komunikasi 6
informasi dari
komunikator
c Mempengaruhi sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain yaitu bagian dari
kehidupan sehari-hari Dalam berkomunikasi, komunikator
berusaha untuk mempengaruhi sikap komunikan, dan berusaha
agar komunikan memahami ucapannya Jika komunikator dapat
merubah sikap dan tindakan komunikan, maka dapat dikatakan
bahwa komunikasi efektif sudah terjadi
d Memperbaiki hubungan
Salah satu hal yang menjadi kegagalan utama dalam berkomunikasi
yaitu munculnya gangguan akibat dari hubungan yang tidak
baik antara komunikator dengan komunikan Hal ini terjadi
karena adanya rasa frustasi, kemarahan, atau kebingungan
diantara keduanya Oleh sebab itu, agar komunikasi efektif ,
maka perlua adanya tindakan memperbaiki hubungan antara
komunikator dengan komunikan terlebih dahulu
e Tindakan
Mendorong komunikan untuk melakukan tindakan yang sesuai
dengan keinginan komunikator yaitu suatu hal yang
paling sulit dicapai dalam berkomunikasi Namun, keefektifan
komunikasi sangat bergantung kepada tindakan yang dilakukan
oleh komunikan setelah berkomunikasi Jika komunikan
melakukan tindakan seperti yang dikatakan komunikatot, maka
dapat dikatakan komunikasi efektif telah terjadi
Hal senada juga dikemukakan oleh Davis (1993) Davis
mengemukakan bahwa komunikator (pengirim pesan) ingin agar
komunikan (penerima pesan) menerima, memahami, menyambut
baik, memakai pesan yang disampaikan dan memberikan
balikan jika komunikan melakukan kelima hal ini ,
maka komunikasi dapat dikatakan efektif Kelima langkah
ini dalam komunikasi seringkali disebut juga sebagai
kaidah lima (the rule of five)
Dengan adanya tolok ukur dan kaidah lima ini ,
memnungkinkan untuk kita menilai apakah komunikasi yang
telah kita lakukan selama ini sudah efektif atau belum Jika
belum, mari sama-sama kita perbaiki cara berkomunikasi
Cara berkomunikasi akan menentukan keberhasilan kita dalam
kehidupan ini
53
A --
Moderenisasi, membuat komunikasi menjadi kebutuhan primer
dengan berbagai bentuk dan caranya dalam kehidupan manusia Mulanya,
komunikasi hanya ada pada warga atau kelompok orang yang
hidup berdekatan Namun dengan adanya kecepatan media informasi
dan kompleksnya berbagai macam hubungan, maka komunikasi menjadi
masalah semua orang
Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki
definisi yang berbeda pula Model komunikasi dibuat agar mempermudah
proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu dalam suatu
komunikasi Komunikasi yaitu suatu proses yang terlihat dari setiap
gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang
terjalin antarmanusia
B Pengertian Model Komunikasi
Model yaitu representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak
dengan menonjolkan unsur-unsur penting fenomena ini model jelas
bukan fenomena, tapi peminat komunikasi, termasuk mahasiswa sering
mengaitkan model komunikasi dengan fenomena komunikasi Sebagai
alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, mode mempermudah
penjelasan ini
Definisi model komunikasi menurut beberapa ahli, yaitu:
1 Sereno dan Mortensen
Suatu model komunikasi yaitu deskripsi ideal mengenai
apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi Suatu model
mempresentasian secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan
rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata
BAB 4
Model-Model Komunikasi
2 B Aubrey Fisher
Model yaitu analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian
dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari
fenomena yang dijadikan model
3 Werner J Severin dan James W Tankard, Jr
Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan
hubungan Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu
teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan
menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep
Para ahli umumnya merancang model-model komunikasi dengan
memakai serangkaian bilik, lingkaran, panah, garis, dan sebagainya
untuk mengidentifikasi komponen-komponen dan variabel-variabel yang
membentuk komunikasi dan menyarankan atau melukiskan hubungan
diantara komponen-komponen ini Kata-kata, huruf, dan angka
sering dipakai untuk melengkapi model-model komunikasi ini
C Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi
Sehubungan dengan model komunikasi, GordonWiseman dan Larry
Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi,
yaitu:
1 Melukiskan proses komunikasi
2 Menunjukkan hubungan visual
3 Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan
komunikasi
Model tidak hanya memberi manfaat kepada para ilmuan, namun
model juga menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah,
bia model awal tidak berhasil memprediksi Oleh karena itu, pembuat
model juga harus memutuskan ciri-ciri apa dari dunia nyata, misalnya
dari fenomena komunikasi, yang akan dimasukkan kedalam sebuah model
Model juga berfungsi sebagai basis bagi teori yang telah kompleks,alat
untuk menjelaska teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki
konsep Sebagai alata dapat dipakai kata-kata, angka, simbol, dan gambar
untuk melukiskan model suatu objek, teori, atau proses
Dalam ilmu komunikasi, biasanya model-model komunikasi dirancang
dengan memakai serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah,
garis, spiral, dan lain-lain Model menguji suatu temuan dalam dunia
nyata, walaupun tidak pernah final karena selalu diuji dengan penemuan
model terbaru
Pendapat para ahli mengenai fungsi dan manfaat model-model
komunikasi, yaitu:
1 Gordon Wiseman dan Larry Barker
Mengemukakan bahwa model komunikasi mempunya tiga fungsi:
pertama, melukiskan proses komunikasi, kedua, menunjukkan
hubungan visual, dan ketiga, membantu dalam menemukan dan
memperbaiki kemacetan komunikasi
2 Deutsch
Menyebutkan bahwa komunikasi mempunyai empat fungsi, yaitu:
• Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang
tadinya tidak teramati)
• Heuristik ( menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang
tidak diketahui)
• Prediktif memungkinkan peramalan dari sekadar tipe ya atau
tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan
berapa banyak
• Pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi
• Fungsi-fungsi ini pada gilirannya yaitu basis untuk
menilai suatu model
- Seberapa umum model ini ? seberapa banyak bahan yang
diorganisasikan dan seberapa efektif?
- Seberapa heuristic model ini ? apakah dapat membantu
menemukan hubungan baru, fakta atau moetode?
- Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model ini
bagi bidang penelitian?
- Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan
dengan model ini ?
- Seberapa orisinal model tersbut? Seberapa banyak pandangan
yang ditawarkan?
3 Irwin D J Boss
Menyebutkan beberapa manfaat model Model dapat menyediakan
kerangka rujukan untuk memikirkan masalah, bila model awal tidak
bisa memprediksi Ketika suatu model diuji, karakter kegagalan
kadang-kadang dapat memberikan petunjuk mengenai kekurangan
model ini Sebagian kemajuan ilmu pengetahuan justru
dihasilkan dari kegagalan sebuah model
Manfaat lain dari pembuatan model yaitu terbukanya problem
abstraksi Dunia nyata yaitu lingkungan yang sangat rumit Sebuah
apel, misalnya, mempunyai banyak sifat, ukuran, bentuk, warna,
dan sebagainya Dalam memutuskan apakah apel itu akan dimakan
atau tidak, hanya sebagian sifat apel ini yang dipertimbangkan
Suatu tingkat abstraksi dibutuhkan untuk mengambil keputusan
Oleh karena itu, pembuat model juga harus memutuskan ciri-ciri
apa dari dunia nyata, misalnya dari fenomena komunikasi yang
akan dimasukkan ke dalam sebuah model Dengan membuat proses
abstraksi ini penggunaan model dapat memunculkan pertanyaan-
pertanyaan Lebih jauh, hal itu dapat menyarankan eksperimen awal
untuk memastikan karakter mana yang relevan untuk pengambilan
keputusan
4 Raymond S Ross
Model memberi penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat,
model menyediakan kerangka rujukan, menyarnkan kesenjangan
informasional, menyoroti problem abstraksi, dan menyarakan
suatu masalah dalam bahasa simbolik bila ada peluang untuk
memakai gambar atau simbol
Model komunikasi juga banyak memberikan manfaat, terutama
kepada ilmuan, untuk memperjelas teori yang mereka kemukakan
Model juga memberikan kerangka rujukam untuk memikirkan
masalah yang mungkin timbul, memberi peluang akan terbukanya
prblem abstraksi, dan memberikan penglihatan berbeda atau lebih
dekat
Model-model komunikasi memberikan gambaran tentang struktur
dan hubungan fungsional dari unsur atau faktor yang ada dalam
suatu sistem Melalui model kita akan dapat memahami dengan
lebih mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari
unsur/faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam
konteks individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok atau
organisasi maupun dalam konteks komunikasi dengan warga
secara luas
Tipologi Model
Gerhard J Hanneman dan William J McEwen, menggambarkan suatu
taksonomi model yang mudah dipahami dalam suatu grafik yang melukiskan
derajat abstraksi berlainan Model yang mungkin lebih penting yaitu
model simbolik yang terdiri dari model matematik (misalnya E=mc2) dan
model verbal, lalu model fisik yang terdiri dari model ikonik dan model
analog
Model verbal yaitu model atau teori yang dinyatakan dengan kata-
kata, meskipun bentuknya sangat sederhana Definisi-definisi komunikasi
yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat, seperti definisi para tokoh,
57BAB IVModel-Model Komunikasi
termasu dalam model verbal ini Model verbal sangat berguna, terutama
untuk menyatakan hipotesis atau menyajikan hasil suatu penelitian
gambar 4 1 Bentuk-bentuk model dari Gerhard J Hanneman dan William J McEwen
Model ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau gambar, Raymond
S Ross menyebut model demikian sebagai model verbal-piktorial Model
grafik atau model diagramatik secara skemaris menampilkan apa yang
dapat disajikan dengan sekadar kata-kata Contoh model ini yaitu model
struktur organisasi yang sering kita lihat, yang dilihat dari perspektif
organisasi, tingkat-tingkat jabatan dan hubungan kerja
Model fisik secara garis besar terbagi dua, yakni model ikonik yang
penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek yang
dimodelkan, seperti model pesawat terbang, boneka, mannequin, maket
sebuah gedung, dan sebagainya Serta model analog yang mempunai
fungsi serupa dengan objek yang dimodelkan, meskipun bentuk fisiknya
tidak serupa, seperti komputer yang fungsinya menyerupai otak manusia
Sebagian model ikonik, selain menyerupai objek aslinya, juga
menunjukkan sebagaian fungsi penting objek yang dimodelkan ini
Contoh terbaik model ikonik ini yaitu replica pesawat terbang, mobil,
kereta api, dan sebagainya Meskipun tampak rumit, sebenarnya
yaitu versi sederhana dari kendaraan-kendaraan ini yang cara
beroperasinya jauh lebih rumit Kita dapat mempelajari masalah pesawat
terbang melalui operasi model fisik ini , sebagaimana seorang
ilmuwan dapat mempelajari fenomena alam lewat suatu model yang
merepresentasikannya
Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipahami dibandingkan
pesawat terbang yang sebenarnya karena berbagai alasan, model lebih
menyenangkan ditangani dan dimanipulasi Model juga lebih sederhana
dibandingkan pesawat yang sebenarnya dan prinsip-prinsip bekerjanya juga
lebih jelas Namu tentu saja ada kekurangannya Sebagian ciri pesawat
terbang sebenarnya mungkin terabaikan bila kita terlalu memperhatikan
modelnya Inilah resiko mempelajari fenomena lewat model
Sebenarnya para ilmuwan memakai replica pesawat terbang untuk
mempelajari kinerja pesawat terbang yang asli Model sebenarnya bukan
dimaksudkan sebagai alat pemberi informasi yang lengkap dan berguna
mengenai objek yang dimodelkan Apakah suatu model itu bermanfaat
atau tidak, akan dikaji lewat pengalaman dengan membandungkan kinerja
pesawat asli dengan modelnya
Dalam dunia pendidikan, model fisik kadang-kadang dipakai untuk
tujuan pengajaran Dalam ilmu kedokteran misalnya, dipakai model
manusia yang dilengkapi organ-organ tubuh bagian dalam seperti otak,
jantung, paru-paru, dan lain-lain Model bumi juga dipakai dalam
pelajaran geografi untuk menunjukkan permukaan bumi Model tata surya
yang dapat kita lihat di planetarium berguna juga bagi para peminat
astronomi Model tata surya sebenarnya dapat dijelaskan dengan model
fisik ataupun model verbal Bola-bola yang disebut planet-planet itu dapat
digantikan dengan simbol-simbol yang mempresentasikan planet ini
Model verbal punya peran penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam tahap awal penjelajahan suatu topic atau
presentasi hasil Model verbal menghadapi banyak kesulitan karena
keterbatasan bahasa, dank arena itu model verbal ini sering diganti atau
dilengkapi dengan model matematik yang menjelaskan fenomena secara
lebih sederhana
Pembuatan model yaitu upaya penting dalam memajukan ilmu
pengetahuan dan kuantitas model yang dihasilka menandai kematangan
ilmiah disiplin ini Dibutuhhkan pandangan yang luar biasa untuk
menciptakan model baru Namun hal itu tidak otomatis memadai
Seperti juga teori, model dapat diterima sepanjang belum dinyatakan
keliru berdasar data terbaru yang ditemukan di lapangan Perbaikan
model sekecil apapaun, memang berdasar interaksi antara model dan
dat Kadang-kadang data begitu banyak, namun model yang dihasilkan
kurang memuaskan, sehingga kemajuan yang dialami disiplin ilmu yang
bersangkutan begitu lamban Berbagai upaya ilmiah harus terus dilakukan
untuk memperoleh data yang mendukung model yang dirancang Para
ilmuwan dapat bekerja sama untuk menghasilkan model, seperti Brahe
yang mengumpulkan data yang baik dan Kepler yang menyediakan model
Pada umumnya, tidak ada suatu model yang berhasil yang dmuncul
secara tiba-tiba Suatu model yang baik biasanya telah melewati banyak
tahap ujian, yang mungkin memakan waktu puluhan tahun Tidak ada
model yang sempurna atau final Bahkan ketika model sudah diterima
luas, ada saja nuansa baru yang muncul dari fenomena yang dimodelkan,
sehingga dikembangkan lagi model baru untuk mengakomodasi
nuansa baru ini hal ini juga berlaku untuk pembuatan model
dalam ilmu-ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi Suatu model sering
menunjukkan kekurangan-kekurangan mengenai karakteristik fenomena
yang dimodelkan Karena itu model suatu fenomena bisa diperbaiki
berdasar model pertama tadi yang dari waktu ke waktu dihadapkan
dengan data yang lebih baru yang ditemukan di lapangan
Pada dasarnya model komunikasi yang juga punya sifat dan fungsi
yang mirip dengan model-model lain yang telah dibahas sebelumnya
Hanya saja, oleh karena dalam ilmu sosial, termasuk komunikasi, ada
berbagai perspektif, maka lazimnya ada berbagai model untuk
menjelaskan suatu fenomena yang diamati Oleh karena sifat fenomena
yang cair dan dinamis serta berubah-ubah, yang membedakan perilaku
manusia dengan perilaku objek alam yang diangggap statis, pembuatan
model fenomena sosial menjadi lebih sulit
berdasar paradigm yang bertentangan itu, ilmuwan sosial yang
berpandangan objektif, menganggap bahwa manusia cenderung makhluk
yang pasif, tidak jarang memakai model matematik Sedangkan
ilmuwan sosial berpandangan subjektif, yang menganggap bahwa manusia
akrif, biasanya lebih banyak memakai model verbal
D Penilaian Model Komunikasi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu
model komunikasi :
- Seberapa umum (general) model ini ?
- Seberapa banyak bahan yang diorganisasikan dan seberapa efektif?
- Seberapa heuristik model ini ? (apakah membantu menemukan
hubungan-hubungan baru, fakta atau metode)
- Seberapa penting prediksi yang dibuat model ini bagi
penelitian?
- Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang
ini ?
- Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan
model ini ?
Dalam menilai model, Deutsch menambahkan beberapa hal berikut:
• Orisinalitas model Seberapa banyak pandangan baru yang
ditawarkan?
• Bagaimana kesederhanaan dan kehematan model ini ?
• Seberapa nyata model ini ?
• Seberapa jauh kita bergantung pada model ini sebagai
representasi realitas fisik?
E Model-Model Komunikasi sebagai Suatu Perkenalan
Model komunikasi kurang lebih yaitu suatu replika kebanyakan
model diagramatik dari dunia nyata Komunikasi bersifat dinamis
sebenarnya komunikasi sulit dimodelkan Penggunaan model berguna
untuk mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi dan bagaimana unsur-
unsur ini berhubungan
1 Model S – R
Model Stimulus respons (S - R) yaitu model komunikasi paling
dasar Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang
beraliran behavioristic Model ini menggambarkan hubungan
stimulus – respons
Gambar S-R
STIMULUS RESPON
Gambar Model Komunikasi S-R Model ini menunjukkan komunikasi
sebagai proses aksi reaksi yang sangat sederhana Model S-R
mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang
berkenaan dengan factor manusia Secara implisit ada asumsi dalam
model S-R ini bahwa perilaku (respons) manusia dapat diramalkan
Ringkasnya, komunikasi dianggap statis, manusia dianggap
berprilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasar
kehendak, keinginan, atau kemampuan bebasnya Model ini lebih
sesuai bila diterapkan pada sistem pengendalian suhu udara alih-
alih pada prilaku manusia
Bila seseorang lelaki berkedip kepada seorang wanita lalu wanita itu
terseipu malu Atau bila tersenyum dan kemudian anda membalas
senyuman saya itu pula S – R model S – R terbagi menjadi dua
bagian;
a Model S – R Positif-Positif
Sebagai contoh, ketika seseorang yang anda kagumi atau menarik
perhatian anda tersenyum kepada anda ketika berpapasan
dijalan, maka anda akan membalas senyuman itu karena anda
ketika berpapasan dijalan, maka anda akan membalas senyuman
itu karena anda merasa senang Dari contoh di atas maka terjadi
korelasi model S – R Positif-Positif
b Model S – R Negaif-Negatif
Sebagai contoh, orang pertama menatap orang kedua dengan
tajam dan orang kedua dengan tajam dan orang kedua balik
menatap dengan menatap dan berkata kasar
Model S – R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya
yang berkenaan dengan faktor manusia Secara implisit ada asumsi dalam
model S – R ini bahwa perilaku (respons) manusia dapat diramalkan
Komunikasi dianggap sebagai statis, yang menganggap manusia selalu
berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus) bukan berdasar
kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya Model ini lebih sesuai bila
diterapkan pada sistem pengendalian suhu udara alih-alih pada perilaku
manusia
2 Model Aristoteles
Filosof Yunani yang mengkaji komunikasi yang intinya yaitu
persuasi Model Aristoteles yaitu model komunikasi paling
klasik yang sering juga disebut model retoris (rhetorical model) Ia
mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi yaitu pembicara
(speaker), pesan (message), dan pendengar (listener)
Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles yaitu komunikasi retoris
yang kini lebih dikenal dengan komunikasi public (public speaking)
atau pidato Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa
anda (etos-kepercayaan anda), argument anda (logos-logika dalam
pendapat anda) dan dengan memainkan emosi khalayak (phatos-
emosi khalayak) Dengan kata lain faktor yang memainkan peran
dalam menentukan efek persuasif suatu pidato meliputi isi pidato,
susunannya, dan cara penyampaiannya Aristoteles juga menyadari
peran khalayak pendengar Persuasi berlangsung melalui khalayak
ketika mereka diarahkan oeh pidato itu ke dalam suatu keadaan
emosi
Seperti model S – R model komunikasi Aristoteles jelas sangat
sederhana, malah terlalu sederhana dipandang dari perspektif
sekarang, karena tidak memuat unsur-unsur lainnya yang dikenal
dalam model komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan
kendala atau gangguan komunikasi Kelemahan model ini yaitu
bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang mendengarkan
Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan alih-alih terjadi secara
simultan Model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan
(disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang
lain untuk menerima pendapatnya Kelemahan lain model reotis ini
yaitu tidak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam persuasi
Kebanyakan model komunikasi lebih baru yang dikembangkan para
ahli sejak zaman Aristoteles tetap mengandung tiga nsur yang sama;
yakni sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirimkan dan
penerima pesan ini
3 Model Lasswell
Model komnikasi ini, yaitu n ungkapan verbal yakni who
(siapa), say what (apa yang dikatakan ), In Which Channel (salauran
Pembicara Pesan Pendengar komunikasi), To Whom (kepada siapa),
With What Effect? (unsure pengaruh)
Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni:
• Who : Komunikator (orang yang menyampaikan informasi)
• Says What : Pesan (Informasi yang disampaikan oleh komunikator)
• In Which Channel : Media (alat atau perantara yang dipakai
untuk menyampaikan informasi
• To Whom : Komunikan (Orang yang menerima infrmasi dari
komunikator)
• With What Effect : Efek (Reaksi yang dihasilkan atau
ditunjukkan oleh komunikan setelah mendengar informasi yang
disampaikan oleh komunikan)
Model ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang
menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang
diembannya dalam warga Lasswell mengemukakan tiga
fungsi komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang
mengingatkan anggota-anggota warga akan bahaya dan peluang
dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam
warga yang merespons lingkungan; dan ketiga, transmisi
warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya
Lasswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua
arah, dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang
terjadi antara pengirim dan penerima Dalam suatu warga
yang kompleks, banyak informasi disaring oleh pengendali pesan-
edit, penyensor atau propagandis yang menerima informasi dan
menyampaikannya kepada publik dengan beberapa perubahan atau
penyimpangan Menurut Lasswell, suatu fungsi penting komunikasi
yaitu menyediakan informasi mengenai negara-negara kuat
lainnya di dunia
4 Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) memandang komunikasi dari perspektif
psikologi-sosial Modelnya mengingatkan kita akan diagram
jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan
yaitu formulasi awal mengenai konsistensi kognitif Dalam
model komunikasi ini yang sering disebut Model ABX atau
model simetri Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A,
menyampaikan sesuatu pada seseorang lainnya B, mengenai sesuatu
X Model mengasumsikan bahwa orientasi sikap A terhadap (sikap)
B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya yaitu
suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi, antara lain:
• Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai
objek yang harus didekati atau dihadiri dan atribut kognitif
• Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama
• Orientasi B terhadap X
• Orientasi B terhadap A
Dalam model Newcomb, komunikasi adala suatu cara yang lazim
dan efektif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan
diri terhadap lingkungan mereka Ini yaitu suatu model tindakan
komunikatif dua-orang yang disengaja (internasional) Model ini
mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin ditandai
oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa perubahan
dalam bagian manapun dari sistem ini akan menumbulkan
suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena
ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis
tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk
memulihkan keseimbangan
Tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm Mac Lean, keduanya
teoretisi komunikasi merumuskan suatu model yang mencakup
komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan
umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi Model
Westley dan Maclean ini dipengaruhi oleh model Newcomb, selain
itu juga oleh model Lasswell dan model Shannon dan Weaver
Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang
yang tidak terbatas (dari X1-X0) yang kesemuanya yaitu
objek orientasi, menepatkan suatu peran dari C diantara A dan B,
dan menyediakan umpan balik
Menurut kedua pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang
membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa
Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi
antarpribadi, sementara dalam komunikasi massa bersifat minimal
atau tertunda Sumber dalam komunikasi antarpribadi lebih
beruntung dibandingkan dalam komunikasi massa dalam arti bahwa dalam
komunikasi antarpribadi sumber dapat langsung memanfaatkan
umpan balik dari penerima untuk mengetahui apakah pesanna
mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan komunikasi
Dalam model Westley dan MacLean ini ada lima unsur,
yaitu: objek orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik
Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu dalam
lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal itu (X’)
yang ia kirim kepada penerima (B) Pada gilirannya, penerima
mengirimkan umpan balik (fBA) mengenai pesan kepada sumber
Westley dan Maclean menambahkan suatu unsur lain (C) C yaitu
“penjaga gerbang” atau pemimpin pendapat yang menerima pesan
(X’) dari sumber media massa (A) atau menyoroti objek orientasi
(X3, X4) dalam lingkungannya memakai informasi ini penjaga
gerbang kemudian menciptakan pesannya sendiri (X’’) yang ia
kirimkan kepada penerima (B) Maka terbentuklah suatu sistem
penyaringan, karena penerima tidak memperoleh informasi langsung
dari sumbernya melainkan dari orang yang memilih informasi dari
berbagai sumber
Gambar 4 2 Proses Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga
arah:
• Dari penerima (B) ke penjaga gerbang (C)
• Dari penerima (B) ke sumber media massa (A)
• Dari pemimpin pendapat (C) ke sumber media massa (A)
-
Model Westley dan MacLean mencakup beberapa konsep penting
yaitu: umpan balik, perbedaan dan kemiripan, komunikasi
antarpribadi dengan komunikasi massa, dan pemimpin pendapat
yang penting sebagai unsur tambahan dalam komunikasi massa
Model ini juga membedakan pesan yang bertujuan (purposif)
dengan pesan yang tidak bertujuan (nonpurposif)
Purposif (bertujuan), pesan yang dikirimkan sumber untuk
mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam lingkungan
Contoh, ketika Anda menyampaikan pesan kepada teman bahwa
dosen yang memberi nilai ujian buruk sebagai killer
NonPurposif (tidak bertujuan), pesan yang dikirimkan sumber
kepada penerima secara langsung namun tidak dimaksudkan untuk
mempengaruhinya Contoh, Anda mendengar seorang dosen yang
berkomentar mengenai seorang mahasiswa kepada seorang dosen
lainnya
6 Model Garbner
Model Garbner yaitu perluasan dari model Lasswell Model
ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik Model verbal
Gerbner yaitu sebagai berikut:
1) Seseorang (sumber, komunikator)
2) Mempersepsi suatu kejadian
3) Dan bereaksi
4) Dalam suatu situasi
5) Melalui suatu alat
6) Untuk menyediakan materi
7) Dalam suatu bentuk
8) Dan konteks
9) Yang mengandung isi
10) Yang mempunyai suatu konsekuensi
Gambar 4 3 Model Garbner
Gerbner menunjukan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian
dan mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada
gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver); dalam
transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai
SSEE bagi sasaran (destination)
7 Model Berlo
Dalam model komunikasi David K Berlom diketahu bahwa
komunikasi terdiri dari 4 proses utama yaitu SMRC (Source,
Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses Sekunder,
yaitu feedback, efek dan lingkungan
Gambar 4 4 Model Berlo
a Source (sumber) yaitu seseorang yang memberikan pesan atau
dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator Walaupun
sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini
sumber juga melibatkan banyak individu Misalnya, dalam
organisasi, Partai atau lembaga tertentu Sumber juga sering
dikatakan sevagai source, sender, atau encoder
b Message (pesan), yaitu isi dari komunikasi yang memiliki nilai
dan disampaikan oleh seseorang (komunikator) Pesan bersifat
menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat
propaganda Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan
Nonverbal Bisa melalui tatp muka atau melalui sebuah media
komunikasi Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content
atau Information
c Channel (Media dan saluran komunikasi) Sebuah saluran
komunikasi terdiri atas 3 bagian: Lisan, Tertulis, dan Elektronik
67BAB IVModel-Model Komunikasi
Media disini yaitu sebuah alat untuk mengirimkan pesan
ini Misal secara personal (komunikasi interpersonal),
maka media komunikasi yang dipakai yaitu panca indra atau
bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat
pribadi Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi
massa), dapat memakai media cetak (koran, surat kabar,
majalah, dan lain-lain), dan media elektronik (TV, Radio) Untuk
internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat
pribadi dan bisa bersifat massa Karena, internet mencakup
segalanya Jika anda membuka www kuliahkomunikasi com maka
media ini bersifat massal, namun jika and chatting melalui
yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika
anda menuliskan Blog (Blogging atau menulis diary), media ini
bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada
diri sendiri)
d Receiver (Penerima Pesan), penerima yaitu orang yang
mendapatkan pesan dari komunikator melalui media Penerima
yaitu elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses
komunikasi Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi
ini penerima dapat juga disebut sebagai publik, khalayak,
warga dan lain-lain
e Menurut model ini, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh
faktor-faktor: Keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan,
sistem sosial, dan budaya
8 Model DeFleur
Model Melvin L DeFleur, seperti model Sestley dan Maclean,
menggambarkan model komunikasi antar pribadi Seperti diakui
DeFleur, modelnya yaitu perluasan dari model-model yang
dikemukakan para ahli lain, khususnya Shannon dan Weafer,
dengan memasukkan perangkat media massa (mass medium device)
dan perangkat umpan balik (feedback device) Ia menggambarkan
sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver),
dan sasaran (destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses
komunikasi massa
Source dan transmitter yaitu dua fase/fungsi yang berbeda
yang dilakukan seseorang ketika seseorang berbicara ia memilih
simbol-simbol untuk menyatakan makna denotatif dan konotatif
(merumuskan mana ke dalam pesan) dan kemudian mengucapkan
secara verbal atau menuliskan simbol-simbol ini sedemikian rupa
sehingga berubah menjadi peristiwa yang dapat didengarkan atau
dilihat yang dapat dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya
Fungsi receiver dalam model DeFleur yaitu menerima informasi
dan menyandi-baliknya-menguah peristiwa fisik informasi menjadi
pesan (sistem simbol yang signifikan) Dalam percakapan biasa,
receiver ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang
menerima getaran udara dan mengubahnya menjadi impuls
saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal Dalam
komunikasi tertulis, mekanisme visual yang sejajar
Gambar 4 5 Proses Komunikasi Tertulis
berdasar gambar diatas, terlihat bahwa sumber yang bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu hal kepada sasaran pertama-tama
akan terlibat dalam proses pengolahan/pembentukan simbol-simbol
pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan sesuatu pesan
yang bermakna Simbol-simbol ini kemudian disampaikan
melalui suatu saluran (channel) Pihak penerima menerima simbol-
simbol ini melalui alat penerima tertentu
Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna
Ahli-ahli, komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat
komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya yaitu
isomorfisme (isomorphism) di antara respons internal (makna)
terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan
penerima Isomorfisme makna merujuk pada upaya membuat makna
terkoordinasikan antara pengirim dan khalayak
9 Model Tubbs
Model komunikasi berikut dikembangkan oleh Stewart L Tubbs
Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu
komunikasi dua orang (diadik) Model komunikasi Tubbs ini sesuai
dengan konsep komunikasi sebagai transaksi, yang mengasumsikan
kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus juga
penerima pesan Ketika kita berbicara (mengirimkan pesan),
sebenarnya kita juga mengamati perilaku mitra bicara kita dan kita
bereaksi terhadap prilakunya yang kita lihat ini Prosesnya
bersifat timbal balik atau saling mempengaruhi Proses komunikasi
juga berlangsung spontan dan serentak Karena itu, kita melihat
bahwa kedua peserta komunikasi disebut komunikator 1 dan
komunikator 2
Komunikasi dapat saja “dimulai: oleh komunikator 1 ataupun
komunikator 2 Akan tetapi dalam kenyataannya, kedua orang itu
mengirim dan menerima pesan sepanjang waktu Dalam kehidupan
sehari-hari, komunikasi itu suatu proses yang berkesinambungan,
tanpa awal dan tanpa akhir Artinya apa yang kita anggap awal
komunikasi yang terjadi sebelumnya, baik dengan orang yang
bersangkutan ataupun dengan pihak lain, dan apa yang kita anggap
akhir komunikasi juga akan berlanjut dengan peristiwa komunikasi
berikutnya, baik dengan diri kita ataupun dengan pihak lain
Pandangan transaksional mengenai komunikasi menyarankan bahwa
kita mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi Pada
model ini , perubahan ini mengisyaratkan bahwa komunikasi
bersifat irreversible Artinya, kita tidak dapat lagi berada dalam
posisi semula (baik dalam pengetahuan, pengalaman, ataupun
sikap), sebelum pesan menerpa kita
Gambar 4 6 Model Tubbs
Model komunikasi Tubbs melukiskan, baik komunikator 1 atau
komunikator 2 terus menerus memperoleh masukan, yakni
rangsangan yang berasal dari dalam ataupun dari luar dirinya,
yang sudah berlalu ataupun yang sedang berlangsung, juga semua
pengalamannya dalam pengetahuan mengenai dunia fisik dan
sosial yang mereka peroleh lewat indra mereka Akan tetapi, baik
komunikator 1 ataupun komunikator 2 yaitu manusia yang unik
mereka mempunyai latar belakang sosial-budaya yang berbeda
Dengan kata lain, masukan yang menerpa komunikator 1 dan
komunikator 2 itu, baik yang sudah lalu ataupun yang sedang
terjadi, boleh jadi berlainan Filter atau penyaring mereka masing-
masing, baik fisologis ataupun psikoogis, juga dapat berbeda
Pesan dalam model Tubbs itu dapat berupa pesan verbal, jua
nonverbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja Salurannya
yaitu alat indra, terutama pendengaran, penglihatan, dan perabaan
Gangguan teknis yaitu faktor yang memicu si penerima
merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang
tiba, misalnya kegaduhan Gangguan ini dapat juga berasal dari
pengirim pesan, misalnya orang yang mengalami kesulitan bicara
atau yang berbicara terlalu pelan hingga nyaris tak terdengar
Gangguan semantik yaitu pemberian makna yang berbeda atas
lambang yang disampaikan pengirim
Dengan demikian, meskipun dalam model itu komunikator 1 dan
komunikator 2 memiliki atau memperoleh unsur-unsur yang sama
yang juga didefinisikan sama: masukan, penyaring, penyampaian,
saluran, gangguan, unsur-unsur ini tetap berada dalam
muatannya
10 Model Gudykunts dan Kim
Model William B Guykunts dan Young Yun Kim ini sebenarnya
yaitu model komunikasi antar budaya, yakni komunikasi
antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau
komunikasi dengan orang asing (stranger) Model komunikasi ini
pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap muka, khususnya
antara dua orang
Gambar 4 7 Model Guykunts dan Kim
Model Guykunts dan Kim ini mengasumsikan dua orang yang
setara dalam berkomunikasi, masing-masing sebagai pengirim dan
sekaligus sebagai penerima, atau keduaa sekaligus melakukan
penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) Karena
itu, tampak pula bahwa pesan suatu pihak sekaligus juga yaitu
umpan balik bagi pihak lainnya Pesan atau umpan balik antara
kedua peserta komunikasi direpresentasikan oleh garis dari
penyandian seseorang ke penyandian-balik orang lain dan dari
penyandian orang kedua ke penyandian-balik orang pertama
Kedua garis pesan atau umpan balik menunjukkan bahwa setiap
kita berkomunikasi, secara serentak kita menyandi dan menyandi
balik pesan Dengan kata lain, komunikasi tidak statis; kita tidak
menyandi suatu pesan dan tidak melakukan apa-apa hingga kita
menerima umpan balik Kita memproses rangsangan yang datang
(menyandi-balik) pada saat kita juga menyandi pesan
Menurut Gudykunts dan Kim, penyandian pesan dan penyandian
balik pesan yaitu suatu proses interaktif yang dipengaruhi
oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor
budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya itu saling berhubungan atau
saling mempengaruhi Kedua orang yang mewakili model juga
berada dalam kotak dengan garis terputus-putus yang mewakili
pengaruh lingkungan Lagi, garis terputus-putus yang membentuk
kotak ini menunjukkan bahwa lingkungan ini bukanlah
suatu sistem tertutup atau terisolasi Kebanyakan komunikasi
antara orang-orang berlangsung dalam suatu lingkungan sosial yang
mencakup orang-orang lain yang juga terlibat dalam komunikasi
Pengaruh-pengaruh budaya, sosiobudaya dan psikobudaya itu
berfungsi sebagai filter konseptual untuk menyandi dan menyandi
balik pesan Filter ini yaitu mekanisme yang membatasi
jumlah alternatif yang memungkinkan kita memilih ketika kita
menyandi dan menyandi balik pesan Lebih khusus lagi, filter
ini membatasi prediksi yang kita buat mengenai bagaimana
orang lain mungkin menanggapi perilaku komunikasi kita Sifat
prediksi yang kita buat mempengaruhi cara kita menyandi pesan
Lebih jauh lagi, filter ini membatasi prediksi yang kita buat
mengenai bagaimana orang lain mungkin menanggapi prilaku
komunikasi kita Sifat prediksi yang kita buat mempengaruhi cara
kita menyandi pesan Lebih jauh lagi filter itu membatasi rangsangan
apa yang kita perhatikan dan bagaimana kita menafsirkan
rangsangan terbut ketika kita menyandi-balik pesan yang datang
Gudykunts dan Kim berpendapat, pengaruh budaya dan model itu
meliputi kemiripan dan perbedaan budaya, misalnya pandangan
dunia (agama), bahasa, juga sikap kita terhadap manusia Pengaruh
sosiobudaya yaitu pengaruh yang menyangkut proses penataan
sosial (social ordering process) Sosiobudaya ini terdiri dari empat
faktor utama: keanggotaan kita dalam kelompok sosial, konsep diri
kita, ekspektasi peran kita, dan definisi kita mengenai hubungan
antar pribadi Dimensi psikobudaya mencakup proses penataan
pribadi (personal ordering process) Faktor-faktor psikobudaya
ini meliputi stereotip dan sikap (misalnya etnosentrime dan
prasangka) terhadap kelompok lain Stereotip dan sikap kita
menciptakan penghargaan mengenai bagaimana orang lain akan
berperilaku Etnosentrisme, misalnya, mendorong kita menafsirkan
perilaku orang lain berdasar kerangka rujukan kita sendiri dan
mengharapkan orang lain berperilaku sama seperti kita
Salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunts dan Kim yaitu
lingkungan Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan
menyandi balik pesan Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektual
(lingkungan fisik), dan persepsi kita atas lingkungan ini ,
mempengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang
dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain Contoh,
seorang Amerika Utara yang mengunjungi suatu keluarga Colombia
akan mengharapkan berinteraksi secara informal di ruang tengan
(living room) Sebaliknya keluarga Colombia mungkin akan
mendefinisikan ruang tengah sebagai tempat untuk berperilaku
secara formal Karena itu, setiap pihak akan menafsirkan perilaku
pihak lain berdasar yang sama
11 Model Interaksional
Model interaksional ini “berlawanan” dengan model stimulus-
respons (S-R) dan beberapa model linier lainnya Model
Interaksional menganggap manusia lebih aktif Model Interaksional
ini menunjukkan pada model komunikasi yang dikembangkan oleh
para ilmuan sosial yang memakai perspektif interaksi simbol,
dengan tokoh utamanya George Herbert Mead yang salah seorang
muridnya yaitu Herbert Blumer Perspektif interaksi simbolik lebih
dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus
disiplin-disiplin lain seperti: psikologi, ilmu komunikasi, dan
bahkan antropologi
Komunikasi digambarkan sebagai pembentukan makna (penafsiran
atas pesan atau perilaku orang lain) oleh para peserta komunikasi
(komunikator) Beberapa konsep penting yang dipakai yaitu :
diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran dan
tindakan
Menurut model Interaksi Simbolik, orang-orang sebagai peserta
komunikasi (komunikator) bersifat aktif, reflektif dan kreatif,
menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit iramalkan
Dalam konteks ini, Blumer mengemukakan tiga premis yang
menjadi dasar model ini Pertama, manusia bertindak berdasrkan
makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya
(simbol verbal, simbol non-verbal, lingkungan fisik) Kedua, makna
itu berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan
individu dengan lingkungan sosialnya Ketiga, makna diciptakan,
dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan
individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya Oleh
karena individu terus berubah, warga pun berubah melalui
interaksi Jadi interaksi-lah yang dianggap variabel penting yang
menentukan perilaku manusia, bukan struktur warga Struktur
itu sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia
Para peserta komunikasi menurut model interaksional yaitu orang-
orang yang mengembangkan potensi manusianya melalui interaksi
sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran
orang lain (role-taking) Diri (self) berkembang lewat interaksi
dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti
keluarga (significant others) dalam satu tahap yang disebut tahap
permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan
luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap
pertandingan (game stage) Dalam interaksi itu, individu selalu
melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain Maka konsep
diri pun tumbuh berdasar bagaimana orang lain memandang
diri individu ini
75
A --
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk
individual, maka ada perbedaan antara individu yang satu dengan
yang lainnya (Wolberg, 1967) Adanya perbedaan inilah yang antara lain
memicu mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan
orang lain tidak senang bahkan membenci obyek ini Hal ini sangat
tergantung bagaimana individu menanggapi obyek ini dengan
persepsinya Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan
penyesuaian ditentukan oleh persepsinya
Persepsi yaitu inti dari komunikasi, sedangkan penafsiran
yaitu inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian balik
(decoding) dalam sebuah proses komunikasi Hal ini sesuai dengan
definisi yang dikemukakan oleh John R Wenburg dan William W Wilmot,
“Persepsi dapat diartikan sebagai cara organisme memberi makna” (John
R Wenburg dan William W Wilmot, 1973:113), sedangkan menurut
Rudolph F Verderber, “Persepsi didefinisikan proses menafsirkan
informasi indrawi”(Rudolph F Verderber, 1978:22), dan menurut J Cohen,
“Persepsi diartikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai
representatif objek eksternal, persepsi yaitu pengetahuan yang tampak
mengenai apa yang ada di luar sana” (B Audrey Fisher dan Katherine L
Adams, 1994:55)
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak
akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif Persepsilah yang
menentukan kita dalam memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang
lainnya Semakin tinggi derajat kesamaan antarindividu, semakin mudah
dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas
BAB 5
Persepsi: Inti Komunikasi
Persepsi pada hakikatnya yaitu yaitu proses penilaian
seseorang terhadap obyek tertentu Menurut Young (1956) persepsi
yaitu aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan
penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan
ini tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada
di lingkungannya (Jalaludin Rahmat, 2008:76) Sensasi-sensasi dari
lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap,
ingatan dan lain-lain Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan
bahwa persepsi yaitu proses psikologis dan hasil dari penginderaan
serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir
Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita,
khususnya antar manusia Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari
interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan dosen
Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan
masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberi
tanggapan, penilaian dan persepsinya Adanya persepsi ini yaitu penting
agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan
kapasitas belajar di kelas
Dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian
terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak
senang dan sebagainya Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk
sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak
secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak, 1976)
Persepsi yaitu proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita,
dan proses ini mempengaruhi perilaku kita Persepsi yaitu inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) yaitu inti persepsi, yang
indentik dengan penyendian balik (decoding) dalam proses komunikasi
Hasil persepsi dan pembentukan sikap itulah yang kemudian menjadi
patokan dalam berkomunikasi, jika persepsi suatu kebudayaan pada suatu
objek positif maka objek itu akan ditransmisikan secara positif, demikian
pula jika suatu kebudayaan dipersepsikan secara negatif maka
objek itu akan dikomunikasikan pula secara negatif Dengan kata lain,
kebudayaan berfungsi juga untuk mengajarkan tata cara berkomunikasi
baik komunikasi verbal maupun non verbal Dan masing-masing
kebudayaan yang dipersepsikan berbeda, akan mengajarkan tata cara
komunikasi yang berbeda pula
Istilah persepsi yaitu suatu proses aktivitas seseorang
dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan
menginterpretasikan sesuatu berdasar informasi yang ditampilkan
dari sumber lain (yang dipersepsi) Melalui persepsi kita dapat mengenali
dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta
manusia dengan segala kejadian-kejadiannya (Meider, 1958) Dengan
persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya
antar manusia
Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara
mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen Adanya
interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-
masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberikan
tanggapan, penilaian dan persepsinya Adanya persepsi ini yaitu penting
agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan
kapasitas belajar di kelas Persepsi juga yaitu proses psikologis
sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga
membentuk proses berpikir Persepsi seseorang akan mempengaruhi
proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan
sesuatu (motivasi) belajar
B Pengertian Persepsi
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983:89), persepsi yaitu
kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan
ini antara lain: kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk
mengelompokan, dan kemampuan untuk memfokuskan Oleh karena itu
seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda, walaupun objeknya
sama Sedangkan menurut Leavit (1978) yang dikutip dari Faradina,
Triska (2007:8) persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti
luas Dalam arti sempit persepsi yaitu penglihatan: bagaimana seseorang
melihat sesuatu, dan dalam arti luas persepsi yaitu: pandangan atau
pengertian, bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
Persepsi yaitu proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita,
dan proses ini mempengaruhi perilaku kita Persepsi yaitu inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) yaitu inti persepsi, yang
identik dengan penyendian balik (decoding) dalam proses komunikasi
Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi dan Manajemen Perilaku,
Struktur, memberikan definisi persepsi yaitu proses kognitif yang
dipergunakan oleh individu untuk mendefinisikan dan memahami dunia
sekitarnya (terhadap objek) Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi
yaitu proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu
Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara
berbeda meskipun objeknya sama Cara individu melihat situasi seringkali
lebih penting dibandingkan situasi itu sendiri
Sondang P Siagian (1989) berpendapat bahwa persepsi yaitu suatu
proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menginterprestasikan
kesan–kesan sensorinnya dalam usahanya memberikan suatu makna
tertentu dalam lingkungannya Indrajaya (1986) dalam Prasilika, Tiara H
(2007:10) berpendapat bahwa persepsi yaitu proses dimana seseorang
mengorganisasikan dalam pemikirannya, memanfaatkan, mengalami dan
mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungannya
Menurut Robbins (2006) persepsi yaitu proses yang dipakai
individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan mereka Meski demikian apa yang
dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif
Sedangkan menurut Thoha (1999:123-124), persepsi pada hakekatnya
yaitu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap
informasi tentang lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman Istilah persepsi yaitu suatu
proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat,
merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasar informasi yang
ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi)
Menurut Daviddof, persepsi yaitu suatu proses yang dilalui oleh
suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian diorganisasikan
dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari yang diinderanya
itu Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa persepsi yaitu proses
dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam
lingkungan Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon
terhadap stimulus Menurut Walgito, proses terjadinya persepsi tergantung
dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu
Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi sebagai pemaknaan
hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli Setelah mendapat
stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan
interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure Proses seleksi
terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung
proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting
dan tidak penting Proses closure terjadi ketika hasil seleksi ini akan
disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan
79BAB VPersepsi: Inti Komunikasi
interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau
makna terhadap informasi ini secara menyeluruh
Berikut ini yaitu beberapa definisi lain persepsi agar lebih
memahami, Menurut Brian Fellows, persepsi yaitu proses yang
memungkinkan suatu organisasi menerima dan menganalisis informasi
(Andrea L Rich, 1974:17) Sedangkan menurut Kenneth K Sereno dan
Edward M Bodaken, persepsi yaitu sarana yang memungkinkan kita
memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita (Kenneth K
Sereno dan Edward M Bodaken, 1975:21) Begitu juga dengan pendapat
Philip Goodcare dan Jennifer Follers, bahwa persepsi yaitu proses
mental yang dipakai untuk mengenali rangsangan (Phillip Goodcare
dan Jennifer Follers, 1987:30) Joseph A DeVito mengemukakan bahwa
persepsi yaitu proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indra kita (Joseph A DeVito, 1997:75)
Persepsi yaitu suatu proses yang didahului oleh penginderaan,
yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor
yaitu indera Alat indera yaitu penghubung antara individu dengan
dunia luarnya Persepsi yaitu stimulus yang diindera oleh individu,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari
dan mengerti tentang apa yang diindera Dengan kata lain persepsi yaitu
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak
manusia Persepsi yaitu keadaan integrated dari individu terhadap
stimulus yang diterimanya Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh
dalam proses persepsi
Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi
yaitu suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh
individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga
individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya
ini Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi
pula oleh pengalaman dan proses belajar individu
Persepsi yaitu proses internal yang kita lakukan untuk memilih,
mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal Dengan kata lain persepsi yaitu cara kita mengubah energi –
energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna Persepsi
yaitu juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita berkomunikasi dengan efektif Persepsilah yang menentukan
kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain Semakin tinggi
derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering
mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung
membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas Persepsi meliputi:
1 Penginderaan (sensasi), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa,
indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar )
Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari Semua indra itu
mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia Penglihatan
menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan
Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan
Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan
penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan
tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai
2 Atensi atau perhatian yaitu , pemrosesan secara sadar beberapa
kecil informasi dari beberapa besar informasi yang tersedia
Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses
kognitif lainnya Proses atensi membantu efisiensi penggunaan
sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu
kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu Atensi dapat
yaitu proses sadar maupun tidak sadar
3 Interpretasi yaitu , proses komunikasi melalui lisan atau gerakan
antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat memakai
simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai
interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi
berurutan)
Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan
memicu stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang Faktor
ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor
internal Faktor eksternal yaitu faktor yang melekat pada objeknya,
sedangkan faktor internal yaitu faktor yang ada pada orang yang
mempersepsikan stimulus ini
1 Faktor Eksternal
a Kontras
Cara termudah dalam menarik perhatian yaitu dengan membuat
kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan
b Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya
yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian
seseorang
c Pengulangan (repetition)
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus ini
tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan
mendapat perhatian kita
d Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita
dibandingkan sesuatu yang telah kita ketahui
e Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan
menarik perhatian seseorang
2 Faktor Internal
a Pengalaman atau pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang yaitu
faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus
yang kita peroleh Pengalaman masa lalu atau apa yang telah
dipelajari akan memicu terjadinya perbedaan interpretasi
b Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus
c Kebutuhan
Kebutuhan akan memicu seseorang menginterpretasikan
stimulus secara berbeda Misalnya seseorang yang mendapatkan
undian sebesar 25 juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya
ingin membeli sepeda motor, tetapi ia akan merasa sangat sedikit
ketika ia ingin membeli rumah
d Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang Seseorang
yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan
menginterpretasikan rokok sebagai sesuatu yang negatif
e Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta
akan mempersepsikan semuanya serba indah
f Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja
C Proses Pembentukan Persepsi
Damayanti (2000) dalam Prasilika, Tiara H (2007:12-13)
menggambarkan proses pembentukan persepsi pada skema di bawah ini:
Gambar 5 1 Skema Pembentukan Persepsi
Proses pembentukan persepsi dimulai dengan penerimaan rangsangan
dari berbagai sumber melalui panca indera yang dimiliki, setelah itu
diberikan respon sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap
rangsang lain Setelah diterima rangsangan atau data yang ada diseleksi
Untuk menghemat perhatian yang dipakai rangsangan-rangsangan
yang telah diterima diseleksi lagi untuk diproses pada tahapan yang
lebih lanjut Setelah diseleksi rangsangan diorganisasikan berdasar
bentuk sesuai dengan rangsangan yang telah diterima Setelah data
diterima dan diatur, proses selanjutnya individu menafsirkan data yang
diterima dengan berbagai cara Dikatakan telah terjadi persepsi setelah
data atau rangsang ini berhasil ditafsirkan Sedangkan faktor-faktor
fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang dapat disebut sebagai faktor-
faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli
(Rakhmat, 1998) Sejalan dengan hal ini , maka persepsi seseorang
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu pengalaman masa lalu dan faktor
pribadi (Sugiharto, 2001)
D Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi
menjadi 2 yaitu:
1 Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor
yang ada dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal
antara lain :
• Fisiologis
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya Kapasitas
indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda
sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda
• Perhatian
Individu memerlukan beberapa energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas
mental yang ada pada suatu obyek Energi tiap orang berbeda-
beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda
dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek
• Minat
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang
digerakkan untuk mempersepsi Perceptual vigilance yaitu
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat
• Kebutuhan yang searah
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan
jawaban sesuai dengan dirinya
• Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam
arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian
lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas
• Suasana hati
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang
dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima,
bereaksi dan mengingat
2 Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, yaitu
karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat di
dalamnya Elemen-elemen ini dapat mengubah sudut pandang
seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana
seseoarang merasakannya atau menerimanya Adapun faktor –
faktor ini yaitu :
• Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu
obyek, maka semakin mudah untuk dipahami Bentuk ini akan
mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk
ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada
gilirannya membentuk persepsi
• Warna dari obyek-obyek
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih
mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang
sedikit
• Keunikan dan kekontrasan stimulus
Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan
sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang
lain akan banyak menarik perhatian
• Intensitas dan kekuatan dari stimulus
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering
diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat
Kekuatan dari stimulus yaitu daya dari suatu obyek yang
bisa mempengaruhi persepsi
• Motion atau gerakan
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek
yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan
dibandingkan obyek yang diam
E Persepsi terhadap Lingkungan Fisik
Diri kita sering sekali terkecoh dengan persepsi dari diri kita sendiri
itulah yang disebut dengan ilusi perceptual Kita merasakan bahwa dunia
berbentuk datar, padahal dunia berbentuk bulat Dalam mempersepsi
lingkungan fisik, kita terkadang melakukan kekeliruan, karena tidak kita
sadari bahwa indera kita tidak jarang menipu diri kita sendiri Contohnya,
tongkat lurus yang dimasukkan ke dalam bak air tampak bengkok
Kondisi mempengaruhi pandangan kita terhadap suatu benda, ketika
langit biru dan udara panas, kita “melihat” suatu benda yang tidak cocok
dengan tempatnya seperti “air kolam bercahaya” di tengah jalan Untuk
menguji bahwa indera kita tidak sepakat akan suatu hal, kita dapat meminta
sekelompok orang untuk menilai bau benda-benda berikut ini; cat, bawang
merah, terasi, durian dan ikan asin goring Mintalah kepada mereka untuk
mendaftar bau benda-benda ini berdasar intensitasnya; dari bau
yang paling kuat, hingga bau yang paling lemah, dan berdasar kualitas
bau ini , dari bau yang paling menyenangkan, hingga bau yang paling
tidak menyenangkan
Anda tidak perlu heran bila ternyata orang-orang ini mempersepsi
bau benda-benda itu secara berbeda Karena kemampuan orang berbeda-
beda dalam mengindera lingkungannya, karena mereka juga berbeda
secara genetis, berbeda pengalaman dan pembelajaran, atau karena
85BAB VPersepsi: Inti Komunikasi
sebagian alat inderanya kurang berfungsi Latar belakang pengalaman,
budaya dan suasana psikologis yang berbeda juga membuat persepsi kita
berbeda atau suatu objek
F Persepsi Sosial
Persepsi social yaitu proses menangkap arti objek-objek sscial
dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita Lindzey
& Aronson berpendapat bahwa persepsi sosial yaitu suatu proses
yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui,
menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik
mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri
orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain
sebagai objek persepsi ini Menurut R D Laing, “manusia selalu
memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya,
dan apa yang orang lain pikirkan mengenai apa yang ia pikirkan mengenai
orang lain ini ” Ada dua pandangan mengenai proses persepsi ,
yaitu:
1 Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain
dengan cepat berdasar penampilan fisik dan perhatian sekilas
2 Persepsi sosial, yaitu sebuah proses yang kompleks, orang
mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh
analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour
berdasar uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap
suatu obyek yang yaitu faktor internal serta eksternal individu
meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian
nilai terhadap objek ini Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi
sosial yaitu penilaian penilaian yang terjadi dalam upaya manusia
memahami orang lain Tentu saja sangat penting, namun bukan tugas yang
mudah bagi setiap orang Tinggi, berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna
rambut, dan warna lensa mata, yaitu beberapa hal yang mempengaruhi
persepsi sosial Contohnya di Amerika Serikat, wanita berambut pirang
dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan
Brems & Kassin mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa
elemen, yaitu:
1 Person, yaitu orang yang menilai orang lain
2 Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasar
pengalaman orang untuk menilai sesuatu
3 Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain
86 BAB V Persepsi: Inti Komunikasi
Elemen perilaku yaitu mengidentifikasi perilaku yang diproduksi
oleh aktivitas seseorang Perilaku memerlukan bukti – bukti yang dapat
diamati Ketajaman pengamatan seseorang menentukan persepsi sosial
yang dibentuknya berdasar gejala – gejala perilaku orang lain Orang
mengandalkan perilaku nonverbal untuk menguatkan penilaiannya,
namun sering kali hasilnya kurang akurat Masalahnya terletak pada
terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kata-kata dan ekspresi
wajah Tombol komunikasi sepenuhnya berada di bawah kendali orang
yang dinilai, sehingga ia dapat mengatur kata-kata dan ekspresinya
Namun isyarat bahasa tubuh dan perubahan intonasi suara yaitu
petunjuk yang sangat berharga dalam proses persepsi sosial bersumber
pada elemen perilaku
Penelitian membuktikan persepsi sosial yang kita lakukan dalam
upaya membangun relasi interpersonal sering cukup akurat, namun tidak
selalu demikian Dalam hal inilah perlu dilakukan pengasahan
mendalam agar kita dapat lebih tajam menilai orang lain Setiap orang
memiliki gambaran berbeda mengenai realitas disekelilingnya Beberapa
prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas
perbedaan persepsi sosial ini yaitu sebagai berikut:
1 Persepsi berdasar Pengalaman
Pola perilaku manusia berdasar persepsi mereka mengenai
realitas (sosial) yang telah dipelajari Persepsi manusia terhadap
seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-
hal itu berdasar pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu
mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa Cara
kita bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita, cara
kita makan dan menilai makanan apa yang lezat bagi kita, sangat
bergantung pada apa yang telah diajarkan budaya kita mengenai
hal-hal itu
Contohnya: seorang Barat yang terbiasa makan dengan sendok,
garpu, dan pisau akan menganggap orang Timur yang makan
dengan tangan sebagai “jorok”, meskipun alat-alat makan yang
mereka gunakan sudah sering dipakai orang lain, sementara
orang Timur selalu memakai tangannya sendiri yang belum
pernah dipakai orang lain Di Barat umumnya, juga disebagian
besar di wilayah negara kita , bersendawa ketika atau setelah makan
yaitu perilaku yang tidak sopan, bahkan di Swedia seorang tamu
yang bersendawa seusai makan dapat membuat nyonya rumah
pingsan, sementara di Arab, China, Jepang dan Fiji, juga Aceh dan
di Sumatera Barat, bersendawa malah dianjurkan, karena hal itu
menandakan penerimaan makanan dan kepuasan makanan
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu
objek jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek ini
berdasar dugaan semata, atau pengalaman yang mirip Oleh
karena kita terbiasa merespon suatu objek yang sama dalam suatu
objek yang lain yang mirip Contoh: seorang anggota suku primitive
dipedalaman Afrika yang belum pernah mengetahui televisi,
kemungkinan besar akan menganggapnya sebagai sihir
Berikut yaitu beberapa contoh nyata yang melukiskan bagaimana
persepsi manusia yang terlazimkan oleh pengalaman sendiri diuji
dalam pengalaman orang (budaya) lain: saat mengunjungi teman-
teman disini, kami mahasiswa Malaysia sering disuguhi air putih
Hal ini membingungkan kami Hal pertama yang terlintas dalam
pikiran yaitu tuan rumah kehabisan Gula Tapi lama kelamaan
kami mengerti bahwa begitulah cara mereka menerima kami Kalau
di Malaysia, tamu yang datang pasti disuguhi air the manis (minimal)
dan makanan Suguhan air putih, seperti yang dilakukan disini
dianggap kurang ajar dan tidak menghormati tamu di Malaysia
Oleh karena kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu,
kita sering gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam objek
lain yang mirip Kita memperlakukan objek itu seperti sebelumnya,
padahal ada rincian lain dalam objek ini
2 Persepsi Bersifat Selektif
Atensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
a Faktor-faktor internal; ada faktor biologis (lapar, haus,dsb);
factor fisiologis; dan factor-faktor social budaya seperti Gender,
agama, tingkat pendidikan, pekerjaan penghasilan, peranan,
pengalaman masa lalu, kebiasaan dan bahkan factor-faktor
psikologis seperti kemauan, keninginan, motivasi, pengharapan,
kemarahan, kesedihan dsb
Semakin besar perbedaan aspek – aspek ini secara antar
individu, semakin besar perbedaan persepsi mereka mengenai
realitas Pendek kata, setiap orang akan memperhatikan
aspek berbeda dari objek yang merekan temui, sesuai dengan
pengalaman masa lalu, keahlian dan minatnya masing –
masing Persepsi manusia juga dipengaruhi oleh pengharapan
(expectation) Bila orang telah belajar mengharapkan sesuatu,
untuk terjadi mereka akan mempersepsi informasi yang
menunjukkan pada mereka bahwa apa yang mereka harapkan
telah terjadi Mereka tidak akan memperhatikan informasi yang
menunjukkan pada mereka bahwa pengharapan mereka tidak
terpenuhi Emosi kita jelas mempengaruhi persepsi kita Dalam
keadaan bahagia, kita cenderung lebih ramah pada orang lain,
namun dalam keadaan kesal, kita cenderung mudah tersinggung
atau bahkan marah oleh perkara-perkara remeh yang ditimbulkan
orang lain
b Faktor Eksternal yang mempengaruhi atensi diantaranya yaitu:
atribut–atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, intensitas,
kontras, kebaruan dan perulangan objek yang dipersepsi
3 Persepsi Bersifat Dugaan
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita
menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu
sudut pandang manapun Oleh karena informasi yang lengkap tidak
pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan
berdasar informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu
Pelajaran dari pengalaman berguna untuk menyadari asumsi yang
melandasi persepsi kita terhadap suatu objek, orang atau masalah
Asumsi-kita akan sulit melakukan komunikasi yang berhasil
Contoh:
Gambar 5 2 Segitiga dan Segiempat
Kebanyakan orang menggambar segitiga dan segi empat
berlandaskan ketiga titik dan ke empat titik diatas Persepsi
mereka begitu terbatas Begitu mereka melihat ketiga titik dan ke
empat titik itu, seolah-olah mereka sudah melihat garis-garis yang
secara langsung menghubungkan ketiga titik pada kasus pertama
dan menghubungkan keempat titik pada kasus kedua sehingga
terbentuklah segitiga dan segiempat Mengapa mereka tidak melihat
bentuk-bentuk seperti gambar berikut
Gambar 5 3 Garis Segitiga dan Segiempat
Persepsi yaitu proses yang cepat sekali Anda hanya merasa
bahwa bentuk paling tepat bagi ketiga titik dan ke empat titik itu
yaitu segitiga dan segi empat Padahal, alternative jawabannya
tidak terbatas Sekali lagi, inilah kecenderungan kita untuk mengisi
kesenjangan dalam informasi yang tidak utuh dan yang kita lakukan
sebenarnya yaitu sekedar menduga
4 Persepsi Bersifat Evaluatif
Kebanyakan orang menjalani hari-hari mereka dengan perasaan
bahwa apa yang mereka persepsi yaitu nyata Mereka pikir bahwa
menerima pesan dan menafsirkannya sebagai proses yang alamiah
Hingga derajat tertentu asumsi itu benar Akan tetapi, terkadang
alat-alat indera dan persepsi kita menipu kita sehingga kita juga
ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya
Anda melakukan interpretasi berdasar pengalaman masa lalu
dan kepentingan anda Persepsi yaitu proses kognitif psikologis
dalam diri anda yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai
dan pengharapan untuk memaknai objek persepsi Jadi, persepsi
bersifat pribadi dan subjektif Menurut Andrea L Rich “persepsi
pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan psikologis individu, alih-
alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang
dipersepsi”
Menurut Carl Rogers “Individu bereaksi terhadap dunianya yang ia
alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia persepsual
ini bagi individu ini yaitu realitas Menurut Rogers, kita
tidak bereaksi terhadap realitas mutlak melainkan terhadap
persepsi kita mengenai realitas ini Kita hidup dengan peta
persepsual yang tidak pernah yaitu realitas itu sendiri
Menurut Steve Duck “Realitas tidak dapat dipersepsi tanpa melalui
suatu proses unik dan alasan sangat pribadi untuk bertindak dalam
suatu hubungan social Menurut Harry Helson mengatakan bahwa
kita menilai rangsangan berdasar skala pribadi atau subjektif
Ketika kita menilai kemampuan bergaul (sosiabilitas) orang lain,
kita memakai ukuran sosiabilitas orang-orang yang kita kenal
untuk mencapai apa yang Helson sebut tingkat adaptasi Orang-
orang yang kualitas keramahan, kesopanan, dan keluwesannya
diatas tingkat adaptasi ini kita nilai sebagai pandai bergaul; mereka
yang perilakunya dibawah tingkat adaptasi ini, kita nilai sebagai
kurang pergaulan
5 Persepsi Bersifat Kontekstual
Rangsangan dari luar harus diorganisasikan Dari semua pengaruh
dalam persepsi kita, konteks yaitu salah satu pengaruh paling
kuat Ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian,
konteks rangsangan sangat mempengaruhi struktur kognitif,
pengharapan dan oleh karenanya juga persepsi kita Seorang
pemain basket yang tampak seperti raksasa di antara orang-orang
yang punya tinggi badan rata-rata akan tampak normal juga diantara
anggota-anggota timnya yang rata-rata berbadan tinggi Bila prinsip
ini diterapkan dalam komunikasi, maka tidak ada interpretasi atas
suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, dan tidak ada makna
dari suatu hubungan yang dapat diperoleh tanpa menempatkannya
dalam suatu konteks dan mengkonstruksi suatu pola interaksi
Ketiadaan pola berarti ketiadaan makna atau berarti kebingungan
karena terlalu banyak makna Interpretasi makna dalam konteksnya
yaitu factor penting dalam memahami komunikasi dan hubungan
sosial Dalam mengorganisasikan objek, yakni meletakkannya
dalam suatu konteks tertentu Kita memakai prinsip–prinsip
berikut:
a Prinsip Pertama; struktur objek atau kejadian berdasar
prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan
Kecenderungan ini tampaknya bersifat bawaan Secara lebih
spesifik, kita cenderung mempersepsi rangsangan yang terpisah
sebagai berhubungan sejauh rangsangan-rangsangan itu
berdekatan satu sama lainnya, baik dekat secara fisik ataupun
dalam urutan waktu, serta mirip dalam bentuk, ukuran, warna,
atau atribut lainnya Jadi, ketika anda melihat sekelompok orang,
bergantung pada kerangka rujukan yang anda gunakan Anda
dapat mengorganisasikan orang-orang itu berdasar jenis
kelaminnya, usianya, atau sukunya Selain mengorganisasikan
data berdasar kedekatan dan kemiripan, kita cenderung
“mengisi kesenjangan” dan mempersepsi rangsangan atau pola
yang tidak lengkap sebagai lengkap
Maka, dalam konteks penerimaan pesan, kita cenderung
melengkapi pesan yang tidak lengkap dengan bagian-bagian
(dugaan-dugaan) yang terkesan logis untuk melengkapi pesan
ini Kecenderungan ini kuat sekali Rasanya tidaklah
mungkin bagi kita untuk tidak mempersepsi lingkungan fisik
dan social kita dengan cara seperti ini Ini memperteguh prinsip
persepsi terdahulu bahwa persepsi kita yaitu dugaan
b Prinsip Kedua; kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan
atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar belakangnya
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita biasa membuat pembedaan
antara figur (fokus) dan latarnya, seperti ketika kita menyaksikan
gedung pencakar langit dengan latar bangunan-bangunan kecil
di sekitarnya, langit di belakang dan di atasnya; sebuah tempat
pengeboran minyak di laut lepas dengan latar air dan langit; atau
seorang penyanyi yang sedang beraksi di panggung dengan latar
para pemain band yang mengiringinya
Berapa banyak anda menemukan wajah manusia dalam gambar ini ?
Gambar apa yang anda lihat?
Gambar 5 4 Contoh Persepsi Wajah
G Budaya dan Persepsi
Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai
salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita
secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan Agama,
ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor –
faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas
Dengan demikian persepsi itu terkait oleh budaya (culture - bound)
Kelompok – kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan
sesuatu Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara
yaitu kedangkalan, sedangkan orang Amerika berpandangan bahwa
mengutarakan pendapat secara terbuka yaitu hal yang baik
Larry A Samovar dan Richard E Porter mengemukakan 6 unsur
budaya yang secara langsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :
1 Kepercayaan (beliefs), nilai (values), sikap (attitude)
2 Pandangan dunia (world view)
3 Organisasi sosial (sozial organization)
4 Tabiat manusia (human nature)
5 Orientasi kegiatan (activity orientation)
6 Persepsi tentang diri dan orang lain (perseption of self and other)
1 Kepercayaan, Nilai dan Sikap
Kepercayaan yaitu anggapan subjektif bahwa suatu objek atau
peristiwa mempunyai ciri atau nilai tertentu dengan atau tanpa
bukti Misalnya kita semua percaya bahwa Tuhan itu Esa
Nilai yaitu komponen evaluatif dari kepercayaan kita
mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan kepuasan Nilai
bersifat normative, memberi tahu suatu anggota budaya mengenai
apa yang baik dan buruk, benar dan salah, siapa yang harus
dibela, apa yang harus diperjuangkan, apa yang mesti kita
takuti,dsb Nilai biasanya bersumber dari isu filosofis yang
lebih besar yang yaitu bagian dari lingkungan budaya
karena nilai bersifat stabil dan sulit dirubah Contohnya, mereka
yang bersifat individualis, orang - orang barat lebih mengagung
– agungkan privasi ketimbang orang timur
Contoh dari kepercayaan, nilai dan sikap atas persepsi manusia
terhadap budaya, misalnya mengenai tanah Bagi pengusaha
kapitalis tanah yaitu aset yang bernilai uang, yang
dapat dikelola dan diperjualbelikan, sehingga mendapatkan
keuntungan yang sebesar – besarnya Namun bagi sebagian
warga warga , tanah yaitu kenang - kenangan atau
yaitu peninggalan bersejarah dari orang tua atau leluhur
yang tidak akan mungkin dijual dengan harga berapapun
2 Pandangan Dunia
Pandangan dunia yaitu orientasi budaya terhadap Tuhan,
kehidupan, kematian, alam semesta, kebenaran, kekayaan, dan
isu – isu filosofis lainnya yang berkaitan dengan kehidupan
Pandangan dunia mencakup ideologi dan agama Masing – masing
agama memiliki konsep Ketuhanan dan Kenabian yang berbeda
Ideologi – ideologi berbeda juga, mempunyai konsep hubungan
dengan manusia Pandangan dunia yaitu unsur penting
yang mempengaruhi persepsi seseorang ketika berkomuniksai
dengan orang lain khususnya yang berbeda budaya
Contohnya sebagai berikut :
Islam punya pandangan bahwa manusia yaitu khalifah,
yaitu wakil Tuhan di Bumi, mereka berhak mengolah dan
memanfatkan alam dengan sebaik – baiknya dan sesuai aturan
yang ditetapkan oleh Tuhan
Contoh yang lain yaitu mengenai pandangan Barat, menurut
penduduk asli amerika yaitu suku indian Cheyen dan Nagayo,
manusia itu selaras dengan alam Mereka berupaya menjaga
keselarasan antar dirinya dengan alam dan tidak berpikiran
untuk menguasai atau menaklukannya Jadi Pandangan dunia
akan mewarnai persepsi kita atas sekeliling kita
3 Organisasi Sosial
Organisasi informal atau formal yang akan kita pilih, itu
sangat menentukan perilaku kita dalam mempresepsi dunia dan
kehidupan ini Peraturan baik tertulis ataupun tidak tertulis
yang di buat oleh keluarga kita tentu saja sangat mempengaruhi
perilaku kita, seperti contohnya cara berkomunikasi Selain
keluarga, lembaga pendidikan atau sekolah juga sangat
mempengaruhi perilaku kita dan juga seperti komunitas –
komunitas lain seperti komunitas etnik yaitu suku Bugis, Batak,
Makasar, Jawa, dsb
Sebagai anggota kelompok, peran kita terhadap kelompok
ini apakah itu sebagai pimpinan atau hanya sekedar
anggota, serta reputasi dan norma-norma yang kita anut itu
sangat mempengaruhi persepsi kita terhadap kelompok lain
dalam komunitas ini Contoh lain yaitu keanggotaan kita
terhadap partai politik juga mempengaruhi kita dalam realitas
kewarga an Misi partai cenderung sangat mempengaruhi
kita dalam pergaulan dan topik apa yang sedang kita bahas
Misalnya orang - orang PDI Perjuangan cenderung memiliki
hubungan dengan warga kelas bawah Sementara Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) cenderung memiliki hubungan
dengan kalangan pesantren Loyalitas terhadap partai politik
dapat sedemikian kuat, terkadang membabi buta, sehingga
tidak jarang menimbulkan konflik diantara orang - orang yang
berbeda partai politik
Keadaan dalam kelas sosial sangat mempengaruhi komunitas kita
Kelas atas cenderung bergaul dengan kelas atas lagi, sedangkan
kelas bawah cenderung bergaul dengan kelas bawah pula Persepsi
mereka terhadap realitas tentunya akan berbeda pula berdasar
penelitian, ditemukan misalnya anak yang berasal dari keluarga
kurang mampu cenderung melebih - lebihkan ukuran koin dari
pada anak - anak dari keluarga kaya ketika mereka diminta
mengukur benda itu Hampir dapat dipastikan bahwa penilaian
orang yang kurang mampu terhadap beberapa uang misalnya
Rp 1 000 000 sebuah rumah di real estate, atau sebuah sedan,
lebih tinggi dari pada penilaian orang kaya , maksudnya disini,
orang kaya yang mungkin sudah terlalu sering memegang uang
dengan jumlah nominal yang sangat besar, menganggap bahwa
uang senilai Rp 1 000 000 itu tidak ada artinya, bisa dihabiskan
dalam waktu sekejab, sedangkan pemikiran orang - orang yang
kurang mampu, yang sama sekali tidak pernah memegang uang
sebanyak itu akan berpikiran seadanya, mereka pikir uang satu
juta bisa untuk beli mobil, padahal sama sekali tidak bisa
4 Tabiat Manusia
Tabiat manusia yaitu watak, budi pekerti atau perbuatan yang
selalu dilakukan oleh manusia Pandangan kita terhadap diri
sendiri itu sangat berpengaruh dengan cara kita memprsepsikan
lingkungan fisik dan sosial Misalnya menurut kaum Muslim
berpandangan bahwa manusia yaitu makhluk Tuhan yang
paling tinggi derajat dan kemuliaannya dibandingkan dengan
hewan serta Makhluk ciptaan Tuhan yang lain, akan tetapi
manusia bisa menjadi lebih rendah lagi dibandingkan hewan jika
ia hanya menuruti hawa nafsu mereka Kaum muslim juga
berpendapat bahwa manusia lahir dalam keadaan suci, kan
tetapi sebagian kelompok lain mempunyai tanggapan yang
berbeda, salah satunya menyebutkan bahwa manusia dilahirkan
dengan sifat dasar memang sudah baik atau bahakan sudah
jahat Kelompok - kelompok manusia memiliki pendapat yang
berbeda - beda mengenai apa yang membuat manusia memiliki
watak tertentu Pandangan mereka mengenai hal ini jelas sangat
mempengaruhi persepasi mereka dari pandangan yang primitif
- irasional, misalnya ada kekuatan di luar diri manusia yang
mengendalikan banyak pikiran mereka seperti apa yang mereka
percayai
5 Orientasi Kegiatan
Orientasi kegiatan yaitu pandangan kita terhadap suatu
kegiatan atau aktivitas yang kita kerjakan juga terhadap orang
lain Dalam budaya Timur, siapa seseorang itu, apakah seorang
raja, anak pejabat atau keturunan ningrat, bergelar itu lebih
penting dibandingkan apa yang dia lakukan Sedangkan budaya
barat, apapun gelar yang disandang seseorang tidaklah penting,
yang lebih penting yaitu prestasi apa yang telah ia buat Di
zaman sekarang ini banyak sekali orang - orang yang dengan
mudahnya mendapatkan gelar sesuai dengan keinginan mereka,
apa itu sarjana, doktor dan sebagainya
6 Persepsi tentang Diri dan Orang Lain
warga timur pada umumnya yaitu warga kolektivis
Dalam budaya kolektivis, diri (self) tidak bersifat unik atau
otonom, melainkan lebur dalam kelompok kerja, suku, bangsa
dan sebagainya Sementara diri dalam budaya individualis (barat)
bersifat otonom
Keberhasilan individu yaitu keberhasilan kelompok dan kegagalan
individu juga yaitu kegagalan kelompok Identifikasi yang kuat
dengan kelompok, manusia kolektivis sangat peduli dengan
peristiwa – peristiwa yang menyangkut kelompoknya
Berbeda dengan manusia individualis yang hanya merasa wajib
membantu keluarga langsungnya, dalam warga kolektiv orang
merasa wajib membantu keluarga luas, kerabat jauh, bahkan teman
sekampung, dengan mencarikan pekerjaan, meskipun pekerjaan
itu tidak sesuai dengan keahliannya Dalam warga kolektiv
tidaklah diterima bila seorang anggota lainnya kekurangan Si kaya
merasa wajib membantu si miskin dengan memberinya perhatian,
waktu, uang, dan pekerjaan yang dapat mendatangkan penghasilan
Salah satu bangsa yang paling kolektiv yaitu jepang, lebih kolektiv
dari pada bangsa kita Begitu tinggi semangat kolektivisnya, sehingga
mereka lebih lazim memakai nama keluarga dari pada nama
pertamanya sendiri Didalam kelompok ini tidak ada satu orang pun
yang berani menonjolkan dirinya sendiri Penghargan atau bonus
diberikan kepada kelompok bukan kepada individu Mereka akan
mengambil keputusan berdasar konsensus warga kolektiv
senang saling berkunjung dan berkumpul bersama
Di negeri ini, nilai ini telah tercermin dalam konsep gotong
royong dan musyawarah Dalam pribahasa jawa,”mangan ora
mangan asal kumpul” dalam budaya sunda ”bongkok ngaronjok
bengkung ngariung ”
warga kolektiv mempunyai konsep yang berbeda tentang diri
dan hubunganya dengan orang lain, mereka memenuhi kesulitan
dalam berkomunikasi dengan orang dari budaya individualis
Mereka mengharapkan hubungan persahabatan yang langgeng,
sementara manusia individualis tidak terbiasa dengan demikian
Dalam pandangan orang individualis, mereka tampak kekanak
– kanakan dan serba bergantung ketika bergaul dengan orang
individualis yang merasa mandiri
Orang individualis kurang terikat pada kelompoknya, termaksud
dalam hubungan horizontal dari pada hubungan vertikal Mereka
lebih memakai prestasi pribadi dari pada askripsi Seperti
jenis kelamin, usia, nama keluarga dll
Hubungan diantara sesama mereka sendiri tampak lebih dangkal
dibandingkan dengan hubungan antara orang - orang kolektiv,
juga lebih kalkulatif Hubungan akan bertahan lama sejauh
menguntungkan mereka secara material Orang - orang kolektiv
cendrung membentuk kelompok–kelompok, sedangkan orang - orang
individualis secara individu Kegemaran berkelompok ini membuat
mereka sulit beradaptasi dengan lingkungan yang individualis
H Kekeliruan dan Kegagalan Persepsi
Persepsi kita sering tidak cermat salah satu penyebab yaitu asumsi
atau pengharapan kita Kita mempersepsi sesuatu atau seseorang sesuai
dengan pengharapan kita
1 Kesalahan Atribusi
Atribusi yaitu proses internal dalam diri kita untuk memahami
penyebab perilaku orang lain Dalam usaha mengetahui orang
lain, kita memakai beberapa sumber informasi Misalnya,
kita mengamati penampilan fisik mereka Faktor seperti usia, gaya
pakaian dan gaya tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat –
sifat
Sering juga kita menjadikan perilaku orang sebagai sumber informasi
mengenai sifat - sifat mereka Kita mengamati perilaku luar mereka,
dan kemudian menduga sifat, motif atau tujuan mereka berdasar
perilaku ini Akan tetapi, cara ini juga tidak selalu membawa
hasil Orang bisa saja sengaja menyesatkan kita Mereka berusaha
menyembunyikan sifat - sifat asli mereka dihadapan kita Lagi
pula perilaku mereka boleh jadi karena pengaruh eksternal, bukan
perilaku yang sifatnya konsisten
Orang yang tampak rajin bekerja boleh jadi bukan karena sifatnya
yang rajin, melainkan karena selalu diawasi atasanya Kita akan
lebih yakin akan sifat seseorang bila sifat itu teruji oleh waktu dan
situasi Seseorang akan kita yakini sebagai rajin, bila memang ia
tetap rajn bekerja dari waktu ke waktu, dan dalam segala situasi,
tidak peduli apakah atasan mengawasinya atau tidak
Kesalahan atribusi bisa terjadi ketika kita salah menafsirkan makna
pesan atau maksud perilaku si pembicara Atribusi kita juga keliru
bila kita menyenangkan bahwa perilaku seseorang disebabkan
oleh faktor internal, padahal justru faktor eksternal lah yang
memicu nya, atau sebaliknya kita menduga faktor eksternal
yang menggerakan seseorang, padahal faktor internal-lah yang
membangkitakan perilakunya
Perilaku yang khas dan konsisten biasanya dibangkitkan oleh faktor
internal, misalnya, kepribadian (sifat rajin, keinginan keahliannya)
Namun bila perilaku seseorang itu kurang konsisten, kemungkinan
besar prilaku itu digerakkan oleh faktor eksternal
Misalnya, gaji yang tinggi, bonus, keinginan untuk diperhatikan atau
dipuji, dan sebagainya Perilaku orang didorong oleh faktor internal
dan faktor eksternal sekaligus Dari perspektif kita sendiri, kita
cendrung mempersepsi perilaku kita berdasar faktor – faktor
(faktor internal), sementara mempersepsi perilaku kita berdasar
faktor – faktor situasional (eksternal)
Salah satu sumber kesalahan atribusi yaitu pesan yang dipersepsi
tidak utuh atau tidak lengkap, sehingga kita berusaha menafsirkan
pesan ini dengan menafsirkan sendiri kekurangannya, atau
mengisi kesenjangan dan mempersepsi rangsangan atau pola yang
tidak lengkap itu sebagai lengkap
2 Efek Halo
Kesalahan persepsi yang disebut efek halo (halo effects) merujuk
pada fakta bahwa begitu kita membentuk ini cendrung menimbulkan
efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat – sifatnya yang spesifik
Efek Halo ini memang lazim dan berpengaruh kuat pada diri
kita dalam menilai orang lain Bila kita terkesan oleh seseorang
karena kepemimpinannya atau keahlianya dalam suatu bidang, kita
cendrung memperluas kesan awal kita Bila ia baik dalam satu hal,
seolah – olah ia pun baik dalam hal lain
Pengaruh “Efek Kepriman” (primacy effects) itu begitu kuat dalam
anak kita hari pertama disekolah atau kantor, cinta pertama, anak
pertama, malam pertama
Sering dianggap paling penting dan paling berkesan dari yang
lain-lainnya Kita umumnya tidak pernah melupakan orang yang
pertama kali mencuri hati kita, apalagi bila ia kemudian menyakiti
kati kita, seseorang wanita yang pertama kalinya jatuh cinta dan
kemudian dikhianati oleh pacarnya dapat terkena efek halo, atau
kesan pertama yang menyesatkan ini Ia kemudian berpendapat
bahwa semua lelaki yaitu pengkhianat, sehingga ia bersumpah
untuk tidak jatuh cinta lagi dan tidak menikah dengan lelaki
manapun himgga akhir hayatnya
Terkadang, kesan awal kita yang positif atas penampilan fisik
seseorang sering mempengaruhi persepsi kita akan prospek
hidupnya Misalnya, orang yang berpenampilan lebih menarik
dianggap berpeluang lebih besar dalam hidupnya (karier,
perkawinan, dan sebagainya) Orang yang cantik dianggap punya
sifat - sifat baik, sehingga kalau kita menyenangi orang ini ,
kita cendrung mengabaikan sifat - sifat jeleknya, atau lebih
memaafkannya Sebaliknya orang yang penampilan fisiknya buruk
sering kita persepsi sebagai orang yang lebih mungkin untuk
berbuat jahat
3 Stereotip
Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan, yakni
menggeneralisaikan orang – orang berdasar sedikit informasi
dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasar keanggotaan
mereka dalam suatu kelompok
Penstereotipan yaitu proses menempatkan orang – orang dan objek
keliruan dalam kategori – kategori yang mapan, atau penilaian
mengenai orang – orang atau objek – objek berdasar kategori –
kategori yang dianggap sesuai, ketimbang berdasar karakteristik
individualisme mereka
Samovar dan Richard E Porter mendefinisikan stereotip sebagai
persepsi atau kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok –
kelompok atau individu – individu berdasar pendapat dan sikap
yang lebih dulu terbentuk
Robert A Baron dan Paul B Paulus, stereotip yaitu kepercayaan
hampir selalu salah bahwa semua anggota suatu kelompok tertentu
memilki cirri – cirri tertentu atau menunjukan perilaku – perilaku
tertentu
Stereotip yaitu kategorisasi atas suatu kelompok secara
serampangan dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan
individual Kelompok disini mencakup kelompok ras, kelompok
etnik, kaum tua, berbagai pekerjaan dan profesi atau orang dengan
penampilan fisik tertentu
Alfred Schutz menekankan pentingnya pengkategorian orang in
dalam pengalaman kita sehari hari Seorang individu memakai
suatu jaringan tipikasi Tipikasi atas individu manusia, atas pola
tindakan mereka, atas motif dan tujuan mereka atau produk
sosiobudaya yang bersumber dari tindakan mereka Tipe tipe ini
terutama dibentuk oleh orang orang lain, pendahulunya atau orang
orang yang sezaman dengannya, sebagai alat yang layak untuk
menyesuaikan diri dengan segala hal dan manusia, diterima sebagai
demikian oleh kelompok yang ke dalamnya ia lahir Keseluruhan
tipikasi ini yaitu kerangka rujukan yang dengannya dunia
sosiobudaya dan dunia fisik harus ditafsirkan, kerangka tujuan
yang meskipun tidak konsisten dan buram cukup terintegrasi dan
transparan untuk memecahkan kebanyakan problem praktis yang
ada
Contoh stereotip ini banyak sekali, diantaranya :
a Laki laki berpikir logis
b Wanita bersikap emotional
c Orang Meksiko pemalas
d Orang Yahudi cerdas
e Orang Perancis penggemar wanita, anggur dan makanan enak
f Orang Cina pandai memasak
g Orang Batak kasar
h Orang Padang pelit
i Orang Jawa halus pembawaan
j Lelaki sunda suka kawin cerai dan pelit memberi uang belanja
k Wanita jawa tidak baik menikah dengan lelaki sunda (karena
suku jawa dianggap lebih tua dari suku sunda)
l Orang Tasikmalaya tukang kredit
m Orang berjenggot fundamentalis (padah kambing juga berjenggot)
n Orang berkacamata min jenius
Mengapa ada stereotip? Menurut Baron dan Paulus, beberapa
faktor tampaknya berperan Pertama, sebagai manusia kita
cenderung membagi dunia ini kedalam dua kategori Lebih jauh,
orang orang yang kita persepsi sebagai diluar kelompok kita di
pandang sebagai lebih mirip satu sama lain dibandingkan orang orang
dalam kelompok kita sendiri Kedua, stereotip tampaknya bersumber
dari kecenderungan kita untuk melakukan kerja kognitif sesedikit
mungkin dalam berpikir mengenai orang lain Pengkategorian atas
orang lain memang tidak terhindarkan karena manfaat fungsional
Tidak seorangpun dapat merespons orang lain dalam seluruh
individualitas mereka yang unik Sayangnya, pengkategorian itu
pada umumnya berlebihan atau keliru sama sekali Pada umumnya
stereotip bersifat negative, stereotip tidak berbahaya sejauh kita
simpan dalam kepla kita Akan tetapi bahayanya sangat nyata
bila stereotip diaktifkan dalam hubungan manusia Apa yang anda
persepsi sangat dipengaruhi oleh apa yang anda harapkan Ketika
anda mengharapkan orang lain berperilaku tertentu, mungkin anda
mengkomunikasikan pengharapan anda kepada mereka dengan cara
sedemikian rupa sehingga mendorong mereka untuk berperilaku
sesuai dengan yang anda harapkan
4 Prasangka
Prasangka yaitu sikap yang tidak adil terhadap seseorang
atau suatu kelompok Istilah prasangka berasal dari kata latin
praejudicium, yang berarti preseden, atau penilaian berdasar
keputusan dan pengalaman terdahulu Seperti juga stereotip,
meskipun dapat positif atau negative, prasangka umumnya bersifat
negative Prasangka ini bermacam macam, yang popular yaitu
prasangka rasial, prasangka kesukuan, prasangka gender dan
prasangka agama Sementra itu, Allport mendefinisikan prasangka
etnim sebagai suatu antipati berdasar generalisasi yang salah
dan kaku Prasangka mungkin dirasakan atau dinyatakan Prasangka
rasial disebut rasisme dan prasangka gender disebut seksisme
Menurut Verderber, rasisme dan seksisme yaitu dua manifestasi
prasangka yang memicu problem utama dalam hubungan
sosial Verderber mendefinisikan rasisme dan seksisme sebagai
perilaku apa pun, seberapapun tidak berartinya, yang membatasi
orang orang pada peran peran stereotipik, semata mata berdasar
ras atau gendernya Sebagaimana stereotip, prasangka ini alamiah
dan tidak terhindarkan Penggunaan prasangka memungkinkan kita
merespons lingkungan secara umum alih alih secara khas, sehingga
terlalu menyederhanakan masalah Budaya dan kepribadian
sangat mempengaruhi prasangka Orang berprasangka cenderung
mengabaikan informasi yang tidak sesuai dengan generalisasi
mereka yang keliru dan kaku itu, apalagi informasi dari kelompok
yang menjadi objek prasangka
Apa pengaruh prasangka ini terhadap komunikasi? Bila kita
berprasangka bahwa orang kulit hitam malas, orang jepang
militeristik, orang cina mata duitan, politikus itu penipu, tanpa
didukung dengan data yang memadai dan akurat, komunikasi kita
akan sering macet karena berlandaskan persepsi kita yang keliru,
yang pada gilirannya membuat orang lain juga salah mempersepsikan
kita Akal sehat memberitahu kita bahwa cara memelihara aau
meningkatkan prasangka terhadap kelompok luar yaitu dengan
menghindari kontak dengan mereka Karena itu cara terbaik untuk
mengurang prasangka yaitu dengan meningkatkan kontak dengan
mereka dan mengenal mereka lebih baik, meskipun hal ini tidak
berhasil dalam segala situasi
5 Gegar Budaya
Gegar budaya (culture shock) ditimbulkan oleh kecemasan karena
hilangnya tanda tanda yang sudah dikenal dan simbol-simbol
hubungan sosial Lundstedt mengatakan bahwa gegar budaya yaitu
suatu bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri yang yaitu
reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan orang-orang baru Sedangkan menurut
P Harris dan R Moran , gegar budaya yaitu trauma umum yang
dialami seseorang dalam suatu budaya yang baru dan berbeda
karena ia harus belajar dan mengatasi begitu banyak nilai budaya
dan pengharapan baru, sementara nilai budaya dan pengharapan
budayanya yang lama tidak lagi sesuai
Meskipun gegar budaya sering dikaitkan dengan fenomena memasuki
suatu budaya asing, lingkungan budaya baru Bennet menyebut
fenomena yang diperluas dengan sebutan transition shock, suatu
konsekuensi alamiah yang disebabkan ketidakmampuan seseorang
untuk berinteraksi dengan lingkungan baru dan berubah dalam
berbagai situasi, seperti perceraian, kematian seseorang yang
dicintai, dan perubahan nilai yang berkaitan dengan inovasi sosial
yang cepat, juga kehilangan kerangka rujukan yang dikenal dalam
memasuki budaya lain gegar budaya pada dasarnya yaitu benturan
persepsi, yang diakibatkan pengguna persepsi berdasar faktor-
faktor internal yang telah dipelajari orang yang bersangkutan dalam
lingkungan baru yang nilai nilai budayanya berbeda dan belum ia
pahami Kita biasanya menerima begitu saja nilai nilai yang kita
anut dan kita bawa sejak lahir, yang juga dikonfirmasikan oleh orang
orang disekitar kita
Namun, ketika kita memasuki lingkungan baru, kita menghadapi
situasi yang membuat kita mempertanyakan kembali asumsi asumsi
kita itu, tentang apa yang disebut dengan kebenaran, moralitas,
kebaikan, kewajaran, kesopanan, kebijakan dan sebagainya
Benturan benturan persepsi itu kemudian menimbulkan konflik
dalam diri kita, dan memicu kita merasa tertekan dan
menderita stress Efek stress inilah yang disebut gegar budaya
Kita tidak langsung mengalami gegar budaya ketika kita memasuki
lingkungan budaya yang baru Fenomena itu dapat digambarakan
dalam beberapa tahap Peter S Adler mengemukakan lima tahap
dalam pengalaman transisional ini: kontak, disintegrasi, reintegrasi,
otonomi, dan independensi Tahap kontak biasanya ditandai dengan
kesenangan, keheranan, dan kekagetan, karena kita melihat hal
hal yang eksotik, unik dan luar biasa Setelah tahap kontak, kita
mulai memasuki tahap kedua yang ditandai dengan kebingungan
dan disorientasi Perbedaan menjadi lebih nyata ketika perilaku,
nilai dan sikap yang berbeda mengganggu realitas perceptual kita
Kita semakin jengkel, cemas, dan frustasi menghadapi perbedaan
budaya itu Lalu kita merasa terasingkan dan tidak mampu
mengatasi situasi yang baru ini Kebingungan, keterasingan, dan
depresi lalu menimbulkan disintegrasi kepribadian kita ketika
kebingungan mengenai identitas kita dalam skema budaya yang
baru terus meningkat Tahap reintegrasi, menurut Adler, ditandai
dengan penolakan atas budaya kedua Kita menolak kemiripan dan
perbedaan budaya melalui pensterotipan, generalisasi, evaluasi,
perilaku dan sikap yang serba menilai Kita membenci apa yang
kita alami tanpa alasan yang jelas Pada tahap transisi ini, kita
mungkin mencari hubungan dengan orang orang yang berasal dari
budaya yang sama
Munculnya perasaan negative ini dapat yaitu tanda akan
tumbuhnya kesadaran budaya kita yang baru, kalau kita masih
bertahan Kembali ke budaya lama yaitu pilihan lain untuk
mengatasi dilema ini Pilihan yang kita ambil bergantung pada
intensitas pengalaman kita, daya tahan kita, atau interpretasi dan
bimbingan yang diberikan orang - orang penting disekitar kita
Tahap otonomi dalam transisi ini ditandai dengan kepekaan budaya
dan keluwesan pribadi yang meningkat, pemahaman atas budaya
baru, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan budaya baru itu
Kita menjadi lebih santai dan mampu memahami orang lain secara
verbal dan nonverbal Kita merasa nyaman