teknologi komunikasi 2

Sabtu, 30 November 2024

teknologi komunikasi 2



 dalam kehidupan sehari-hari. Digital 


Safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, 


menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.


Masing-masing area kompetensi ini mempunyai beragam indikator atau kompetensi yang 


dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Mencermati area dan indikator literasi digital yang telah ditampilkan dalam Tabel 3, terlihat 


bahwa literasi digital yaitu  subjek yang sangat kompleks dan multidimensi. Perbedaan

mengenai cara menyusun kurikulum dan memaknai titik berangkat literasi digital berbeda￾beda, tergantung pada perspektif pemakai  maupun pihak yang mengembangkan 


kurikulum ini . Literasi digital Siberkreasi yang disusun ke dalam 4 subyek dan 17 


indikator ini terdiri dari kompetensi, isu/area tematik, dan kasus. Misalnya, pengetahuan 


dasar mengenai lanskap digital dalam indikator Internet dan Dunia Maya terkategori area 


tematik, sementara pencarian informasi, cara pemakai an dan pemilihan data di area 


Digital Skills terkategori sebagai kompetensi. Pada area ‘Digital Safety’ ada  indikator 


pengetahuan dasar mengenai penipuan digital, yang terkategori dalam ‘kasus’. Adanya 


kategorisasi yang berbeda-beda dalam satu paket subyek literasi digital ini memang tidak 


terhindarkan, ketika kita berhadapan dengan berbagai isu yang perlu diselesaikan segera. 


Terlebih lagi, materi literasi digital ini tidak semata-mata bergerak pada level 


gagasan/ide/pemikiran, tetapi juga diorientasikan pada kemampuan pemakai  dalam 


mengaplikasikan pengetahuan dasar yang mereka peroleh pada kasus-kasus di lapangan 


yang sifatnya urgen. 


Tidak dapat dihindarkan, antara satu modul dan modul lain juga ada  keterkaitan yang 


erat, sehingga terkesan ada sedikit tumpang tindih. Peta berikut ini akan menjelaskan posisi 


masing-masing modul dan isu yang dibawa.

ada  dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi. Poros pertama, 


yaitu domain kapasitas ‘single – kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital 


sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga 


kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal. 


Sementara itu, poros berikutnya yaitu  domain ruang ‘informal – formal’ yang 


memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang 


informal ditandai dengan pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih 


menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. 


sedang  ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi 


instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’ 


Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul 


sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya.


Digital Skills merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, berada di domain ‘single, 


informal’. Digital Culture sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks 


kenegara kita an berada pada domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu 


difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang 


berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital 


Ethics sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa 


menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety


sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada 


domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.


PETA KOMPETENSI KEAMANAN DIGITAL


Membahas tentang keamanan digital berarti membahas berbagai aspek keamanan, mulai 


dari menyiapkan perangkat yang aman hingga menyediakan panduan untuk berperilaku di 


media digital yang rendah risiko. Modul ini bertujuan untuk memberikan panduan dan 


pemahaman untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengenali pentingnya 


keamanan digital, mengenali faktor-faktor risiko di dunia digital, mempolakan berbagai 


potensi dan ancaman yang biasa muncul dalam kehidupan digital serta menerapkan

keterampilan literasi digital untuk bisa mendukung aktivitas bermedia digital yang aman dan 


nyaman. ada  tiga aspek kecakapan keamanan digital yakni aspek kognitif, afektif dan 


konatif atau behavioral yang dikembangkan agar pemakai  digital mampu mengembangkan 


keterampilan kritis dalam menganalisis, menimbang serta meningkatkan kesadaran 


keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.


Bagan I.1. di bawah ini menunjukkan lima indikator atau kompetensi yang perlu ditingkatkan 


dalam membangun area kompetensi keamanan digital.

Secara umum pembahasan modul ini akan selain memakai  kurikulum literasi digital 


yang dirumuskan oleh Kominfo, Siberkreasi & Deloitte (2020) terutama dalam area 


kompetensi keamanan digital, modul ini juga memakai  10 kompetensi literasi digital 


Japelidi. Dimulai dari kompetensi fungsional yakni mengakses, menyeleksi, memahami, 


mendistribusikan informasi, dan memproduksi konten, hingga kompetensi kritis yakni  

menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, berpartisipasi dan berkolaborasi (Kurnia & 


Wijayanto, 2020).


Pada kompetensi proteksi perangkat digital, penekanan terletak pada keterampilan 


fungsional perangkat dan layanan digital. sedang  pada kompetensi lainnya yakni 


melindungi identitas digital, mewaspadai penipuan digital, melindungi rekam jejak digital, 


dan meningkatkan keamanan digital bagi anak-anak, keterampilan yang dibangun tak hanya 


fungsional melainkan juga kritis. 


Dengan tujuan memberikan penguatan keterampilan kognitif, afektif dan konatif atau 


behavioral, modul ini mengajak pemakai  media digital maupun pengajar atau pegiat 


literasi digital untuk memastikan keamanan digital baik bagi diri sendiri maupun sesama 


warga digital lainnya.


SISTEMATIKA MODUL


Modul ini merupakan bagian dari Seri Modul Literasi Digital Kominfo, Japelidi dan 


Siberkreasi. Dalam seri modul ini ada  empat tema besar, yaitu Keterampilan Digital, 


Budaya Digital, Etika Digital dan Keamanan Digital. Masing-masing modul membahas tema 


besar yang berbeda dan menyentuh komponen literasi digital yang berbeda pula. Sebagai 


bagian dari seri literasi digital yang menyeluruh maka beberapa bagian pembahasan pada 


modul ini akan dibatasi sehingga pemaparannya tidak terlalu jauh keluar dari perspektif 


keamanan digital. sedang  untuk mendapatkan perspektif lain dari topik yang sama kita 


dapat merujuk pada modul lain pada seri modul literasi digital ini.


Secara spesifik, pada modul mengenai keamanan digital yang berjudul ‘Aman Bermedia 


Digital’ ini, kita akan menemui lima bab yang membahas secara detail berbagai aspek 


seputar pengamanan dan keamanan digital yang kemudian diakhiri dengan bab penutup.


Bab I, pengantar, bab ini ditulis oleh Gilang Jiwana Adikara, Novi Kurnia, dan Santi Indra 


Astuti menjelaskan pentingnya penulisan modul mengenai keamanan digital yang disusun 


berdasar  kompetensi literasi digital Kominfo, Siberkreasi & Deloitte yang kemudian

dikembangkan oleh Japelidi. Bab ini juga menjelaskan sistematika modul dan 


pemakai annya.


Bab II yang disusun oleh Lisa Adhrianti membahas secara detail tentang pengamanan 


perangkat digital yang kita gunakan sehari-hari. Kita akan mempelajari pentingnya 


mengamankan perangkat digital agar terhindar dari berbagai usaha  pengambilalihan akses 


oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bagian ini juga akan mengulas tentang 


bagaimana cara mencadangkan data berharga kita dan menghapus sepenuhnya data digital 


sebelum memindahtangankan atau menjual ke orang lain.


Bab III yang membahas tentang perlindungan identitas digital data pribadi ditulis oleh Novi 


Kurnia Pada bab ini, kita akan mencoba mengenali bagaimana strategi mengamankan 


identitas pribadi kita di dunia digital dan menghindari data pribadi kita bocor ke pihak yang 


berniat buruk. Bab ini akan membahas secara detail strategi mengamankan akun-akun 


digital kita sehingga tidak mudah diambil paksa oleh orang lain. Bab ini juga membahas 


strategi untuk membangun kewaspadaan agar tidak mudah memberikan data diri kita pada 


pihak lain sebelum kita memahami betul risiko dan keuntungannya.


Bab IV yang mengulas seluk beluk penipuan digital secara menyeluruh dipaparkan oleh Sri 


Astuty. Mulai dari penipuan paling sederhana seperti scam ala “Mama minta pulsa” sampai 


yang memanfaatkan keterampilan social engineering untuk mempengaruhi korbannya dan 


menyiapkan situs palsu demi mencuri data penting yang berkaitan dengan keuangan digital. 


Bagian ini cukup penting dipahami karena kasus usaha  penipuan digital merupakan hal yang 


sangat sering kita temui, baik melalui surel maupun SMS dan telepon. Bagian tentang 


penipuan ini juga membahas strategi untuk memverifikasi informasi yang masuk dan 


menindaklanjuti usaha  penipuan yang datang maupun langkah jika kita menjadi korban 


penipuan digital.


Bab V yang disusun oleh Xenia Angelica Wijayanto membahas tentang rekam jejak digital. 


Seperti yang kita tahu, kegiatan kita di media digital selalu tercatat dan menghapusnya 


bukanlah hal yang mudah. Jika dibandingkan, akan jauh lebih mudah menjaga perilaku di 


media digital daripada berusaha menghapus jejak digital yang pernah kita tinggalkan. Bab ini

juga mengulas strategi memperindah jejak digital kita agar reputasi dan nama baik kita 


sebagai warga digital terjaga dengan baik.


Bab VI mengenai minor safety terutama terkait proteksi anak-anak di dunia maya ditulis 


oleh Fransiska Desiana Setyaningsih Setyaningsih. Bab ini memaparkan pentingnya 


keamanan digital berkaitan dengan tumbuh kembang anak termasuk strategi pengasuhan 


anak di era digital. Bab ini menekankan strategi melindungi anak-anak dari pengaruh buruk 


di media digital, mulai dari kecanduan sampai cyberbullying. Meskipun demikian, 


pembahasan di bab ini bukan hanya menekankan pada aspek ancaman. Media digital 


menawarkan peluang besar untuk menjadi pribadi yang kreatif dan berpengetahuan luas. 


Bab ini juga menelusuri pembahasan strategi yang dapat dipakai  orang tua untuk dapat 


memaksimalkan potensi media digital untuk merangsang tumbuh kembang anak.


Bab VII atau bab terakhir yang ditulis oleh Gilang Adikara Jiwana dan Novi Kurnia merupakan 


bab yang menutup dan memberikan simpulan atas pentingnya modul ini. Dalam bab ini juga 


akan dipetakan limitasi modul ini berikut rekomendasi baik pengembangan modul maupun 


pengembangan berbagai program digital terkait keamanan digital di masa mendatang. 


Rekomendasi juga akan dikaitkan dengan beberapa kelompok pemakai  media digital yang 


terpinggirkan yakni perempuan, anak, usia lanjut, masyarakat dari daerah 3 T (Terdepan, 


Terluar, Tertinggal).


pemakai AN MODUL


Modul ‘Aman Bermedia Digital’ ini secara khusus bisa dimanfaatkan baik oleh pemakai  


media digital secara langsung maupun pengajar atau pegiat literasi digital dalam 


mengajarkan atau memfasilitasi peningkatan kompetensi keamanan digital. Modul ini juga 


bisa dipakai  oleh siapa pun yang tertarik pada isu keamanan digital misalnya saja guru, 


orang tua, penyedia layanan internet, pakar teknologi informasi, wirausaha, dan lain 


sebagainya.


Bab-bab yang dituliskan dalam modul ini, kami rancang untuk bisa dipakai  secara utuh 


satu modul guna mendapatkan penjelasan yang komprehensif terkait beragam kompetensi 


keamanan digital. Meskipun begitu, pembaca bisa memakai  modul ini berdasar 

kompetensi khusus yang dibahas di masing-masing bab. Apapun pilihannya, modul ini tak 


hanya memaparkan konsep dan memberikan ilustrasi kasus saja namun juga 


memperlihatkan strategi untuk meningkatkan keamanan digital baik untuk diri maupun 


pemakai  lain. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan evaluasi untuk bisa mengukur 


kompetensi digital yang dibangun di setiap bab. Dengan begitu, pembaca bisa melakukan 


self-assement (evaluasi diri) untuk mengukur kompetensi keamanan digital yang dimilikinya. 


Evaluasi juga bisa dilakukan oleh pengajar atau pegiat literasi digital yang ingin mengukur 


kompetensi keamanan digital dari anak didik maupun peserta program.


URGENSI MELINDUNGI PERANGKAT DIGITAL


Perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki yaitu  alat utama 


yang bisa dipakai  untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Secara 


standar perangkat ini sudah dirancang dengan segudang fitur pengaman untuk memastikan 


aktivitas kita saat bermedia digital aman dan nyaman. Namun setiap teknologi memiliki 


beragam celah yang bisa dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. Faktanya, 


salah satu celah terbesar dalam teknologi digital ada pada pemakai , baik karena pemakai  


lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun lupa mengaktifkan fitur pengaman.


Perangkat digital memiliki peran vital dalam melakukan aktivitas digital. Misalnya ketika kita 


melakukan komunikasi seringkali kita memakai  gawai yang terkoneksi dengan jaringan 


internet pada keseharian kita, sehingga dalam memakai  perangkat digital kita perlu 


melakukan proteksi terhadap perangkat digital yang kita miliki. Sebuah perangkat digital 


selalu terdiri dari dua kelompok komponen utama: perangkat keras dan perangkat lunak. 


Perangkat keras yaitu  perangkat yang secara fisik bisa kita lihat dan pegang, seperti layar 


ponsel, monitor, keyboard, hard disk, dan kartu penyimpanan. sedang  perangkat lunak 


merupakan aplikasi dan program yang ditanamkan di dalam perangkat untuk membuatnya 


mampu bekerja dengan baik. Kedua komponen ini saling terkait sehingga usaha  


pengamanannya pun dilakukan secara berkesinambungan.


Mengapa penting melakukan proteksi perangkat digital? Perangkat digital yang kita miliki 


saat ini menjadi kunci untuk beragam aktivitas digital. Tidak hanya mencari hiburan, 


melainkan juga bertransaksi secara daring. Di dalam perangkat digital kita tersimpan 


beragam informasi penting. Mulai dari galeri foto dan video pribadi, daftar kontak, sampai 


data-data keuangan yang diperlukan bertransaksi termasuk uang digital. Karena pentingnya 


isi di dalam perangkat digital, teknologi ini sering menjadi incaran usaha  peretasan. Jika 


usaha  ini  berhasil maka pemakai  perangkat digital akan mengalami kerugian atas

berbagai kebocoran data pribadi yang bisa mengakibatkan keamanan privasi kita menjadi 


terganggu. Proteksi perangkat digital juga bertujuan agar perangkat digital yang kita 


gunakan tidak disalahgunakan oleh orang lain misalnya ketika ponsel pintar kita dilengkapi 


dengan proteksi seperti kata sandi atau fingerprint maka ponsel kita tidak bisa dipakai  


oleh orang lain.


Bab ini mengajak kita untuk mempelajari keutamaan dan pentingnya proteksi 


(perlindungan) terhadap perangkat digital serta mengenali jenis-jenis fitur proteksi 


perangkat digital. Selain itu, melalui bab ini, kita juga akan memahami usaha  dan 


konsekuensi untuk proteksi digital sekaligus mempraktikkan kemampuan dini untuk proteksi 


perangkat digital melalui lembar evaluasi kerja yang harus dikerjakan di akhir bab. Yang 


terpenting, bab ini juga mengajak untuk memahami konteks yang lebih luas, bahwa proteksi 


perangkat digital bukan hanya tanggung jawab individu semata sebagai pemakai  


melainkan juga sebagai pengajar serta pegiat literasi digital yang sama-sama mempunyai 


kewajiban untuk menguasai kecakapan proteksi perangkat digital. 


Bagi pengajar atau pegiat literasi digital, bab ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan 


berbagai program guna meningkatkan kompetensi Digital Safety (keamanan digital) peserta 


ajar atau target program ini . Pada akhir bab juga tersedia panduan evaluasi untuk 


mengukur kemampuan memahami dan melindungi perangkat digital. 


MEMPROTEKSI PERANGKAT DIGITAL


Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk 


melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware, singkatan dari 


malicious software, yaitu  perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat 


secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik 


perangkat. Perangkat lunak perusak telah dipakai  untuk mencuri sandi dan nomor akun 


dari ponsel, komputer, tablet dengan cara membebankan biaya palsu pada akun pemakai , 


dan bahkan melacak lokasi dan aktivitas pemakai  tanpa sepengetahuan mereka 


Penelitian status yang dilakukan Lookout menunjukkan bahwa perilaku pemakai  dan 


geografi sangat memengaruhi risiko dalam menghadapi perangkat lunak jahat. Cara paling 


aman untuk menghindari program semacam itu yaitu  dengan mengunduh aplikasi yang 


sudah banyak dipakai , serta terpercaya dengan cara melihat ulasan dari pengunduh 


aplikasi ini . Beberapa aplikasi yang terpercaya ini  yaitu  Google Play atau 


Appstore (Lookout.com, 2020).


Dalam menjalankan usaha  penipuan, peretas biasanya menyamarkan malware sebagai 


aplikasi seluler yang tampak aman di toko aplikasi dan situs web. Misalnya kita selama ini 


mengenal aplikasi permainan Angry Birds sebagai aplikasi yang aman. Peretas kemudian 


berusaha membuat program tiruan yang berisi malware dengan iming-iming semua level 


yang berbayar bisa terbuka secara gratis. Aplikasi tiruan ini biasanya diedarkan di luar toko 


aplikasi resmi. Ketika pemakai  mengunduhnya, tanpa dia sadari pemakai  itu tengah 


memasukkan aplikasi tiruan yang membahayakan perangkat digital dan data yang ada di 


dalamnnya (Lookout.com, 2020). 


Meskipun sudah ada usaha  untuk menghindari mengunduh perangkat dari luar situs resmi, 


ternyata, pengunduhan aplikasi yang cermat dan teliti tidak selalu meminimalkan risiko. Hal 


ini disebabkan karena ada situs-situs yang dengan curang memaksa perangkat untuk 


melakukan unduh otomatis ketika situs ini  diakses aplikasi-aplikasi peramban 


(browser) masa kini seperti Google Chrome atau Mozilla Firefox sebenarnya sudah 


mengantisipasi hal ini dan akan memberikan deteksi bila pemakai  masuk ke situs yang 


berbahaya. Namun kita tetap harus berhati-hati dan tidak disarankan untuk menginstal 


unduhan secara acak dari pengelola unduhan.


Data menunjukkan bahwa tingkat kasus malware di negara kita  termasuk yang tertinggi. 


Microsoft telah meluncurkan hasil riset Asia Pasifik di edisi terbaru Security Endpoint Threat 


Report 2019 yang mengungkapkan bahwa negara kita  memiliki tingkat malware tertinggi di 


kawasan Asia. Temuan ini berasal dari analisis dari beragam sumber data Microsoft, 


termasuk delapan triliun sinyal ancaman yang diterima dan dianalisis oleh Microsoft setiap 


hari, mencakup periode 12 bulan, dari Januari hingga Desember 2019 .

Sejak mulainya wabah COVID-19, data tim Microsoft Intelligence Protection menunjukkan 


bahwa setiap negara di dunia telah melihat setidaknya satu serangan digital bertema 


COVID-19. Volume serangan yang berhasil di negara-negara yang terkena wabah tampaknya 


naik, karena meningkatnya ketakutan dan keinginan informasi terkini. Dari jutaan pesan 


penipuan yang ditargetkan secara global setiap harinya, sekitar 60.000 diantaranya bertema 


COVID-19, dengan lampiran berbahaya atau URL (alamat website) jahat. Penyerang 


menyamar sebagai entitas mapan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat 


Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan Kementerian Kesehatan untuk masuk ke 


kotak inbox (Microsoft negara kita , 2019). Hal ini menunjukkan bagaimana peretas cerdik 


dalam melakukan berbagai tipu daya untuk menembus proteksi perangkat digital kita. Salah 


satunya dengan memanfaatkan naluri alami manusia yang serba ingin tahu dan khawatir jika 


ada ancaman yang belum dikenali.


Microsoft menjelaskan, penyerang memakai  infrastruktur yang ada, seperti 


ransomware, phishing, dan alat pengiriman malware lainnya, dan memasukkan kata kunci 


COVID-19, untuk memanfaatkan ketakutan massal. Setelah pemakai  mengklik tautan 


berbahaya ini, penyerang dapat menyusup ke jaringan, mencuri informasi, dan 


mendapatkan uang dari serangan mereka (Microsoft negara kita , 2020).


Pemahaman mengenai proteksi perangkat digital harus dimiliki oleh pemakai  perangkat 


seperti telepon pintar, tablet, dan komputer karena aktivitas pemakai an perangkat 


ini  sangat rentan dan memiliki banyak risiko yang kemudian bisa terjadi dikemudian 


hari. Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang kita miliki jika 


tidak diproteksi dengan benar yaitu  kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang 


bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi, seperti kasus viral di media 


sosial yang dihebohkan dengan aksi tukang servis handphone yang membongkar galeri 


pelanggan demi mencari foto dan video bugil terungkap dan kemudian viral. Modus mereka 


yaitu  melihat-lihat file foto dan video di telepon pintar yang sudah diperbaiki dengan 


harapan menemukan foto atau video bugil dari pemiliknya.

Akun Twitter @ndagels pada Jumat (29/1/2021) mengunggah beberapa tangkapan layar 


akun Facebook yang identitasnya disamarkan. Dalam tangkapan layar ini  tertulis 


beberapa pengakuan teknisi servis ponsel yang membuka galeri pelanggan dan menemukan 


foto serta video bugil 

Unggahan dengan nama disamarkan kemudian dengan memberi caption “penyakit yang 


tidak kunjung sembuh, selalu penasaran lihat isi galeri, bagaimana dengan para suhu disini?” 


postingan ini diunggah dalam grup teknisi servis telepon pintar dan laptop selanjutnya 


muncul komentar dari akun Facebook lainnya yang mengakui pernah melakukan hal serupa.


Kasus ini  mengingatkan kita akan pentingnya sikap bijak dalam memakai  


perangkat digital, karena seringkali kita menyimpan dokumen sensitif seperti foto diri 


maupun, video keseharian kita bersama pasangan. Kasus penyebaran video pribadi yang 


terjadi pada salah satu artis di negara kita  juga bisa menjadi perhatian kita. berdasar  


penjelasan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, artis 


ini  sempat mengakui bahwa sebelum beredarnya video seks ini , telepon pintar 


miliknya rusak dan dititipkan di saudaranya (Kompas.com, 2020). Artis ini  mengaku 


telah menghapus video ini  pada perangkat lainnya kemudian memberikannya ke 


manajer pribadinya.

Kasus-kasus ini  memberikan pembelajaran bagi kita pemakai  perangkat digital untuk 


selalu memakai  perangkat digital untuk hal yang positif. Proses penghapusan dokumen 


yang tersimpan pada perangkat digital pada dasarnya tidak semuanya akan terhapus secara 


permanen, meskipun sudah dihapus tetapi dokumen yang berada di perangkat digital belum 


sepenuhnya terhapus, sehingga pihak yang paham teknologi seperti tukang servis telepon 


pintar dan laptop dengan mudah dapat mengembalikan file yang sudah dihapus di 


perangkat digital kita.


Seberapa pentingnya proteksi perangkat digital? jawabannya sangat penting karena dengan 


memahami perlindungan perangkat digital, sebagai pemakai  ponsel pintar atau komputer 


akan menjadikan data-data yang berada di perangkat digital tidak mudah diakses oleh orang 


lain. Dengan perlindungan perangkat digital yang optimal maka usaha  kita untuk tetap 


dapat memakai  perangkat digital secara lebih nyaman untuk menunjang aktivitas 


ataupun pekerjaan sehari-hari pun bisa dilakukan.


JENIS-JENIS FITUR PROTEKSI PERANGKAT DIGITAL


Perangkat digital yang beredar saat ini sebenarnya sudah dirancang supaya  aman meskipun 


dipakai  oleh pemakai  yang awam sekalipun. Untuk proteksi perangkat keras, kita 


mengenal beberapa fitur, seperti kata sandi, autentikasi dengan sidik jari, maupun 


autentikasi wajah. sedang  perangkat lunak dilindungi oleh sistem pengaman bawah 


sistem operasi yang ada pada perangkat. Prinsipnya, selama kita selalu memakai  


produk yang asli, sistem operasi ini akan terus memperbarui diri agar mampu mengimbangi 


berbagai varian malware baru.


Namun kita sebagai pemakai  seringkali mengabaikan fitur-fitur ini  dan lebih memilih 


untuk tidak memasangnya pada perangkat digital yang kita miliki. Bahkan terkadang 


memilih memakai  software bajakan atau mengunduh aplikasi dari situs yang tidak bisa 


dipercaya keamanannya. Praktik semacam ini lah yang kerap kali membuat perangkat digital 


kita menjadi mudah dibobol oleh peretas.


Ketika pertama kali memakai  perangkat, pastikan memakai  praktik keamanan 


terdepan di yang terintegrasi dengan seluruh layanan pendukung produk digital untuk

membantu menjaga keamanan perangkat. Pengamanan berlapis sangat penting untuk 


antisipasi perlindungan data pribadi pemakai  sekaligus memberikan fleksibilitas kepada 


pemakai  dalam memakai  perangkat seluler guna menunjang produktivitas secara 


aman penting dan menjaga privasi pemakai  (Android Open Source Project, 2018). Jika 


dirasa perlu ditambahkan, kita juga bisa menambahkan fitur proteksi perangkat digital 


ekstra untuk memperkuat proteksi perangkat digital yang kita miliki. Sebagai contoh, kita 


bisa memakai  fitur remote wipe, back up data, antivirus, enkripsi full disk dan shredder. 


Patut diingat, fitur ini bersifat opsional, artinya jika kita tidak terlalu banyak memakai  


perangkat digital untuk aktivitas yang berisiko, perangkat tambahan ini tidak terlalu 


dibutuhkan

Memanfaatkan Fitur Kata Sandi 


Perangkat digital seperti ponsel pintar, tablet dan komputer tentunya memiliki proteksi 


berupa fitur kata sandi, yang sering kita gunakan untuk mengamankan perangkat digital 


yang kita punya. Fitur kata sandi dalam telepon pintar, tablet, laptop, komputer biasanya 


berupa angka dan ada juga yang berbentuk pola. Fitur kata sandi memang masih memiliki 


beberapa kelemahan, misalnya kata sandi yang kita gunakan, diketahui oleh orang terdekat, 


hal ini bisa mengakibatkan telepon pintar, laptop, komputer bisa diakses oleh orang lain. 


Sehingga ketika kita memakai  fitur proteksi memakai  kata sandi harus benar￾benar merahasiakan dari orang lain demi keamanan data-data pribadi yang berada di 


perangkat digital.

Cara pengaturan kata sandi biasanya bisa ditemui pada menu pengaturan pada setiap 


perangkat. Setiap perangkat digital memiliki pola pengaturan yang berbeda sehingga ada 


baiknya kita merujuk pada buku panduan pemakai  atau mencari solusi di Internet maupun 


bertanya langsung pada layanan pelanggan. Pastikan kata sandi yang kita buat 


memakai  kombinasi angka dan huruf agar kata sandi lebih kuat. Berikut cara aman 


untuk menghindari kata sandi kita diketahui oleh orang lain

Ketika kita memakai  fitur kata sandi, beberapa hal yang perlu diketahui dan diantisipasi 


yaitu jangan sampai kata sandi yang sudah kita atur diketahui oleh orang lain, cara yang 


tepat untuk menghindari terjadinya orang lain mengetahui kata sandi kita yaitu  dengan 


selalu melihat sekeliling kita ketika akan membuka kata sandi, usahakan ketika kita 


memasukan kata sandi berupa huruf dan angka, di sekeliling kita tidak ada orang lain, kita 


juga bisa menutup layar ketika memasukkan kata sandi dengan memakai  tangan untuk 


menghindari orang lain mengetahui kata sandi perangkat digital yang kita miliki. Cara 


selanjutnya usahakan rutin mengubah kata sandi perangkat digital yang kita gunakan, bisa 


dilakukan seminggu satu kali perubahan kata sandi.


Fitur Fingerprint Authentication


Fitur Kunci Pencocokan sidik jari (Fingerprint authentication) merupakan fitur perlindungan 


perangkat ponsel dengan sistem deteksi sidik jari. Fitur ini bekerja dengan cara 


menyesuaikan sidik jari pemakai  ponsel agar bisa membuka ponsel, sehingga orang lain 


tidak mudah untuk membuka ponsel karena sidik jari setiap orang tentunya berbeda. Fitur 


Ini memakai  Fingerprint Hardware Interface Description Language (HIDL) untuk

terhubung ke pustaka khusus vendor dan perangkat keras fingerprint, seperti sensor 


fingerprint.


Fitur fingerprint authentication merupakan salah satu fitur proteksi perangkat digital yang 


memiliki proteksi yang cukup baik. Fitur ini memiliki kelebihan dari fitur kata sandi misalnya 


kita memakai  fitur sidik jari ini, meskipun orang lain melihat cara kita membuka ponsel 


tetapi mereka akan tetap tidak bisa untuk membuka ponsel kita karena sidik jadi setiap 


orang memiliki bentuk yang berbeda-beda. Patut diingat, tidak semua perangkat digital 


dibekali dengan fitur ini sehingga kita perlu untuk melihat buku panduan perangkat yang 


kita gunakan untuk memastikan apakah perangkat kita sudah mendukung fitur sidik jari atau 


belum.


Fitur Pencocokan Wajah (Face Authentication)


Pencocokan wajah (face authentication) merupakan fitur kunci ponsel dengan menyocokkan 


wajah pemakai  untuk membuka kunci perangkat mereka. Fitur ini bekerja dengan 


mendeteksi wajah pemakai  memakai  kamera depan ponsel. Ketika wajah terdeteksi 


cocok dengan data yang sudah diatur maka ponsel akan membuka kuncinya.


Proteksi memakai  fitur ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena pada 


beberapa teknologi terkini fitur ini tidak bisa ditembus dengan foto wajah atau wajah orang 


yang mirip. Untuk membukanya harus dilakukan dengan paksa dengan membobol sistem 


operasi perangkat digital secara menyeluruh. Walaupun kuat, fitur face authentication 


memiliki beberapa kelemahan, misalnya dalam langkah membuka kunci memakai  fitur 


wajah sistem kunci ini mengharuskan wajah kita tidak terhalang oleh apapun. Oleh karena 


itu, bagi beberapa orang fitur ini justru merepotkan, terlebih ketika harus dipakai  di 


tempat umum dimana kita biasanya mengenakan masker, kaca mata, maupun aksesoris 


kepala lainnya.


Fitur Cari Perangkat Saya (Find My Device)


Perangkat digital mobile memiliki kelemahan, kita bisa dengan mudah kehilangan baik 


karena lupa menempatkannya atau menjadi korban kejahatan. Untuk kondisi semacam ini sejumlah perangkat digital terbaru sudah dibekali fitur find my device atau cari perangkat 


saya.


Fitur Cari Perangkat Saya (Find My Device) ini merupakan fitur yang bisa diaktifkan untuk 


mencari perangkat digital yang hilang, mengunci file, bahkan melakukan remote wipe. 


Remote wipe atau penghapusan jarak jauh merupakan langkah yang bisa kita gunakan 


ketika ponsel kita hilang atau dicuri. Remote wipe akan mengatur ponsel kita kembali ke 


mode pabrik dan menghapus semua data dan aplikasi yang ada di dalamnya. Sehingga 


ketika ada orang lain yang mendapatkan dan berniat buruk, data pribadi kita akan tetap 


aman.


Fitur remote wipe ini bisa diakses dengan menghubungi pusat bantuan masing-masing 


perangkat. Harus diingat, beberapa perangkat tipe lama memerlukan langkah tambahan 


untuk mengaktifkan fitur ini. Seperti fitur-fitur lainnya, pengaturan fitur ini akan berbeda 


untuk setiap perangkat sehingga merujuk pada panduan pemakai  dan menghubungi 


customer service produk yaitu  langkah yang bijak.


Memahami dan Melindungi dengan Fitur Back-up Data


Back-up data atau membuat cadangan data merupakan langkah yang dipakai  untuk 


mencegah kehilangan data yang ada di telepon pintar, tablet, komputer dan laptop. 


Seringkali dalam memakai  perangkat digital, kita memiliki data-data yang penting 


seperti foto, video, dokumen dan arsip penting. Untuk melindungi data ini  kita bisa 


melakukan back up data secara rutin ke internet maupun melalui aplikasi yang dapat 


dipasang di perangkat, seperti Dropbox, OneDrive, dan iCloud. Selain itu sejumlah aplikasi 


juga memiliki fitur pencadangan otomatis yang mempermudah kita dalam mengelola data. 


WhatsApp misalnya secara berkala mencadangkan pesan-pesan yang pernah kita buat. 


sedang  aplikasi kontak yang ada di ponsel kita juga dapat diintegrasikan secara otomatis 


ke pusat penyimpanan data yang sudah ditetapkan oleh produsen ponsel.


Kita dapat mencadangkan dan memulihkan perangkat seluler, serta mengakses dan 


memulihkan file dari cadangan memakai  aplikasi seluler. Seperti yang sudah disebutkan


sebelumnya, dengan backup daring, kita harus selalu memastikan bahwa enkripsi dipakai  untuk mentransfer dan menyimpan data kita, sehingga hanya kita yang dapat 


mengaksesnya. (Sammons & Cross, 2016). sedang  untuk data-data pekerjaan, saat ini 


layanan penyimpanan cloud sudah cukup populer dipakai  sebagai penyimpanan data 


daring yang aman dari potensi kerusakan perangkat keras. Banyak layanan penyedia 


layanan penyimpanan cloud. Beberapa yang cukup familiar yaitu  Google Drive dan 


OneDrive milik Microsoft. Tinggal membuat akun dan kita bisa memanfaatkan fitur ini untuk 


mencadangkan data-data pekerjaan kita. Pastikan memakai  kata sandi yang aman agar 


penyimpanan daring ini tidak dibuka orang lain.


Kemampuan Memahami dan proteksi perangkat digital dengan Fitur Antivirus “Lookout”


Pertahanan utama perangkat digital terhadap malware yaitu  memakai  perangkat 


lunak yang baik untuk melindungi sistem perangkat digital. Meskipun ada sejumlah program 


antivirus di pasaran, program yang kita pilih harus memiliki reputasi yang baik. Perangkat 


lunak harus fokus pada jenis perlindungan ini, dan bukan program yang menyertakan fitur 


antivirus sebagai pertimbangan. Dalam memilih proteksi antivirus, biaya tidak harus menjadi 


perhatian (Sammons & Cross, 2016). Antivirus menjadi perlindungan bagi berbagai 


perangkat komputer, termasuk ponsel pintar. Aplikasi antivirus sangat banyak dan mudah 


untuk diakses selain itu beberapa ponsel juga sudah memiliki antivirus yang langsung ada 


tanpa harus menginstal.


Fitur proteksi antivirus pada perangkat digital terkadang diperlukan, karena seringkali virus 


seperti malware bekerja pada sistem perangkat lunak, hal ini  jika dibiarkan akan 


mengakibatkan masalah pada perangkat keras yang kemudian bisa menjadikan perangkat 


digital kita mengalami kerusakan. Untuk memilih antivirus yang cocok, ada baiknya 


berkonsultasi dengan teknisi komputer atau ponsel yang berpengalaman. Mereka juga 


dapat merekomendasikan serentan apa perilaku bermedia digital kita dan menentukan 


apakah kita memerlukan perlindungan virus secara maksimal atau cukup pada level 


standar.


Kemampuan Memahami dan langkah memakai  fitur Enkripsi Full Disk


Full disk encryption memungkinkan seluruh kapasitas hard drive computer untuk dienkripsi, 


mencakup sistem, program, dan semua data yang tersimpan di dalamnya. Sehingga data tidak dapat diakses tanpa mengetahui kata kunci yang telah diatur. Enkripsi yaitu  proses 


penyandian pesan sehingga hanya mereka yang berwenang untuk melihat data yang dapat 


membacanya. Tanpa enkripsi, pesan disebut sebagai teks biasa, tetapi ketika algoritma 


diterapkan, pesan menjadi acak dan disebut teks sandi (Sammons & Cross, 2016).


Bagi pemakai  perangkat digital secara umum fitur ini termasuk ke dalam fitur untuk 


pemakai  tingkat lanjut karena memerlukan pemahaman tentang teknik komputer yang 


cukup sebelum melakukan pengaturan data secara mendalam. Kami merekomendasikan 


untuk berkonsultasi dengan teknisi komputer yang sudah berpengalaman dan terpercaya 


untuk menentukan apakah perangkat digital yang kita miliki memerlukan fitur ini. Namun 


jika merasa cukup yakin dengan keterampilan teknik komputer, kita bisa memanfaatkan 


aplikasi enkripsi seperti Bitlocker yang biasanya sudah tersedia dalam sistem operasi 


komputer yang kita miliki.


Kemampuan Memahami dan memakai  Fitur Shredder


Shredder merupakan fitur yang mampu memusnahkan data secara total sehingga tidak 


dapat dimanfaatkan oleh pihak lain, sebab menghapus data saja tidak menjamin data 


terhapus sepenuhnya, data ini  tetap bisa dimunculkan kembali dengan perangkat 


lunak tertentu. Shredder bukanlah fitur untuk mengenkripsi, namun fitur pemusnah data ini 


biasanya menjadi satu kesatuan di dalam aplikasi enkripsi (wartaekonomi.co.id, 2017)

Fitur ini menjadi salah satu fitur proteksi perangkat digital yang perlu diketahui karena, 


ketika kita memakai  perangkat digital seringkali kita memiliki data-data privasi seperti 


foto, video dan dokumen yang sangat rahasia. File Shredder merupakan program yang bisa 


kita coba untuk menghapus file secara permanen sehingga data kita benar-benar terhapus 


dan tidak bisa diakses oleh orang lain. Aplikasi ini tetap mudah untuk dipakai . juga 


menambahkan pilihan menghapus pada saat kita mengklik kanan pada suatu file atau 


folder. Berikut situs web resminya bisa dipakai  untuk mendownload aplikasi ini yaitu 


http://www.fileshredder.org/.


Mengelola perangkat Digital yang sudah rusak


Mengelola perangkat digital yang rusak sebelum menjual atau memindahtangankan 


perangkat digital bertujuan agar dokumen pribadi kita tidak disalahgunakan dikemudian 


hari. Hal ini bisa saja terjadi seperti contoh kasus yang telah dijelaskan di awal mengenai 


viralnya unggahan penyedia jasa reparasi ponsel yang dengan sengaja melihat dan 


membuka isi galeri dari pemakai  ponsel, bayangkan bahwa di ponsel miliki pribadi ada  


koleksi foto video yang berbau sensitif kemudian kita lupa untuk menghapus datanya secara 


permanen, apa yang akan terjadi? Kasus video pribadi salah satu artis bisa menjadi salah 


satu pelajaran bagi kita dalam memakai  perangkat digital.


Penelitian terbaru oleh para ahli perusahaan antivirus Kaspersky menemukan hampir 90% 


perangkat yang dijual (second) masih menyisakan data sensitif milik pemakai nya. Sebagian 


besar perangkat ini belum dihapus seutuhnya saat akan dijual, sehingga informasi pemilik 


sebelumnya berisiko dapat diakses oleh pihak ketiga. Data yang ditemukan berkisar dari 


entri kalender berisi catatan rapat hingga foto dan video pribadi. Bahkan, dokumen pajak, 


informasi perbankan, kredensial login dan informasi medis dimana semua data ini akan 


berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah (Republika.co.id, 2021).


Menurut Kepala Tim Analisis dan Riset Global Kaspersky Lab, Christian Funk, 


kesalahpahaman yang cukup umum dilakukan pemakai  yaitu  hanya menghapus data

atau melakukan format ulang media penyimpanan. Cara ini hanya menghapus dari tampilan 


layar namun masih dapat dikembalikan dengan berbagai cara (Republika.co.id, 2021). 


Pengelolaan perangkat digital dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebelum menjual atau 


memindahtangankan perangkat digital, pemakai  harus waspada. Berikut yaitu  saran 


Kaspersky untuk memastikan data telepon pintar benar-benar dihapus sebelum 


dijual/dipindahtangankan ke pemakai  lain (Liputan6.com,2021):


1. Pastikan tempat penyimpanan file harus ditimpa alias overwritten agar tak bisa 


dipulihkan. Beberapa solusi keamanan seperti Kaspersky Total Security memiliki 


penghapus data jenis ini. Selanjutnya kita juga bisa menghapus data bawaan 


Windows sendiri, Cipher, yang biasanya dipakai untuk enkripsi, sekaligus dipakai  


untuk menghapus file dari hardisk atau membuatnya tidak dapat dipakai . 


Prioritas penjual yaitu  mengeluarkan informasi dan data pribadi dari gawai yang 


mau dijual sehingga data tetap pribadi. Cadangan data, baik itu yang ada di gawai, 


komputer, kartu memori, atau penyimpan lain. Cadangkan dengan aman sebelum 


menghapus dari gawai yang mau dijual. Lepaskan SIM dan kartu penyimpanan dari 


telepon. Jika perangkat memakai eSIM, jangan lupa untuk menghapusnya. Aktifkan 


autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun apa pun. Lalu, jangan lupa untuk log out dari 


semua layanan digital (perbankan, email, media sosial, dan lain-lain) dari gawai yang 


mau dijual. Lakukan reset pabrik (factory reset) atau format media.


Bagaimana jika ponsel pintar rusak? pengambilan data pada ponsel yang sudah rusak atau 


mengalami kerusakan di bagian layar atau komponen lain memiliki cara tersendiri. Apabila 


layar smartphone pecah dan tak nampak gambar apapun alias mati, maka butuh program 


Virtual Network Computing (VNC). Ada banyak pilihan tersedia di toko aplikasi, sebaiknya 


pilih versi yang dapat diakses secara cuma-cuma dan aman dipakai . VNC merupakan 


sebuah program yang memindahkan antarmuka Android menuju komputer sehingga segala 


sesuatu bisa dikendalikan langsung dari layar desktop. Untuk memakai  salah satu 


program VNC, setidaknya perlu mengunduh dan memasang terlebih dahulu ke komputer 


serta perangkat Android. Selain versi cuma cuma, ada  versi berbayar yang mengusung 


lebih banyak fitur. Disarankan memilih program VNC versi berbayar untuk cakupan 


pemakaian lebih luas (Jalantikus.com, 2016).

usaha  dan Konsekuensi Proteksi Perangkat Digital


Pelanggaran yang sering terjadi terhadap proteksi perangkat digital biasanya mengenai 


penyebaran data-data privasi pemakai  perangkat digital yang sifatnya sensitif seperti 


video, foto dan dokumen penting, karena seseorang yang dengan sengaja melakukan 


pencurian data dari perangkat digital pasti memiliki tujuan dan maksud yang kurang baik, 


dalam kasus penyedia jasa reparasi gawai memperlihatkan bahwa penyedia jasa reparasi 


ini  bisa dengan mudah melihat data-data yang bersifat privat dan bisa jadi data 


ini  disebarkan kepada orang lain sehingga terjadi penyebaran privasi yang bersifat 


kesusilaan, jika ditinjau dari aspek hukum sesuai Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 


tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah melalui Undang-Undang 


No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) Pasal 45 ayat (1) UU ITE mengatur “Setiap Orang yang dengan 


sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat 


dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan 


yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan 


pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak 


Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).


Pada Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi, sesuai dengan versi yang dapat 


diakses pada saat tulisan ini dibuat, BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 42 mengatur Setiap 


orang yang melakukan pencurian dan atau pemalsuan data pribadi dengan tujuan untuk 


melakukan kejahatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau 


denda paling banyak Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)sehingga kejahatan yang 


dilakukan dengan merujuk pada pencurian data pribadi maka akan dikenakan sanksi. 


Dengan adanya peraturan ini  harapannya tidak ada lagi kasus pelanggaran yang 


terjadi pada perangkat digital yang menyangkut privasi dan data pribadi meski proteksi 


perangkat digital harus tetap kita tingkatkan.


SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada akhirnya, proteksi perangkat digital memiliki peran yang sangat penting dalam setiap 


aktivitas yang memakai  perangkat digital, dengan melakukan proteksi perangkat digital 


akan mencegah terjadinya pengambilan data pribadi secara sepihak, pengambilan data pribadi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tentunya memiliki risiko 


kerugian bagi pemilik data pribadi. Kita sebagai pemakai  perangkat digital juga harus 


memahami pemakai an fitur-fitur proteksi perangkat digital sehingga semakin kita dapat 


mengenali berbagai fitur yang berguna untuk mendukung keamanan perangkat digital yang 


dimiliki atau dimanfaatkan dalam kehidupan keseharian, maka peranan kita untuk 


menciptakan lalu lintas yang sehat dalam arus informasi digital semakin nyata 


kontribusinya.


berdasar  uraian yang telah dijabarkan, maka usaha  terhadap proteksi keamanan 


perangkat digital menghasilkan beberapa rekomendasi yang diberikan agar kita dapat 


secara bijak berperan dalam kepedulian terhadap perangkat digital yang dimiliki atau 


dimanfaatkan dalam aktivitas keseharian. Pertama, pastikan memilih perangkat digital di 


agen resmi; Kedua, sebaiknya teliti sebelum memiliki dengan mengecek kesesuaian kode 


perangkat yang tertulis di kemasan dan yang tertera di perangkat; Ketiga, biasakan untuk 


membaca buku panduan bagi pemilik perangkat untuk lebih mengenali perangkat; 


Keempat, pilihlah kata sandi dengan tingkatan paling aman dengan kode sandi yang mudah 


diingat pemilik perangkat; Kelima, tidak dengan mudah memperlihatkan atau meminjamkan 


perangkat digital ke orang lain tanpa pengawasan; Keenam, selalu waspada dengan tawaran 


situs-situs daring yang menggiurkan untuk kebutuhan konsumtif; Ketujuh, sebaiknya 


sterilkan atau kosongkan perangkat digital terlebih dahulu sebelum ingin mengganti dengan 


perangkat lainnya.


Dalam level pasar, sudah seharusnya pemangku kepentingan yang relevan baik pengusaha 


perangkat digital maupun pelaku pasar lainnya, bertanggung jawab untuk memberikan 


proteksi terhadap perangkat digital dengan sistem yang lebih baik lagi sehingga file 


dokumen pribadi dan data diri pemakai  yang ada dalam sistem mereka terjaga dengan 


baik. Langkah-langkah menjaga keamanan harus diusaha kan seoptimal mungkin baik di 


dalam sistem maupun dengan dimunculkan perangkat-perangkat yang mampu 


memproteksi perangkat digital dengan baik dan menjaga perangkat digital supaya  tidak 


mudah untuk diambil alih oleh pihak-pihak yang merugikan Dalam level negara, yaitu  kewajiban negara untuk melindungi dan menghadirkan 


keamanan bagi perangkat digital bagi data pribadi warga negaranya melalui kebijakan yang 


adil dan mengedepankan asas hak asasi manusia terhadap perlindungan diri di dunia maya.


Bab ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan agar seluruh pemangku kepentingan 


mampu bertanggungjawab untuk proteksi perangkat digital. Pengembangan di masa depan 


bisa dilakukan dengan mempertimbangkan ragam khalayak yang akan disasar melalui 


pembelajaran maupun variasi program literasi digital. Ragam khalayak ini bisa dilihat dari 


pendekatan usianya, kelompok terpinggirkan (anak, perempuan, dan difabel), maupun 


masyarakat di kawasan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Pertimbangan lain juga bisa 


dilihat dari langkah aksinya yang bisa bersifat individual atau kolaboratif, pendekatan aksi 


yang formal melalui kurikulum sekolah atau perguruan tinggi maupun yang informal melalui 


aneka program, maupun ruang yang akan dipakai nya yakni daring atau luring.

Dengan pengayaan khalayak maupun program di masa depan, baik di level individu, pasar 


dan negara, niscaya usaha  proteksi perangkat digital akan lebih ditingkatkan, sehingga 


persoalan-persoalan terkait hal ini  bisa diminimalisir sekuat mungkin dan keamanan 


digital bisa diciptakan.


Meskipun begitu, harus juga kita pahami konteks yang lebih luas, bahwa proteksi perangkat 


digital bukan hanya tanggung jawab individu semata, baik pemakai  maupun pengajar serta 


pegiat literasi digital. Proteksi perangkat digital juga tanggung jawab pemangku kepentingan 


lainnya seperti pengelola perangkat digital, maupun pemerintah karena kemampuan 


memahami dan memakai  fitur-fitur proteksi perangkat digital pada dasarnya harus 


dimiliki oleh setiap elemen dari para pemakai  perangkat digital demi keamanan dokumen 


yang bersifat pribadi .


EVALUASI KOMPETENSI PROTEKSI PERANGKAT DIGITAL 


Evaluasi Proteksi perangkat digital dipakai  untuk melakukan pengukuran terhadap 


kecakapan pemakai  perangkat digital dalam melakukan proteksi perangkat digital, kita bisa 


melakukan evaluasi dalam tiga area. Pertama, aspek kognitif atau pengetahuan mengenai 


proteksi perangkat digital. Kedua, aspek afektif atau perasaan yang menunjukkan kesadaran 


pemakai  perangkat digital akan pentingnya proteksi perangkat digital sebagai perwujudan 


tanggung jawab sebagai warga negara dan warga digital yang baik. Ketiga, aspek konatif 


atau behavioral untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan kesadaran melakukan 


proteksi perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memudahkan, tabel III.1 


menjelaskan matriks kecakapan proteksi perangkat digital dalam ketiga aspek ini .


CONTOH BENTUK EVALUASI UNTUK ASPEK KONATIF PRAKTIK PROTEKSI PERANGKAT 


DIGITAL


Isilah form evaluasi di bawah ini berdasar  pengalaman sehari-hari untuk mengukur 


kecakapan Proteksi perangkat digital dari aspek konatif (behavioral). Kegiatan ini bisa 


dilakukan sendiri oleh pemakai  perangkat digital sebagai pembelajar sebagai sebuah cara

untuk melakukan evaluasi diri (self-assessment). Selain itu, kegiatan ini bisa juga dilakukan 


oleh pengajar atau pegiat literasi digital untuk melakukan evaluasi terhadap anak didik atau 


peserta ajar atau peserta program literasi digital.


URGENSI PERLINDUNGAN IDENTITAS DIGITAL DAN DATA PRIBADI


Sebagai pemakai  platform digital, kita pasti menyimpan dan mengelola identitas digital 


dan data pribadi ke dalam platform ini . Persoalannya, perlindungan terhadap identitas 


digital dan data pribadi ini masih jadi persoalan di berbagai belahan dunia (Sammons & 


Cross, 2017). Apalagi, belum semua negara, termasuk negara kita , mempunyai regulasi yang 


mengatur perlindungan data pribadi supaya  hak warga negara di dunia digital bisa dijamin 


aspek hukumnya.


Skandal Cambridge Analytica tahun 2014, misalnya, merupakan kasus kebocoran data 


pribadi 87 juta pemakai  Facebook yang menyeret platform raksasa ini ranah hukum. 


Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Commission/FTC) menjatuhkan denda US$5 


miliar atau sekitar Rp70 triliun sebagai denda terbesar yang pernah dijatuhkan FTC. 


Facebook juga diwajibkan memperbaiki sistem perlindungan data pemakai nya (Kompas 


2019, 25 Juli).


Kasus lain yaitu  bocornya 530.000 data sandi dan detil akun aplikasi Zoom, sebuah 


platform video meeting yang populer di masa pandemi pada April 2020. Kebocoran ini tidak 


terjadi dari aplikasi Zoom melainkan melalui peretasan sandi yang sama dengan sandi email 


pemakai nya ,


Di tanah air, bocornya 91 juta data pemakai  aplikasi lokapasar (e-commerce) Tokopedia 


ditengarai bulan Juli 2020. Kasus ini diduga sebagai rentetan dari kebocoran yang terjadi 


pada bulan Mei yang melibatkan 15 juta data pemakai  (Bernie 2020).


Data pribadi yang bocor dan akun yang diretas yaitu  contoh ancaman keamanan digital 


yang bisa membuat identitas digital dan data pribadi bisa dimanfaatkan pihak lain untuk beragam kepentingan di luar pengetahuan pemakai nya serta ada kemungkinan merugikan 


pemakai nya. Padahal dalam memakai  platform digital yang pemakai nya sangat 


masif, terkumpulnya data pemakai  menjadi big data, membuka peluang bocornya 


identitas digital dan data pribadi baik dalam proses penyimpanan maupun pemrosesan 


(Winarsih & Irwansyah 2020). 


Bab ini disusun dengan tujuan agar pemakai  platform digital, baik pembelajar maupun 


pengajar, mempunyai kemampuan untuk memahami dan melakukan perlindungan identitas 


digital dan data pribadi. Kemampuan ini sangat penting bagi warga negara yang secara 


individual mempunyai tanggung jawab menjaga keamanan digital bersama dengan 


memahami aspek hukum yang berlaku. Bab ini juga akan memberikan pemaparan dan 


panduan memakai  Personal Identification Number (PIN), Two-Factor Authentication


(2TFA), dan One-Time Password (OTP) agar bisa memaksimalkan perlindungan identitas 


digital dan data pribadi.


Dengan dilengkapi panduan evaluasi untuk mengukur kemampuan memahami dan 


melindungi identitas digital dan data pribadi pada pemakai  media digital, bab ini bisa 


dimanfaatkan oleh pengajar atau pegiat literasi digital melakukan berbagai program guna 


meningkatkan kompetensi Digital Safety peserta ajar atau target program ini . 


MEMAHAMI DAN MELINDUNGI IDENTITAS DIGITAL 


Kita mungkin pernah mendengar kasus pembajakan akun media sosial yang dipakai  


untuk penipuan yang melibatkan identitas digital pemakai nya. Namun, apakah kita 


memahami apa yang disebut dengan identitas digital? Apakah kita juga memahami risiko 


yang mungkin timbul jika kita tidak mampu melindungi identitas digital? Apakah kita tahu, 


sadar dan mampu mempraktikkan berbagai cara melindungi identitas digital kita?


Identitas digital pada dasarnya yaitu  identitas seseorang sebagai pemakai  platform media 


digital (Monggilo, Kurnia, & Banyumurti 2020). ada  dua jenis identitas digital baik yang 


terlihat maupun tidak terlihat sebagaimana dijelaskan dalam bagan III.

Identitas digital yang terlihat tidak selalu identik dengan identitas kita dalam kehidupan 


nyata yang merupakan rangkuman sifat  kita baik yang bersifat tetap maupun tidak 


tetap , Identitas tetap berupa nama, tempat lahir, 


tanggal lahir, jenis kelamin, dan nama orang tua dan biasanya tercatat di berbagai kartu 


identitas seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). sedang  identitas 


tidak tetap misalnya pekerjaan, alamat tinggal maupun penampilan fisik seperti warna 


rambut yang bisa berubah dengan cepat dan biasanya jarang tercatat di kartu identitas 


kecuali alamat tempat tinggal.


Berbeda dengan identitas di dunia nyata, identitas digital bukanlah suatu kesatuan 


sifat  melainkan gabungan beragam identitas parsial ,Artinya ada identitas digital yang sama dengan identitas kita di dunia nyata, ada yang 


berbeda. Misalnya saja, orang bisa mencantumkan nama, alamat, tempat tanggal lahir di 


platform digital sesuai aslinya, ada yang tidak. Bahkan ada yang meramu identitas digitalnya 


dengan sebagian identitas asli sebagian samaran.


Tak heran jika kemudian kita mendapatkan beberapa akun media sosial yang dimiliki orang 


yang sama namun dengan identitas yang berbeda, sebab seorang pemakai  bisa memiliki 


banyak persona ,Kondisi seperti ini bisa terjadi 


karena identitas digital biasanya tidak membutuhkan konfirmasi dengan kartu identitas 


formal seperti KTP atau KK.

Sementara itu, identitas digital yang tidak terlihat tentu sangat penting untuk kita jaga 


sebagai ‘kunci rahasia’ penjaga keamanan supaya  tidak ada orang yang bisa masuk ke 


platform digital kita, sebagai rumah kita, di dunia maya.


Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga identitas digital kita? Bagan III.2 memberikan 


tiga langkah yang bisa dilakukan dalam melindungi identitas digital kita.

Pertama, sebagai pemakai  platform digital, kita bisa memakai  identitas asli atau 


samaran, namun kita wajib bertanggung jawab atas pilihan ini . Pastikan juga hanya 


menampilkan identitas digital yang “aman”. Hindari untuk menampilkan identitas digital 


yang seolah aman tapi tidak seperti tanggal lahir kita dan nama ibu kandung. Sebab, 


identitas ini  biasanya dipakai  dalam transaksi perbankan yang tentu hanya kita saja 


yang boleh memakai nya.


Kedua, pastikan keamanan surat elektronik kita sebagai identitas digital utama yang kita 


gunakan untuk mengakses berbagai platform digital dengan secara rutin memastikan sandi 


diperbaharui. Selain itu, sebelum bergabung dalam platform digital tertentu (application 


admission), pastikan kita memahami identitas digital kita akan dikelola dengan baik dan 


aman. Kita juga wajib membaca syarat yang harus kita sepakati saat mendaftar akun

platform digital dengan detail serta sadar akan risikonya. Kita juga harus memastikan 


memahami seluruh jaminan privasi dan keamanan platform ini .


Ketiga, pastikan kita melindungi identitas digital kita di berbagai akun platform digital yang 


kita gunakan. Konsolidasikan keamanannya misalnya dengan tidak memakai  sandi 


sama namun hubungkan satu akun dengan lainnya dengan perlindungan yang maksimal 


untuk saling mengunci.


Ketiga langkah di atas penting untuk melindungi identitas digital yang kita miliki agar tidak 


terjadi kerugian di masa mendatang. Namun begitu, kita juga perlu melindungi identitas 


digital milik orang lain baik keluarga atau teman maupun orang lain dengan cara 


menghargai privasi mereka serta tidak melakukan invasi ke dalam sistem keamanan 


platform digital mereka.


MEMAHAMI DAN MELINDUNGI DATA PRIBADI 


Jika identitas digital yaitu  karakter kita di platform digital baik yang terlihat maupun tidak 


terlihat, maka data pribadi merupakan konsep yang lebih luas. Data pribadi yaitu  data 


yang berupa identitas, kode, simbol, huruf atau angka penanda personal seseorang yang 


bersifat pribadi (Latumahina, 2014). Data pribadi bisa juga diartikan sebagai data atau 


informasi perseorangan yang disimpan, dikelola dan dilindungi kerahasiaannya karena 


bersifat privat.


General Data Protection Regulation (GDPR), regulasi pelindungan data pribadi yang 


disahkan Uni Eropa pada tahun 2016, merumuskan bahwa data pribadi yaitu  segala 


informasi yang bisa dipakai  sebagai penanda rasional untuk mengenali seseorang. 


Contoh data pribadi yang biasanya dikaitkan dengan platform digital yaitu  alamat surat 


elektronik, alamat Internet Protocol (IP address), nomor telepon genggam, dan data lokasi 


peta.


Di negara kita , Rancangan Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (RUUPDP) 


mendefinisikan data pribadi sebagai setiap data tentang seseorang yang teridentifikasi dan 


atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasikan dengan informasi lainnya

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik dan/atau non 


elektronik ,


Secara umum, ada  dua jenis data pribadi yakni sebagaimana terlihat dalam bagan III.3

Meskipun ada  dua jenis data pribadi, keduanya dilekatkan dengan konsep privasi yang 


dianggap sebagai sebuah kondisi di mana ada  hak seseorang untuk dilindungi dan tidak 


diganggu kehidupan maupun data pribadinya ,


Dalam pemakai an dan pengelolaan data pribadi di platform digital, privasi bisa dianggap 


sebagai hak kita sebagai pemakai  media digital untuk memilih apakah data pribadi kita 


akan diinformasikan pada pihak lain atau tidak , Oleh 


karena itu, platform digital seperti media sosial, aplikasi percakapan, lokapasar maupun 


platform digital lainnya mempunyai tanggung jawab untuk melindungi data diri 


pemakai nya. Sebab tanpa persetujuan kita, data pribadi kita di platform digital yang bocor 


yaitu  bukti sistem perlindungan data pribadi pemakai nya masih belum maksimal.


Nah bagaimana kemudian sebagai pemakai  kita bisa melindungi data diri kita di platform


digital? Secara umum, ada  beberapa tips agar data diri kita terlindungi seperti terlihat 


dalam bagan di bawah ini.

Selain tips umum melindungi data pribadi seperti dijelaskan di atas, dalam kehidupan 


sehari-hari, perlindungan data pribadi juga bisa diterapkan saat kita melakukan transaksi 


daring. Dalam transaksi ini, baik penjual maupun pembeli tak hanya mengutamakan 


kejujuran informasi tapi juga keamanan data pribadi ,


Caranya bagaimana? Tak hanya kemampuan mengakses platform dan memahami 


pengaturan privasi di setiap platform, kemampuan melakukan verifikasi sebagai suatu 


proses untuk membandingkan keamanan platform yang dipakai  dibandingkan dengan 


platform jual beli lainnya. Pastikan sistem keamanan platform kita menjamin data pribadi 


yang kita titip