komunikasi 4



marketing mengalami perubahan sangat besar 

dengan penggunaan komputer di industri media massa. 

Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin 

canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses 

pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan wartawan yang 

meliput di medan paling sulit sekalipun. 

Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media 

raksasa sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio, 

dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet, dengan space iklan yang tak kalah luasnya. 

Setiap pengusaha media dan kantor berita juga dituntut untuk juga memiliki media internet ini agar 

tidak kalah bersaing dan demi menyebarluaskan beritanya ke berbagai kalangan. Setiap media cetak atau 

elektronik ternama pasti memiliki situs berita di internet, yang updating datanya bisa dalam hitungan menit. 

Ada juga yang masih menyajikan edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak. 

 

VI. Surat Kabar Untuk Kegiatan Dakwah 

 Media dakwah ini amat ebsar manfaatnya, sebab ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk 

opini warga, ia hampir disebut bisa disebut sebagai makanan pokok. warga mendambakan 

informasi dan selalu dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui media surat kabar dapat 

berbentuk berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel islam, dan sebagainya.  

 Lazarfeld Doob dan Breslon, mengemukakan kelebihan-kelebihan media surat kabar adalah :  

a. The Readerd Control the Exposer 

Medium ini memberikan kesempatan untuk memilih materi-materi yang sesuai dengan kemampuannya 

dan kepentingannya. Bahkan pembaca lebih lanjut dapat membacanya setiap kali dia ingin dan kapan ia 

ingin berhenti membacanya. Juga dapat emmbuat resume jika ia perlu. 

b. Exposer may be and often be repeated 

Selanjutnya media yang diwakili oleh pers ini tidaklah terikat oleh suatu waktu dalam emncapai 

khalayaknya. Bahkan mereka secara bebas dapat melihat kembali matrial yang telah dibacanya untuk 

mengingatkannya, atau menguatkan ingatannya. Atau dengan kata lain pembaca dapat tetap menyegarkan 

ingatannya, dan dapat menikmati suatu kepuasan yang pernah dinikmati sebelumnya. Maka ia dapat 

memicu  efek berganda yang bertumpu pada akumulative effect. Hal ini tidak dapat dijumpai pada 

medium-medium yang lain.   

c. Treatment may be fuller 

Media yang berbentuk tulisan ini juga dapat mengembangkan suatu topik yang diinginkan. Maksudnya 

topik yang ada dapat dikembangkan dengan melalui media yang lain misalnya radio, film, dan televisi. 

d. Specializes appearance is possible 

Media ini selanjutnya hidup dan berkembang dalam keadaan yang dibanding pada medium-medium yang 

lainnya. Ia memeliki kelebihan lebih luas dan kebebasan gaya yang lebih besar dalam memenuhi selera 

pembaca. Demikian juga materi yang bagaimanapun juga keadannya dapat lebih lancar disalurkan pada 

pembaca melalui cetakan, dibandingkan melalui film. 

e. Possible greater prestige 

Akhirnya media yang dapat ditangkap oleh mata ini, dapat memiliki prestise yang tinggi, justru karena 

dalam pembentukan prestise yang bersifat khusus, dapat membentuk dengan aplikasi khusus, berdasarkan 

kepada kebiasaan pembaca yang di dalamnya tercakup perhatian dan kesenangan untuk membaca. Dan 

dasar ini pula maka seseorang akan sangat mudah dipengaruhi oleh bacaannya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB VI 

 MEDIA-MEDIA ELEKTRONIK 

 

 

6. Media Elektronik 

 Media   elektronik/modren modern   sejak  awal  sudah  bersifat  demokratis,   dan  sejak  awal  pula 

khalayaknya adalah warga luas secara kesuluruhan, bukan kalangan tertentu saja. Media modern 

sebagian besar menuntut khalayaknya memberikan perhatian secara penuh karena apa yang disiarkannya 

tidak diulang. Kita bisa membaca buku tentang Al-Ghazali sekarang lalu meneruskannya sepuluh tahun 

kemudian. Kita tidak bisa menikmati siaran radio atau televisi seperti itu. Namun, beberapa media modern 

seperti teknologi audio dan video untuk kita nikmati pada saat kapan saja di luar saat acara itu disiarkan. 

 Teknologi, sifat dasar media modern,dan kebutuhan akan dukungan ekonomi yang besar 

mengaruskan film, radio dan televisi memiliki khalayak luas dan missal. Program acara radio dan film 

pendek pun memerlukan biaya besar dan menuntut berbagai macam kealian mulai dari penulis naskah, 

produser, sutradara, pemain dan teknisi yang menangani berbagai peralatan. Untuk menutup semua biaya itu, 

diperlukan  

khalayak yang besar. 

 

6. 1 Jenis-Jenis Media Elektronik  

A. Radio 

1. Defenisi dan Sejarah Radio 

 Radio mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima atau the fifth estate, setelah pers (surat kabar) 

dianggap sebagai kekuasaan keempat atau the fourth estate. 

 Radio adalah alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik seba -ai pembawa 

pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya. Proses 

penyampaian pesan itu memerlukan dua sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim 

disebut pemancar radio dan sebuah penerima pesan yang dinamakan penerima radio. 

Pemancar radio pada dasamya adalah alat pembangkit getaran listrik dengan frekuensi sangat 

tinggi, yang secara teknis disebut frekuensi radio (radio fi-equency, disingkat RF), sehingga energinya 

yang Tersalur melalui antena terlempar ke segala arah sebagai, gelombang elektromagnetik. Sebelum 

disalurkan kel antena, getaran listrik yang dihasilkan itu "disuntik" dengan ge taran listrik yang lain 

berupa informasi sehingga yang dipancarkan melalui antena merupakan gelombang elektromagnetik 

yang sudah mengandung informasi. Penyuntikan informasi, yang biasanya disebut frekuensi audio 

(audio frequency, disingkat  RF),  ke dalam gelombang pembawa itu disebut proses modulasi. Informasi 

ini dapat berupa suara musik, orang bemyanyi, gamhar, kode morse, data komputer, dan lain-lain. 

Getaran listrik yang berupa informasi itu seolah-olah digendong oleh gelombang pembawanya 

dan dibawa melanglang buana ke segala arah untuk diterima oleh ribuan atau jutaan pesawat, atau oleh alat 

penerima radio yang sedang berada pada frekuensi pemerintah yang sama dengan frekuensi gelombang 

pembwa tadi. Energi listrik berupa gelombang radio itu sebagian kecil diterima oleh antena sebuah pesa-

wat penerima yang sedang disetel. 

Bagian tertentu pada pesawat penerima, yang disebut detektor, memisahkan informasi dari 

gelombang pembawanya. Proses ini disebut demodulasi, sebagai kebalikan dari proses modulasi pada 

pesawat pemancar. Informasi yang sudah dipisahkan itu masih berupa getaran listrik. dan pesawat 

penerima masih harus memproses  lebih  lanjut  agar  dapat  diikuti oleh panca indera manusia. Jika 

informasi  

itu berupa suara, alat monitornya adalah sebuah pengeras suara. Apabila informasi itu berupa gambar, 

tentu saja alat monitornya adalah layar video seperti yang terpasang di pesawat televisi. 

B. Awal Perkembangan Radio. 

 Ada beberapa mahakarya di bidang teknologi yang telah membawa dampak sangat besar pada 

nilai-nilai hidup manusia, seperti mesin cetak. mesin tenun, dan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip-

prinsip elektromagnetisme. Mahakarya yang lain adalah keberhasilan Guglielmo Marconi dari Italia 

membuat alat telegraf tanpa-kawat yang memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio. Sejak saat itu, 

ilmu telekomunikasi berkembang cepat selaras dengan perkembangan ilmu eleronika.  

James Clerk Maxwell dari Universitas London telah meletakkan dasar-dasar teknik komunikasi 

radio ketika pada tahun 1864 ia mengemukakan teori elektromagnetisme dengan pendekatan matematis. 

Pada akhir kesimpulannya ia menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik atau 

elektrik dengan berbagai besaran frekuensi yang berkisar antara 1014 dan 1015 getaran per detik. 

Berdasarkan kesimpulan ini, dengan berani ia meramalkan bahwa akan ditemukan gelombang 

etektromagnetik yang frekuensinya berbeda dengan cahaya. Ia juga meramalkan kemungkinan penciptaan 

jenis gelombang elektromanetik baru yang akan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia, 

Pada tahun 1892, Sir William Crookes meramalkan dengan jitu bahwa gelombang 

elektromagnetik akan menjadi sarana telekomunikasi. Alat-alat penerimanya akan mampu menerima pesan 

melalui gelombang itu pada ban frekuensi tertentu tanpa terganggu oleh orang lain yang juga sedang 

berkomunikasi. Demikian pula pancaran yang dikirimkan akan dapat diarahkan pada arah tertentu. 

Di bidang teknologi, usaha untuk menyempurnakan radio siaran itu telah mencapai kemajuan. 

Profesor E.H. Amstrong tahun 1933 memperkenalkan System Frequency Modulation (FM) sebagai 

penyempurnaan Amplitude Modulation (AM) yang biasa digunakan radio siaran. 

Dengan sistem yang baru itu, untuk pendengaran dapat dicapai fidelity yang lebih tinggi.  

Keuntungan FM dan AM ialah: 

(1) Dapat menghilangkan “interference” (gangguan, percampuran yang disebabkan cuaca, bintik-

bintik matahari atau alat listrik) 

(2) Dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun yang mengudara pada 

gelombang yang sama. 

(3) Dapat menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga manusia yang sensitif. 

 

C. Perkembangan Radio di negara kita  

Hari radio jatuh pada tanggal 11 September 1945. Pada hari itu para pemimpin pegawai 

negara kita  dari studio-studio radio di seluruh Jawa yang dikuasai Jepang mengadakan rapat di Jakarta 

untuk mendirikan suatu badan siaran radio sebagai alat perjuangan negara Republik negara kita  yang baru 

diproklamasikan. Badan siaran radio ini  dinamakan Radio Republik negara kita  (RRI), dan sampai 

sekarang digunakan sebagai studio radio pemerintah. 

Sejak saat itu, tanggal 11 September diperingati setiap tahun sebagai Hari Radio. Tetapi 

"semangat keradioan" sesungguhnya sudah tumbuh di negara kita  jauh sebelum itu.  

Jaman Belanda. Siaran radio di negara kita  sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Ketika 

pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya hubungan 

yang cepat antara kedua wilayah itu untuk menyampaikan peraturan pemerintah dan berita, baik yang 

biasa maupun yang rahasia. Ini hanya dapat dilakukan melalui hubungan radio, yang lebih cepat antara 

kedua wilayah itu uuntuk menyampaikan peraturan pemerintah dan berita, baik yang satu -satunya 

saluran yang ada waktu itu - telegraf dan kabel laut. 

Sejak itulah tumbuh "semangat keradioan" di kalangan orang Belanda di negeri jajahannya. 

Dengan bantuan jawatan pos, telepon dan telegrafi Belanda (PTT), tumbuhlah semangat radio amatir di 

sini. PTT pun mendirikan pemancar-pemancar yang kuat di Bandung. 

Karena radio amatir dianggap belum memuaskan, pada tanggal 16 Juni 1925  

orang Belanda penggemar radio di Jakarta mendirikan perkumpulan siaran radio Bataviase Radio 

Vereniging (BRV, Perkumpulan Radio Jakarta). Dalam akte notarisnya dinyatakan bahwa perkumpulan 

ini didirikan untuk selama 29 tahun. Para anggota BRV, dengan mengumpulkan uang, dapat membeli 

sebuah pemancar kecil. 

Tidak lama kemudian, pada tahun itu gula di Tanjung Priok didirikan  

Nederlands-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM, Perusahaan Siaran Radio Hindia Belanda) 

dengan pemancar berkekuatan 1.000 watt. 

Dua tahun kemudian, seorang penggemar radio amatir, de Groot, mendirikan stasiun radio 

Malabar di Bandung. Fungsinya terutama sebagai alat hubugan radio telegrafis antara Hindia Belanda 

dan negeri Belanda. Usahanya membuahkan hasil pada tanggal  12 Maret 1927, ketika ia daat 

menagkap siaran gelombang pendek dari Laboratoria Philips di Eindhoven, negeri Belanda. Sukses de 

Groot mendorong para pencinta radio di Negeri Belanda untuk membangun pemancar siaran luar 

negeri. 

Di kalangan orang negara kita , siaran radio pertama kali diselenggarakan di Surakarta oleh 

perkumpulan Javaanse Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran (Lingkungan Kesenian Jawa Mardi 

Raras Mangkunegaran). Pemancar mereka, dengan nama panggilan PK 2MN, adalah hadiah dari Sri 

Paduka Mangkunegara VII, bangsawan Jawa penggemar seni yang pernah ikut bergerak dalam Budi 

Utomo. Acara siarannya hanya berupa kesenian Jawa dan ditangkap oleh lingkungan terbatas karena 

di Solo waktu itu baru ada 20 pesawat radio, yang umumnya milik bangsawan. 

Untuk mempertahankan siaran itu, pada tanggal 1 April 1933 didirikan Solose Radio 

Vereniging (SRV, Perkumpulan Siaran Radio Solo) yang diketuai Sarsi to Mangunkusumo. Sesudah 

berkali-kali diadakan /siaran percobaan, SRV dapat menyelenggarakan siaran pertama, berupa 

kelenengan Jawa, pada tanggal 15 Januari 1934 pukul 17.00. Siaran itu juga direlai ke suatu studio 

radio swasta di Amsterdam, negeri Belanda. Siaran SRV, yang tertangkap pula di banyak kota besar 

di Pulau Jawa, membangkitkan semangat keradioan di kalangan orang negara kita . Di kota-kota itu 

kemudian berdiri kring (cabang) SRV yang dikuasai  

seorang konsul. 

D. Radio Sebagai Media Komunikasi 

Fungsi dan peranan media massa yang pernah disebut dalam warga kita cukup beraneka ragam, 

mencerminkan harapan dan keinginan politis yang berubah dari zaman ke zaman terhadap komu-nikasi 

massa, umpamanya radio sebagai alat perjuangan atau alat revolusi, media pembangunan, pers Pancasila, 

dsb. Namun dari segi kajian komunikasi maka fungsi media massa (tidak terkecuali media radio) pada intinya 

tidak banyak berubah semenjak dahulu. Fungsi pokok ini meliputi pengamatan atau pengawasan lingkungan 

(sur-veillance of the environment), korelasi dari berbagai bagian warga guna menciptakan konsensus, 

sosialisasi atau pewarisan budaya dan fungsi hiburan.  

Fungsi-fungsi ini tidak selalu dapat dijalankan sekaligus. Salah satu diantaranya mungkin mendapat 

prioritas utama oleh suatu media pada suatu ketika, sehingga meng-abaikan fungsi lainnya. Bila fungsi 

hiburan yang diutamakan, misalnya, maka komunikasi yang memenuhi fungsi pengamatan tidak akan 

mungkin dijalankan dengan efektif. Efektivitas media dalam mengkomu-nikasikan suatu substansi ikut diten-

tukan oleh fungsi yang diutamakan media yang bersangkutan. 

Fungsi radio yang sering diutamakan adalah sebagai berikut:  

1. Sumber informasi serta sarana komunikasi untuk mengamati perubahan lingkungan  

yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan khalayak pendengar. Media ini dapat didengarkan kapan 

saja, di mana saja, sehingga dapat memberi-tahukan perubahan keadaan terakhir secara cepat. Makin 

tidak menentu keadaan, makin tinggi rasa ketidakpastian, makin ramai isu, makin cepat perkembangan, 

makin lengket pula pendengar dengan radionya - seperti yang terjadi pada waktu maraknya demo dan 

kerusuhan, ketika menghadapi datangnya bahaya bencana alam, atau saat ramainya isu tentang gejolak 

mata uang dan likuidasi bank. warga ingin mendapat informasi untuk mengambil langkah guna 

mengamankan diri, keluarga, harta dan hal-hal yang dianggapnya penting. Dalam keadaan yang lebih 

tenang, fungsi ini (disebut juga fungsi informasi) tetap diperlukan khalayak, yang ingin mengetahui 

datangnya berbagai peluang dan kesempatan baru di samping potensi ancaman, gangguan atau berkurang-

nya kenyamanan yang dapat muncul sewaktu-waktu. 

2. Pengembangan konsensus melalui media massa, biasanya mengemuka pada waktu  

timbulnya perkembangan ke arah perubahan. Setelah mendapat informasi tentang perkembangan baru 

yang dianggap penting, warga membicarakannya dari berbagai segi serta menelaah implikasinya 

bagi mereka. Secara formal khalayak bertukar pikiran melalui media - atau tanpa media namun 

dirangsang oleh media - dan mencoba mencari kesepakatan : apa perlu reaksi bersama, dan kalau 

demikian apa yang harus dilakukan. Kesepakatan ini tidak hanya tentang soal yang serius seperti masalah 

politik, tetapi dapat juga yang sepele. Seribu satu hal, termasuk nilai sosial budaya tentang apa yang baik 

dan buruk, gaya hidup baru, fesyen, penyakit, cuaca, dsb., disepakati melalui wacana media radio.  

3. Radio berfungsi sebagai media pembentuk konsensus, misalnya dengan melaporkan  

trend yang menarik ditiru atau makin luas diterapkan, berulang-ulang memainkan lagu baru yang paling 

populer (Top Ten) pada suatu waktu, menyiarkan rangkaian diskursus yang menuju kepada kesamaan 

pendapat, dsb. Atau sebaliknya, media massa dapat juga memainkan peranan secara disfungsional, 

misalnya dengan mengabaikan pendapat yang berbeda yang datang dari orang lain, dan dengan cara 

begitu melakukan manipulasi untuk memicu  persepsi mengenai tercapainya kesepakatan bersama. 

4. Hiburan. 

Trend ke depan akan lebih meningkatkan fungsi hiburan. Perkembangan zaman yang kian kompleks, 

dengan tempo yang makin tinggi,penuh perubahan dan tuntutan berat (demanding), memicu  

kejenuhan dan tekanan hidup yang harus diimbangi dengan hal-hal yang lebih ringan, yang dapat 

mengurangi ketegangan, memicu  inspirasi baru, atau membuka kesempatan ‘pelarian’ sesaat guna 

menyegarkan diri dan mengembalikan keseim-bangan. Begitu rupa pentingnya hiburan dewasa ini, 

sehingga pendidikan dan informasi melalui media massa - terutama radio dan teve - makin cenderung 

digabungkan (konvergen) dengan hiburan, berkembang ke arah bentuk komunikasi baru infotainment dan 

edutainment. Komunikasi bunglon ini memudahkan penerimaan pesan tetapi sebaliknya dapat 

mengurangi efektivitas komunikasi khalayak penerima mungkin lebih menyerap muatan hiburannya 

ketimbang muatan informasi yang dikomunikasikan. 

Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa tekanan atau pengutamaan pada suatu fungsi dapat 

mengurangi pelaksanaan fungsi yang lain. Masing-masing fungsi dapat menjadi kendala atau dikendalai oleh 

pelaksanaan fungsi yang lain. Dengan kata lain, efektivitas sesuatu fungsi komunikasi dapat dipengaruhi atau 

berkurang oleh fungsi lain. 

 

E. Radio Sebagai Media Dakwah 

Radio merupakan salah satu di antara alat komunikasi massa. Seperti media massa lain, radio pun 

mempunyai fungsi sebagai alat pemberi informasi. Lewat radio, seseorang dapat mengetahui dan memahami 

sesuatu. Sebagai alat yang mendidik, muatan sajiannya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, 

moral, dan akhlak seseorang. Sebagai alat penghibur, siaran radio bisa membuat seseorang terhibur, senang, 

memenuhi hobi, dan mengisi waktu luang.  

Saat ini sistem pendidikan belum memberikan porsi yang cukup bagi pendidikan agama. Wajar 

apabila RRI ikut meresponsnya. Menurut pendapat beberapa pakar, dengan belajar agama, kemudian 

merefleksikannya dalam tingkah laku, moralitas yang baik dapat terbentuk. Di sisi lain, radio mempunyai 

nilai lebih dibandingkan dengan media lain (cetak). Dengan "suara", tanpa ilustrasi kasatmata, seseorang 

akan terpengaruh.  

Karena radio sebagai media, muatan-muatan agama tak harus hadir secara normatif, tapi lewat 

pendekatan sosiologis dan psikologis agar "menyentuh" para pendengar. Format acara agama dapat berupa 

ceramah, dialog, fragmen, langen suara, feature majalah udara, uraian, diskusi, dialog interaktif, dan radio 

spot/slide audio.  

Kelebihan-kelebihan media radio sebagai media dakwah adalah 

a) Bersifat langsung 

    Untuk   menyampaikan   dakwah   melalui  radio, tidak harus melalui proses  yang    

kompleks   sebagaimana   penyampaian   meteri   dakwah  lewat pers, majalah  umpamanya.  Dengan   

mempersiapkan   secarik  kertas, da’i dapat   secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon. 

b) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan 

Faktor  lain yang  memicu  radio dianggap memiliki kekuasaan ialah  bahwa  

siaran radio tidak mengenal  jarak dan rintangan selain waktu, ruang  pun  bagi  radio  siaran  tidak  

merupakan  masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah  terpencil  yang  sulit 

dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan media ini. 

c) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat 

Faktor lain yang memicu radio memiliki kekuasaan adalah  daya tarik  yang kuat dimilikinya. Daya 

tarik ini disebabkan sifatnya yang serba  hidup berkait  tiga  unsur  yang  ada  padanya,  yakni:  musik,  

kata-kata, dan efek suara 

d) Biaya yang relatif murah  

Di banyak negara di dunia ketiga Asia, dan Amerika Latin, Radio umumnya telah menjadi  media  utama  

yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya  maupun yang miskin. Bedanya komunikasi cuma 

kecanggihan dari radio itu  sendiri. 

e) Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil 

Di  beberapa  negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi  yang efektif untuk 

menghubungi tempat-tempat terpencil. 

f) Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis 

Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio  tidak 

terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak.  

Di  beberapa  negara  Asia tingkat  kemampuan  baca  dan  tulis populasinya  lebih dari 60%. Jutaan orang 

ini  tidak disentuh oleh  media  massa lain  kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.  

 

6. 2 Televisi 

I. Ruang Lingkup Pertelevisian 

A. Televisi dan Perkembangan Dewasa Ini 

Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Pada penonton di rumah-rumah 

tak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat 

gambar-gambar yang bergerak pada layer pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film.  

 Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton; oleh karena dipancarkan oleh 

pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau tidak di udara, maka mereka tidak bisa meilhat apa-apa. Dalam 

segi ini prinsip pemancaran oleh pemancar TV dan prinsip penangkapan oleh pesawat TV adalah sama 

dengan prinsip radio. Sering terjadi gambar-gambar layer TV mendadak menjadi jelek atau berubaha 

bentuknya, sedangkan suarannya tetap baik. Di sini jelas, bahwa segi auditifnya baik. Jelas pula , bahwa pada 

siaran TV ada  unsur radio. 

 Secara etimologi (bahasa) kata televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang 

berarti penglihatan. Jauhnya diusahakan oleh prinsif radio dan segi penglihatannya diusahakan oleh gambar. 

Sebab itu televise pada hakekatnya adalah perpaduan antara radio (broadcast) dan film (motion picture) 

Televisi bermakna sebagai media atau alat untuk menyampaikan pesan atau gambar melalui 

gelombang yang dapat dilihat dalam bentuk nyata. Televisi merupakan “alat elektronik yang berfungsi 

menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu, pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara. 

Dipandang dari segi penggunaan, dapat dijelaskan macam-macam bentuk televisi, yakni: 

a. Televisi siaran, yaitu pemancaran melalui saluran televisi umum dengan berkas pancaran meluas 

atau tidak tertuju kearah tertentu. Pemancaran ini merupakan rangkaian terbuka (open circuit) dan 

umumnya dapat diterima oleh pesawat penerima biasa. 

b. Televisi rangkaian tertutup (close circuit television) yang pancarannya tidak dapat melalui kabel 

koasial atau gelombang mikro (untuk ini diperlukan peralatan penerimaan khusus). 

c. Televisi pengajaran dengan pelayanan tertentu (instructional television fixed service) yaitu system 

pemancaran dan penerimaan televise pada frekwensi istimewa yang khususnya telah dialokasikan. 

d. Televisi slow scan yaitu system pemancaran gambar mati secara bertahap dengan melalui saluran 

telepon atau radio biasa. Sistem ini mirif dengan facsimile, hanya dalam slow scan gambar dibentuk 

dalam waktu yang singkat dang gambar disajikan dalam CTR (Cathode Ray Tube), sedangkan 

facsimile memproduksi kopi cetak (copy printout) dalam waktu yang lebih lama. 

e. Televisi time shared, suatu rangkaian system yang satu saluran televise memancarkan, misalnya 300 

gambar mati kepada 300 penonton yang berlainan, masing-masing untuk 30 detik. Biasanya kita 

mengamati 300 frame yang berurutan dari satu gambar yang hidup. 

f. TL blackboard yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh ITB dengan bekerjasama T.H. Delf yang 

mampu memancarkan secara serentak suara dengan tulisan dan garis yang dibuat di sebidang papan 

khusus. 

Televisi   mulai   berkembang   di   Amerika   Serikat   yang   dimotori    oleh  

National Broadcasting Company (NBC) dan Columbia Broadcasting System (CBS) pada tahun 1938-1939 

dengan melakukan percobaan-percobaan untuk mengirim telecast. Namun akibat perang dunia kedua 

memicu usaha itu terhenti. Baru setelah selesai perang dunia kedua bermunculanlah banyak stasiun 

televisi di Amerika Serikat seperti American Broadcasting Company) dan lain-lain. Disamping itu orang 

Eropa juga mulai membangun stasiun televise, seperti di Inggris dengan BBC-nya, juga di Negara-negara 

lain termasuk di kawasan Asia. 

 Sementara itu perkembangan televisi di negara kita  mulai mengudara sejak tanggal 17 Agustus 1962 

dengan studio yang sederhana di kompleks Senayan Jakarta, ketika dilangsungkannya pesta olah raga Asian 

Games di Jakarta.  Waktu itu siarannya terbatas hanya 3 jam sehari dengan wilayah liputan Jakarta dan 

Bogor. Sampai tahun 1965 televisi di negara kita  yang waktu itu hanya ada TVRI memiliki dua stasiun penyiar 

dengan empat stasiun pemancar dan lima stasiun penghubung. Sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1978, 

TVRI mengembangkan diri dengan mendapat tambahan lima buah  stasiun  penyiar, sehingga menjadi tujuh 

buah stasiun penyiar dengan 77  

buah stasiun pemancar dan 11 stasiun penghubung. 

 Dewasa ini pertelevisian di negara kita  semakin marak dengan banyaknya mucul televisi-televisi 

swasta disamping televisi milik pemerintah (TVRI). Hal ini sebagai respon atas perkembangan media 

komunikasi dan persaingan untuk memberikan informasi kepada seluruh warga secara akurat.  

 

B. Media televisi Sebagai Sarana Informasi dan Hiburan 

Media  televisi   memainkan   peranan   yang  cukup   penting   dalam  

menyampaikan informasi-informasi yang aktual kepada warga. Fungsi utama media televisi adalah 

sebagai sumber informasi penting bagi warga. Secara luas fungsi media televisi adalah untuk 

menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan 

kegembiraan dalam hidup seseorang. 

 Ada beberapa fungsi media televisi sebagai bagian dari media massa antara lain: 

1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan 

komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam 

lingkungan daerah, nasional maupun internasional.  

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap 

sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota warga secara efektif. 

3. Motivasi, yakni mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, 

lihat dan dengar dari media massa. 

4. Bahan diskusi, menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal 

perbedaan pendaapt mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 

5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk 

pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga untuk meningkatkan kualitas 

penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan. 

 

Ada beberapa karakteristik media televisi: 

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari 

pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog 

antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik biasanya memerlukan waktu 

dan tertunda. 

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki 

kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh 

banyak orang pada saat yang sama. 

4. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal 

usia, jenis kelamin dan suku bangsa. 

Televisi   juga    bersifat     auditive    visual    yakni    mempunyai   pengaruh  

yang cukup besar terhadap warga yang menontonnya dan pengaruh ini  bisa positif dan juga bisa 

negatif. Televisi mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian 

warga. Dari informasi-informasi yang diterima oleh warga lewat televisi, warga melakukan 

imitasi atau peniruan terhadap segala bentuk sifat, gaya, penampilan watak dan prilaku yang ada tanpa 

mempertimbangankan terlebi dahulu segi baik dan buruknya.  

Kelebihan Televisi 

1. Kekuatan media televisi ialah menguasai jarak dan ruang karena televisi telah menggunakan 

elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit. 

2. Nilai aktualitas terhadap sautu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. 

3. Daya rangsang seseorang terhadap media televise, cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan 

suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 

4. Informasi yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi 

mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi. 

Kelemahan Televisi 

1. Sukar dijangkau oleh warga, karena televisi relatif mahal harganya dibandingkan dengan radio. 

Akan tetapi kelemahan ini nampaknya dapat ditunjang adanya kebiasaan warga menonton 

televisi, walaupun mereka tidak memiliki. 

2. Kadang-kadang warga dalam menonton  hanya sebagai pelepas lelah (hiburan) sehingga 

mereka tidak senang. 

3. Bersifat  “transitory”  yaitu  isi   pesannya  tidak  dapat   dimemori  oleh pemirsa 

4. Media televisi terikat oleh waktu tontonan 

5. Televisi  tidak  bisa  melakukan  kritik  sosial   dan   pengawasan  sosial secara langsung dan vulgar  

 

C. Fungsi Televisi  

 Ada beberapa fungsi televisi  dalam hal ini sama dengan komunikasi massa lainnya bagi warga 

maupun individu. Menurut Sien MacBride, mengemukakan 8 fungsi komunikasi sebagai berikut: 

1) Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan 

komentar sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya apakah itu dalam 

lingkungan daerah, nasional atau internasional. 

2) Sosialiasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai 

nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota warga secara efektif. 

3) Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka 

baca, lihat, dengan lewat media massa. 

4) Mendidik, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas baik untuk 

pendidikan formal di sekolah maupun nonformal di luar sekolah. 

5) Kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran 

televisi, atau bahan tercetak sebagai buku dengan penerbitan lainnya. 

6) Menghibur, media massa menyita banyak waktu luang untuk semua golongan  

usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga, kantor dan sebagainya. 

7) Integrasi, yakni banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan 

tertentu karena perbedaan etnis dan ras. 

 

D. Pemanfaatan Media Televisi dalam kegiatan dakwah 

Pemanfaatan televisi untuk kegiatan penyampaian pesan agama adalah   sangat   tepat,   sebab   

televisi   adalah    media   elektronik   yang  

menjangkau seluruh permirsa secara merata dalam suatu kegiatan yang dikemas secara rapi dan penonton 

pun dapat menerimanya. Efektifitas dan efesiensi televisi dalam kegiatan keagamaan adalah terletak pada 

juru penerangan dan audience yang seoalah-olah dapat lansung berhadapan oleh sejumlah orang. 

 Memanfaatkan televisi sebagai sarana penyampaian pesan agama kepada warga harus 

diperioritaskan  materinya kepada tiga misi pembangunan di bidang agama yang dikembangkan oleh 

pemerintah. Misi penting tugas dan fungsi pembangunan di bidang agama yang dikembangkan oleh 

pemerintah. Misi penting tugas dan fungsi-fungsi pembangunan di bidang agama yang dicanangkan oleh 

pemerintah sejalan dengan misi dakwah dalam perspektif  Islam, yakni: 

1. Mantapnya iman dan takwa sehingga bangsa negara kita  tidak terombang-ambing pada saat 

pembangunan nasional tinggal landas. 

2. Semakin luasnya wawasan dalam memahami dan menghayati ajaran agama dengan tetap bertumpu 

pada iman. Agama dijadikan kekuatan etik, moral dan spiritual dalam pembangunan. 

3. Mantapnya kerukunan hidup umat beragama dalam tiga aspek kerukunan hidup beragama sebagai 

pondasi stabilitas nasional yang menjamin persatuan bangsa. 

Perioritas     pesan   agama    yang     disampaikan     melalui     televisi  

disamping mempertimbangkan dimensi penyampaian informasi tentang ajaran agama baik dimensi aqidah, 

akhlak, dan syari’at Islam, juga harus menyampaikan nilai-nilai pengajaran dalam Islam yang mampu 

mengantisipasi persoalan pembangunan bangsa dengan penyelesaian lewat nilai-nilai Islam. Perioritas pesan 

agama harus bersentuhan dengan kebutuhan keagamaan umat dan fungsi agama dalam kehidupan sosial.  

Peran    yang   dilakonkan    oleh   media   televisi   dalam   menyampaikan  

pesan Agama cukup efektif membawa warga untuk memahami ajaran Islam secara kaffah sepanjang ia 

merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya titik persambungan antara pesan media 

televisi dalam menyampaikan pesan agama dengan warga sebagai audience atau peenriam pesan 

ini , hal ini memberikan gamabran bahwa media televisi benar-benar mampu dan cukup efektif bagi 

peningkatan kesadaran beragama masyrakat. 

 Metode siaran keagamaan yang akan dilaksanakan seorang da’i melalui siaran televisi, sebaiknya 

memperhatikan beberapa aspek, yakni:  

 

1. Aspek politis 

 Para da’i yang akan melaksanakan dakwah lewat siaran televisi hendaklah memberi dukungan 

terhdap program-program pembangunan, terutama meningkatkan pembangunan dalam bidang keagamaan, 

seperti kerukunan umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan 

pemerintah, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. 

 

2. Aspek Strategis 

 Televisi merupakan media massa yang strategis dalam membangun moral bangsa terutama dalam 

memberikan motivasi bai warga untuk meningkatkan pengeahuan keagamaan dan kesadaran 

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Namun harus disadari bahwa kegiatan dakwah di televisi sangat 

berbeda dengan kegiatan dakwah pada tempat-tempat lainnya. Metode siaran keagamaan yang dilakukan 

melalui televisi lebih luas jangkauannya. warga sebagai sasaran dakwah sifatnya abstrak, berbeda 

tempat, pemikiran, umur, status social bahkan agama. Kondisi yang demikian kompleks tentu tidak mudah 

menciptakan keseragaman pemahaman dikalangan pemirsa. Oleh karenanya para da’i yang menyampaikan 

dakwah melalui televisi tidak bersifat khutbah yang membahas masalah-masalah agama secara mendetail. 

Selain itu para da’i dalam dakwahnya sebaiknya menggunakan kata-kata himbauan dan ajakan yang 

menyenangkan audience serta didukung dengan teknik penyampaian yang baik. 

 

3. Aspek Psikologis 

 Dalam aspek psikologis seorang da,i dituntut untuk mampu memilih materi dan metode dakwah 

yang sejalan dengan selera maupun kebutuhan pemirsa, misalnya kegemaran remaja tentu berbeda dengan 

orang tua.  

 Dengan mempertimbangkan aspek psikologis ini , para da,i dapat menyusun materi dakwah 

dengan baik, sehingga siaran keagamaan yang disampaikan akan mampu memberikan kepuasan bagi 

pemirsanya.  

 Dibandingkan media massa lainnya televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi 

merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan dan sosial 

kontrol. 

 

6. 3 Film  

Film adalah media yang begitu pas dalam memberikan influence bagi warga umum. Penonton 

film seringkali terpengaruh dan cenderung mengikuti seperti halnya peran yang ada pada film ini . Maka 

ini dapat menjadi peluang yang baik bagi pelaku dakwah ketika efek dari film ini  bisa diisi dengan 

konten-konten keislaman. 

Film bisa menjadi suatu tontonan yang menghibur, dan dengan sedikit kreatifitas kita bisa 

memasukan pesan-pesan dakwah pada tontonan ini  seperti hanya para pendahulu kita. Menurut Onong 

Uchyana Efendi, film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga 

untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan, Jakb Sumardjo, dari pusat pendidikan film dan televisi, 

menyatakan bahwa film berperan sebagai pengalaman dan nilai. 

Laju perkembangan media informasi juga di topang dengan dunia perfilman. Film adalah medium 

komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja sebagai hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan 

pendidikan, bahkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi (to influence) massa dalam mebentuk dan 

membimbing public opinion. 

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. 

Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-

lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film 

(sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = 

grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat 

melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. 

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang 

merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas 

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau 

bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui 

proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat 

dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan 

lainnya; 

Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi 

dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang 

fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan 

cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser 

padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. 

Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami 

perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita 

analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari 

pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan 

media selluloid sebagai penyimpannya. 

Menurut Sergei Esenstien tanggal lahir film secara resmi adalah pada tanggal 28 Oktober 1895, 

dikala itu Lumiere bersaudara mempertunjukkan filmnya yang pertama di Grand Cape yang terletak di 

Boulevard des Capuccius di Paris. Barulah kemudian perfilman berkembang keseluruh dunia (Latief : 1989 : 

183-184). 

Menurut Drs. Oeyhong Lee dalam bukunya : Publisistik Film menjelaskan tentang perkembangan 

perfilman di Amereika serikat, sebagai salah satu Negara yang memiliki Industri film yang termaju di dunia. 

Sejarah perfilman di Amerika Serikat dapat dibagi dalam beberapa periode sebagai berikut : 

a. 1895-1903 = masa permulaan film bisu 

b. 1903-1927 = masa film cerita bisu 

c. 1927-1935 = masa film bicara hitam putih 

d. 1935-1953 = masa film berwarna 

e. 1953 – sekarang = masa film wide screen 

Sementara perkembangan perfilman di negara kita  menurut Dja’far Husein Assegaf dalam bukunya 

Bunga Rampai Media Massa mengemukakan menurut catatan Armijn Pane, inisiatif pembuatan film di 

negara kita  pada mulanya dipegang oleh dua orang tokoh Eropa yaitu F. Carli dan G. Kruger pada tahun 1927 

di Bandung. Mereka pernah memproduksi film yang berjudul Eulis Atjih, dan Lutung Kasarung. 

Perkembangan film selanjutnya banyak dikelola oleh orang-orang Tionghoa. Tercatat nama Liem Goan Lian 

sebagai produsen film yang menghasilkan film yang berjudul “Melati Van Agam” pada tahun 1928 dengan 

memakai bitang filmnya dari kalangan orang-orang Thionghoa. Pada tahun 1934 seorang cineas 

berkebangsaan Belanda  yaitu Mannus Franken telah berhasil membuat film yang berjudul Pareh. Inilah 

sejarah singkat mengenai dunia perfilman baik di dunia Internasional maupun negara kita  (Latief : 1989 : 184-

188). 

 

A. Sejarah Film 

Di negara kita , film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada 

masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah 

sebuah film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan 

pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901, 

harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton. 

Film cerita pertama kali dikenal di negara kita  pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika. Film-

film impor ini berubah judul ke dalam bahasa Melayu. Film cerita impor ini cukup laku di negara kita . Jumlah 

penonton dan bioskop pun meningkat. Daya tarik tontonan baru ini ternyata mengagumk1an. Film lokal 

pertama kali diproduksi pada tahun 1926. Sebuah film cerita yang masih bisu. Agak terlambat memang. 

Karena pada tahun ini , di belahan dunia yang lain, film-film bersuara sudah mulai diproduksi. 

Film cerita lokal pertama yang berjudul Loetoeng Kasaroeng ini diproduksi oleh NV Java Film 

Company. Film lokal berikutnya adalah Eulis Atjih yang diproduksi oleh perusahaan yang sama. Setelah film 

kedua ini diproduksi, kemudian muncul perusahaan-perusahaan film lainnya seperti Halimun Film Bandung 

yang membuat Lily van Java dan Central Java Film Coy (Semarang) yang memproduksi Setangan Berlumur 

Darah. 

Industri film lokal sendiri baru bisa membuat film bersuara pada tahun 1931. Film ini diproduksi oleh Tans 

Film Company bekerjasama dengan Kruegers Film Bedrif di Bandung dengan judul Atma de Vischer. 

Selama kurun waktu itu (1926-1931) sebanyak 21 judul film (bisu dan bersuara) diproduksi. Jumlah bioskop 

meningkat dengan pesat. Filmrueve (majalah film pada masa itu) pada tahun 1936 mencatat adanya 227 

bioskop. 

Untuk lebih mempopulerkan film negara kita , Djamaludin Malik mendorong adanya Festival Film 

negara kita  (FFI) I pada tanggal 30 Maret-5 April 1955, setelah sebelumnya pada 30 Agustus 1954 terbentuk 

PPFI (Persatuan Perusahaan Film negara kita ). Film Jam Malam karya Usmar Ismail tampil sebagai film 

terbaik dalam festival ini. Film ini sekaligus terpilih mewakili negara kita  dalam Festival Film Asia II di 

Singapura. Film ini dianggap karya terbaik Usmar Ismail. Sebuah film yang menyampaikan kritik sosial yang 

sangat tajam mengenai para bekas pejuang setelah kemerdekaan. 

 Film-film negara kita  selama dua dekade ini (1980-an dan 1990-an) terpuruk sangat dalam. Insan film 

negara kita  seperti tak bisa berkutik menghadapi arus film impor. Masalah yang dihadapi harus diakui 

sangatlah kompleks. Mulai dari persoalan dana, SDM, hingga kebijakan pemerintah. Persoalan ini dari tahun 

ke tahun semakin melebarkan jarak antara film, bioskop dan penonton, tiga komponen yang seharusnya 

memiliki pemahaman yang sama terhadap sebuah industri film. Dan itu menjadi suatu tantangan pagi para 

sineas film dakwah. 

 Di awal millenium baru ini tampaknya mulai ada gairah baru dalam industri film negara kita  terutama 

film yang mengusung tema Dakwah. Seperti halnya film Kiamat Sudah Dekat, Kun Fa Yakun, Perempuan 

Berkalung Sorban, Ketika Cinta Bertasbih, Hingga film Ayat-ayat Cinta yang begitu fenomenal akhir-akhir 

ini semakin memberikan peluang bagi para sineas dakwah.  

 Kenyataan ini cukup memberi harapan bagi para sineas-sineas dakwah, karena tidak hanya film 

yang ber-genre-kan horor, percintaan remaja atau komedi berbalut seksualitas yang bisa diterima warga 

umum namun film yang bernuansakan islam pun laku untuk diedar. Maka hal ini  bisa menjadi suatu 

modal besar bagi para sineas dakwah dalam mengtransformasikan nilai keislaman pada media ini. 

 

B. Unsur-Unsur Dari Film 

 1. Director (Sutradara), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses  

    pembuatan     film.  

2. Pembuat Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang  

     diproduksi. 

3. Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar  

    atau  skenario. 

4. Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting. 

5. Lighting, Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film. 

6. Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai  

    dengan nuansa cerita dalam produksi film. 

7. Tata kostum, (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan  

    kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film. 

8. Make up Artist, Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam  

    produksi film 

9. Sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih   atau  merekam suara  

    dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film. 

10. Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur  latar    dan    setting  

     yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film. 

11. Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi  

     film. 

12. Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film. 

13. Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum  

     yang dipakai dalam produksi film. 

14. Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam  

     produksi film. 

 

C. Jenis-Jenis Film  

 

1. Film Sandirawa  

Sepanjang sejarahnya ada  beberapa istilah untuk menyebut seni teater, yakni drama, tonil, 

sandiwara, komidi, lakon, dan teater. 

 Drama berasal dari bahasa Yunani “dram” yang berarti gerak atau perbuatan. Dalam bahasa 

Inggrisnya “action”. Moulton dalam Dramatic Artis mengemukakan drama adalah life presented in action 

atau suatu segi kehidupan yang disajikan dengan gerak. Dengan demikian, gerak (baik berupa bicara, isyarat, 

maupun gerak-gerik di panggung)merupakan esesnsi pokok dalam drama. Drama juga terkadang 

dikombinasikan dengan musikan dan tarian, sebagaimana opera. 

 Dalam bahasa Belanda drama adalah toonel, yang memiliki arti pertunjukan. Istilah ini mulai 

dikenal dikenal di negara kita  pada zaman penjajahan Belanda sebelum Perang Dunia II, yang kemudian oleh 

PKG Mangkunegara VII dibuat istilah sandiwara. Sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandhi” yang berarti 

rahasia, dan “warah” yang berarti ajaran/pengajaran. Jadi sandiwara dapat diartikan sebagai pengajaran yang 

disampaikan secara rahasia atau melalui perlambang-perlambang dalam suatu bentuk tonton. Istilah ini mulai 

dikenal di negara kita  pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945), sebagai pengganti kata toonel yang 

kebelanda-belandaan. 

 Teater berasal dari bahaa Yunani “thetron” yang berarti takjub memandang. Pada perkembangan 

berikutnya, teater mewakili tiga pengertian yaitu: 

1. Sebagai gedung tempat pertunjukkan atau panggung yakni sejak zaman Thucydides 

(471-295 SM) dan Plato (428-348 SM) 

2. Sebagai publik/auditorium, yakni sejak zaman Herodutus (490-424 SM) 

3. Sebagai suatu bentuk karangan pertunjukkan. Secara etimologis teater adalah 

gedung pertunjukkan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan 

yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai 

drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan 

media:percakapan,gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang 

oleh dekor, musik, nyanyian, tarian,dan sebagainya. 

Adapun dikatakan film sebagai sandiwara disini adalah ketika film itu di buat melalui tahapan-

tahapan yang telah dijelaskan di atas setelah itu di perankan oleh seorang aktor ataupun aktris yang 

merupakan peran-peran yang ada dalam sebuah naskah lalu merelka mendialogkan atau melakonkan dari 

sebuah cerita itu sesuai dengan naskah ini  dengan adegan-adegan yang ada tertulis dalam sebuah cerita 

itu. Adapun contoh sandiwara itu: 

 

2. Film Dokumentasi  

a. Pengertian Dokumentasi/ Dokumenter 

A documentary is the sum of relationships during period of shared action and 

living, a composition made from the sparks generated during a meeting hearts and minds. 

(Dokumenter adalah penggabungan antara sejumlah bagian kegiatan dan kehidupan 

nyata, sesuatu yang berisi tentang generasi kehidupan pertemuan antara hati dan jiwa) 

(Michael : 2000 : 31). 

Dokumenter bisa kita sebut juga sebagai sesuatu dokumentasi yang real atau nyata 

yakni tidak dibuat-buat maupun direkayasa. Suatu rekaman yang diabadikan pada saat 

keadaan sebenarnya berlangsung, saat orang yang menjadi objeknya berbicara, apa adanya, 

spontan dan tanpa media perantara. 

Film adalah gambar hidup yang merupakan karya cipta seni dan budaya yang 

dibuat oleh manusia yang dijadikan alat komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat 

asas sinematografyang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan 

hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses 

kimiawi, proses elektronik dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan 

ditayangkan dengan system proyeksi mekanik elektronik. 

Dari beberapa pengertian diatas jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian film 

documentasi adalah suatu rekaman yang kompleks yang mendokumentasikan kenyataan 

yang ada, tidak dibuat-buat maupun direkayasa. Film yang tidak dibintangi oleh actor 

opera sabun tetapi  diperankan oleh orang biasa maupun orang yang memiliki tingkat 

kepentingan tertentu untuk tema rekaman dokumentasi itu sendiri. 

Raymond Spottiswoode dalam bukunya A Grammar of the Film menyatakan film 

dokumenter dilihat dari subjek dan pendekatannya adalah penyajian hubungan manusia 

yang didramatisir dengan kehidupan kelembagaannya, baik lembaga industri, social, 

maupun politik, dan dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang kurang penting 

dibandingkan dengan isinya (Departemen Penerangan RI : 1991 : 5). 

 

3. Film Animasi 

1. Sejarah  Film Animasi 

Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak, tetapi dengan seiring 

berkembangnya zaman, film kartun bukan lagi hanya untuk konsumsi anak-anak saja, 

bahkan orang dewasa pun menikmati film kartun . Dapat di pastikan kita semua mengenal 

tokoh Donal bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) 

yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, 

selain mengandung unsur menghibur, tetapi juga ada mengandung unsur pendidikannya. 

Bahkan pada saat sekarang ini, film animasi selain digunakan sebagai tontonan dapat juga 

digunakan sebagai pelayanan pemerintah dan lain-lain (Ardianto dkk : 2004 : 140)  

Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi 

dan animasi yang berakar pada dunia gambar. Kata film berasal dari bahasa inggris yang 

telah di negara kita kan, maknanya dapat kita lihat pada kamus umum Bahasa negara kita : “1. 

barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar potret negativ (yang 

akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup” 

(Poerwadarminfa : 1984) 

Secara mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru dapat 

diartikan kalau dilihat dari konteksnya; misalnya dipakai untuk potret negatif atau plat 

cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran pita seluloid yang diproses secara 

kimia sebelum dapat dilihat hasilnya; atau yang berhubungan dengan cerita atau lakon, 

film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang 

bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung 

unsur dasar cahaya, suara dan waktu (Zawa : 2008  : 1 Oktober 2011). 

Definisi animasi diambil dari kamus Oxford berarti film yang seolah hidup, terbuat 

dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya dengan perbedaan tipis antarframes, 

untuk memberi kesan pergerakan saat diproyeksikan (The Little Oxford Dictionary 19). 

Animate yang merupakan kata kerja dari bahasa Inggris berarti memberi nyawa (Marini : 1 

Oktober 2011). 

Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar 

binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol 

Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih, mereka mencoba untuk menangkap gerak 

cepat lari binatang, seperti celeng, bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki 

dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk. 

Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar 

para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000 

sebelum Masehi (Thomas 1958:8). Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita 

yang hidup, dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian(794-1192) 

(ensiklopedi Americana volume 19, 1976).  

Kemudian muncul mainan yang disebut Thaumatrope sekitar abad ke 19 di Eropa, 

berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang kedua sisi 

kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan santir gambar 

burung itu bergerak (Laybourne 1978:18).  

Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam 

secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang 

lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai 

saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi 

yang disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan 

diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal 

proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23). Kedua pemula pembuat film bioskop, 

berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film 

animasi (Ensiklopedi Americanavo LV1 : 1976 : 740) 

Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke 

19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana 

berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam (black-line) dibuat 

di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi 

putih dan latar belakang menjadi hitam. 

Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay (lihat gambar disamping) membuat 

film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan 

latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai 

mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-

an; Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat “Felix 

The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure 

digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar 

hitam atau dibuat sebaliknya. Mc Cay membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 

16 kali gambar dalam tiap detik gerakan. 

6.4 Hand Phone  

A. Sejarah dan Perkembangan Handphone 

 

 Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk 

teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. 

Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan 

teknologi analog pada generasi pertama memicu banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas 

trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum 

frekuensi yang boros. 

 Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu, 

teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT 

atau Nordic Mobile Telephone adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara 

internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-

450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz. 

 Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi 

generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-

95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa 

untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan, 

modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G 

dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu 

frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple 

Access (TDMA). 

 Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for 

Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada 

frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps. 

 Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982. 

Konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk 

mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan 

kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I diluncurkan pada 

pertengahan 1991. 

 Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi 

pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim 

pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2. 

 Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi 

2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS 

(General Packet Radio Service) dan EDGE. 

 Baru-baru ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan 

akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi 

terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile 

Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan 

generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 

Mbps untuk aplikasi indoor. 

 Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming, 

video telephony, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang 

awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten 

pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA dimiliki Qualcomm Inc., 

sehingga pembuat peralatan membayar royalti. 

 Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena 

pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan 

banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross 

talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel. 

Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang, 

CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International 

Telecommunication Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga (3G). 

Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA. 

 Pada bulan Mei 2001 sudah ada  35 juta pelanggan CDMA di seluruh dunia. Dan pada tahun 

2003, ada  100 juta pelanggan yang menggunakan CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang 

dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi. 

 Tingginya bit rate yang dimiliki memicu banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai 

aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. 

Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo 

dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas 

secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol 

di handphone. 

 Ketika kita duduk di rumah pun, kita masih bisa melakukan berbagai hal tanpa harus keluar 

ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-

lain. Itu semua bukan hal yang mustahil bagi generasi ketiga. 

 Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan 

berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, 

komunikasi murah dan berkualitas bukan impian belaka. 

 

B. Hand phone  Sebagai Media Massa Ketujuh  

 

 Jika ditinjau dari media yang digunakan, komunikasi dengan HP masuk ke dalam bentuk 

komunikasi air massa. Komunikasi air massa lain yang pernah dikenal antara lain lewat telepon rumah, lewan 

surat dan lewat faximile. Ciri yang menyertai bentuk komunikasi ini adalah tidak melihatkan massa yang 

heterogen dan komunikatornya tak melembaga, tetapi melihatkan peralatan lain seperti yang sudah 

disebutkan di atas. 

 HP tidak hanya bisa digunakan untuk menerima dan menelepon, tetapi juga untuk mengirim SMS, 

mengirim dan menerima gambar, mengirim dan menerima gambar, mengirim dan menerima ring tone. 

Masing-masing jenis telepon berbeda satu sama lain tentang fasilitas yang disediakan. Untuk SMS saja, ada 

yang fasilitasnya hanya 1600 karakter ada pula yang sampai 459 karakter. Artinya, jika Anda menulis pesan 

200 karakter dengan HP fasilitas 160 karakter tidak bisa dilakukan. Bisa dilakukan, tetapi pengirimannya dua 

kali. Lebih dari itu, HP sekarang banyak jenis dan variasi fasilitas yang disediakan misalnya bisa merekam 

gambar. 

 Fenomena baru terjadi di dunia komunikasi dan informasi kini. Media massa tidak 

lagi dikuasai oleh media massa tradisional seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, 

ataupun media massa yang biasa digunakan sebagai alat promosi. Setelah kehadiran media 

online yang cukup fenomenal mampu menguak bebrapa isyu di tanah air, bahkan 

menggerakan massa seperti aksi kemanusiaan koin prita yang belum lama ini menjadi 

bahasan hangat tiap media. Kini, telah hadir sebuah bentuk media massa ketujuh yang 

memiliki potensi untuk industri bisnis tanah air yakni telepon seluler (ponsel). 

Ada tiga hal yang menandai kebangkitan era telepon seluler sebagai media massa 

ketujuh ini. Pertama, jumlah pemegang ponsel yang begitu besar. Saat ini, pemegang 

ponsel di dunia sudah mencapai angka empat milyar pengguna. Khusus untuk wilayah 

negara kita , diperkirakan ada 150 juta pelanggan ponsel. Jika, kita asumsikan dari total 

pelanggan ada 20 Juta pelanggan memiliki 2 ponsel, maka ada 110 juta penduduk yang 

memiliki ponsel yang aktif. Jumlah ini tentunya sudah sangat memenuhi kriteria massa. 

 Kedua, variasi bentuk SMS (Short Message Service) sebagai fitur-fitur yang 

mendukung seperti EMS (Enhanced Messaging System) dan MMS (Multimedia 

Messaging System). EMS, pesan yang dikirim tidak hanya dalam bentuk text, melainkan 

berbentuk suara atau gambar. Kemudian MMS menyempurnakannya, dimana pesan yang 

dikirim dapat dikemas dengan membawa 3 unsur, yaitu gambar, suara, dan text sekaligus. 

Baik EMS maupun MMS dapat disiarkan (broadcast) dari satu aplikasi ke banyak 

pelanggan sekaligus, sehingga pemilik pesan dapat mengemas pesannya dalam format 

yang lebih kaya (rich format) daripada sekedar tulisan singkat. Fakta ini tentunya semakin 

memperkuat predikat ponsel sebagai media massa. 

 Fakta yang ketiga adalah tersedianya fungsi internet di ponsel. Konvergensi 

internet dan telekomunikasi menstimulasi vendor-vendor infrastruktur telekomunikasi dan 

vendor ponsel mengembangkan aplikasi sehingga ponsel beralih fungsi menjadi alat untuk 

mengakses internet. Dengan internet, format pesan yang disiarkan lebih kaya lagi. Lihatlah 

trend sekarang, ponsel yang diburu adalah BlackBerry, iPhone, Smartphone, yang intinya 

bisa mengakses internet. Ditambah pula, bahwa sekarang Operator Seluler ramai-ramai 

menawarkan fitur akses internet berkecepatan tinggi. Fakta ini didukung oleh pola 

komunikasi warga yang senang mengakses internet menggunakan ponsel untuk 

sekedar cek e-mail, browsing, hingga beraktivtas di situs jejaring sosial.  

C. Pemanfaatan  Hand phone untuk Dakwah 

 Adanya internet misalnya, justru seharusnya menjadikan kita lebih banyak belajar dengan adanya 

banyak informasi yang bermanfaat, khususnya belajar agama dan untuk dakwah. Banyak sekali situs yang 

menyediakan materi-materi ke-Islaman yang cukup lengkap, bahkan interaktif. Sebut saja misalnya, 

Manajemen Qalbu (cybermq.com), Era Muslim (eramuslim.com), Percikan Iman (percikan-iman.com), My 

Quran (myquran. com), Pesantren Virtual (pesantrenvirtual.com), Media Muslim (mediamuslim.info), dll. 

Muhammadiyah pun nampaknya mulai melirik dunia maya ini, tengok saja misalnya situs web 

muhammadiyah.or.id, muhammadiyah-tabligh.or.id, suara-muhammadiyah.com, dll. Komunitas interaktif 

sebagai media saling belajar keagamaan di forum-forum atau mailing list juga semakin marak, seperti di 

milis Muhammadiyah. 

 Selain internet, saat ini mulai muncul pula perkembangan teknologi seluler untuk dakwah, yakni 

dengan pemanfaatan HP sebagai media penyebarluasan ajaran Islam atau m-Dakwah (mobile dakwah). 

Mengingat jumlah pengguna yang sedemikian besar, pemanfaatan HP untuk dakwah dapat menjanjikan 

jangkauan yang lebih luas. Selain itu perangkat HP sudah cukup murah, operasional penggunaan perangkat 

ini juga relatif mudah dibanding penggunaan komputer. 

 HP sebenarnya adalah perangkat yang cukup canggih. Memiliki kemampuan tidak hanya sebatas 

komunikasi suara ataupun SMS. HP saat ini memiliki kemampuan merekam suara, memotret, merekam 

video, serta menjalankan software aplikasi seperti Java atau Symbian. Sekarang ini beberapa programmer 

dari kalangan umat Islam telah mulai mengembangkan software aplikasi ke-Islaman yang dapat dijalankan di 

HP. Beberapa aplikasi memerlukan HP yang memiliki spesifikasi yang cukup tinggi, namun, beberapa 

aplikasi dapat diinstal dan dijalankan pada HP dengan spesifikasi cukup terjangkau, yaitu HP yang memiliki 

fitur Java. 

 Contoh aplikasi ke-Islaman yang cukup populer misalnya Pocket Qur’an, yang dikembangkan 

seorang akademisi dari Arab Saudi, Jalal Muhtadi. Aplikasi Pocket Qur’an dapat didownload dari situs 

pocketquran.com. Aplikasi ini berisi Al-Qur’an lengkap 30 Juz yang dapat diinstal pada beberapa tipe HP 

dan PDA yang memiliki spesifikasi cukup tinggi, misalnya, Nokia 6600 atau HP yang lebih baik. Dengan 

aplikasi ini kita dapat membaca Al-Qur’an menggunakan HP. Kita dapat menuju ke ayat tertentu dengan 

cepat, dengan memilih surat dan ayat yang diinginkan, serta menandai di mana ayat yang terakhir kali kita 

baca. 

 Selain aplikasi ini , di internet juga bisa didapatkan situs-situs lain yang menyediakan aplikasi 

HP yang berisi materi ke-Islaman, misalnya searchtruth.com atau kita dapat mencari di situs getjar.com 

dengan kata kunci “islam”. Selain itu ada juga situs yang mengkhususkan pada aplikasi Islami, yaitu 

islam.inhandlearning.com yang menyediakan beberapa aplikasi berbahasa negara kita  dan Inggris, dan dapat 

diinstal pada kebanyakan HP yang mendukung Java. 

 Situs yang pernah diulas di Metro TV ini menyediakan beberapa aplikasi, misalnya, Panduan Shalat 

singkat dan praktis (berisi teks dan gambar), Kumpulan Doa Sehari-hari (misalnya, doa sebelum dan sesudah 

makan, sebelum dan setelah tidur, doa mengunjungi orang sakit, doa ketika berkendaraan, dll), Terjemah Juz 

‘Amma, Terjemah Hadits Arbain, Panduan Singkat Shalat Janazah, dan aplikasi lain yang tersedia dalam 

bahasa negara kita  dan bahasa Inggris. Di situs ini juga tersedia aplikasi HP berisi Panduan Kehidupan Islami 

(PHI) Warga Muhammadiyah yang dapat didownload gratis. 

 Aplikasi-aplikasi di situs-situs internet ini, dapat didownload melalui komputer untuk kemudian 

ditransfer dan diinstal ke HP, bisa juga diinstal ke HP langsung melalui internet dengan WAP. Instalasi 

melalui komputer tidak dikenai biaya apa pun sedang instalasi melalui WAP akan dikenai biaya download 

oleh operator (dengan biaya yang biasanya cukup murah, lebih murah dari biaya SMS). Dibanding dengan 

model dakwah yang dikirim melaui SMS yang cukup gencar diiklankan di televisi yang relatif mahal (bahkan 

bisa Rp1.000 per SMS yang dikirimkan reguler setiap hari), pemanfaatan software aplikasi ini jelas lebih 

murah, bahkan bisa gratis dan lebih menarik (dilengkapi dengan menu interaktif dan gambar). 

 Perkembangan ini hendaknya menjadi sebuah penanda, bahwa umat Islam sudah seharusnya tidak 

perlu alergi dengan teknologi, namun sebaliknya, dapat dengan cerdas memanfaatkan teknologi ini untuk 

pembelajaran dan dakwah Islam. Ormas-ormas keagamaan, seperti Muhammadiyah seharusnya memulai 

upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan secara serius menggarap pemanfaatan teknologi ini sebagai media 

dakwah yang potensial di masa sekarang dan masa mendatang. 

 

 

6.5 Internet   

A. Definisi Internet 

Internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs 

akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk 

layanan telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. 

Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber 

daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), 

dan aneka layanan lainnya. 

Jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan 

untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur 

format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi 

lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet 

Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis komputer, tanpa terpengaruh 

oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan.  

Sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan memiliki nama domain dan 

alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal. Internet juga 

memiliki gateway ke jaringan dan layanan yang berbasis protokol lainnya.  

Internet sering juga disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua jaringan komputer 

termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya terbatas disebut sebagai jaringan lokal 

(Local Area Network). “Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutan komputer, 

termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan 

jangkauanya mencakup seluruh dunia. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya 

bebas, karena itu tidak ada pihak yang mengatur dan memilikinya. 

B. Sejarah Internet 

Cikal bakal jaringan Internet yang kita kenal saat inipertama kali dikembangkan  

tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced 

Research Projects Agency). ARPAnet dibangun dengan sasaran untuk membuat suatu jaringan komputer 

yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan 

apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur 

yang melalui jaringan ini  dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya. 

Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah 

jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat 

dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tapi lama-kelamaan disebut 

sebagai Internet saja. Sesudahnya, internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan 

menghubungkan beberapa perguruan tinggi, masing-masing UCLA, University of California at Santa 

Barbara, University of Utah, dan Stanford Research Institute. Ini disusul dengan dibukanya layanan Usenet 

dan Bitnet yang memungkinkan internet diakses melalui sarana komputer pribadi (PC). Berkutnya, protokol 

standar TCP/IP mulai diperkenalkan pada tahun 1982, disusul dengan penggunaan sistem DNS (Domain 

Name Service) pada 1984. 

Di tahun 1986 lahir National Science Foundation Network (NSFNET), yang menghubungkan para 

periset di seluruh negeri dengan 5 buah pusat super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang untuk 

menghubungkan berbagai jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan konsorsium-

konsorsium riset. NSFNET kemudian mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset utama di 

Amerika hingga pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada saat NSFNET dibangun, 

berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET. Australia, negara-negara 

Skandinavia, Inggris, Perancis, jerman, Kanada dan Jepang segera bergabung kedalam jaringan ini. 

Pada awalnya, internet hanya menawarkan layanan berbasis teks, meliputi remote access, 

email/messaging, maupun diskusi melalui newsgroup (Usenet). Layanan berbasis grafis seperti World Wide 

Web (WWW) saat itu masih belum ada. Yang ada hanyalah layanan yang disebut Gopher yang dalam 

beberapa hal mirip seperti web yang kita kenal saat ini, kecuali sistem kerjanya yang masih berbasis teks. 

Kemajuan berarti dicapai pada tahun 1990 ketika World Wide Web mulai dikembangkan oleh CERN 

(Laboratorium Fisika Partikel di Swiss) berdasarkan proposal yang dibuat oleh Tim Berners-Lee. Namun 

demikian, WWW browser yang pertama baru lahir dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 dengan 

nama Viola. Viola diluncurkan oleh Pei Wei dan didistribusikan bersama CERN WWW. Tentu saja web 

browser yang pertama ini masih sangat sederhana, tidak secanggih browser modern yang kita gunakan saat 

ini. 

Terobosan berarti lainnya terjadi pada 1993 ketika InterNIC didirikan untuk menjalankan layanan 

pendaftaran domain. Bersamaan dengan itu, Gedung Putih (White House) mulai online di Internet dan 

pemerintah Amerika Serikat meloloskan National Information Infrastructure Act. Penggunaan internet secara 

komersial dimulai pada 1994 dipelopori oleh perusahaan Pizza Hut, dan Internet Banking pertama kali 

diaplikasikan oleh First Virtual. Setahun kemudian, Compuserve, America Online, dan Prodigy mulai 

memberikan layanan akses ke Internet bagi warga umum. 

Sementara itu, kita di negara kita  baru bisa menikmati layanan Internet komersial pada sekitar tahun 

1994. Sebelumnya, beberapa perguruan tinggi seperti Universitas negara kita  telah terlebih dahulu tersambung 

dengan jaringan internet melalui gateway yang menghubungkan universitas dengan network di luar negeri. 

 

C. Pemakaian Internet  

Karena Internet adalah jaringan komputer, kita dapat memanfaatkannya untuk kepentingan 

pengiriman pesan/surat. Dengan jaringan komputer, naskah yang diketikkan di satu komputer dapat segera 

tersimpan atau ditampilkan di komputer yang lain. Berbeda dengan data fax yang berupa gambar tercetak di 

kertas, data kiriman komputer berupa berkas yang sama persis dengan data yang dimasukkan pengirim. 

Untuk selanjutnya si penerima dapat melanjutkan, mengubah, mengoreksi langsung di berkas yang sama. Hal 

ini sangat bermanfaat untuk pengumpulan data-data laporan. Sumber-sumber data dapat mengirimkan 

laporan dalem bentuk yang siap edit. Pihak penyusun laporan dapat dengan cepat menggabungkan data 

laporan untuk dijadikan buku dokumen dengan format yang rapi dan seragam.  

 

1. Sumber Informasi dan Komunikasi 

Ada dua macam komunikasi: langsung dan tak langsung. Dengan komunikasi langsung, pesan yang 

dikeluarkan pengirim langsung dibaca oleh penerima. Dengan komunikasi tak langsung, pembacaan pesan 

oleh peneriman dapat dilakukan sewaktu-waktu setelah pesan ini  terkirim. Kedua macam komunikasi 

ini masing-masing ada untung-ruginya. Beberapa masalah seperti penyebaran pengumuman lebih cocok 

dikomunikasikan dengan media tidak langsung. Masalah-masalah yang membutuhkan diskusi antar beberapa 

pihak memerlukan sarana komunikasi langsung.  

Untuk mengadakan komunikasi langsung (satu atau dua arah) semua pihak yang terlibat (mengirim 

atau penerima data) harus memegang sarana komunikasi pada saat yang sama. Contohnya, kedua pihak yang 

berkomunikasi melalui telpon harus bersama-sama memegang pesawat telpon. Dalam batas-batas tertentu 

pesan langsung dapat juga disampaikan ke warga musalnya dengan menggunakan pengeras suara. Tentu 

saja efektifitas penyampaiannya tidak dapat diharapkan terlalu baik mengingat beragamnya aktifitas 

warga memicu semua orang siap mendengarkan pengumuman itu. Komunikasi langsung antar 

pihak yang berada di satu bangunan bisa diadakan dengan mengundang rapat di ruang yang sama.  

Dengan komunikasi tak langsung, data atau pesan yang disampaikan pihak pengirim dapat dibaca 

beberapa saat (beberapa hari) kemudian oleh pihak penerima. Penundaan ini bisa disebabkan oleh 

keterlambatan pengiriman atau karena tidak adanya kesempatan bagi penerima untuk langsung membaca 

pesan. Komunikasi tak langsung dapat juga berbentuk penyebaran informasi baik dengan aktif 

mengirimkannya ke penerima (misalnya mengirimkan koran ke pelanggan) maupun pasif hanya dengan 

memasang papan pengumuman. Pihak penerima yang diminta untuk aktif datang ke tempat papan 

pengumuman untuk membaca isi pesan yang diumumkan.  

Karena jaringan komputer memungkinkan pembacaan data di komputer-komputer lain yang 

terhubung, tersedianya jaringan komputer Internet yang mendunia memungkinkan kita untuk membaca data-

data yang tersimpan di banyak komputer yang tersebar di segala penjuru dunia. 

Disamping untuk membaca informasi di komputer lain, komputer sendiri yang terhubung ke Internet 

dapat diisi dengan data-data yang perlu dipublikasikan. Dengan mempublikasikan identitas komputer yang 

berisi data-data publikasi, maka semua pemakai Internet dapat membacanya. Informasi iklan dapat ditekan 

minimal tetapi cukup menarik warga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.  

Internet memungkinkan banyak orang dapat sekaligus membaca dokumen-dokumen yang kita 

publikasikan. Dari segi banyaknya anggota warga yang dapat mengakses sumber informasi secara 

bersamaan, Internet lebih menguntungkan dibanding penyediaan informasi melalui saluran telpon.  

 

2. Sebagai Media Pendidikan 

Teknologi internet pada hakekatnya merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi generasi 

sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat 

membantu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif, bisa 

sebagai media massa dan interpersonal, dan gudangnya sumber informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat 

dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Khoe Yao Tung 

mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan 

komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.  

Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo paling tidak ada tiga hal 

dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu: 

a. Peserta   didik   dapat   dengan  mudah   mengambil   mata kuliah dimanapun di  

    seluruh  dunia tanpa batas in