
WhatsApp misalnya secara berkala mencadangkan pesan-pesan yang pernah kita buat.
sedang aplikasi kontak yang ada di ponsel kita juga dapat diintegrasikan secara otomatis
ke pusat penyimpanan data yang sudah ditetapkan oleh produsen ponsel.
Kita dapat mencadangkan dan memulihkan perangkat seluler, serta mengakses dan
memulihkan file dari cadangan memakai aplikasi seluler. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, dengan backup daring, kita harus selalu memastikan bahwa enkripsi dipakai untuk mentransfer dan menyimpan data kita, sehingga hanya kita yang dapat
mengaksesnya. (Sammons & Cross, 2016). sedang untuk data-data pekerjaan, saat ini
layanan penyimpanan cloud sudah cukup populer dipakai sebagai penyimpanan data
daring yang aman dari potensi kerusakan perangkat keras. Banyak layanan penyedia
layanan penyimpanan cloud. Beberapa yang cukup familiar yaitu Google Drive dan
OneDrive milik Microsoft. Tinggal membuat akun dan kita bisa memanfaatkan fitur ini untuk
mencadangkan data-data pekerjaan kita. Pastikan memakai kata sandi yang aman agar
penyimpanan daring ini tidak dibuka orang lain.
Kemampuan Memahami dan proteksi perangkat digital dengan Fitur Antivirus “Lookout”
Pertahanan utama perangkat digital terhadap malware yaitu memakai perangkat
lunak yang baik untuk melindungi sistem perangkat digital. Meskipun ada sejumlah program
antivirus di pasaran, program yang kita pilih harus memiliki reputasi yang baik. Perangkat
lunak harus fokus pada jenis perlindungan ini, dan bukan program yang menyertakan fitur
antivirus sebagai pertimbangan. Dalam memilih proteksi antivirus, biaya tidak harus menjadi
perhatian (Sammons & Cross, 2016). Antivirus menjadi perlindungan bagi berbagai
perangkat komputer, termasuk ponsel pintar. Aplikasi antivirus sangat banyak dan mudah
untuk diakses selain itu beberapa ponsel juga sudah memiliki antivirus yang langsung ada
tanpa harus menginstal.
Fitur proteksi antivirus pada perangkat digital terkadang diperlukan, karena seringkali virus
seperti malware bekerja pada sistem perangkat lunak, hal ini jika dibiarkan akan
mengakibatkan masalah pada perangkat keras yang kemudian bisa menjadikan perangkat
digital kita mengalami kerusakan. Untuk memilih antivirus yang cocok, ada baiknya
berkonsultasi dengan teknisi komputer atau ponsel yang berpengalaman. Mereka juga
dapat merekomendasikan serentan apa perilaku bermedia digital kita dan menentukan
apakah kita memerlukan perlindungan virus secara maksimal atau cukup pada level
standar.
Kemampuan Memahami dan langkah memakai fitur Enkripsi Full Disk
Full disk encryption memungkinkan seluruh kapasitas hard drive computer untuk dienkripsi,
mencakup sistem, program, dan semua data yang tersimpan di dalamnya. Sehingga data tidak dapat diakses tanpa mengetahui kata kunci yang telah diatur. Enkripsi yaitu proses
penyandian pesan sehingga hanya mereka yang berwenang untuk melihat data yang dapat
membacanya. Tanpa enkripsi, pesan disebut sebagai teks biasa, tetapi ketika algoritma
diterapkan, pesan menjadi acak dan disebut teks sandi (Sammons & Cross, 2016).
Bagi pemakai perangkat digital secara umum fitur ini termasuk ke dalam fitur untuk
pemakai tingkat lanjut karena memerlukan pemahaman tentang teknik komputer yang
cukup sebelum melakukan pengaturan data secara mendalam. Kami merekomendasikan
untuk berkonsultasi dengan teknisi komputer yang sudah berpengalaman dan terpercaya
untuk menentukan apakah perangkat digital yang kita miliki memerlukan fitur ini. Namun
jika merasa cukup yakin dengan keterampilan teknik komputer, kita bisa memanfaatkan
aplikasi enkripsi seperti Bitlocker yang biasanya sudah tersedia dalam sistem operasi
komputer yang kita miliki.
Kemampuan Memahami dan memakai Fitur Shredder
Shredder merupakan fitur yang mampu memusnahkan data secara total sehingga tidak
dapat dimanfaatkan oleh pihak lain, sebab menghapus data saja tidak menjamin data
terhapus sepenuhnya, data ini tetap bisa dimunculkan kembali dengan perangkat
lunak tertentu. Shredder bukanlah fitur untuk mengenkripsi, namun fitur pemusnah data ini
biasanya menjadi satu kesatuan di dalam aplikasi enkripsi (wartaekonomi.co.id, 2017)
Fitur ini menjadi salah satu fitur proteksi perangkat digital yang perlu diketahui karena,
ketika kita memakai perangkat digital seringkali kita memiliki data-data privasi seperti
foto, video dan dokumen yang sangat rahasia. File Shredder merupakan program yang bisa
kita coba untuk menghapus file secara permanen sehingga data kita benar-benar terhapus
dan tidak bisa diakses oleh orang lain. Aplikasi ini tetap mudah untuk dipakai . juga
menambahkan pilihan menghapus pada saat kita mengklik kanan pada suatu file atau
folder. Berikut situs web resminya bisa dipakai untuk mendownload aplikasi ini yaitu
http://www.fileshredder.org/.
Mengelola perangkat Digital yang sudah rusak
Mengelola perangkat digital yang rusak sebelum menjual atau memindahtangankan
perangkat digital bertujuan agar dokumen pribadi kita tidak disalahgunakan dikemudian
hari. Hal ini bisa saja terjadi seperti contoh kasus yang telah dijelaskan di awal mengenai
viralnya unggahan penyedia jasa reparasi ponsel yang dengan sengaja melihat dan
membuka isi galeri dari pemakai ponsel, bayangkan bahwa di ponsel miliki pribadi ada
koleksi foto video yang berbau sensitif kemudian kita lupa untuk menghapus datanya secara
permanen, apa yang akan terjadi? Kasus video pribadi salah satu artis bisa menjadi salah
satu pelajaran bagi kita dalam memakai perangkat digital.
Penelitian terbaru oleh para ahli perusahaan antivirus Kaspersky menemukan hampir 90%
perangkat yang dijual (second) masih menyisakan data sensitif milik pemakai nya. Sebagian
besar perangkat ini belum dihapus seutuhnya saat akan dijual, sehingga informasi pemilik
sebelumnya berisiko dapat diakses oleh pihak ketiga. Data yang ditemukan berkisar dari
entri kalender berisi catatan rapat hingga foto dan video pribadi. Bahkan, dokumen pajak,
informasi perbankan, kredensial login dan informasi medis dimana semua data ini akan
berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah (Republika.co.id, 2021).
Menurut Kepala Tim Analisis dan Riset Global Kaspersky Lab, Christian Funk,
kesalahpahaman yang cukup umum dilakukan pemakai yaitu hanya menghapus data
atau melakukan format ulang media penyimpanan. Cara ini hanya menghapus dari tampilan
layar namun masih dapat dikembalikan dengan berbagai cara (Republika.co.id, 2021).
Pengelolaan perangkat digital dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebelum menjual atau
memindahtangankan perangkat digital, pemakai harus waspada. Berikut yaitu saran
Kaspersky untuk memastikan data telepon pintar benar-benar dihapus sebelum
dijual/dipindahtangankan ke pemakai lain (Liputan6.com,2021):
1. Pastikan tempat penyimpanan file harus ditimpa alias overwritten agar tak bisa
dipulihkan. Beberapa solusi keamanan seperti Kaspersky Total Security memiliki
penghapus data jenis ini. Selanjutnya kita juga bisa menghapus data bawaan
Windows sendiri, Cipher, yang biasanya dipakai untuk enkripsi, sekaligus dipakai
untuk menghapus file dari hardisk atau membuatnya tidak dapat dipakai .
Prioritas penjual yaitu mengeluarkan informasi dan data pribadi dari gawai yang
mau dijual sehingga data tetap pribadi. Cadangan data, baik itu yang ada di gawai,
komputer, kartu memori, atau penyimpan lain. Cadangkan dengan aman sebelum
menghapus dari gawai yang mau dijual. Lepaskan SIM dan kartu penyimpanan dari
telepon. Jika perangkat memakai eSIM, jangan lupa untuk menghapusnya. Aktifkan
autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun apa pun. Lalu, jangan lupa untuk log out dari
semua layanan digital (perbankan, email, media sosial, dan lain-lain) dari gawai yang
mau dijual. Lakukan reset pabrik (factory reset) atau format media.
Bagaimana jika ponsel pintar rusak? pengambilan data pada ponsel yang sudah rusak atau
mengalami kerusakan di bagian layar atau komponen lain memiliki cara tersendiri. Apabila
layar smartphone pecah dan tak nampak gambar apapun alias mati, maka butuh program
Virtual Network Computing (VNC). Ada banyak pilihan tersedia di toko aplikasi, sebaiknya
pilih versi yang dapat diakses secara cuma-cuma dan aman dipakai . VNC merupakan
sebuah program yang memindahkan antarmuka Android menuju komputer sehingga segala
sesuatu bisa dikendalikan langsung dari layar desktop. Untuk memakai salah satu
program VNC, setidaknya perlu mengunduh dan memasang terlebih dahulu ke komputer
serta perangkat Android. Selain versi cuma cuma, ada versi berbayar yang mengusung
lebih banyak fitur. Disarankan memilih program VNC versi berbayar untuk cakupan
pemakaian lebih luas (Jalantikus.com, 2016).
usaha dan Konsekuensi Proteksi Perangkat Digital
Pelanggaran yang sering terjadi terhadap proteksi perangkat digital biasanya mengenai
penyebaran data-data privasi pemakai perangkat digital yang sifatnya sensitif seperti
video, foto dan dokumen penting, karena seseorang yang dengan sengaja melakukan
pencurian data dari perangkat digital pasti memiliki tujuan dan maksud yang kurang baik,
dalam kasus penyedia jasa reparasi gawai memperlihatkan bahwa penyedia jasa reparasi
ini bisa dengan mudah melihat data-data yang bersifat privat dan bisa jadi data
ini disebarkan kepada orang lain sehingga terjadi penyebaran privasi yang bersifat
kesusilaan, jika ditinjau dari aspek hukum sesuai Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah melalui Undang-Undang
No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) Pasal 45 ayat (1) UU ITE mengatur “Setiap Orang yang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pada Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi, sesuai dengan versi yang dapat
diakses pada saat tulisan ini dibuat, BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 42 mengatur Setiap
orang yang melakukan pencurian dan atau pemalsuan data pribadi dengan tujuan untuk
melakukan kejahatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)sehingga kejahatan yang
dilakukan dengan merujuk pada pencurian data pribadi maka akan dikenakan sanksi.
Dengan adanya peraturan ini harapannya tidak ada lagi kasus pelanggaran yang
terjadi pada perangkat digital yang menyangkut privasi dan data pribadi meski proteksi
perangkat digital harus tetap kita tingkatkan.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada akhirnya, proteksi perangkat digital memiliki peran yang sangat penting dalam setiap
aktivitas yang memakai perangkat digital, dengan melakukan proteksi perangkat digital
akan mencegah terjadinya pengambilan data pribadi secara sepihak, pengambilan data pribadi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tentunya memiliki risiko
kerugian bagi pemilik data pribadi. Kita sebagai pemakai perangkat digital juga harus
memahami pemakai an fitur-fitur proteksi perangkat digital sehingga semakin kita dapat
mengenali berbagai fitur yang berguna untuk mendukung keamanan perangkat digital yang
dimiliki atau dimanfaatkan dalam kehidupan keseharian, maka peranan kita untuk
menciptakan lalu lintas yang sehat dalam arus informasi digital semakin nyata
kontribusinya.
berdasar uraian yang telah dijabarkan, maka usaha terhadap proteksi keamanan
perangkat digital menghasilkan beberapa rekomendasi yang diberikan agar kita dapat
secara bijak berperan dalam kepedulian terhadap perangkat digital yang dimiliki atau
dimanfaatkan dalam aktivitas keseharian. Pertama, pastikan memilih perangkat digital di
agen resmi; Kedua, sebaiknya teliti sebelum memiliki dengan mengecek kesesuaian kode
perangkat yang tertulis di kemasan dan yang tertera di perangkat; Ketiga, biasakan untuk
membaca buku panduan bagi pemilik perangkat untuk lebih mengenali perangkat;
Keempat, pilihlah kata sandi dengan tingkatan paling aman dengan kode sandi yang mudah
diingat pemilik perangkat; Kelima, tidak dengan mudah memperlihatkan atau meminjamkan
perangkat digital ke orang lain tanpa pengawasan; Keenam, selalu waspada dengan tawaran
situs-situs daring yang menggiurkan untuk kebutuhan konsumtif; Ketujuh, sebaiknya
sterilkan atau kosongkan perangkat digital terlebih dahulu sebelum ingin mengganti dengan
perangkat lainnya.
Dalam level pasar, sudah seharusnya pemangku kepentingan yang relevan baik pengusaha
perangkat digital maupun pelaku pasar lainnya, bertanggung jawab untuk memberikan
proteksi terhadap perangkat digital dengan sistem yang lebih baik lagi sehingga file
dokumen pribadi dan data diri pemakai yang ada dalam sistem mereka terjaga dengan
baik. Langkah-langkah menjaga keamanan harus diusaha kan seoptimal mungkin baik di
dalam sistem maupun dengan dimunculkan perangkat-perangkat yang mampu
memproteksi perangkat digital dengan baik dan menjaga perangkat digital supaya tidak
mudah untuk diambil alih oleh pihak-pihak yang merugikan Dalam level negara, yaitu kewajiban negara untuk melindungi dan menghadirkan
keamanan bagi perangkat digital bagi data pribadi warga negaranya melalui kebijakan yang
adil dan mengedepankan asas hak asasi manusia terhadap perlindungan diri di dunia maya.
Bab ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan agar seluruh pemangku kepentingan
mampu bertanggungjawab untuk proteksi perangkat digital. Pengembangan di masa depan
bisa dilakukan dengan mempertimbangkan ragam khalayak yang akan disasar melalui
pembelajaran maupun variasi program literasi digital. Ragam khalayak ini bisa dilihat dari
pendekatan usianya, kelompok terpinggirkan (anak, perempuan, dan difabel), maupun
masyarakat di kawasan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Pertimbangan lain juga bisa
dilihat dari langkah aksinya yang bisa bersifat individual atau kolaboratif, pendekatan aksi
yang formal melalui kurikulum sekolah atau perguruan tinggi maupun yang informal melalui
aneka program, maupun ruang yang akan dipakai nya yakni daring atau luring.
Dengan pengayaan khalayak maupun program di masa depan, baik di level individu, pasar
dan negara, niscaya usaha proteksi perangkat digital akan lebih ditingkatkan, sehingga
persoalan-persoalan terkait hal ini bisa diminimalisir sekuat mungkin dan keamanan
digital bisa diciptakan.
Meskipun begitu, harus juga kita pahami konteks yang lebih luas, bahwa proteksi perangkat
digital bukan hanya tanggung jawab individu semata, baik pemakai maupun pengajar serta
pegiat literasi digital. Proteksi perangkat digital juga tanggung jawab pemangku kepentingan
lainnya seperti pengelola perangkat digital, maupun pemerintah karena kemampuan
memahami dan memakai fitur-fitur proteksi perangkat digital pada dasarnya harus
dimiliki oleh setiap elemen dari para pemakai perangkat digital demi keamanan dokumen
yang bersifat pribadi .
EVALUASI KOMPETENSI PROTEKSI PERANGKAT DIGITAL
Evaluasi Proteksi perangkat digital dipakai untuk melakukan pengukuran terhadap
kecakapan pemakai perangkat digital dalam melakukan proteksi perangkat digital, kita bisa
melakukan evaluasi dalam tiga area. Pertama, aspek kognitif atau pengetahuan mengenai
proteksi perangkat digital. Kedua, aspek afektif atau perasaan yang menunjukkan kesadaran
pemakai perangkat digital akan pentingnya proteksi perangkat digital sebagai perwujudan
tanggung jawab sebagai warga negara dan warga digital yang baik. Ketiga, aspek konatif
atau behavioral untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan kesadaran melakukan
proteksi perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memudahkan, tabel III.1
menjelaskan matriks kecakapan proteksi perangkat digital dalam ketiga aspek ini .
CONTOH BENTUK EVALUASI UNTUK ASPEK KONATIF PRAKTIK PROTEKSI PERANGKAT
DIGITAL
Isilah form evaluasi di bawah ini berdasar pengalaman sehari-hari untuk mengukur
kecakapan Proteksi perangkat digital dari aspek konatif (behavioral). Kegiatan ini bisa
dilakukan sendiri oleh pemakai perangkat digital sebagai pembelajar sebagai sebuah cara
untuk melakukan evaluasi diri (self-assessment). Selain itu, kegiatan ini bisa juga dilakukan
oleh pengajar atau pegiat literasi digital untuk melakukan evaluasi terhadap anak didik atau
peserta ajar atau peserta program literasi digital.
URGENSI PERLINDUNGAN IDENTITAS DIGITAL DAN DATA PRIBADI
Sebagai pemakai platform digital, kita pasti menyimpan dan mengelola identitas digital
dan data pribadi ke dalam platform ini . Persoalannya, perlindungan terhadap identitas
digital dan data pribadi ini masih jadi persoalan di berbagai belahan dunia (Sammons &
Cross, 2017). Apalagi, belum semua negara, termasuk negara kita , mempunyai regulasi yang
mengatur perlindungan data pribadi supaya hak warga negara di dunia digital bisa dijamin
aspek hukumnya.
Skandal Cambridge Analytica tahun 2014, misalnya, merupakan kasus kebocoran data
pribadi 87 juta pemakai Facebook yang menyeret platform raksasa ini ranah hukum.
Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Commission/FTC) menjatuhkan denda US$5
miliar atau sekitar Rp70 triliun sebagai denda terbesar yang pernah dijatuhkan FTC.
Facebook juga diwajibkan memperbaiki sistem perlindungan data pemakai nya (Kompas
2019, 25 Juli).
Kasus lain yaitu bocornya 530.000 data sandi dan detil akun aplikasi Zoom, sebuah
platform video meeting yang populer di masa pandemi pada April 2020. Kebocoran ini tidak
terjadi dari aplikasi Zoom melainkan melalui peretasan sandi yang sama dengan sandi email
pemakai nya ,
Di tanah air, bocornya 91 juta data pemakai aplikasi lokapasar (e-commerce) Tokopedia
ditengarai bulan Juli 2020. Kasus ini diduga sebagai rentetan dari kebocoran yang terjadi
pada bulan Mei yang melibatkan 15 juta data pemakai (Bernie 2020).
Data pribadi yang bocor dan akun yang diretas yaitu contoh ancaman keamanan digital
yang bisa membuat identitas digital dan data pribadi bisa dimanfaatkan pihak lain untuk beragam kepentingan di luar pengetahuan pemakai nya serta ada kemungkinan merugikan
pemakai nya. Padahal dalam memakai platform digital yang pemakai nya sangat
masif, terkumpulnya data pemakai menjadi big data, membuka peluang bocornya
identitas digital dan data pribadi baik dalam proses penyimpanan maupun pemrosesan
(Winarsih & Irwansyah 2020).
Bab ini disusun dengan tujuan agar pemakai platform digital, baik pembelajar maupun
pengajar, mempunyai kemampuan untuk memahami dan melakukan perlindungan identitas
digital dan data pribadi. Kemampuan ini sangat penting bagi warga negara yang secara
individual mempunyai tanggung jawab menjaga keamanan digital bersama dengan
memahami aspek hukum yang berlaku. Bab ini juga akan memberikan pemaparan dan
panduan memakai Personal Identification Number (PIN), Two-Factor Authentication
(2TFA), dan One-Time Password (OTP) agar bisa memaksimalkan perlindungan identitas
digital dan data pribadi.
Dengan dilengkapi panduan evaluasi untuk mengukur kemampuan memahami dan
melindungi identitas digital dan data pribadi pada pemakai media digital, bab ini bisa
dimanfaatkan oleh pengajar atau pegiat literasi digital melakukan berbagai program guna
meningkatkan kompetensi Digital Safety peserta ajar atau target program ini .
MEMAHAMI DAN MELINDUNGI IDENTITAS DIGITAL
Kita mungkin pernah mendengar kasus pembajakan akun media sosial yang dipakai
untuk penipuan yang melibatkan identitas digital pemakai nya. Namun, apakah kita
memahami apa yang disebut dengan identitas digital? Apakah kita juga memahami risiko
yang mungkin timbul jika kita tidak mampu melindungi identitas digital? Apakah kita tahu,
sadar dan mampu mempraktikkan berbagai cara melindungi identitas digital kita?
Identitas digital pada dasarnya yaitu identitas seseorang sebagai pemakai platform media
digital (Monggilo, Kurnia, & Banyumurti 2020). ada dua jenis identitas digital baik yang
terlihat maupun tidak terlihat sebagaimana dijelaskan dalam bagan III.
Identitas digital yang terlihat tidak selalu identik dengan identitas kita dalam kehidupan
nyata yang merupakan rangkuman sifat kita baik yang bersifat tetap maupun tidak
tetap , Identitas tetap berupa nama, tempat lahir,
tanggal lahir, jenis kelamin, dan nama orang tua dan biasanya tercatat di berbagai kartu
identitas seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). sedang identitas
tidak tetap misalnya pekerjaan, alamat tinggal maupun penampilan fisik seperti warna
rambut yang bisa berubah dengan cepat dan biasanya jarang tercatat di kartu identitas
kecuali alamat tempat tinggal.
Berbeda dengan identitas di dunia nyata, identitas digital bukanlah suatu kesatuan
sifat melainkan gabungan beragam identitas parsial ,Artinya ada identitas digital yang sama dengan identitas kita di dunia nyata, ada yang
berbeda. Misalnya saja, orang bisa mencantumkan nama, alamat, tempat tanggal lahir di
platform digital sesuai aslinya, ada yang tidak. Bahkan ada yang meramu identitas digitalnya
dengan sebagian identitas asli sebagian samaran.
Tak heran jika kemudian kita mendapatkan beberapa akun media sosial yang dimiliki orang
yang sama namun dengan identitas yang berbeda, sebab seorang pemakai bisa memiliki
banyak persona ,Kondisi seperti ini bisa terjadi
karena identitas digital biasanya tidak membutuhkan konfirmasi dengan kartu identitas
formal seperti KTP atau KK.
Sementara itu, identitas digital yang tidak terlihat tentu sangat penting untuk kita jaga
sebagai ‘kunci rahasia’ penjaga keamanan supaya tidak ada orang yang bisa masuk ke
platform digital kita, sebagai rumah kita, di dunia maya.
Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga identitas digital kita? Bagan III.2 memberikan
tiga langkah yang bisa dilakukan dalam melindungi identitas digital kita.
Pertama, sebagai pemakai platform digital, kita bisa memakai identitas asli atau
samaran, namun kita wajib bertanggung jawab atas pilihan ini . Pastikan juga hanya
menampilkan identitas digital yang “aman”. Hindari untuk menampilkan identitas digital
yang seolah aman tapi tidak seperti tanggal lahir kita dan nama ibu kandung. Sebab,
identitas ini biasanya dipakai dalam transaksi perbankan yang tentu hanya kita saja
yang boleh memakai nya.
Kedua, pastikan keamanan surat elektronik kita sebagai identitas digital utama yang kita
gunakan untuk mengakses berbagai platform digital dengan secara rutin memastikan sandi
diperbaharui. Selain itu, sebelum bergabung dalam platform digital tertentu (application
admission), pastikan kita memahami identitas digital kita akan dikelola dengan baik dan
aman. Kita juga wajib membaca syarat yang harus kita sepakati saat mendaftar akun
platform digital dengan detail serta sadar akan risikonya. Kita juga harus memastikan
memahami seluruh jaminan privasi dan keamanan platform ini .
Ketiga, pastikan kita melindungi identitas digital kita di berbagai akun platform digital yang
kita gunakan. Konsolidasikan keamanannya misalnya dengan tidak memakai sandi
sama namun hubungkan satu akun dengan lainnya dengan perlindungan yang maksimal
untuk saling mengunci.
Ketiga langkah di atas penting untuk melindungi identitas digital yang kita miliki agar tidak
terjadi kerugian di masa mendatang. Namun begitu, kita juga perlu melindungi identitas
digital milik orang lain baik keluarga atau teman maupun orang lain dengan cara
menghargai privasi mereka serta tidak melakukan invasi ke dalam sistem keamanan
platform digital mereka.
MEMAHAMI DAN MELINDUNGI DATA PRIBADI
Jika identitas digital yaitu karakter kita di platform digital baik yang terlihat maupun tidak
terlihat, maka data pribadi merupakan konsep yang lebih luas. Data pribadi yaitu data
yang berupa identitas, kode, simbol, huruf atau angka penanda personal seseorang yang
bersifat pribadi (Latumahina, 2014). Data pribadi bisa juga diartikan sebagai data atau
informasi perseorangan yang disimpan, dikelola dan dilindungi kerahasiaannya karena
bersifat privat.
General Data Protection Regulation (GDPR), regulasi pelindungan data pribadi yang
disahkan Uni Eropa pada tahun 2016, merumuskan bahwa data pribadi yaitu segala
informasi yang bisa dipakai sebagai penanda rasional untuk mengenali seseorang.
Contoh data pribadi yang biasanya dikaitkan dengan platform digital yaitu alamat surat
elektronik, alamat Internet Protocol (IP address), nomor telepon genggam, dan data lokasi
peta.
Di negara kita , Rancangan Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (RUUPDP)
mendefinisikan data pribadi sebagai setiap data tentang seseorang yang teridentifikasi dan
atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasikan dengan informasi lainnya
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik dan/atau non
elektronik ,
Secara umum, ada dua jenis data pribadi yakni sebagaimana terlihat dalam bagan III.3
Meskipun ada dua jenis data pribadi, keduanya dilekatkan dengan konsep privasi yang
dianggap sebagai sebuah kondisi di mana ada hak seseorang untuk dilindungi dan tidak
diganggu kehidupan maupun data pribadinya ,
Dalam pemakai an dan pengelolaan data pribadi di platform digital, privasi bisa dianggap
sebagai hak kita sebagai pemakai media digital untuk memilih apakah data pribadi kita
akan diinformasikan pada pihak lain atau tidak , Oleh
karena itu, platform digital seperti media sosial, aplikasi percakapan, lokapasar maupun
platform digital lainnya mempunyai tanggung jawab untuk melindungi data diri
pemakai nya. Sebab tanpa persetujuan kita, data pribadi kita di platform digital yang bocor
yaitu bukti sistem perlindungan data pribadi pemakai nya masih belum maksimal.
Nah bagaimana kemudian sebagai pemakai kita bisa melindungi data diri kita di platform
digital? Secara umum, ada beberapa tips agar data diri kita terlindungi seperti terlihat
dalam bagan di bawah ini.
Selain tips umum melindungi data pribadi seperti dijelaskan di atas, dalam kehidupan
sehari-hari, perlindungan data pribadi juga bisa diterapkan saat kita melakukan transaksi
daring. Dalam transaksi ini, baik penjual maupun pembeli tak hanya mengutamakan
kejujuran informasi tapi juga keamanan data pribadi ,
Caranya bagaimana? Tak hanya kemampuan mengakses platform dan memahami
pengaturan privasi di setiap platform, kemampuan melakukan verifikasi sebagai suatu
proses untuk membandingkan keamanan platform yang dipakai dibandingkan dengan
platform jual beli lainnya. Pastikan sistem keamanan platform kita menjamin data pribadi
yang kita titip