marketing mengalami perubahan sangat besar
dengan penggunaan komputer di industri media massa.
Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin
canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses
pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan wartawan yang
meliput di medan paling sulit sekalipun.
Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media
raksasa sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio,
dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet, dengan space iklan yang tak kalah luasnya.
Setiap pengusaha media dan kantor berita juga dituntut untuk juga memiliki media internet ini agar
tidak kalah bersaing dan demi menyebarluaskan beritanya ke berbagai kalangan. Setiap media cetak atau
elektronik ternama pasti memiliki situs berita di internet, yang updating datanya bisa dalam hitungan menit.
Ada juga yang masih menyajikan edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak.
VI. Surat Kabar Untuk Kegiatan Dakwah
Media dakwah ini amat ebsar manfaatnya, sebab ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk
opini warga, ia hampir disebut bisa disebut sebagai makanan pokok. warga mendambakan
informasi dan selalu dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui media surat kabar dapat
berbentuk berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel islam, dan sebagainya.
Lazarfeld Doob dan Breslon, mengemukakan kelebihan-kelebihan media surat kabar adalah :
a. The Readerd Control the Exposer
Medium ini memberikan kesempatan untuk memilih materi-materi yang sesuai dengan kemampuannya
dan kepentingannya. Bahkan pembaca lebih lanjut dapat membacanya setiap kali dia ingin dan kapan ia
ingin berhenti membacanya. Juga dapat emmbuat resume jika ia perlu.
b. Exposer may be and often be repeated
Selanjutnya media yang diwakili oleh pers ini tidaklah terikat oleh suatu waktu dalam emncapai
khalayaknya. Bahkan mereka secara bebas dapat melihat kembali matrial yang telah dibacanya untuk
mengingatkannya, atau menguatkan ingatannya. Atau dengan kata lain pembaca dapat tetap menyegarkan
ingatannya, dan dapat menikmati suatu kepuasan yang pernah dinikmati sebelumnya. Maka ia dapat
memicu efek berganda yang bertumpu pada akumulative effect. Hal ini tidak dapat dijumpai pada
medium-medium yang lain.
c. Treatment may be fuller
Media yang berbentuk tulisan ini juga dapat mengembangkan suatu topik yang diinginkan. Maksudnya
topik yang ada dapat dikembangkan dengan melalui media yang lain misalnya radio, film, dan televisi.
d. Specializes appearance is possible
Media ini selanjutnya hidup dan berkembang dalam keadaan yang dibanding pada medium-medium yang
lainnya. Ia memeliki kelebihan lebih luas dan kebebasan gaya yang lebih besar dalam memenuhi selera
pembaca. Demikian juga materi yang bagaimanapun juga keadannya dapat lebih lancar disalurkan pada
pembaca melalui cetakan, dibandingkan melalui film.
e. Possible greater prestige
Akhirnya media yang dapat ditangkap oleh mata ini, dapat memiliki prestise yang tinggi, justru karena
dalam pembentukan prestise yang bersifat khusus, dapat membentuk dengan aplikasi khusus, berdasarkan
kepada kebiasaan pembaca yang di dalamnya tercakup perhatian dan kesenangan untuk membaca. Dan
dasar ini pula maka seseorang akan sangat mudah dipengaruhi oleh bacaannya.
BAB VI
MEDIA-MEDIA ELEKTRONIK
6. Media Elektronik
Media elektronik/modren modern sejak awal sudah bersifat demokratis, dan sejak awal pula
khalayaknya adalah warga luas secara kesuluruhan, bukan kalangan tertentu saja. Media modern
sebagian besar menuntut khalayaknya memberikan perhatian secara penuh karena apa yang disiarkannya
tidak diulang. Kita bisa membaca buku tentang Al-Ghazali sekarang lalu meneruskannya sepuluh tahun
kemudian. Kita tidak bisa menikmati siaran radio atau televisi seperti itu. Namun, beberapa media modern
seperti teknologi audio dan video untuk kita nikmati pada saat kapan saja di luar saat acara itu disiarkan.
Teknologi, sifat dasar media modern,dan kebutuhan akan dukungan ekonomi yang besar
mengaruskan film, radio dan televisi memiliki khalayak luas dan missal. Program acara radio dan film
pendek pun memerlukan biaya besar dan menuntut berbagai macam kealian mulai dari penulis naskah,
produser, sutradara, pemain dan teknisi yang menangani berbagai peralatan. Untuk menutup semua biaya itu,
diperlukan
khalayak yang besar.
6. 1 Jenis-Jenis Media Elektronik
A. Radio
1. Defenisi dan Sejarah Radio
Radio mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima atau the fifth estate, setelah pers (surat kabar)
dianggap sebagai kekuasaan keempat atau the fourth estate.
Radio adalah alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik seba -ai pembawa
pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya. Proses
penyampaian pesan itu memerlukan dua sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim
disebut pemancar radio dan sebuah penerima pesan yang dinamakan penerima radio.
Pemancar radio pada dasamya adalah alat pembangkit getaran listrik dengan frekuensi sangat
tinggi, yang secara teknis disebut frekuensi radio (radio fi-equency, disingkat RF), sehingga energinya
yang Tersalur melalui antena terlempar ke segala arah sebagai, gelombang elektromagnetik. Sebelum
disalurkan kel antena, getaran listrik yang dihasilkan itu "disuntik" dengan ge taran listrik yang lain
berupa informasi sehingga yang dipancarkan melalui antena merupakan gelombang elektromagnetik
yang sudah mengandung informasi. Penyuntikan informasi, yang biasanya disebut frekuensi audio
(audio frequency, disingkat RF), ke dalam gelombang pembawa itu disebut proses modulasi. Informasi
ini dapat berupa suara musik, orang bemyanyi, gamhar, kode morse, data komputer, dan lain-lain.
Getaran listrik yang berupa informasi itu seolah-olah digendong oleh gelombang pembawanya
dan dibawa melanglang buana ke segala arah untuk diterima oleh ribuan atau jutaan pesawat, atau oleh alat
penerima radio yang sedang berada pada frekuensi pemerintah yang sama dengan frekuensi gelombang
pembwa tadi. Energi listrik berupa gelombang radio itu sebagian kecil diterima oleh antena sebuah pesa-
wat penerima yang sedang disetel.
Bagian tertentu pada pesawat penerima, yang disebut detektor, memisahkan informasi dari
gelombang pembawanya. Proses ini disebut demodulasi, sebagai kebalikan dari proses modulasi pada
pesawat pemancar. Informasi yang sudah dipisahkan itu masih berupa getaran listrik. dan pesawat
penerima masih harus memproses lebih lanjut agar dapat diikuti oleh panca indera manusia. Jika
informasi
itu berupa suara, alat monitornya adalah sebuah pengeras suara. Apabila informasi itu berupa gambar,
tentu saja alat monitornya adalah layar video seperti yang terpasang di pesawat televisi.
B. Awal Perkembangan Radio.
Ada beberapa mahakarya di bidang teknologi yang telah membawa dampak sangat besar pada
nilai-nilai hidup manusia, seperti mesin cetak. mesin tenun, dan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip-
prinsip elektromagnetisme. Mahakarya yang lain adalah keberhasilan Guglielmo Marconi dari Italia
membuat alat telegraf tanpa-kawat yang memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio. Sejak saat itu,
ilmu telekomunikasi berkembang cepat selaras dengan perkembangan ilmu eleronika.
James Clerk Maxwell dari Universitas London telah meletakkan dasar-dasar teknik komunikasi
radio ketika pada tahun 1864 ia mengemukakan teori elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.
Pada akhir kesimpulannya ia menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik atau
elektrik dengan berbagai besaran frekuensi yang berkisar antara 1014 dan 1015 getaran per detik.
Berdasarkan kesimpulan ini, dengan berani ia meramalkan bahwa akan ditemukan gelombang
etektromagnetik yang frekuensinya berbeda dengan cahaya. Ia juga meramalkan kemungkinan penciptaan
jenis gelombang elektromanetik baru yang akan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia,
Pada tahun 1892, Sir William Crookes meramalkan dengan jitu bahwa gelombang
elektromagnetik akan menjadi sarana telekomunikasi. Alat-alat penerimanya akan mampu menerima pesan
melalui gelombang itu pada ban frekuensi tertentu tanpa terganggu oleh orang lain yang juga sedang
berkomunikasi. Demikian pula pancaran yang dikirimkan akan dapat diarahkan pada arah tertentu.
Di bidang teknologi, usaha untuk menyempurnakan radio siaran itu telah mencapai kemajuan.
Profesor E.H. Amstrong tahun 1933 memperkenalkan System Frequency Modulation (FM) sebagai
penyempurnaan Amplitude Modulation (AM) yang biasa digunakan radio siaran.
Dengan sistem yang baru itu, untuk pendengaran dapat dicapai fidelity yang lebih tinggi.
Keuntungan FM dan AM ialah:
(1) Dapat menghilangkan “interference” (gangguan, percampuran yang disebabkan cuaca, bintik-
bintik matahari atau alat listrik)
(2) Dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun yang mengudara pada
gelombang yang sama.
(3) Dapat menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga manusia yang sensitif.
C. Perkembangan Radio di negara kita
Hari radio jatuh pada tanggal 11 September 1945. Pada hari itu para pemimpin pegawai
negara kita dari studio-studio radio di seluruh Jawa yang dikuasai Jepang mengadakan rapat di Jakarta
untuk mendirikan suatu badan siaran radio sebagai alat perjuangan negara Republik negara kita yang baru
diproklamasikan. Badan siaran radio ini dinamakan Radio Republik negara kita (RRI), dan sampai
sekarang digunakan sebagai studio radio pemerintah.
Sejak saat itu, tanggal 11 September diperingati setiap tahun sebagai Hari Radio. Tetapi
"semangat keradioan" sesungguhnya sudah tumbuh di negara kita jauh sebelum itu.
Jaman Belanda. Siaran radio di negara kita sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Ketika
pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya hubungan
yang cepat antara kedua wilayah itu untuk menyampaikan peraturan pemerintah dan berita, baik yang
biasa maupun yang rahasia. Ini hanya dapat dilakukan melalui hubungan radio, yang lebih cepat antara
kedua wilayah itu uuntuk menyampaikan peraturan pemerintah dan berita, baik yang satu -satunya
saluran yang ada waktu itu - telegraf dan kabel laut.
Sejak itulah tumbuh "semangat keradioan" di kalangan orang Belanda di negeri jajahannya.
Dengan bantuan jawatan pos, telepon dan telegrafi Belanda (PTT), tumbuhlah semangat radio amatir di
sini. PTT pun mendirikan pemancar-pemancar yang kuat di Bandung.
Karena radio amatir dianggap belum memuaskan, pada tanggal 16 Juni 1925
orang Belanda penggemar radio di Jakarta mendirikan perkumpulan siaran radio Bataviase Radio
Vereniging (BRV, Perkumpulan Radio Jakarta). Dalam akte notarisnya dinyatakan bahwa perkumpulan
ini didirikan untuk selama 29 tahun. Para anggota BRV, dengan mengumpulkan uang, dapat membeli
sebuah pemancar kecil.
Tidak lama kemudian, pada tahun itu gula di Tanjung Priok didirikan
Nederlands-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM, Perusahaan Siaran Radio Hindia Belanda)
dengan pemancar berkekuatan 1.000 watt.
Dua tahun kemudian, seorang penggemar radio amatir, de Groot, mendirikan stasiun radio
Malabar di Bandung. Fungsinya terutama sebagai alat hubugan radio telegrafis antara Hindia Belanda
dan negeri Belanda. Usahanya membuahkan hasil pada tanggal 12 Maret 1927, ketika ia daat
menagkap siaran gelombang pendek dari Laboratoria Philips di Eindhoven, negeri Belanda. Sukses de
Groot mendorong para pencinta radio di Negeri Belanda untuk membangun pemancar siaran luar
negeri.
Di kalangan orang negara kita , siaran radio pertama kali diselenggarakan di Surakarta oleh
perkumpulan Javaanse Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran (Lingkungan Kesenian Jawa Mardi
Raras Mangkunegaran). Pemancar mereka, dengan nama panggilan PK 2MN, adalah hadiah dari Sri
Paduka Mangkunegara VII, bangsawan Jawa penggemar seni yang pernah ikut bergerak dalam Budi
Utomo. Acara siarannya hanya berupa kesenian Jawa dan ditangkap oleh lingkungan terbatas karena
di Solo waktu itu baru ada 20 pesawat radio, yang umumnya milik bangsawan.
Untuk mempertahankan siaran itu, pada tanggal 1 April 1933 didirikan Solose Radio
Vereniging (SRV, Perkumpulan Siaran Radio Solo) yang diketuai Sarsi to Mangunkusumo. Sesudah
berkali-kali diadakan /siaran percobaan, SRV dapat menyelenggarakan siaran pertama, berupa
kelenengan Jawa, pada tanggal 15 Januari 1934 pukul 17.00. Siaran itu juga direlai ke suatu studio
radio swasta di Amsterdam, negeri Belanda. Siaran SRV, yang tertangkap pula di banyak kota besar
di Pulau Jawa, membangkitkan semangat keradioan di kalangan orang negara kita . Di kota-kota itu
kemudian berdiri kring (cabang) SRV yang dikuasai
seorang konsul.
D. Radio Sebagai Media Komunikasi
Fungsi dan peranan media massa yang pernah disebut dalam warga kita cukup beraneka ragam,
mencerminkan harapan dan keinginan politis yang berubah dari zaman ke zaman terhadap komu-nikasi
massa, umpamanya radio sebagai alat perjuangan atau alat revolusi, media pembangunan, pers Pancasila,
dsb. Namun dari segi kajian komunikasi maka fungsi media massa (tidak terkecuali media radio) pada intinya
tidak banyak berubah semenjak dahulu. Fungsi pokok ini meliputi pengamatan atau pengawasan lingkungan
(sur-veillance of the environment), korelasi dari berbagai bagian warga guna menciptakan konsensus,
sosialisasi atau pewarisan budaya dan fungsi hiburan.
Fungsi-fungsi ini tidak selalu dapat dijalankan sekaligus. Salah satu diantaranya mungkin mendapat
prioritas utama oleh suatu media pada suatu ketika, sehingga meng-abaikan fungsi lainnya. Bila fungsi
hiburan yang diutamakan, misalnya, maka komunikasi yang memenuhi fungsi pengamatan tidak akan
mungkin dijalankan dengan efektif. Efektivitas media dalam mengkomu-nikasikan suatu substansi ikut diten-
tukan oleh fungsi yang diutamakan media yang bersangkutan.
Fungsi radio yang sering diutamakan adalah sebagai berikut:
1. Sumber informasi serta sarana komunikasi untuk mengamati perubahan lingkungan
yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan khalayak pendengar. Media ini dapat didengarkan kapan
saja, di mana saja, sehingga dapat memberi-tahukan perubahan keadaan terakhir secara cepat. Makin
tidak menentu keadaan, makin tinggi rasa ketidakpastian, makin ramai isu, makin cepat perkembangan,
makin lengket pula pendengar dengan radionya - seperti yang terjadi pada waktu maraknya demo dan
kerusuhan, ketika menghadapi datangnya bahaya bencana alam, atau saat ramainya isu tentang gejolak
mata uang dan likuidasi bank. warga ingin mendapat informasi untuk mengambil langkah guna
mengamankan diri, keluarga, harta dan hal-hal yang dianggapnya penting. Dalam keadaan yang lebih
tenang, fungsi ini (disebut juga fungsi informasi) tetap diperlukan khalayak, yang ingin mengetahui
datangnya berbagai peluang dan kesempatan baru di samping potensi ancaman, gangguan atau berkurang-
nya kenyamanan yang dapat muncul sewaktu-waktu.
2. Pengembangan konsensus melalui media massa, biasanya mengemuka pada waktu
timbulnya perkembangan ke arah perubahan. Setelah mendapat informasi tentang perkembangan baru
yang dianggap penting, warga membicarakannya dari berbagai segi serta menelaah implikasinya
bagi mereka. Secara formal khalayak bertukar pikiran melalui media - atau tanpa media namun
dirangsang oleh media - dan mencoba mencari kesepakatan : apa perlu reaksi bersama, dan kalau
demikian apa yang harus dilakukan. Kesepakatan ini tidak hanya tentang soal yang serius seperti masalah
politik, tetapi dapat juga yang sepele. Seribu satu hal, termasuk nilai sosial budaya tentang apa yang baik
dan buruk, gaya hidup baru, fesyen, penyakit, cuaca, dsb., disepakati melalui wacana media radio.
3. Radio berfungsi sebagai media pembentuk konsensus, misalnya dengan melaporkan
trend yang menarik ditiru atau makin luas diterapkan, berulang-ulang memainkan lagu baru yang paling
populer (Top Ten) pada suatu waktu, menyiarkan rangkaian diskursus yang menuju kepada kesamaan
pendapat, dsb. Atau sebaliknya, media massa dapat juga memainkan peranan secara disfungsional,
misalnya dengan mengabaikan pendapat yang berbeda yang datang dari orang lain, dan dengan cara
begitu melakukan manipulasi untuk memicu persepsi mengenai tercapainya kesepakatan bersama.
4. Hiburan.
Trend ke depan akan lebih meningkatkan fungsi hiburan. Perkembangan zaman yang kian kompleks,
dengan tempo yang makin tinggi,penuh perubahan dan tuntutan berat (demanding), memicu
kejenuhan dan tekanan hidup yang harus diimbangi dengan hal-hal yang lebih ringan, yang dapat
mengurangi ketegangan, memicu inspirasi baru, atau membuka kesempatan ‘pelarian’ sesaat guna
menyegarkan diri dan mengembalikan keseim-bangan. Begitu rupa pentingnya hiburan dewasa ini,
sehingga pendidikan dan informasi melalui media massa - terutama radio dan teve - makin cenderung
digabungkan (konvergen) dengan hiburan, berkembang ke arah bentuk komunikasi baru infotainment dan
edutainment. Komunikasi bunglon ini memudahkan penerimaan pesan tetapi sebaliknya dapat
mengurangi efektivitas komunikasi khalayak penerima mungkin lebih menyerap muatan hiburannya
ketimbang muatan informasi yang dikomunikasikan.
Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa tekanan atau pengutamaan pada suatu fungsi dapat
mengurangi pelaksanaan fungsi yang lain. Masing-masing fungsi dapat menjadi kendala atau dikendalai oleh
pelaksanaan fungsi yang lain. Dengan kata lain, efektivitas sesuatu fungsi komunikasi dapat dipengaruhi atau
berkurang oleh fungsi lain.
E. Radio Sebagai Media Dakwah
Radio merupakan salah satu di antara alat komunikasi massa. Seperti media massa lain, radio pun
mempunyai fungsi sebagai alat pemberi informasi. Lewat radio, seseorang dapat mengetahui dan memahami
sesuatu. Sebagai alat yang mendidik, muatan sajiannya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
moral, dan akhlak seseorang. Sebagai alat penghibur, siaran radio bisa membuat seseorang terhibur, senang,
memenuhi hobi, dan mengisi waktu luang.
Saat ini sistem pendidikan belum memberikan porsi yang cukup bagi pendidikan agama. Wajar
apabila RRI ikut meresponsnya. Menurut pendapat beberapa pakar, dengan belajar agama, kemudian
merefleksikannya dalam tingkah laku, moralitas yang baik dapat terbentuk. Di sisi lain, radio mempunyai
nilai lebih dibandingkan dengan media lain (cetak). Dengan "suara", tanpa ilustrasi kasatmata, seseorang
akan terpengaruh.
Karena radio sebagai media, muatan-muatan agama tak harus hadir secara normatif, tapi lewat
pendekatan sosiologis dan psikologis agar "menyentuh" para pendengar. Format acara agama dapat berupa
ceramah, dialog, fragmen, langen suara, feature majalah udara, uraian, diskusi, dialog interaktif, dan radio
spot/slide audio.
Kelebihan-kelebihan media radio sebagai media dakwah adalah
a) Bersifat langsung
Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang
kompleks sebagaimana penyampaian meteri dakwah lewat pers, majalah umpamanya. Dengan
mempersiapkan secarik kertas, da’i dapat secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon.
b) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan
Faktor lain yang memicu radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa
siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak
merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit
dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan media ini.
c) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat
Faktor lain yang memicu radio memiliki kekuasaan adalah daya tarik yang kuat dimilikinya. Daya
tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkait tiga unsur yang ada padanya, yakni: musik,
kata-kata, dan efek suara
d) Biaya yang relatif murah
Di banyak negara di dunia ketiga Asia, dan Amerika Latin, Radio umumnya telah menjadi media utama
yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya komunikasi cuma
kecanggihan dari radio itu sendiri.
e) Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil
Di beberapa negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk
menghubungi tempat-tempat terpencil.
f) Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis
Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak
terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak.
Di beberapa negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari 60%. Jutaan orang
ini tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.
6. 2 Televisi
I. Ruang Lingkup Pertelevisian
A. Televisi dan Perkembangan Dewasa Ini
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Pada penonton di rumah-rumah
tak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat
gambar-gambar yang bergerak pada layer pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film.
Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton; oleh karena dipancarkan oleh
pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau tidak di udara, maka mereka tidak bisa meilhat apa-apa. Dalam
segi ini prinsip pemancaran oleh pemancar TV dan prinsip penangkapan oleh pesawat TV adalah sama
dengan prinsip radio. Sering terjadi gambar-gambar layer TV mendadak menjadi jelek atau berubaha
bentuknya, sedangkan suarannya tetap baik. Di sini jelas, bahwa segi auditifnya baik. Jelas pula , bahwa pada
siaran TV ada unsur radio.
Secara etimologi (bahasa) kata televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang
berarti penglihatan. Jauhnya diusahakan oleh prinsif radio dan segi penglihatannya diusahakan oleh gambar.
Sebab itu televise pada hakekatnya adalah perpaduan antara radio (broadcast) dan film (motion picture)
Televisi bermakna sebagai media atau alat untuk menyampaikan pesan atau gambar melalui
gelombang yang dapat dilihat dalam bentuk nyata. Televisi merupakan “alat elektronik yang berfungsi
menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu, pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara.
Dipandang dari segi penggunaan, dapat dijelaskan macam-macam bentuk televisi, yakni:
a. Televisi siaran, yaitu pemancaran melalui saluran televisi umum dengan berkas pancaran meluas
atau tidak tertuju kearah tertentu. Pemancaran ini merupakan rangkaian terbuka (open circuit) dan
umumnya dapat diterima oleh pesawat penerima biasa.
b. Televisi rangkaian tertutup (close circuit television) yang pancarannya tidak dapat melalui kabel
koasial atau gelombang mikro (untuk ini diperlukan peralatan penerimaan khusus).
c. Televisi pengajaran dengan pelayanan tertentu (instructional television fixed service) yaitu system
pemancaran dan penerimaan televise pada frekwensi istimewa yang khususnya telah dialokasikan.
d. Televisi slow scan yaitu system pemancaran gambar mati secara bertahap dengan melalui saluran
telepon atau radio biasa. Sistem ini mirif dengan facsimile, hanya dalam slow scan gambar dibentuk
dalam waktu yang singkat dang gambar disajikan dalam CTR (Cathode Ray Tube), sedangkan
facsimile memproduksi kopi cetak (copy printout) dalam waktu yang lebih lama.
e. Televisi time shared, suatu rangkaian system yang satu saluran televise memancarkan, misalnya 300
gambar mati kepada 300 penonton yang berlainan, masing-masing untuk 30 detik. Biasanya kita
mengamati 300 frame yang berurutan dari satu gambar yang hidup.
f. TL blackboard yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh ITB dengan bekerjasama T.H. Delf yang
mampu memancarkan secara serentak suara dengan tulisan dan garis yang dibuat di sebidang papan
khusus.
Televisi mulai berkembang di Amerika Serikat yang dimotori oleh
National Broadcasting Company (NBC) dan Columbia Broadcasting System (CBS) pada tahun 1938-1939
dengan melakukan percobaan-percobaan untuk mengirim telecast. Namun akibat perang dunia kedua
memicu usaha itu terhenti. Baru setelah selesai perang dunia kedua bermunculanlah banyak stasiun
televisi di Amerika Serikat seperti American Broadcasting Company) dan lain-lain. Disamping itu orang
Eropa juga mulai membangun stasiun televise, seperti di Inggris dengan BBC-nya, juga di Negara-negara
lain termasuk di kawasan Asia.
Sementara itu perkembangan televisi di negara kita mulai mengudara sejak tanggal 17 Agustus 1962
dengan studio yang sederhana di kompleks Senayan Jakarta, ketika dilangsungkannya pesta olah raga Asian
Games di Jakarta. Waktu itu siarannya terbatas hanya 3 jam sehari dengan wilayah liputan Jakarta dan
Bogor. Sampai tahun 1965 televisi di negara kita yang waktu itu hanya ada TVRI memiliki dua stasiun penyiar
dengan empat stasiun pemancar dan lima stasiun penghubung. Sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1978,
TVRI mengembangkan diri dengan mendapat tambahan lima buah stasiun penyiar, sehingga menjadi tujuh
buah stasiun penyiar dengan 77
buah stasiun pemancar dan 11 stasiun penghubung.
Dewasa ini pertelevisian di negara kita semakin marak dengan banyaknya mucul televisi-televisi
swasta disamping televisi milik pemerintah (TVRI). Hal ini sebagai respon atas perkembangan media
komunikasi dan persaingan untuk memberikan informasi kepada seluruh warga secara akurat.
B. Media televisi Sebagai Sarana Informasi dan Hiburan
Media televisi memainkan peranan yang cukup penting dalam
menyampaikan informasi-informasi yang aktual kepada warga. Fungsi utama media televisi adalah
sebagai sumber informasi penting bagi warga. Secara luas fungsi media televisi adalah untuk
menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan
kegembiraan dalam hidup seseorang.
Ada beberapa fungsi media televisi sebagai bagian dari media massa antara lain:
1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan
komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam
lingkungan daerah, nasional maupun internasional.
2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap
sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota warga secara efektif.
3. Motivasi, yakni mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca,
lihat dan dengar dari media massa.
4. Bahan diskusi, menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal
perbedaan pendaapt mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk
pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga untuk meningkatkan kualitas
penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan.
Ada beberapa karakteristik media televisi:
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari
pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog
antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik biasanya memerlukan waktu
dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki
kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh
banyak orang pada saat yang sama.
4. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal
usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
Televisi juga bersifat auditive visual yakni mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap warga yang menontonnya dan pengaruh ini bisa positif dan juga bisa
negatif. Televisi mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian
warga. Dari informasi-informasi yang diterima oleh warga lewat televisi, warga melakukan
imitasi atau peniruan terhadap segala bentuk sifat, gaya, penampilan watak dan prilaku yang ada tanpa
mempertimbangankan terlebi dahulu segi baik dan buruknya.
Kelebihan Televisi
1. Kekuatan media televisi ialah menguasai jarak dan ruang karena televisi telah menggunakan
elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit.
2. Nilai aktualitas terhadap sautu liputan atau pemberitaan, sangat cepat.
3. Daya rangsang seseorang terhadap media televise, cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan
suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).
4. Informasi yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi
mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.
Kelemahan Televisi
1. Sukar dijangkau oleh warga, karena televisi relatif mahal harganya dibandingkan dengan radio.
Akan tetapi kelemahan ini nampaknya dapat ditunjang adanya kebiasaan warga menonton
televisi, walaupun mereka tidak memiliki.
2. Kadang-kadang warga dalam menonton hanya sebagai pelepas lelah (hiburan) sehingga
mereka tidak senang.
3. Bersifat “transitory” yaitu isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsa
4. Media televisi terikat oleh waktu tontonan
5. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar
C. Fungsi Televisi
Ada beberapa fungsi televisi dalam hal ini sama dengan komunikasi massa lainnya bagi warga
maupun individu. Menurut Sien MacBride, mengemukakan 8 fungsi komunikasi sebagai berikut:
1) Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan
komentar sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya apakah itu dalam
lingkungan daerah, nasional atau internasional.
2) Sosialiasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai
nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota warga secara efektif.
3) Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka
baca, lihat, dengan lewat media massa.
4) Mendidik, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas baik untuk
pendidikan formal di sekolah maupun nonformal di luar sekolah.
5) Kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran
televisi, atau bahan tercetak sebagai buku dengan penerbitan lainnya.
6) Menghibur, media massa menyita banyak waktu luang untuk semua golongan
usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga, kantor dan sebagainya.
7) Integrasi, yakni banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan
tertentu karena perbedaan etnis dan ras.
D. Pemanfaatan Media Televisi dalam kegiatan dakwah
Pemanfaatan televisi untuk kegiatan penyampaian pesan agama adalah sangat tepat, sebab
televisi adalah media elektronik yang
menjangkau seluruh permirsa secara merata dalam suatu kegiatan yang dikemas secara rapi dan penonton
pun dapat menerimanya. Efektifitas dan efesiensi televisi dalam kegiatan keagamaan adalah terletak pada
juru penerangan dan audience yang seoalah-olah dapat lansung berhadapan oleh sejumlah orang.
Memanfaatkan televisi sebagai sarana penyampaian pesan agama kepada warga harus
diperioritaskan materinya kepada tiga misi pembangunan di bidang agama yang dikembangkan oleh
pemerintah. Misi penting tugas dan fungsi pembangunan di bidang agama yang dikembangkan oleh
pemerintah. Misi penting tugas dan fungsi-fungsi pembangunan di bidang agama yang dicanangkan oleh
pemerintah sejalan dengan misi dakwah dalam perspektif Islam, yakni:
1. Mantapnya iman dan takwa sehingga bangsa negara kita tidak terombang-ambing pada saat
pembangunan nasional tinggal landas.
2. Semakin luasnya wawasan dalam memahami dan menghayati ajaran agama dengan tetap bertumpu
pada iman. Agama dijadikan kekuatan etik, moral dan spiritual dalam pembangunan.
3. Mantapnya kerukunan hidup umat beragama dalam tiga aspek kerukunan hidup beragama sebagai
pondasi stabilitas nasional yang menjamin persatuan bangsa.
Perioritas pesan agama yang disampaikan melalui televisi
disamping mempertimbangkan dimensi penyampaian informasi tentang ajaran agama baik dimensi aqidah,
akhlak, dan syari’at Islam, juga harus menyampaikan nilai-nilai pengajaran dalam Islam yang mampu
mengantisipasi persoalan pembangunan bangsa dengan penyelesaian lewat nilai-nilai Islam. Perioritas pesan
agama harus bersentuhan dengan kebutuhan keagamaan umat dan fungsi agama dalam kehidupan sosial.
Peran yang dilakonkan oleh media televisi dalam menyampaikan
pesan Agama cukup efektif membawa warga untuk memahami ajaran Islam secara kaffah sepanjang ia
merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya titik persambungan antara pesan media
televisi dalam menyampaikan pesan agama dengan warga sebagai audience atau peenriam pesan
ini , hal ini memberikan gamabran bahwa media televisi benar-benar mampu dan cukup efektif bagi
peningkatan kesadaran beragama masyrakat.
Metode siaran keagamaan yang akan dilaksanakan seorang da’i melalui siaran televisi, sebaiknya
memperhatikan beberapa aspek, yakni:
1. Aspek politis
Para da’i yang akan melaksanakan dakwah lewat siaran televisi hendaklah memberi dukungan
terhdap program-program pembangunan, terutama meningkatkan pembangunan dalam bidang keagamaan,
seperti kerukunan umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan
pemerintah, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.
2. Aspek Strategis
Televisi merupakan media massa yang strategis dalam membangun moral bangsa terutama dalam
memberikan motivasi bai warga untuk meningkatkan pengeahuan keagamaan dan kesadaran
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Namun harus disadari bahwa kegiatan dakwah di televisi sangat
berbeda dengan kegiatan dakwah pada tempat-tempat lainnya. Metode siaran keagamaan yang dilakukan
melalui televisi lebih luas jangkauannya. warga sebagai sasaran dakwah sifatnya abstrak, berbeda
tempat, pemikiran, umur, status social bahkan agama. Kondisi yang demikian kompleks tentu tidak mudah
menciptakan keseragaman pemahaman dikalangan pemirsa. Oleh karenanya para da’i yang menyampaikan
dakwah melalui televisi tidak bersifat khutbah yang membahas masalah-masalah agama secara mendetail.
Selain itu para da’i dalam dakwahnya sebaiknya menggunakan kata-kata himbauan dan ajakan yang
menyenangkan audience serta didukung dengan teknik penyampaian yang baik.
3. Aspek Psikologis
Dalam aspek psikologis seorang da,i dituntut untuk mampu memilih materi dan metode dakwah
yang sejalan dengan selera maupun kebutuhan pemirsa, misalnya kegemaran remaja tentu berbeda dengan
orang tua.
Dengan mempertimbangkan aspek psikologis ini , para da,i dapat menyusun materi dakwah
dengan baik, sehingga siaran keagamaan yang disampaikan akan mampu memberikan kepuasan bagi
pemirsanya.
Dibandingkan media massa lainnya televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan dan sosial
kontrol.
6. 3 Film
Film adalah media yang begitu pas dalam memberikan influence bagi warga umum. Penonton
film seringkali terpengaruh dan cenderung mengikuti seperti halnya peran yang ada pada film ini . Maka
ini dapat menjadi peluang yang baik bagi pelaku dakwah ketika efek dari film ini bisa diisi dengan
konten-konten keislaman.
Film bisa menjadi suatu tontonan yang menghibur, dan dengan sedikit kreatifitas kita bisa
memasukan pesan-pesan dakwah pada tontonan ini seperti hanya para pendahulu kita. Menurut Onong
Uchyana Efendi, film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga
untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan, Jakb Sumardjo, dari pusat pendidikan film dan televisi,
menyatakan bahwa film berperan sebagai pengalaman dan nilai.
Laju perkembangan media informasi juga di topang dengan dunia perfilman. Film adalah medium
komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja sebagai hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan
pendidikan, bahkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi (to influence) massa dalam mebentuk dan
membimbing public opinion.
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema.
Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-
lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film
(sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie =
grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat
melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui
proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan
lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi
dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan
cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser
padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita
analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari
pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan
media selluloid sebagai penyimpannya.
Menurut Sergei Esenstien tanggal lahir film secara resmi adalah pada tanggal 28 Oktober 1895,
dikala itu Lumiere bersaudara mempertunjukkan filmnya yang pertama di Grand Cape yang terletak di
Boulevard des Capuccius di Paris. Barulah kemudian perfilman berkembang keseluruh dunia (Latief : 1989 :
183-184).
Menurut Drs. Oeyhong Lee dalam bukunya : Publisistik Film menjelaskan tentang perkembangan
perfilman di Amereika serikat, sebagai salah satu Negara yang memiliki Industri film yang termaju di dunia.
Sejarah perfilman di Amerika Serikat dapat dibagi dalam beberapa periode sebagai berikut :
a. 1895-1903 = masa permulaan film bisu
b. 1903-1927 = masa film cerita bisu
c. 1927-1935 = masa film bicara hitam putih
d. 1935-1953 = masa film berwarna
e. 1953 – sekarang = masa film wide screen
Sementara perkembangan perfilman di negara kita menurut Dja’far Husein Assegaf dalam bukunya
Bunga Rampai Media Massa mengemukakan menurut catatan Armijn Pane, inisiatif pembuatan film di
negara kita pada mulanya dipegang oleh dua orang tokoh Eropa yaitu F. Carli dan G. Kruger pada tahun 1927
di Bandung. Mereka pernah memproduksi film yang berjudul Eulis Atjih, dan Lutung Kasarung.
Perkembangan film selanjutnya banyak dikelola oleh orang-orang Tionghoa. Tercatat nama Liem Goan Lian
sebagai produsen film yang menghasilkan film yang berjudul “Melati Van Agam” pada tahun 1928 dengan
memakai bitang filmnya dari kalangan orang-orang Thionghoa. Pada tahun 1934 seorang cineas
berkebangsaan Belanda yaitu Mannus Franken telah berhasil membuat film yang berjudul Pareh. Inilah
sejarah singkat mengenai dunia perfilman baik di dunia Internasional maupun negara kita (Latief : 1989 : 184-
188).
A. Sejarah Film
Di negara kita , film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada
masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah
sebuah film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan
pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901,
harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton.
Film cerita pertama kali dikenal di negara kita pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika. Film-
film impor ini berubah judul ke dalam bahasa Melayu. Film cerita impor ini cukup laku di negara kita . Jumlah
penonton dan bioskop pun meningkat. Daya tarik tontonan baru ini ternyata mengagumk1an. Film lokal
pertama kali diproduksi pada tahun 1926. Sebuah film cerita yang masih bisu. Agak terlambat memang.
Karena pada tahun ini , di belahan dunia yang lain, film-film bersuara sudah mulai diproduksi.
Film cerita lokal pertama yang berjudul Loetoeng Kasaroeng ini diproduksi oleh NV Java Film
Company. Film lokal berikutnya adalah Eulis Atjih yang diproduksi oleh perusahaan yang sama. Setelah film
kedua ini diproduksi, kemudian muncul perusahaan-perusahaan film lainnya seperti Halimun Film Bandung
yang membuat Lily van Java dan Central Java Film Coy (Semarang) yang memproduksi Setangan Berlumur
Darah.
Industri film lokal sendiri baru bisa membuat film bersuara pada tahun 1931. Film ini diproduksi oleh Tans
Film Company bekerjasama dengan Kruegers Film Bedrif di Bandung dengan judul Atma de Vischer.
Selama kurun waktu itu (1926-1931) sebanyak 21 judul film (bisu dan bersuara) diproduksi. Jumlah bioskop
meningkat dengan pesat. Filmrueve (majalah film pada masa itu) pada tahun 1936 mencatat adanya 227
bioskop.
Untuk lebih mempopulerkan film negara kita , Djamaludin Malik mendorong adanya Festival Film
negara kita (FFI) I pada tanggal 30 Maret-5 April 1955, setelah sebelumnya pada 30 Agustus 1954 terbentuk
PPFI (Persatuan Perusahaan Film negara kita ). Film Jam Malam karya Usmar Ismail tampil sebagai film
terbaik dalam festival ini. Film ini sekaligus terpilih mewakili negara kita dalam Festival Film Asia II di
Singapura. Film ini dianggap karya terbaik Usmar Ismail. Sebuah film yang menyampaikan kritik sosial yang
sangat tajam mengenai para bekas pejuang setelah kemerdekaan.
Film-film negara kita selama dua dekade ini (1980-an dan 1990-an) terpuruk sangat dalam. Insan film
negara kita seperti tak bisa berkutik menghadapi arus film impor. Masalah yang dihadapi harus diakui
sangatlah kompleks. Mulai dari persoalan dana, SDM, hingga kebijakan pemerintah. Persoalan ini dari tahun
ke tahun semakin melebarkan jarak antara film, bioskop dan penonton, tiga komponen yang seharusnya
memiliki pemahaman yang sama terhadap sebuah industri film. Dan itu menjadi suatu tantangan pagi para
sineas film dakwah.
Di awal millenium baru ini tampaknya mulai ada gairah baru dalam industri film negara kita terutama
film yang mengusung tema Dakwah. Seperti halnya film Kiamat Sudah Dekat, Kun Fa Yakun, Perempuan
Berkalung Sorban, Ketika Cinta Bertasbih, Hingga film Ayat-ayat Cinta yang begitu fenomenal akhir-akhir
ini semakin memberikan peluang bagi para sineas dakwah.
Kenyataan ini cukup memberi harapan bagi para sineas-sineas dakwah, karena tidak hanya film
yang ber-genre-kan horor, percintaan remaja atau komedi berbalut seksualitas yang bisa diterima warga
umum namun film yang bernuansakan islam pun laku untuk diedar. Maka hal ini bisa menjadi suatu
modal besar bagi para sineas dakwah dalam mengtransformasikan nilai keislaman pada media ini.
B. Unsur-Unsur Dari Film
1. Director (Sutradara), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses
pembuatan film.
2. Pembuat Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang
diproduksi.
3. Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar
atau skenario.
4. Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.
5. Lighting, Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
6. Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai
dengan nuansa cerita dalam produksi film.
7. Tata kostum, (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan
kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
8. Make up Artist, Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam
produksi film
9. Sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara
dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
10. Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur latar dan setting
yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
11. Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi
film.
12. Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
13. Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum
yang dipakai dalam produksi film.
14. Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam
produksi film.
C. Jenis-Jenis Film
1. Film Sandirawa
Sepanjang sejarahnya ada beberapa istilah untuk menyebut seni teater, yakni drama, tonil,
sandiwara, komidi, lakon, dan teater.
Drama berasal dari bahasa Yunani “dram” yang berarti gerak atau perbuatan. Dalam bahasa
Inggrisnya “action”. Moulton dalam Dramatic Artis mengemukakan drama adalah life presented in action
atau suatu segi kehidupan yang disajikan dengan gerak. Dengan demikian, gerak (baik berupa bicara, isyarat,
maupun gerak-gerik di panggung)merupakan esesnsi pokok dalam drama. Drama juga terkadang
dikombinasikan dengan musikan dan tarian, sebagaimana opera.
Dalam bahasa Belanda drama adalah toonel, yang memiliki arti pertunjukan. Istilah ini mulai
dikenal dikenal di negara kita pada zaman penjajahan Belanda sebelum Perang Dunia II, yang kemudian oleh
PKG Mangkunegara VII dibuat istilah sandiwara. Sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandhi” yang berarti
rahasia, dan “warah” yang berarti ajaran/pengajaran. Jadi sandiwara dapat diartikan sebagai pengajaran yang
disampaikan secara rahasia atau melalui perlambang-perlambang dalam suatu bentuk tonton. Istilah ini mulai
dikenal di negara kita pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945), sebagai pengganti kata toonel yang
kebelanda-belandaan.
Teater berasal dari bahaa Yunani “thetron” yang berarti takjub memandang. Pada perkembangan
berikutnya, teater mewakili tiga pengertian yaitu:
1. Sebagai gedung tempat pertunjukkan atau panggung yakni sejak zaman Thucydides
(471-295 SM) dan Plato (428-348 SM)
2. Sebagai publik/auditorium, yakni sejak zaman Herodutus (490-424 SM)
3. Sebagai suatu bentuk karangan pertunjukkan. Secara etimologis teater adalah
gedung pertunjukkan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan
yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai
drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan
media:percakapan,gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang
oleh dekor, musik, nyanyian, tarian,dan sebagainya.
Adapun dikatakan film sebagai sandiwara disini adalah ketika film itu di buat melalui tahapan-
tahapan yang telah dijelaskan di atas setelah itu di perankan oleh seorang aktor ataupun aktris yang
merupakan peran-peran yang ada dalam sebuah naskah lalu merelka mendialogkan atau melakonkan dari
sebuah cerita itu sesuai dengan naskah ini dengan adegan-adegan yang ada tertulis dalam sebuah cerita
itu. Adapun contoh sandiwara itu:
2. Film Dokumentasi
a. Pengertian Dokumentasi/ Dokumenter
A documentary is the sum of relationships during period of shared action and
living, a composition made from the sparks generated during a meeting hearts and minds.
(Dokumenter adalah penggabungan antara sejumlah bagian kegiatan dan kehidupan
nyata, sesuatu yang berisi tentang generasi kehidupan pertemuan antara hati dan jiwa)
(Michael : 2000 : 31).
Dokumenter bisa kita sebut juga sebagai sesuatu dokumentasi yang real atau nyata
yakni tidak dibuat-buat maupun direkayasa. Suatu rekaman yang diabadikan pada saat
keadaan sebenarnya berlangsung, saat orang yang menjadi objeknya berbicara, apa adanya,
spontan dan tanpa media perantara.
Film adalah gambar hidup yang merupakan karya cipta seni dan budaya yang
dibuat oleh manusia yang dijadikan alat komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
asas sinematografyang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan
hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses
kimiawi, proses elektronik dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan
ditayangkan dengan system proyeksi mekanik elektronik.
Dari beberapa pengertian diatas jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian film
documentasi adalah suatu rekaman yang kompleks yang mendokumentasikan kenyataan
yang ada, tidak dibuat-buat maupun direkayasa. Film yang tidak dibintangi oleh actor
opera sabun tetapi diperankan oleh orang biasa maupun orang yang memiliki tingkat
kepentingan tertentu untuk tema rekaman dokumentasi itu sendiri.
Raymond Spottiswoode dalam bukunya A Grammar of the Film menyatakan film
dokumenter dilihat dari subjek dan pendekatannya adalah penyajian hubungan manusia
yang didramatisir dengan kehidupan kelembagaannya, baik lembaga industri, social,
maupun politik, dan dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang kurang penting
dibandingkan dengan isinya (Departemen Penerangan RI : 1991 : 5).
3. Film Animasi
1. Sejarah Film Animasi
Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak, tetapi dengan seiring
berkembangnya zaman, film kartun bukan lagi hanya untuk konsumsi anak-anak saja,
bahkan orang dewasa pun menikmati film kartun . Dapat di pastikan kita semua mengenal
tokoh Donal bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse)
yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun,
selain mengandung unsur menghibur, tetapi juga ada mengandung unsur pendidikannya.
Bahkan pada saat sekarang ini, film animasi selain digunakan sebagai tontonan dapat juga
digunakan sebagai pelayanan pemerintah dan lain-lain (Ardianto dkk : 2004 : 140)
Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi
dan animasi yang berakar pada dunia gambar. Kata film berasal dari bahasa inggris yang
telah di negara kita kan, maknanya dapat kita lihat pada kamus umum Bahasa negara kita : “1.
barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar potret negativ (yang
akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup”
(Poerwadarminfa : 1984)
Secara mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru dapat
diartikan kalau dilihat dari konteksnya; misalnya dipakai untuk potret negatif atau plat
cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran pita seluloid yang diproses secara
kimia sebelum dapat dilihat hasilnya; atau yang berhubungan dengan cerita atau lakon,
film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang
bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung
unsur dasar cahaya, suara dan waktu (Zawa : 2008 : 1 Oktober 2011).
Definisi animasi diambil dari kamus Oxford berarti film yang seolah hidup, terbuat
dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya dengan perbedaan tipis antarframes,
untuk memberi kesan pergerakan saat diproyeksikan (The Little Oxford Dictionary 19).
Animate yang merupakan kata kerja dari bahasa Inggris berarti memberi nyawa (Marini : 1
Oktober 2011).
Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar
binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol
Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih, mereka mencoba untuk menangkap gerak
cepat lari binatang, seperti celeng, bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki
dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.
Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar
para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000
sebelum Masehi (Thomas 1958:8). Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita
yang hidup, dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian(794-1192)
(ensiklopedi Americana volume 19, 1976).
Kemudian muncul mainan yang disebut Thaumatrope sekitar abad ke 19 di Eropa,
berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang kedua sisi
kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan santir gambar
burung itu bergerak (Laybourne 1978:18).
Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam
secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang
lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai
saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi
yang disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan
diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal
proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23). Kedua pemula pembuat film bioskop,
berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film
animasi (Ensiklopedi Americanavo LV1 : 1976 : 740)
Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke
19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana
berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam (black-line) dibuat
di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi
putih dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay (lihat gambar disamping) membuat
film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan
latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai
mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-
an; Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat “Felix
The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure
digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar
hitam atau dibuat sebaliknya. Mc Cay membuat rumusan film dengan perhitungan waktu,
16 kali gambar dalam tiap detik gerakan.
6.4 Hand Phone
A. Sejarah dan Perkembangan Handphone
Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk
teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP.
Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan
teknologi analog pada generasi pertama memicu banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas
trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum
frekuensi yang boros.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu,
teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT
atau Nordic Mobile Telephone adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara
internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-
450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz.
Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi
generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-
95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa
untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan,
modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G
dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu
frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple
Access (TDMA).
Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for
Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada
frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps.
Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982.
Konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk
mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan
kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I diluncurkan pada
pertengahan 1991.
Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi
pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim
pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2.
Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi
2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS
(General Packet Radio Service) dan EDGE.
Baru-baru ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan
akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi
terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile
Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan
generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2
Mbps untuk aplikasi indoor.
Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming,
video telephony, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang
awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten
pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA dimiliki Qualcomm Inc.,
sehingga pembuat peralatan membayar royalti.
Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena
pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan
banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross
talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.
Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang,
CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International
Telecommunication Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga (3G).
Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA.
Pada bulan Mei 2001 sudah ada 35 juta pelanggan CDMA di seluruh dunia. Dan pada tahun
2003, ada 100 juta pelanggan yang menggunakan CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang
dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.
Tingginya bit rate yang dimiliki memicu banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai
aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan.
Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo
dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas
secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol
di handphone.
Ketika kita duduk di rumah pun, kita masih bisa melakukan berbagai hal tanpa harus keluar
ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-
lain. Itu semua bukan hal yang mustahil bagi generasi ketiga.
Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan
berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G,
komunikasi murah dan berkualitas bukan impian belaka.
B. Hand phone Sebagai Media Massa Ketujuh
Jika ditinjau dari media yang digunakan, komunikasi dengan HP masuk ke dalam bentuk
komunikasi air massa. Komunikasi air massa lain yang pernah dikenal antara lain lewat telepon rumah, lewan
surat dan lewat faximile. Ciri yang menyertai bentuk komunikasi ini adalah tidak melihatkan massa yang
heterogen dan komunikatornya tak melembaga, tetapi melihatkan peralatan lain seperti yang sudah
disebutkan di atas.
HP tidak hanya bisa digunakan untuk menerima dan menelepon, tetapi juga untuk mengirim SMS,
mengirim dan menerima gambar, mengirim dan menerima gambar, mengirim dan menerima ring tone.
Masing-masing jenis telepon berbeda satu sama lain tentang fasilitas yang disediakan. Untuk SMS saja, ada
yang fasilitasnya hanya 1600 karakter ada pula yang sampai 459 karakter. Artinya, jika Anda menulis pesan
200 karakter dengan HP fasilitas 160 karakter tidak bisa dilakukan. Bisa dilakukan, tetapi pengirimannya dua
kali. Lebih dari itu, HP sekarang banyak jenis dan variasi fasilitas yang disediakan misalnya bisa merekam
gambar.
Fenomena baru terjadi di dunia komunikasi dan informasi kini. Media massa tidak
lagi dikuasai oleh media massa tradisional seperti surat kabar, majalah, televisi, radio,
ataupun media massa yang biasa digunakan sebagai alat promosi. Setelah kehadiran media
online yang cukup fenomenal mampu menguak bebrapa isyu di tanah air, bahkan
menggerakan massa seperti aksi kemanusiaan koin prita yang belum lama ini menjadi
bahasan hangat tiap media. Kini, telah hadir sebuah bentuk media massa ketujuh yang
memiliki potensi untuk industri bisnis tanah air yakni telepon seluler (ponsel).
Ada tiga hal yang menandai kebangkitan era telepon seluler sebagai media massa
ketujuh ini. Pertama, jumlah pemegang ponsel yang begitu besar. Saat ini, pemegang
ponsel di dunia sudah mencapai angka empat milyar pengguna. Khusus untuk wilayah
negara kita , diperkirakan ada 150 juta pelanggan ponsel. Jika, kita asumsikan dari total
pelanggan ada 20 Juta pelanggan memiliki 2 ponsel, maka ada 110 juta penduduk yang
memiliki ponsel yang aktif. Jumlah ini tentunya sudah sangat memenuhi kriteria massa.
Kedua, variasi bentuk SMS (Short Message Service) sebagai fitur-fitur yang
mendukung seperti EMS (Enhanced Messaging System) dan MMS (Multimedia
Messaging System). EMS, pesan yang dikirim tidak hanya dalam bentuk text, melainkan
berbentuk suara atau gambar. Kemudian MMS menyempurnakannya, dimana pesan yang
dikirim dapat dikemas dengan membawa 3 unsur, yaitu gambar, suara, dan text sekaligus.
Baik EMS maupun MMS dapat disiarkan (broadcast) dari satu aplikasi ke banyak
pelanggan sekaligus, sehingga pemilik pesan dapat mengemas pesannya dalam format
yang lebih kaya (rich format) daripada sekedar tulisan singkat. Fakta ini tentunya semakin
memperkuat predikat ponsel sebagai media massa.
Fakta yang ketiga adalah tersedianya fungsi internet di ponsel. Konvergensi
internet dan telekomunikasi menstimulasi vendor-vendor infrastruktur telekomunikasi dan
vendor ponsel mengembangkan aplikasi sehingga ponsel beralih fungsi menjadi alat untuk
mengakses internet. Dengan internet, format pesan yang disiarkan lebih kaya lagi. Lihatlah
trend sekarang, ponsel yang diburu adalah BlackBerry, iPhone, Smartphone, yang intinya
bisa mengakses internet. Ditambah pula, bahwa sekarang Operator Seluler ramai-ramai
menawarkan fitur akses internet berkecepatan tinggi. Fakta ini didukung oleh pola
komunikasi warga yang senang mengakses internet menggunakan ponsel untuk
sekedar cek e-mail, browsing, hingga beraktivtas di situs jejaring sosial.
C. Pemanfaatan Hand phone untuk Dakwah
Adanya internet misalnya, justru seharusnya menjadikan kita lebih banyak belajar dengan adanya
banyak informasi yang bermanfaat, khususnya belajar agama dan untuk dakwah. Banyak sekali situs yang
menyediakan materi-materi ke-Islaman yang cukup lengkap, bahkan interaktif. Sebut saja misalnya,
Manajemen Qalbu (cybermq.com), Era Muslim (eramuslim.com), Percikan Iman (percikan-iman.com), My
Quran (myquran. com), Pesantren Virtual (pesantrenvirtual.com), Media Muslim (mediamuslim.info), dll.
Muhammadiyah pun nampaknya mulai melirik dunia maya ini, tengok saja misalnya situs web
muhammadiyah.or.id, muhammadiyah-tabligh.or.id, suara-muhammadiyah.com, dll. Komunitas interaktif
sebagai media saling belajar keagamaan di forum-forum atau mailing list juga semakin marak, seperti di
milis Muhammadiyah.
Selain internet, saat ini mulai muncul pula perkembangan teknologi seluler untuk dakwah, yakni
dengan pemanfaatan HP sebagai media penyebarluasan ajaran Islam atau m-Dakwah (mobile dakwah).
Mengingat jumlah pengguna yang sedemikian besar, pemanfaatan HP untuk dakwah dapat menjanjikan
jangkauan yang lebih luas. Selain itu perangkat HP sudah cukup murah, operasional penggunaan perangkat
ini juga relatif mudah dibanding penggunaan komputer.
HP sebenarnya adalah perangkat yang cukup canggih. Memiliki kemampuan tidak hanya sebatas
komunikasi suara ataupun SMS. HP saat ini memiliki kemampuan merekam suara, memotret, merekam
video, serta menjalankan software aplikasi seperti Java atau Symbian. Sekarang ini beberapa programmer
dari kalangan umat Islam telah mulai mengembangkan software aplikasi ke-Islaman yang dapat dijalankan di
HP. Beberapa aplikasi memerlukan HP yang memiliki spesifikasi yang cukup tinggi, namun, beberapa
aplikasi dapat diinstal dan dijalankan pada HP dengan spesifikasi cukup terjangkau, yaitu HP yang memiliki
fitur Java.
Contoh aplikasi ke-Islaman yang cukup populer misalnya Pocket Qur’an, yang dikembangkan
seorang akademisi dari Arab Saudi, Jalal Muhtadi. Aplikasi Pocket Qur’an dapat didownload dari situs
pocketquran.com. Aplikasi ini berisi Al-Qur’an lengkap 30 Juz yang dapat diinstal pada beberapa tipe HP
dan PDA yang memiliki spesifikasi cukup tinggi, misalnya, Nokia 6600 atau HP yang lebih baik. Dengan
aplikasi ini kita dapat membaca Al-Qur’an menggunakan HP. Kita dapat menuju ke ayat tertentu dengan
cepat, dengan memilih surat dan ayat yang diinginkan, serta menandai di mana ayat yang terakhir kali kita
baca.
Selain aplikasi ini , di internet juga bisa didapatkan situs-situs lain yang menyediakan aplikasi
HP yang berisi materi ke-Islaman, misalnya searchtruth.com atau kita dapat mencari di situs getjar.com
dengan kata kunci “islam”. Selain itu ada juga situs yang mengkhususkan pada aplikasi Islami, yaitu
islam.inhandlearning.com yang menyediakan beberapa aplikasi berbahasa negara kita dan Inggris, dan dapat
diinstal pada kebanyakan HP yang mendukung Java.
Situs yang pernah diulas di Metro TV ini menyediakan beberapa aplikasi, misalnya, Panduan Shalat
singkat dan praktis (berisi teks dan gambar), Kumpulan Doa Sehari-hari (misalnya, doa sebelum dan sesudah
makan, sebelum dan setelah tidur, doa mengunjungi orang sakit, doa ketika berkendaraan, dll), Terjemah Juz
‘Amma, Terjemah Hadits Arbain, Panduan Singkat Shalat Janazah, dan aplikasi lain yang tersedia dalam
bahasa negara kita dan bahasa Inggris. Di situs ini juga tersedia aplikasi HP berisi Panduan Kehidupan Islami
(PHI) Warga Muhammadiyah yang dapat didownload gratis.
Aplikasi-aplikasi di situs-situs internet ini, dapat didownload melalui komputer untuk kemudian
ditransfer dan diinstal ke HP, bisa juga diinstal ke HP langsung melalui internet dengan WAP. Instalasi
melalui komputer tidak dikenai biaya apa pun sedang instalasi melalui WAP akan dikenai biaya download
oleh operator (dengan biaya yang biasanya cukup murah, lebih murah dari biaya SMS). Dibanding dengan
model dakwah yang dikirim melaui SMS yang cukup gencar diiklankan di televisi yang relatif mahal (bahkan
bisa Rp1.000 per SMS yang dikirimkan reguler setiap hari), pemanfaatan software aplikasi ini jelas lebih
murah, bahkan bisa gratis dan lebih menarik (dilengkapi dengan menu interaktif dan gambar).
Perkembangan ini hendaknya menjadi sebuah penanda, bahwa umat Islam sudah seharusnya tidak
perlu alergi dengan teknologi, namun sebaliknya, dapat dengan cerdas memanfaatkan teknologi ini untuk
pembelajaran dan dakwah Islam. Ormas-ormas keagamaan, seperti Muhammadiyah seharusnya memulai
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan secara serius menggarap pemanfaatan teknologi ini sebagai media
dakwah yang potensial di masa sekarang dan masa mendatang.
6.5 Internet
A. Definisi Internet
Internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs
akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk
layanan telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia.
Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber
daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP),
dan aneka layanan lainnya.
Jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan
untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur
format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi
lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis komputer, tanpa terpengaruh
oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan.
Sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan memiliki nama domain dan
alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal. Internet juga
memiliki gateway ke jaringan dan layanan yang berbasis protokol lainnya.
Internet sering juga disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua jaringan komputer
termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya terbatas disebut sebagai jaringan lokal
(Local Area Network). “Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutan komputer,
termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan
jangkauanya mencakup seluruh dunia. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya
bebas, karena itu tidak ada pihak yang mengatur dan memilikinya.
B. Sejarah Internet
Cikal bakal jaringan Internet yang kita kenal saat inipertama kali dikembangkan
tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced
Research Projects Agency). ARPAnet dibangun dengan sasaran untuk membuat suatu jaringan komputer
yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan
apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur
yang melalui jaringan ini dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.
Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah
jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat
dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tapi lama-kelamaan disebut
sebagai Internet saja. Sesudahnya, internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan
menghubungkan beberapa perguruan tinggi, masing-masing UCLA, University of California at Santa
Barbara, University of Utah, dan Stanford Research Institute. Ini disusul dengan dibukanya layanan Usenet
dan Bitnet yang memungkinkan internet diakses melalui sarana komputer pribadi (PC). Berkutnya, protokol
standar TCP/IP mulai diperkenalkan pada tahun 1982, disusul dengan penggunaan sistem DNS (Domain
Name Service) pada 1984.
Di tahun 1986 lahir National Science Foundation Network (NSFNET), yang menghubungkan para
periset di seluruh negeri dengan 5 buah pusat super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang untuk
menghubungkan berbagai jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan konsorsium-
konsorsium riset. NSFNET kemudian mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset utama di
Amerika hingga pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada saat NSFNET dibangun,
berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET. Australia, negara-negara
Skandinavia, Inggris, Perancis, jerman, Kanada dan Jepang segera bergabung kedalam jaringan ini.
Pada awalnya, internet hanya menawarkan layanan berbasis teks, meliputi remote access,
email/messaging, maupun diskusi melalui newsgroup (Usenet). Layanan berbasis grafis seperti World Wide
Web (WWW) saat itu masih belum ada. Yang ada hanyalah layanan yang disebut Gopher yang dalam
beberapa hal mirip seperti web yang kita kenal saat ini, kecuali sistem kerjanya yang masih berbasis teks.
Kemajuan berarti dicapai pada tahun 1990 ketika World Wide Web mulai dikembangkan oleh CERN
(Laboratorium Fisika Partikel di Swiss) berdasarkan proposal yang dibuat oleh Tim Berners-Lee. Namun
demikian, WWW browser yang pertama baru lahir dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 dengan
nama Viola. Viola diluncurkan oleh Pei Wei dan didistribusikan bersama CERN WWW. Tentu saja web
browser yang pertama ini masih sangat sederhana, tidak secanggih browser modern yang kita gunakan saat
ini.
Terobosan berarti lainnya terjadi pada 1993 ketika InterNIC didirikan untuk menjalankan layanan
pendaftaran domain. Bersamaan dengan itu, Gedung Putih (White House) mulai online di Internet dan
pemerintah Amerika Serikat meloloskan National Information Infrastructure Act. Penggunaan internet secara
komersial dimulai pada 1994 dipelopori oleh perusahaan Pizza Hut, dan Internet Banking pertama kali
diaplikasikan oleh First Virtual. Setahun kemudian, Compuserve, America Online, dan Prodigy mulai
memberikan layanan akses ke Internet bagi warga umum.
Sementara itu, kita di negara kita baru bisa menikmati layanan Internet komersial pada sekitar tahun
1994. Sebelumnya, beberapa perguruan tinggi seperti Universitas negara kita telah terlebih dahulu tersambung
dengan jaringan internet melalui gateway yang menghubungkan universitas dengan network di luar negeri.
C. Pemakaian Internet
Karena Internet adalah jaringan komputer, kita dapat memanfaatkannya untuk kepentingan
pengiriman pesan/surat. Dengan jaringan komputer, naskah yang diketikkan di satu komputer dapat segera
tersimpan atau ditampilkan di komputer yang lain. Berbeda dengan data fax yang berupa gambar tercetak di
kertas, data kiriman komputer berupa berkas yang sama persis dengan data yang dimasukkan pengirim.
Untuk selanjutnya si penerima dapat melanjutkan, mengubah, mengoreksi langsung di berkas yang sama. Hal
ini sangat bermanfaat untuk pengumpulan data-data laporan. Sumber-sumber data dapat mengirimkan
laporan dalem bentuk yang siap edit. Pihak penyusun laporan dapat dengan cepat menggabungkan data
laporan untuk dijadikan buku dokumen dengan format yang rapi dan seragam.
1. Sumber Informasi dan Komunikasi
Ada dua macam komunikasi: langsung dan tak langsung. Dengan komunikasi langsung, pesan yang
dikeluarkan pengirim langsung dibaca oleh penerima. Dengan komunikasi tak langsung, pembacaan pesan
oleh peneriman dapat dilakukan sewaktu-waktu setelah pesan ini terkirim. Kedua macam komunikasi
ini masing-masing ada untung-ruginya. Beberapa masalah seperti penyebaran pengumuman lebih cocok
dikomunikasikan dengan media tidak langsung. Masalah-masalah yang membutuhkan diskusi antar beberapa
pihak memerlukan sarana komunikasi langsung.
Untuk mengadakan komunikasi langsung (satu atau dua arah) semua pihak yang terlibat (mengirim
atau penerima data) harus memegang sarana komunikasi pada saat yang sama. Contohnya, kedua pihak yang
berkomunikasi melalui telpon harus bersama-sama memegang pesawat telpon. Dalam batas-batas tertentu
pesan langsung dapat juga disampaikan ke warga musalnya dengan menggunakan pengeras suara. Tentu
saja efektifitas penyampaiannya tidak dapat diharapkan terlalu baik mengingat beragamnya aktifitas
warga memicu semua orang siap mendengarkan pengumuman itu. Komunikasi langsung antar
pihak yang berada di satu bangunan bisa diadakan dengan mengundang rapat di ruang yang sama.
Dengan komunikasi tak langsung, data atau pesan yang disampaikan pihak pengirim dapat dibaca
beberapa saat (beberapa hari) kemudian oleh pihak penerima. Penundaan ini bisa disebabkan oleh
keterlambatan pengiriman atau karena tidak adanya kesempatan bagi penerima untuk langsung membaca
pesan. Komunikasi tak langsung dapat juga berbentuk penyebaran informasi baik dengan aktif
mengirimkannya ke penerima (misalnya mengirimkan koran ke pelanggan) maupun pasif hanya dengan
memasang papan pengumuman. Pihak penerima yang diminta untuk aktif datang ke tempat papan
pengumuman untuk membaca isi pesan yang diumumkan.
Karena jaringan komputer memungkinkan pembacaan data di komputer-komputer lain yang
terhubung, tersedianya jaringan komputer Internet yang mendunia memungkinkan kita untuk membaca data-
data yang tersimpan di banyak komputer yang tersebar di segala penjuru dunia.
Disamping untuk membaca informasi di komputer lain, komputer sendiri yang terhubung ke Internet
dapat diisi dengan data-data yang perlu dipublikasikan. Dengan mempublikasikan identitas komputer yang
berisi data-data publikasi, maka semua pemakai Internet dapat membacanya. Informasi iklan dapat ditekan
minimal tetapi cukup menarik warga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Internet memungkinkan banyak orang dapat sekaligus membaca dokumen-dokumen yang kita
publikasikan. Dari segi banyaknya anggota warga yang dapat mengakses sumber informasi secara
bersamaan, Internet lebih menguntungkan dibanding penyediaan informasi melalui saluran telpon.
2. Sebagai Media Pendidikan
Teknologi internet pada hakekatnya merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi generasi
sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat
membantu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif, bisa
sebagai media massa dan interpersonal, dan gudangnya sumber informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat
dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Khoe Yao Tung
mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan
komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.
Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo paling tidak ada tiga hal
dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
a. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di
seluruh dunia tanpa batas in