komunikasi 11

 


 

 


bad informasi dimulai pada tahun 1957. Pada masa itu mayoritas 

pekerjaan manusia mulai berhubungan dengan informasi. Perkembangan 

teknologi informasi dimulai dengan adanya  penggunaan teknologi yang 

sederhana.  

Namun saat ini, teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian 

maju dengan banyak digunakannya peralatan komunikasi yang berukuran 

kecil, tetapi mempunyai kinerja yang tinggi. Dahulu banyak daerah terpencil 

yang tidak terjamah oleh teknologi informasi dan komunikasi.  Kini mereka 

yang di daerah terpencil sudah dapat merasakan keberadaan teknologi 

informasi yang sudah maju. Teknologi informasi dapat kita rasakan dimana 

saja kita berada.  

Perkembangan tersebut telah membawa pengaruh yang besar pada 

berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan informasi dipicu dengan 

munculnya komputer di tengah warga . Istilah komputer sebenarnya 

tidak ada yang tahu persis kapan dikenal.  Namun, dalam perkembangannya 

sudah mulai melibatkan proses komputasi. Perkembangan teknologi 

informasi dan komunikasi yang terjadi tersebut memicu terjadinya suatu 

keadaan yang dikenal dengan istilah “ledakan informasi”.   

Kejadian ledakan informasi sebenarnya menjadi pertanda munculnya 

peluang dan tantangan yang akan dihadapi manusia di masa depan. 

Perkembangan volume informasi yang dihasilkan dan dikelola akan terus dan 

semakin menggelembung. Seiring dengan itu maka informasi pun meningkat 

pula baik jumlah maupun jenisnya. Pada masa tersebut manusia hidup dalam 

suatu tatanan warga  baru, yakni warga  informasi.  

Dalam warga  informasi, informasi dianggap sesuatu yang penting 

untuk menunjang setiap kegiatan manusia. Oleh karena itu, berbagai 

infrastruktur yang dibutuhkan dalam proses mengelola dan mendistribusikan 

informasi terus dihasilkan dan dikembangkan. Infrastruktur dalam proses 

produksi informasi antara lain teknologi komputer yang meliputi perangkat 

keras dan perangkat lunaknya. Sementara itu, dalam teknologi komunikasi 

berkembang teknologi jaringan komunikasi dan alat bacanya.  

Dalam menghadapi kebutuhan informasi tersebut, sampai saat ini 

nampak teknologinya sudah cukup siap, terlihat dengan semakin 

berkembangnya teknologi komunikasi yang memungkinkan terjadinya 

komunikasi antara pengirim dan penerima yang berjauhan dalam waktu 

singkat sehingga batas ruang dan waktu seolah-olah menjadi semakin hilang.   

Salah satu contoh lain yang menjadi pemicu terjadinya perkembangan 

TIK adalah laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 

IPTEK  semakin hari semakin pesat perkembangannya. Hal tersebut 

disebabkan adanya tuntutan dan kebutuhan manusia yang juga semakin 

berkembang di berbagai bidang. Seorang pakar, Anton S. Philip (2001) dari 

RAND Corporation (Research and Development), lembaga think thank non 

profit berkelas dunia, menyatakan bahwa pada tahun-tahun mendatang akan 

terjadi integrasi/fusi revolusi yang berkesinambungan pada laju 

perkembangan IPTEK, yaitu: Bio Teknologi, Nano Teknologi, dan Material 

Teknologi yang bersinergi dengan teknologi informasi dan komunikasi. 

Sinergi teknologi tersebut mendukung perkembangan TIK yang pada 

kenyataannya berhubungan langsung dengan kehidupan manusia.  

Kemajuan di bidang TIK telah mengubah wajah dunia dan menggeser 

pemahaman terhadap suatu kekuatan atau kedaulatan dari suatu negara.  

Kekuatan atau kedaulatan suatu negara tidak hanya semata-mata dinilai dari 

seberapa besar kekuatan militer atau ekonomi yang dimilikinya tetapi juga 

dari penguasaan dan pemanfaatan TIK-nya.  

Perkembangan TIK di suatu negara memberikan manfaat besar bagi 

kemajuan, kemakmuran, dan kejayaan suatu bangsa. Kemajuan TIK telah 

berpengaruh kepada perubahan hubungan antarbangsa, baik dalam masa 

damai maupun masa perang. Melalui pemanfaatan TIK yang konstruktif, 

hubungan sosial antarbangsa dapat terselenggara secara langsung dalam 

waktu relatif singkat dan tanpa hambatan apapun.  Melalui TIK pula, 

kemajuan ilmu pengetahuan dapat tersebar luas di tengah-tengah warga  

dunia.  

Adanya perubahan paradigma dalam strategi pembangunan bangsa dari 

era industri ke era informasi, memberikan implikasi terhadap terjadinya 

proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber 

daya menjadi berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economy). Di 

Indonesia, untuk mewujudkan terjadinya Knowledge Based Economy 

dibutuhkan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan TIK yang berperan 

sebagai pendukung sekaligus muatan utama produk nasional.    

Beberapa manfaat yang diberikan TIK bagi satu bangsa, antara lain:  

1.  Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga .  

2.  Meningkatkan daya saing bangsa.  

3.  Memperkuat kesatuan dan persatuan nasional.  

4.  Mewujudkan pemerintahan yang transparan.  

5. Meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional.  

 

Tidak dapat dihindari laju perkembangan TIK telah banyak digunakan 

untuk berbagai tujuan yang kontraproduktif, bahkan destruktif, baik oleh 

perorangan, kelompok bahkan oleh sebuah negara. Mereka mengeksploitasi 

informasi guna menyebarluaskan pengaruh dan dominasinya di dalam 

peperangan informasi (Information Warfare / Cyber Warfare). Kejahatan 

informasi tersebut merupakan ancaman bagi Ketahanan Nasional suatu 

bangsa. Ketidakmampuan menghadapi era  cyber dapat menjadi ancaman 

apabila suatu bangsa dan negara yang tidak memiliki kapasitas atau 

kemampuan untuk memanfaatkan TIK secara baik, benar dan tepat guna. 

Salah satu bentuk potensi ancaman di abad informasi sekarang ini adalah 

dampak pengaruh media sosial via internet terhadap sendi-sendi kehidupan 

berbangsa dan bernegara.  

Namun, suatu kemustahilan untuk membendung derasnya arus informasi 

melalui beragam media sosial, seperti: facebook, twitter, dan sebagainya, 

yang sudah merupakan suatu kebutuhan mutlak bagi warga  yang hidup 

di abad informasi saat ini. Oleh sebab itu, dalam rangka pemenuhan serta 

terpenuhinya kebutuhan warga  terhadap informasi melalui sarana 

prasarana TIK, harus dapat dikelola secara bijak dalam koridor Ketahanan 

Nasional demi kepentingan bangsa yang lebih besar.  

Demikian ulasan sepintas tentang peranan TIK dalam kehidupan 

warga  kita. Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh tentang 

teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan oleh warga  

umumnya, dan mahasiswa khususnya.  

Secara umum mata kuliah ini menjelaskan tentang hakikat informasi dan 

teknologi informasi, hakikat komunikasi dan teknologi komunikasi, yang 

mengarah kepada pemahaman konsep dasar teknologi informasi dan 

komunikasi. Setelah mempelajari modul ini, secara umum mahasiswa 

diharapkan akan memiliki pemahaman tentang konsep dasar teknologi 

informasi dan komunikasi.  

Secara khusus mahasiswa diharapkan akan mampu : 

1. Menjelaskan hakikat teknologi informasi dan hubungan informasi 

dengan pengambilan keputusan.  

2. Menjelaskan manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam 

kehidupan warga  sehari-hari.  

3. Menjelaskan dampak positif dan negatif terjadinya perkembangan 

teknologi informasi dan komunikasi. 

4. Menjelaskan peran dan manfaaat teknologi informasi dan komunikasi 

dalam pengelolaan perpustakaan.  

 

Modul 1 ini terdiri atas 2 kegiatan belajar (KB), yaitu: 

1. Dasar-dasar teknologi informasi dan komunikasi, yang menguraikan 

secara rinci tentang pengertian informasi, hubungan data, dan informasi, 

hubungannya dalam pengambilan keputusan. Perkembangan teknologi 

informasi dan teknologi komunikasi, serta pemanfaatan TIK. 

2. Konsep Dasar Sistem Informasi Perpustakaan, yang di dalamnya 

menguraikan tentang peran perpustakaan dan pemanfaatan TIK dalam 

bidang perpustakaan

 

1. Pengertian Informasi  

Saat ini semua orang pasti sudah mengenal berbagai jenis teknologi 

informasi dan komunikasi, walaupun mungkin secara teknis mereka tidak 

mengetahui bagaimana cara mengoperasikannya.  Siapa yang akan menjawab 

tidak tahu, apabila seseorang ditanya tentang komputer, handphone atau 

internet. Bahkan dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil sampai dengan 

dewasa, mereka sudah terbiasa memakai peralatan TIK, seperti laptop, tablet, 

iphone, handphone, dan game. Handphone atau telepon genggam mulai dari 

yang mempunyai fitur sederhana sampai dengan yang sudah kompleks 

tampilannya. Mereka akan merasa ada sesuatu yang hilang, apabila sehari 

atau beberapa saat saja tidak berdekatan dengan peralatan tersebut. Begitulah 

gambaran masa kini tentang keberadaan perangkat teknologi informasi dan 

komunikasi di tengah warga  kita. 

Sebelum membahas  teknologi informasi dan komunikasi maka akan kita 

lihat sepintas tentang konsep informasi. Dalam sistem informasi, keberadaan 

informasi ini tidak dapat dilepaskan satu subsistem dengan subsistem 

lainnya, yaitu  dengan perangkat keras (hardware), perangkat lunak 

(software),  prosedur yang harus dilakukan atau standar operasional prosedur 

(Stadard Operatinal Procedures), sumber daya manusia (brainware) dan 

data atau informasinya itu. 

Apabila kita analogikan dengan sistem transportasi maka informasi 

adalah muatan atau penumpangnya, sedangkan perangkat kerasnya adalah 

mobil dan jalan, perangkat lunak adalah sistem pengoperasian dari mesin 

mobil dan sumber daya manusianya adalah sopir. Bagaimana kecepatan, 

ketepatan, kenyaman penumpang sampai ke tempat tujuan sangat 

dipengaruhi oleh kinerja sistem transportasi tersebut. Menggunakan mobil 

yang modern tentu akan berbeda dengan mobil yang tua. Jalan yang beraspal 

tentu akan berbeda kenyamanannya dengan jalan tanah berbatu. Cara sopir 

membawa mobil juga akan berbeda kenyamananya dengan sopir yang ugal-

ugalan. Begitulah kira-kira analogi antara sistem informasi dengan sistem 

transportasi.  

Bagaimana informasi dihasilkan, gambarannya dapat kita lihat dalam 

siklus informasi pada Gambar 1.1. 


 

Gambar 1.1 Siklus informasi 

 

Siklus informasi dimulai dari adanya data.  Data merupakan fakta yang 

dikumpulkan dari kehidupan sehari-hari. Data adalah bentuk jamak dari 

datum.  Untuk menghasilkan informasi maka data harus diproses, diolah 

dengan metode tertentu, baik dengan cara sederhana ataupun menggunakan 

prosedur yang kompleks. Informasi yang dihasilkan apabila diterapkan dalam 

suatu organisasi, maka informasi akan menjadi kebijakan organisasi. 

Selanjutnya kebijakan yang diterapkan tersebut akan mempengaruhi 

kebiasaan kerja atau budaya kerja organisasi. Perubahan budaya organisasi 

tersebut tentu akan berbeda dengan budaya kerja yang lama, sehingga kalau 

fakta yang sudah berubah tersebut dikumpulkan kembali akan menjadi data 

yang baru. Begitulah seterusnya, sistem tersebut akan berputar menjadi 

sebuah siklus informasi. 

Definisi lain menurut Susanto (2002), informasi merupakan hasil dari 

pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat 

menjadi informasi. Hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna 

atau arti atau tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi 

bagi orang tersebut. Ada tiga hal penting yang harus di perhatikan dari 

informasi, yaitu :   

a. merupakan hasil pengolahan data,  

b. dapat memberikan makna atau arti bagi penggunanya, 

c. sesuai dengan kebutuhan pengguna, sehingga dapat bermanfaat untuk  

menunjang kegiatan pengguna. 

 

Mc. Leod dalam Susanto, (2002) memperkaya definisi informasi dengan 

menyatakan bahwa suatu informasi dapat berkualitas apabila memiliki ciri-

ciri sebagai berikut : 

a. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang 

sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui uji 

persepsi dari dua orang atau lebih dan apabila pengujian tersebut 

menghasilkan nilai yang sama, maka informasi tersebut dapat  dianggap 

akurat.  

b. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia pada saat diperlukan, 

tidak boleh tersedia besok atau tidak beberapa jam lagi. Untuk data 

tertentu, nilai informasi pada waktu yang berbeda akan berbeda pula 

nilainya. Sebagai contoh kurs mata uang, harga komoditas tertentu dan 

sebagainya. 

c. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang 

dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi, maka 

informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi dari 

berbagai tingkat dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.  

d. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap.  

 

2. Hubungan Data dan Informasi  

Untuk menghasilkan atau menyediakan suatu informasi, terlebih dahulu 

kita harus tahu informasi apa yang diperlukan, selanjutnya kita harus tahu 

bagaimana mengolah suatu data menjadi informasi. Dan tidak kalah 

pentingnya adalah bagaimana informasi tersebut dikirimkan kepada 

penggunanya. 

Hal yang penting untuk disadari bahwa dalam menentukan kebutuhan 

informasi yang akan disajikan bukan pekerjaan yang mudah. Untuk itu 

diperlukan konsultasi dengan pakar dalam memformulasikan kebutuhan 

informasi. Apabila informasi yang diperlukan sudah ditentukan dengan baik 

1.8 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

dan tidak ada masalah dalam pengolahannya, maka selanjutnya kita dapat 

menentukan data apa yang harus disediakan.  

Melihat masalah tersebut, tidak berbeda halnya apabila kita akan 

membangun sebuah rumah. Untuk itu kita membutuhkan persiapan dalam 

bentuk perencanaan dalam menentukan bahan apa saja yang kita perlukan, 

siapa nanti yang akan kita mintai bantuan untuk mengerjakannya, bagaimana 

kualitas orang atau pemborong yang akan mengerjakannya dan bagaimana 

kinerja mereka.  

Pada dasarnya dalam menghasilkan informasi, kita harus tahu terlebih 

dahulu data apa yang dibutuhkan, selanjutnya kita harus tahu bagaimana 

mengolah data tersebut menjadi informasi.  

   

3.  Jenis Informasi  

Sekarang akan kita bahas tentang jenis informasi. Ada enam jenis 

informasi dengan sifat dan karakteristik yang memiliki kekhasannya masing-

masing. Keenam jenis informasi tersebut adalah : 

a. Absolute information. 

Jenis informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak 

membutuhkan penjelasan lebih lanjut.  Jenis informasi ini tidak perlu 

penjelasan tambahan lain, karena sudah cukup jelas. 

 

b. Substitutional information 

Jenis informasi yang merujuk kepada kasus di mana konsep informasi 

digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi 

kadangkala diganti dengan istilah ’komunikasi’  

 

c. Philosophic information,  

yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep yang 

menghubungkan informasi dengan pengetahuan dan kebijakan.  

 

d. Subjective information 

yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi 

manusia. Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang 

menyajikannya.  

 

d. Objective information 

yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter logis informasi-

informasi tertentu.  

 

e. Cultural information 

informasi yang memberikan gambaran kepada budaya.  

 

Keenam jenis informasi tersebut, satu dengan yang lainnya saling 

berhubungan dan memiliki unsur ketergantungan. Artinya ke-6 jenis 

informasi tersebut sering kali tidak berdiri sendiri, namun ke-6 jenis 

informasi tersebut ada dalam informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. 

Untuk memberikan pemahaman terhadap suatu jenis informasi tidak terlepas 

dari pemahaman seseorang terhadap suatu jenis informasi yang merupakan 

alat bagi pemahaman komponen-komponen lainnya.  

Informasi diperlukan bukan hanya oleh individu dan berbagai kelompok 

dalam warga , akan tetapi juga oleh semua jenis organisasi. Pentingnya 

peran informasi terlihat baik oleh perorangan, kelompok, maupun semua 

jenis organisasi yang dalam menjalani kehidupan dan penghidupan ini selalu 

dihadapkan kepada keharusan mengambil berbagai keputusan, baik yang 

sifatnya rutin, sederhana maupun yang insidental, rumit dan strategis.  

Informasi yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan 

adalah informasi yang memenuhi syarat kualitas, yaitu lengkap, mutakhir, 

akurat, dapat dipercaya. Informasi itu disimpan sedemikian rupa sehingga 

mudah ditemukan kembali untuk digunakan sebagai alat pendukung proses 

pengambilan keputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan.  

Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap 

dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar, sehingga keputusan yang 

diambil menjadi tidak tepat. Faktor kemutakhiran tidak kalah pentingnya, 

karena seperti dimaklumi, suatu keputusan adalah upaya sadar dan sistematis 

untuk mengatasi suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan 

masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa 

depan. Informasi yang sudah kadaluwarsa tidak akan mendukung proses 

pengambilan keputusan.  

Selain itu, akurasi informasi juga merupakan hal mutlak ada dalam 

informasi. Informasi yang tidak akurat akan mempersulit proses pengambilan 

keputusan terutama dalam menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian 

memilih salah satu yang diyakini merupakan alternatif terbaik. Berkaitan 

1.10 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

dengan akurasinya, informasi harus dapat dipercaya. Artinya, data bukan 

hasil manipulasi yang dapat mengaburkan kondisi sebenarnya. Seluruh 

informasi yang telah terkumpul dan telah diolah harus disimpan sedemikian 

rupa sehingga siapapun yang memerlukan dan berhak terhadap informasi 

tersebut akan mudah dan cepat memperolehnya.  

 

4. Informasi dan Pengambilan Keputusan.  

Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara informasi dan proses 

pengambilan keputusan. Keputusan dibuat untuk memecahkan masalah yang 

dihadapi. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, berbagai alternatif 

keputusan dapat dibuat. Artinya keputusan tidak harus muncul dalam satu 

buah keputusan, namun dapat disusun beberapa buah sebagai alternatif 

keputusan. Alternatif pemecahan masalah tersebut dilengkapi dengan 

memberikan catatan pertimbangan, kalau pada Gambar 1.2 di bawah 

ditunjukkan oleh berbagai skenario. Dalam hubungannya dengan 

pengambilan keputusan tersebut selalu diperlukan data dan informasi, 

misalnya dari berbagai laporan, hasil pencarian atau dari hasil pengamatan, 

bahkan sering kali dari pengalaman seseorang atau kelompok orang.  

 

Gambar 1.2  

Hubungan pengambilan keputusan dan kebutuhan informasi 

 

Keputusan juga merupakan rangkaian tindakan yang perlu dilakukan 

dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak 

negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Para ahli psikologi 

mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan bagian dari 

kegiatan otak manusia atau kognitif.  

Menurut Herbert A. Simon (Mcleod, 1995) proses pengambilan 

keputusan ada 2 jenis yaitu yang terprogram dan yang tidak terprogram. 

Yang terprogram bersifat berulang dan rutin, sedemikian suatu prosedur pasti 

telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tidak perlu 

diperlakukan sebagai sesuatu yang baru setiap kali terjadi. Sedangkan 

keputusan tidak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang 

konsisten.  Tidak ada metode  pasti untuk menangani masalah tersebut karena 

belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tidak 

terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan 

perlakuan yang sangat khusus. Konsep keputusan terprogram dan tidak 

terprogram memerlukan teknik yang berbeda.  

Menurut Simon (Mcleod, 1995; Susanto, 2002), ada tiga tahap proses 

pengambilan keputusan, yaitu Kecerdasan (Inteligence), Perancangan 

(Design) dan Pemilihan (Choice).  

 

a. Kecerdasan  

Sebelum keputusan dibuat, pembuat keputusan harus menyadari 

perlunya membuat keputusan. Umumnya orang mengatakan bahwa ada dua 

alasan yang menjadi penyebab dilakukannya pengambilan keputusan, yaitu 

karena munculnya masalah dan menemukan adanya peluang. Munculnya 

masalah sering kali terjadi karena dalam proses kegiatan rutin terdapat 

sesuatu penyimpangan dari apa yang telah ditentukan, direncanakan atau 

diprediksi. Sedangkan yang dimaksud dengan menemukan peluang adalah 

kesempatan baru yang muncul dalam proses kegiatan rutin,  misalnya kita 

menemukan beberapa peluang yang dapat meningkatkan tingkat 

kesejahteraan atau ditemukannya peluang untuk mengembangkan jenis usaha 

tertentu dari yang sudah ada.  

Dengan kata lain, kecerdasan ini berkaitan dengan kegiatan intelijen, 

yaitu kegiatan mengamati lingkungan dalam rangka mencari kondisi yang 

perlu diperbaiki atau yang memungkinkan memberikan peluang. Sebenarnya 

penyimpangan dan peluang tersebut dapat ditemukan apabila kita melakukan 

monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan secara berkala. 

 

b. Perancangan.  

Dalam tahap perancangan, pengambil keputusan dilakukan dengan 

membuat beberapa alternatif pemecahan masalah, yang isinya terdiri dari 

beberapa tindakan yang harus dilaksanakan. Alternatif pemecahan masalah 

ini biasanya menggunakan teknik perancangan secara kuantitatif yang umum 

digunakan dalam ilmu manajemen dan analisis sistem. Setiap alternatif 

pemecahan masalah diuji berdasarkan kriteria sebagai berikut:  

1) Apakah secara teknik dan teknologi memungkinkan untuk dilakukan?  

2) Apakah bertentangan atau tidak dengan undang-undang atau kebiasaan 

umum?  

3) Apakah ada masalah atau tidak dari sudut anggaran dan waktu?  

4) Apa yang akan dihasilkan?  

5) Apakah unit-unit organisasi akan terpengaruh atau tidak dengan 

alternatif yang akan dijalankan?  

 

Setiap alternatif solusi yang diberikan kemudian dievaluasi sehingga 

dapat memberikan kesempatan kepada pembuat keputusan untuk menilai 

baik buruknya setiap alternatif. Secara singkat, perancangan ini berkaitan 

dengan kegiatan merancang dan mengidentifikasi kondisi yang ada sehingga 

dapat menemukan, menganalisis dan mengembangkan berbagai alternatif 

tindakan yang memungkinkan.  

 

c. Pemilihan  

Pada tahap pemilihan, pengambil keputusan berhadapan dengan berbagai 

alternatif keputusan, namun tetap harus memilihi salah satu alternatif tersebut 

dan menjadikan keputusan formal dilakukannya suatu tindakan. Pemilihan 

tersebut tentunya tidak mudah karena harus mempertimbangkan apa yang 

harus dilakukan, di antaranya:  

1) Banyak pilihan (Multi preference) dalam kebanyakan kasus.  

 Apa yang dihasilkan tidak diukur dengan satu variabel atau satu dimensi, 

tetapi melalui beberapa variabel dan tidak semuanya dapat 

diperbandingkan. Misalnya ketersediaan anggaran dan kesejahteraan 

pegawai yang ingin ditingkatkan.   

2) Ketidakpastian (Uncertainty) 

 Dalam beberapa kasus, apa yang dihasilkan bersifat tidak pasti dan kita 

harus menentukan kemungkinannya dengan berbagai hasil yang berbeda.  

 

3) Konflik kepentingan (Conflicting Interest) 

 Keputusan yang diambil dalam suatu organisasi tentunya tidak sama. 

Perbedaan dapat dipengaruhi oleh kelompok atau individu, keahlian, 

tingkat pilihan, ambisi, dan pertimbangan yang berbeda. Sebelum 

pengambilan keputusan harus mempertimbangkan akibat dari sebuah 

keputusan. Oleh karena itu, dalam perencanaan kegiatan sebaiknya 

dilakukan analisis terhadap risiko. 

4) Pengendalian (Control) 

 Yang diperlukan dalam memilih adalah kemampuan untuk menjaga 

setiap keputusan yang dipilih.  Pengambil keputusan harus menilai 

apakah informasi cukup untuk menindaklanjuti dan mengawasi rencana 

baru? apakah cadangan cukup untuk menanggulangi kegagalan? atau 

apakah keputusan dapat diulang?  

5) Tim Pembuat Keputusan 

 Dalam suatu organisasi, keputusan yang dibuat lebih banyak ditentukan 

oleh tim daripada oleh individu.  Walaupun demikian, prinsip-prinsip 

pengambilan keputusan tetap harus dipertimbangkan oleh tim. 

 

Setelah kita mempunyai gambaran tentang proses pengambilan 

keputusan, maka yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dukungan 

ketersediaan informasi dengan proses pengambilan keputusan dalam setiap 

tahapan proses. Jawaban atas pertanyaan tersebut menurut Siagian (2002) 

adalah sebagai berikut.  

1) Informasi pada tahap kecerdasan 

 Pada tahap kecerdasan, informasi berfungsi untuk mendapatkan 

pengetahuan tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. 

Pengetahuan dapat mendeteksi apakah ada masalah atau kesempatan. 

Informasi pada tahap ini harus teranalisis, terintegrasi dan terformat 

dengan baik.  

2) Informasi pada tahap perancangan 

 Pada tahap ini semua data yang relevan tersedia dan dapat diakses untuk 

dianalisis, misalnya menggunakan model statistik seperti regresi, analisis 

varian, atau hanya menggunakan metode deskriptif.  

3)  Informasi pada tahap pemilihan.  

 Terdapat tiga tipe informasi yang harus disajikan, yaitu:  

a.  Berbagai pemecahan masalah yang disarankan  

1.14 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

b.  Berbagai skenario dan hasil yang akan diperoleh sebagai akibat dari 

tindakan yang dilakukan  

c.  Informasi timbal balik untuk memonitor implementasi atau 

pelaksanaan dan keputusan yang diambil.  

 

Demikianlah uraian konsep dasar tentang informasi dan bagaimana 

hubungannya dengan proses pengambilan keputusan.  Karena keputusan 

harus diambil dengan cepat dan diperlukan data pendukung yang banyak, 

maka diperlukan adanya bantuan teknologi untuk mengelola informasi. 

Pengelolaan dilakukan dengan mengumpulkan, memvalidasi, mengentri, 

mengolah, menghitung dan menganalisis data.  Ada satu istilah yang 

menyatakan  “ siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai 

dunia”. Itu artinya kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan 

akan sangat berpengaruh dalam era persaingan saat ini untuk semua bidang 

kegiatan manusia. 

   

1. Pengertian Teknologi Informasi 

Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk 

mengolah data sehingga data dapat diubah menjadi informasi. Pada saat ini, 

teknologi informasi lebih banyak diperankan oleh penggunaan komputer.  

Namun dalam perkembangannya, teknologi informasi ini bukan saja 

komputer, namun dapat berupa peralatan lain yang mempunyai prinsip kerja 

yang sama atau dapat berfungsi sebagai pengganti komputer, misalnya 

handphone, iphone dan tablet. 

* bisa ditambahkan beberapa definisi TI dari berbagai acuan (buku 

teks/glossary) 

 

Tabel 1.1 

Perbedaan Teknologi Informasi Konvensional dan Modern 

 

No Teknologi Informasi Konvensional Teknologi Informasi Modern 

1. Membutuhkan waktu yang lama karena 

bersumber pada sesuatu yang bersifat 

nyata, contohnya bersumber dari buku 

 

Membutuhkan wakru yang relative 

singkat, lebih terbuka dan fleksibel karena 

bersumber dari sesuatu yang berbasis 

elektronika seperti internet. 

No Teknologi Informasi Konvensional Teknologi Informasi Modern 

2 Informasinya masih bersifat 

mengulang-ulang atau kurang kreasi 

dalam mengembangkan Informasi itu 

sendiri dan seni mengajarnya, dan 

biasanya merupakan buku dan catatan 

yang sama sepanjang tahun 

Informasinya bukan hanya berpaku pada 

buku yang sama namun relatif berinovasi 

serta berkembang sesuai perkembangan 

zaman dan teknologi seperti CD Tutorial, 

E-Book ataupun buku-buku online lainnya 

yang dapat diakses kapanpun.  

3 Dalam mendapatkan informasinya 

masih mengalami keterbatasan 

financial dan jarak lokasi 

Relative lebih murah dan dapat 

mengakses apa saja, kapan saja dan 

dimana saja tanpa batasan jarak/lokasi.  

4 Cenderung menggunakan metode tatap 

muka  

Perpaduan antara metode tatap muka 

dengan metode online (via internet dan 

berbagai pengembangan teknologi 

informasi lainnya.  

 

2. Pemanfaatan TIK 

Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sudah mempengaruhi 

semua bidang kehudupan warga . Sebagai gambaran mengenai 

pemanfaatan TIK dalam warga  kita di bawah ini diberikan beberapa 

contoh pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, pemerintahan, dan 

perbankan. 

  

a. Bidang Pendidikan  

Pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan memiliki sejarah yang cukup 

panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi 

pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan 

pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan wujud dari 

kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan TIK dalam membantu 

proses pendidikan warga . Kelemahan utama siaran radio dan televisi 

pendidikan adalah tidak adanya interaksi timbal balik yang seketika antara 

pengajar dan peserta ajar. 

Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada 

pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan 

menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) 

memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki 

oleh siaran radio dan televisi. Apabila televisi hanya mampu memberikan 

informasi searah. Pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan 

1.16 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

peluang terjadinya interaksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron 

(delayed). Pembelajaran secara sinkron mempunyai keunggulan utama 

dimana peserta belajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat 

yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference berbasiskan teknologi 

Internet, memungkinkan peserta belajar dan tutorialnya bertatap muka 

dengan posisi mereka berada di mana saja sepanjang dapat terhubung ke 

jaringan internet.  

Selain itu, teknologi informasi juga diterapkan untuk meningkatkan 

kemudahan peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran, yaitu 

dengan dibuatnya berbagai materi pembelajaran yang tidak saja berorientasi 

tekstual, namun sudah diperkaya dengan suara dan video. Seorang siswa 

yang belajar tentang gunung  maka dia dapat mempelajari pandangan sebuah 

gunung dari atas, samping bahkan dari bawah hanya dengan memutar jari 

telunjuknya pada gambar yang sedang dipelajarinya.  Dengan teknologi 

multimedia hal tersebut memungkinkan dibuat untuk lebih memudahkan 

siswa untuk mempelajarinya.  

  

b.  Bidang Pemerintahan  

Di bidang pemerintahan, penggunaan intranet dan internet telah mampu 

menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya sebagai 

bagian dari tuntutan warga . Penerapan e-government di instansi 

pemerintah dapat meningkatkan transparansi kegiatan pemerintah dalam 

rangka membangun pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa. 

Munculnya Undang-undang No.14/2008 tentang keterbukaan informasi 

publik adalah bentuk keseriusan pemeritah dalam mendukung keberhasilan 

upaya tersebut. Bentuk tersebut merupakan paradigma baru pemerintahan 

dalam memanfaatkan TIK di lingkungan lembaga pemerintah.    

 

c.  Bidang Keuangan dan Perbankan  

Di bidang Keuangan dan Perbankan para pelaku ekonomi khususnya di 

kota-kota besar telah banyak memanfaatkan layanan Perbankan modern. 

Dalam dunia perbankan, teknologi informasi dan komunikasi telah 

diterapkan untuk transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan 

Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet 

Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, 

pembayaran tagihan dan informasi rekening. Oleh karenanya di bidang ini 

dibutuhkan teknologi informasi dan komunikasi handal yang dapat diakses 

oleh nasabah. Hal  inilah yang memicu perkembangan teknologi untuk lebih 

canggih lagi guna menunjang keberhasilan sebuah lembaga keuangan/ 

perbankan.  

 

3.  Ekspektasi Perkembangan TI Ke Depan  

Ekspektasi atau harapan terjadinya perkembangan teknologi informasi ke 

depan akan lebih bersifat terbuka dan terjadi dua arah, lebih beragam, 

multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja, misalnya:  

a. Komputer ada di mana-mana, semakin portabel dan mobile. Di sisi lain, 

seluruh peralatan yang menunjang kehidupan manusia akan mengandung 

komputer yang embedded atau menempel pada peralatannya. 

Ketersediaan jaringan internet sangat tinggi sehingga akses terhadap 

informasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Internet akan 

mengandung informasi yang berlimpah. Manusia dapat bekerja, 

menikmati hiburan, bersosialisasi, dan berkelana secara virtual ke 

seluruh dunia tanpa harus beranjak dari tempat duduknya. Robot-robot 

cerdas akan melayani seluruh kebutuhan manusia. Manusia dapat 

melakukan berbagai hal dengan upaya fisik yang sangat minimum. Tiga 

hal yang akan menjadi kata kunci dalam perkembangan TIK ke depan 

yaitu cyberspace atau dunia virtual, anytime anywhere access dan 

minimalisasi aktivitas fisik. 

 

b. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus pembelajaran jarak 

jauh (Distance Learning).  Proses belajar jarak jauh menggunakan media 

internet untuk menghubungkan peserta didik dengan pendidiknya. 

Mahasiswa dapat  melihat jadwal kuliah,  mencari materi online, 

mengecek keuangan, dan administrasi lain dan sebagainya. 

 

c. Pengembangan materi pendidikan. Materi pendidikan berkembang dari 

bentuk teks menjadi elektronis, audio, dan video. Dengan bentuk 

tersebut siswa yang mengikuti dapat lebih mudah dalam mempelajarinya 

karena bersifat interaktif dan detail.  Selain itu, untuk membawa materi 

pembelajaran tanpa harus membawa tas yang besar bahkan siswa dapat 

menyimpan materi pembelajaran dalam sebuah tempat yang online, 

misalnya google drive. 

d. Berbagi sumber Daya atau Sharing resources antar lembaga dalam 

sebuah jaringan. Dengan adanya lembaga pengelola jaringan yang 

sifatnya online, sebuah organisasi atau lembaga dapat menyimpan data 

untuk berbagi secara online.  Informasi yang ada dapat diberlakukan 

sebagai data yang sifatnya open access sehingga semua lembaga atau 

organisasi dapat berbagai.  Sebagai contoh data statistik tertentu dapat 

disimpan di tempat orang lain dan semua orang dapat memanfaatkannya 

untuk keperluan mereka masing-masing. Sumber daya yang dibagi 

bukan saja datanya tetapi juga sarana dan manusia pengelola 

jaringannya. 

 

e. Perpustakaan dan instrumen pendidikan seperti guru dan laboratorium 

akan berubah fungsi menjadi sumber informasi. Kalau dahulu 

perpustakaan kerjanya memberikan pelayanan informasi kepada para 

pengguna yang datang ke perpustakaan. Ke depannya, perpustakaan 

lebih banyak menyediakan materi informasi yang sudah dikemas. 

Perubahan tersebut karena penggunanya juga sudah mengalami 

perubahan paradigma, yaitu mereka tidak mau datang ke perpustakaan, 

namun, merasa cukup dengan mengakses website perpustakaan. Oleh 

karena itu, petugas perpustakaan juga berubah kebiasaannya, dari 

melayani pengguna yang datang menjadi mengemas koleksi untuk 

pengguna yang mengakses informasi lewat internet.  Demikian pula 

dengan materi pendidikan dan guru serta laboratorium. Mereka harus 

lebih aktif menyiapkan materi pendidikan atau pelatihan untuk 

menunjang proses pembelajaran.  

 f. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, terutama media 

penyimpanan informasi seperti CD-ROM, DVD-ROM, dan harddisk 

untuk menyimpan multimedia materi pendidikan secara bertahap 

menggantikan TV dan Video.  

g. Teknologi Informasi telah menjadi bagian dari kehidupan warga . 

h. Adanya teknologi informasi berupa perangkat radio dan televisi hingga 

internet dan telepon genggam dengan protokol aplikasi tanpa kabel 

(WAP). 

i. Munculnya berbagai aplikasi yang dapat dengan mudah dan cepat 

berinteraksi dengan orang lain, seperti chatroom, discussion group, atau 

milist. 

j. Penggunaan teknologi dalam bidang pemerintahan dengan penerapan e-

Government sebagai sistem informasi yang tersebar di seluruh daerah 

dan Kementerian.  

 

4.  Peningkatan Produktivitas Kerja  

Kontribusi teknologi informasi dalam meningkatkan produktivitas kerja 

adalah adanya kemudahan dalam mengerjakan suatu kegiatan secara cepat, 

tepat, dan akurat sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pengaruhnya 

Komputer ada di mana-mana, semakin portabel, dan mobile. Di sisi lain, 

seluruh peralatan yang menunjang kehidupan manusia yang mengandung 

prinsip kerja komputer. Ketersediaan jaringan internet sangat tinggi karena 

itu akses terhadap informasi dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. 

Dengan teknologi informasi dan komunikasi semua proses kerja dan konten 

akan diubah dari bentuk fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual 

ataupun personal sehingga kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. 

Demikianlah, uraian tentang pengertian teknologi informasi, 

pemanfaatannya dalam warga  dan kecenderungan perkembangan 

teknologi informasi ke depan. Selanjutnya, kita akan membahas teknologi 

komunikasi, perkembangan, penerapan, dan hubungannya dengan 

penyebaran informasi. 

 

C. TEKNOLOGI KOMUNIKASI 

 

1. Pengertian Teknologi Komunikasi 

Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang 

berkembang dengan sangat cepat. Teknologi komunikasi mulai dengan 

berkembangnya pemanfaatan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol).  

Teknologi satelit memungkinkan melakukan komunikasi dimana saja, kapan 

saja dan oleh siapa saja.  

Teknologi komunikasi merupakan teknologi dalam penyebaran 

informasi baik untuk tingkat regional maupun internasional. Dalam teori 

komunikasi dikenal dengan sistem komunikasi yang terdiri atas sumber 

informasi, informasi yang disebarkan, saluran komunikasi, dan penerima 

informasi.  Teknologi komunikasi dalam sistem komunikasi  analog dengan 

saluran komunikasi. 

  

2. Perkembangan Teknologi Komunikasi 

Tonggak perkembangan teknologi komunikasi yang secara nyata 

memberikan sumbangan terhadap perkembangan TIK sampai saat ini adalah 

ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. 

Selanjutnya berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan 

kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti 

pemasangan kabel komunikasi transatlantik. Jaringan telepon ini merupakan 

infrastruktur pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.  

Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud 

sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. 

Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian 

diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran 

televisi pada tahun 1940-an.   

Selanjutnya, pada tahun 1990-an mulai berkembang teknologi 

komunikasi yang dapat dibawa ke mana-mana atau mobile yang sifatnya 

masih sederhana, sebagai contoh teknologi pager yang memberitahukan 

keberadaan seseorang dalam kebutuhannya berkomunikasi.    

 

3. Teknologi Bergerak (Mobile)  

Teknologi mobile mengalami beberapa tahap perkembangan sejak 

dikenalnya 1G. Perkembangan tersebut adalah sebagai berikut : 

 

a. Teknologi telekomunikasi bergerak (mobile technology) 

Teknologi ini  mengalami perkembangan yang sangat cepat dimulai 

dengan layanan yang kita kenal 1G (satu giga) sampai dengan 5G (lima 

Giga). Mungkin masih segar dalam ingatan kita, ketika penggunaan pager 

sekitar 12 tahun yang lalu untuk menyampaikan pesan kepada teman. Pager 

merupakan alat komunikasi bergerak pertama yang sempat populer di kota-

kota besar di Indonesia. Teknologi pager dikategorikan dalam kategori 

simplex transmission dimana komunikasi hanya dapat dilakukan satu arah 

dari operator ke pengguna saja.  

Generasi Pertama Telekomunikasi Bergerak (1G) berumur tidak sampai 

setahun. Teknologi komunikasi tersebut mulai beroperasi di Indonesia 

dengan nama teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). AMPS 

digolongkan ke dalam teknologi telekomunikasi bergerak generasi pertama 

yang menggunakan teknologi analog, dimana AMPS bekerja pada band 

frekuensi 800 MHz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency 

Division Multiple Access). Dalam FDMA, pengguna dibedakan berdasarkan 

frekuensi yang digunakan, dimana setiap user menggunakan jalur dengan 

frekwensi 30 KHz.  Hal itu menunjukkan bahwa tidak boleh ada dua 

pengguna yang menggunakan jalur yang sama baik dalam satu sel maupun 

sel yang lain. 

Oleh karena itu, AMPS membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Saat 

itu kita sudah memakai handphone tetapi masih dalam ukuran yang relatif 

besar dan baterai yang besar karena membutuhkan daya yang besar. 

 

b. Generasi Kedua Telekomunikasi Bergerak (2G) 

GSM (Global System for Mobile Communications) mulai menggeser 

AMPS diawal tahun 1995, PT.Telkomsel dan PT.Satelido (sekarang 

PT.Indosat) adalah dua operator pelopor teknologi GSM di Indonesia. GSM 

menggunakan teknologi digital. Ada beberapa keunggulan menggunakan 

teknologi digital dibandingkan dengan analog seperti kapasitas yang besar, 

system security yang lebih baik dan layanan yang lebih beragam. GSM 

menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division 

Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya 

bekerja pada frekuensi 900 Mhz dan ini merupakan standard yang pelopori 

oleh ETSI (The European Telecommunication Standard Institute) dimana 

frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 

Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier 

frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier. Carrier frekuensi 200 KHz 

ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap user akan melakukan 

dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan waktu. 

Teknologi GSM sampai saat ini paling banyak digunakan di Dunia dan 

juga di Indonesia karena salah satu keunggulan dari GSM adalah kemampuan 

roaming yang luas sehingga dapat dipakai di berbagai Negara. Akibatnya 

mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.  Keceptan akses data pada 

jaringan GSM sangat kecil yaitu sekitar 9.6 kbps karena pada awalnya hanya 

dirancang untuk penggunaan suara. Saat ini pelanggan GSM di Indonesia 

adalah sekitar 35 juta pelanggan. 

CDMA One (Code Division Multiple Access) merupakan standard yang 

dikeluarkan oleh Telecommunication Industry Association (TIA) yang 

menggunakan teknologi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) dimana 

frekuensi radio 25 MHz pada band frekuensi 1800MHz dan dibagi dalam 42 

kanal yang masing-masing kanal terdiri dari 30KHz. Kecepatan akes data 

yang bisa didapat dengan teknologi ini adalah sekitar 153.6 kbps. 

Dalam CDMA, seluruh user menggunakan frekuensi yang sama dalam 

waktu yang sama. Oleh karena itu, CDMA lebih efisien dibandingkan dengan 

metode akses FDMA maupun TDMA. CDMA menggunakan kode tertentu 

untuk membedakan user yang satu dengan yang lain. Pada tahun 2002, 

teknologi CDMA mulai banyak digunakan di Indonesia. Teknologi CDMA 

2000 1x adalah teknologi yang menyamai perkembangan yang baik di 

Indonesia. CDMA baru diperkenalkan sekitar 7 tahun, lebih terlambat 

dibandingkan dengan GSM. 

Meskipun secara teknologi CDMA 20001x lebih baik dibandingkan 

dengan GSM akan tetapi kehadiran CDMA ternyata tidak membuat 

pelanggan GSM berpaling ke CDMA. Ada beberapa keunggulan teknologi 

CDMA dibandingkan dengan GSM seperti suara yang lebih jernih, kapasitas 

yang lebih besar, dan kemampuan akses data yang lebih tinggi. 

Berbeda dengan metode akses TDMA dan FDMA maka CDMA 

menggunakan kode-kode tertentu untuk membedakan setiap user pada 

frekuensi yang sama. Karena menggunakan frekuensi yang sama maka daya 

yang dipancarkan ke BTS dan juga daya yang diterima harus diatur 

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu user yang lain baik dalam sel 

yang sama atau sel yang lain dan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan 

mekanisme power control. 

Beberapa operator di Indonesia yang telah mengimplementasikan 

teknologi CDMA 2000 1x ini antara lain Telkom yang dikenal dengan Flexi, 

Indosat dengan nama StarOne, Mobile 8 dengan nama Fren, Bakrie telecom 

dengan nama Esia. Operator CDMA di Indonesia dikategorikan ke dalam 

kategori FWA (Fixed Wireless Access) sehingga mobilitasnya sangat 

terbatas. Padahal sebenarnya CDMA juga dapat menyamai GSM apabila 

dilakukan dengan kemampuan mobilitas yang penuh. 

 

c. Generasi kedua-setengah Telekomunikasi Bergerak (2.5G)  

Pada awalnya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya 

sekitar 9.6 kbps karena memang tidak dimaksudkan untuk akses data 

kecepatan tinggi.Teknologi yang digunakan GSM dalam akses data pada 

awalnya adalah WAP (Wireless Application protocol). Namun, teknologi ini 

kurang mendapat sambutan yang baik dari pasar. Kemudian, diperkenalkan 

teknologi GPRS (General Packet Data Radio Services) pertama sekali oleh 

PT.Indosat Multi Media (IM3) pada tahun 2001 di Indonesia.  

Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan 

GPRS adalah sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20 – 

30 kbps. GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile 

Multimedia Message) dan juga menikmati berita langsung dari Hand Phone 

secara real time. Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk mengakses internet 

yang lebih flexibel dimana saja dan kapan saja. 

Operator telekomunikasi yang mengimplementasikan GPRS sudah 

membuat berbagai pola pentarifan. Pentarifan dilakukan berdasarkan harga 

per KB data yang didownload dan dengan fixed rate, yaitu setiap pemakai 

GPRS dapat menggunakan 24 jam dan dikenakan biaya sebesar tertentu 

misalnya Rp350.000 per bulan. Penerapan tarif fixed rate ternyata mendapat 

sambutan yang cukup banyak dari pemakai GPRS, terutama yang biasa 

menggunakan internet di rumah atau di kantor dengan bantuan sarana 

handphone GPRS dan sebuah laptop atau PC.  

Program ini kurang lebih berjalan satu tahun. Selanjutnya, pentarifan 

GPRS dikembalikan ke pola semula berdasarkan jumlah data yang 

didownload. Hal ini berakibat pemakai GPRS menurun drastis karena 

penggunaan internet untuk browsing, email, dan chatting saja harus 

membayar sekitar 1-2 juta rupiah perbulan. Dengan biaya bulanan seperti itu 

tentunya hanya sedikit yang mampu memakai GPRS untuk mengakses 

internet. Teknologi selanjutnya disebut dengan EDGE (Enhanced Data for 

Global Evolusion) yang hanya sempat diimplementasikan oleh PT.Telkomsel 

dan sebentar umurnya.  

 

d. Teknologi Telekomunikasi Generasi ketiga 

Teknologi generasi ketiga sering disebut juga dengan teknologi 3G. 

Teknologi 3G didapatkan dari dua buah jalur teknologi telekomunikasi 

bergerak. Pertama adalah kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS/EDGE dan 

yang kedua kelanjutan dari teknologi CDMA (IS-95 atau CDMAOne). 

UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) merupakan lanjutan 

teknologi dari GSM/GPRS/EDGE yang merupakan standar telekomunikasi 

generasi ketiga dimana salah satu tujuan utamanya adalah untuk memberikan 

kecepatan akses data yang lebih tinggi dibandingkan dengan GRPS dan 

EDGE. 


Kecepatan akses data yang bisa didapat dari UMTS adalah sebesar 384 

kbps pada frekuensi 5KHz, sedangkan kecepatan akses yang didapat dengan 

CDMA1x ED-DO Rel. 0 sebesar 2.4 Mbps pada frekuensi 1.25MHz dan 

CDMAx ED-DO rel.A sebesar 3.1 Mbps pada frekuensi 1.25 MHz yang 

merupakan kelanjutan dari teknologi CDMAOne. Berbeda dengan GPRS dan 

EDGE yang merupakan overlay terhadap GSM maka 3G sedikit berbeda 

dengan GSM dan cenderung sama dengan CDMA. 

3G yang oleh ETSI disebut dengan UMTS (Universal Mobile 

Telecommunication Services) memilih teknik modulasi WCDMA(wideband 

CDMA). Pada WCDMA digunakan frekuensi radio sebesar 5 Mhz pada band 

1.900 Mhz (CdmaOne dan CDMA 2000 menggunakan spectrum frekuensi 

sebesar 1.25 MHz) dan menggunakan chip rate tiga kali lebih tinggi dari 

CDMA 2000 yaitu 3.84 Mcps (Mega Chip Per Second). 

Secara teknik dalam jaringan UMTS terjadi pemisahan antara circuit 

switch (cs) dan packet switch (ps) pada link yang menghubungkan mobile 

equipment (handphone) dengan BTS (RNC) sedangkan pada GPRS dan 

CDMA 2000 1x tidak terjadi pemisahan melainkan masih menggunakan 

resource yang sama di air interface (link antara Mobile Equipment dengan 

Base Station). HSPDA (Higth Speed Packet Downlink Access) merupakan 

kelanjutan dari UMTS dimana ini menggunakan frekuensi radio sebesar 

5MHz dengan kecepatan mencapai 2 Mbps. 

Ada 5 operator telekomunikasi di Indonesia yang telah memiliki lisensi 

3G (IMT 2000). Tiga diantara operator tersebut adalah operator yang telah 

memberikan layanan telekomunikasi generasi kedua (GSM) dan kedua 

setengah (GPRS). Jika operator tersebut akan mengimplementasikan 

teknologi UMTS maka ada penambahan perangkat seperti base station (Node 

B) dan RNC(Radio Network Controller) dan upgrade software. Adapun yang 

harus di upgrade adalah pada radio akses karena GSM menggunakan metode 

akses TDMA dan FDMA dan menggunakan frekuensi radio 900KHz dan 

1800 MHz sedangkan UMTS menggunakan metode akses 

WCDMA(Wideband Code Division Multiple Access) dengan frekuensi radio 

5 MHz. oleh karena itu perlu penambahan radio access network control 

(RNC) dan juga perlu penambahan base station WCDMA (Node B) dan 

tentunya juga terminal harus diganti dan juga upgrade software pada 

MSC,SGSN dan GGSN. 

Oleh karena itu untuk mengimplementasikan UMTS sebagai teknologi 

generasi ketiga membutuhkan biaya yang besar. Biaya tersebut 

diperuntukkan untuk membayar lisensi 3G kepada pemerintah, membayar 

lisensi 3G kepada vendor 3G, biaya penambahan Base Station/ Node B, 

RNC(Radio Network Controller) dan biaya upgrade software pada MSC 

(Mobile Switching Centre), SGSN(Serving GPRS Support Node), 

GGSN(Gateway GPRS Support Node) dan jaringan lain. 

Salah satu contoh layanan yang paling terkenal dalam 3G adalah video 

call dimana gambar dari teman kita bicara dapat dilihat dari handphone 3G 

kita. Layanan lain adalah , video conference, video streaming, baik untuk 

Live TV maupun video portal, Video Mail, PC to Mobile, serta Internet 

Browsing. 

Tantangan yang muncul adalah, Apakah pelanggan membutuhkan 

layanan tersebut? Jawabannya kita bisa perdebatkan. Adalah sangat bijaksana 

jika kita melihat layanan sebelumnya yang sudah pernah ada. Kita mulai 

dengan layanan WAP (Wireless Application Protocol) pada jaringan GSM 

dimana kita bisa mengakses berita melalui handphone berarti kita bisa 

melakukannya dimana saja dan kapan saja. Apakah layanan ini digolongkan 

sukses? Sangat sedikit orang yang menggunakannya waktu itu sehingga saya 

menyebutnya layanan yang tidak sukses. 

Kenapa tidak sukses? Selain dari faktor utama kebayakan pengguna 

belum membutuhkan, akses data yang lambat dibandingkan dengan akses 

lain seperti dial-up dan WLAN merupakan alasan lain dan juga pelanggan 

kurang puas dengan tampilan yang kecil di layar handphone. 

Sekarang kita bandingkan dengan layanan SMS (Short Message 

Services) yang awalnya tidak diperkirakan akan menjadi success story karena 

hanya teks singkat. Lalu kenapa sms menjadi killer application? Alasan 

pertama adalah, SMS tidak membutuhkan banyak perangkat tambahan dalam 

jaringan GSM sehingga tidak membutuhkan investasi yang besar dan yang 

kedua teknologi SMS mudah dimengerti, mengirim dan menerima sms itu 

mudah maka orang mudah mengerti fungsinya sehingga mereka menilainya 

layanan yang realistis. 

Banyak orang mempelajari fenomena sms ini tetapi tidak dapat dibuat 

suatu rumusan yang baku untuk membuat layanan baru supaya bisa sukses 

seperti sms. Akan tetapi ada beberapa yang  dapat dipalari dari keseksesan 

sms untuk memberikan layanan baru yaitu: 

•  Layanan yang diberikan harus sederhana 

•  Implentasi teknologinya juga harus mudah 

•  Interoperabiliti dengan jaringan lain dibuat semudah mungkin 

1.26 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

•  Fungsi dari layanan tersebut harus mudah dimengerti 

•  Pola pentarifan yang digunakan disesuaikan dengan layanan sejenis. 

 

UMTS merupakan kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS dimana 

perbedaan utamanya adalah kemampuan akses data yang lebih cepat. 

Kecepatan akses data dalam UMTS bisa mencapai 2Mbps (indoor dan low 

range outdoor). Akan tetapi jika kita bandingkan dengan GPRS maka 

kecepatan datanya juga bisa mencapai 115 kpbs dimana untuk penggunaan 

akes internet sudah memadai.Dalam analisa saya, GPRS kurang sukses di 

pakai di Indonesia karena belum banyak pelanggan yang membutuhkan akes 

internet dalam keadaan bergerak, tarif yang mahal dibandingkan dengan 

layanan yang diberikan oleh WLAN, kecepatan akses data yang belum stabil 

merupakan beberapa alas an kurang suksesnya implementasi teknologi 

GPRS. 

 

e. Generasi keempat Teknologi Telekomunikasi Bergerak (3.5G dan 4G) 

Untuk meningkatkan kecepatan akses data yang tinggi dan full mobile 

maka standar IMT-2000 di tingkatkan lagi menjadi 10Mbps,30Mbps dan 

100Mbps yang semula hanya 2Mbps pada layanan 3G.. Kecepatan akses 

tersebut didapat dengan menggunakan teknologi OFDM(Orthogonal 

Frequency Division Multiplexing) dan Multi Carrier. Di Jepang layanan 

generasi keempat ini sudah di implementasikan. 

 

4. Peran Teknologi Komunikasi dalam warga   

Teknologi komunikasi sangat penting dalam kehidupan berwarga . 

Teknologi ini merupakan segala sesuatu yang dapat membantu manusia 

dalam penyampaian dan penyebarluasan informasi dengan menggunakan 

berbagai media. Teknologi komunikasi dapat meningkatkan kinerja serta 

memungkinkan semua kegiatan dapat terselesaikan dengan cepat, tepat, 

akurat dan meningkatkan produktivitas kerja karena teknologi komunikasi 

dapat menyampaikan informasi yang berkualitas dan sangat relevan baik 

untuk keperluan pribadi, bisnis, kesehatan, hobi, dan rohani maupun 

pemerintahan.  

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain. 

Kita dapat dengan mudah saling berinteraksi dengan cepat menggunakan 

teknologi komunikasi yang memungkinkan kita berinteraksi dengan orang 

lain di manapun. Dengan Internet kita dapat berinteraksi tanpa batasan jarak 

fisik, waktu, kelas ekonomi, ras, negara atau jarak geografis. Teknologi ini 

tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap 

kehidupan manusia. Mulai dari wahana teknologi yang paling sederhana 

berupa perangkat radio dan televisi hingga internet dan telepon genggam 

dengan protokol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi mengalir dengan 

sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang. Perubahan 

informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau hari atau bahkan jam, 

melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik.  

Sebagai gambaran perbandingan hasil kerja antara cara manual dan 

penerapan teknologi komunikasi adalah sebagai berikut :  

a.  Transfer dokumen (document transfer) yang dahulu 3 hari (dengan surat 

pos), sekarang (dengan faximile/ e-mail) hanya 45 detik.  

b.  Operasional penerbangan (airline operation) dahulu 20 menit sekarang 

hanya 30 detik.  

c.  Pemesanan PC (build to order PC) yang dahulu 6 hari, sekarang hanya 

24 jam.  

d.  Proses Analisis perdagangan (trading analytics) dahulu membutuhkan 

waktu 30 menit sekarang hanya membutuhkan 5 detik.  

e.  Supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 menit.  

f.  Penyelesaian dagang (trade settlement) yang dahulu 3 hari, sekarang 

hanya 1 hari.  

g.  Penelusuran posisi keuangan (track financial position), yang dahulu 

membutuhkan waktu 1 hari penuh, sekarang hanya 5 menit.  

h.  Aktifasi telepon (phone activation) yang dahulu 3 hari sekarang hanya 1 

jam.  

i.  Pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yang dahulu 1 bulan 

sekarang hanya 1 jam.  

j. Pertanyaan-pertanyaan yang diterima oleh call center (call center 

inquiries), yang dahulu membutuhkan waktu 8 jam, dengan bantuan 

expert information system sekarang hanya membutuhkan waktu 10 detik.  

 

5. Dampak Pengembangan Teknologi Komunikasi  

Perkembangan TIK yang terjadi dalam warga  menimbulkan 

beragam dampak, baik yang sifatnya positif maupun yang negatif terhadap 

sendi-sendi kehidupan warga . Di bawah ini diuraikan dampak tersebut, 

diharapkan dengan mengetahui dampak negatifnya, kita dapat mengantisipasi 

atau mengambil jalan keluar yang baik sebagai pemecahan masalah. 

a.  Dampak Positif 

Dalam bidang sosial, kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat 

mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain. Dengan 

adanya internet, kita dapat menjangkau wilayah yang lebih jauh di semua 

belahan dunia. Sebagai contoh dalam berjualan, kita dapat mempromosikan 

produk kita ke seluruh Indonesia, atau bahkan mancanegara dengan biaya 

yang jauh lebih rendah dibandingan dengan cara promosi tradisional. 

 

Dalam bidang pendidikan pengaruh teknologi komunikasi telah sebagai 

berikut :   

1) Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses 

untuk kepentingan pendidikan.  

2) Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya 

inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.  

2) Pengajar juga dapat menerapkan konsep belajar yang kreatif dan atraktif. 

3) Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual 

atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang 

pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.  

4) Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin 

mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.  

 

Dalam bidang ekonomi, dampak positif teknologi komunikasi antara lain: 

1) Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan 

pekerjaan.  

2) Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat 

mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau 

perorangan 

3) Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu 

akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk. 

 

Dalam pemerintahan, dampak positif teknologi komunikasi antara lain :  

1) Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam 

pemerintahan atau yang disebut e-government membuat warga  

semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga 

program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.  

2) e-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang 

lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah 

dengan sektor usaha dan industri. warga  dapat memberi masukan 

mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga 

dapat memperbaiki kinerja pemerintah.  

 

b.  Dampak Negatif 

Dalam bidang sosial, pesatnya teknologi komunikasi memicu 

banyaknya kejadian yang tidak diinginkan, seperti :  

1) Berubahnya bentuk komunikasi yang tadinya berupa face to face 

menjadi tidak. Hal ini dapat memicu komunikasi menjadi hampa.  

2) Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung 

menjadi seseorang yang individualis.  

3) Adanya peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, 

maupun kekerasan.  

4) Memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di warga  antara 

orang kaya dan orang miskin.  

5) Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah 

cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya.  

6) interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang) menghadap satu 

(mesin) mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara social (Paul C 

Saettler dari California State University, Sacramento). 

 

Dalam Bidang Pendidikan, kemajuan teknologi komunikasi 

mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan 

Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data memicu 

orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.  

1) Apabila sistem administrasi suatu lembaga pendidikan kurang baik, 

dapat memicu pemalsuan dokumen administrasi pendidikan.  

2) televisi melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi 

dalam waktu yang singkat (short Span of attention). 

 

Dalam Bidang Ekonomi, dampak negatif teknologi komunikasi adalah a) 

akan semakin memudahkan orang melakukan transaksi yang dilarang seperti 

transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba karena transaksi di 

internet menjadi semakin mudah, b) memicu terjadinya pembobolan 

rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan kerugian 

finansial yang besar.  

1.30 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

Dalam Bidang Pemerintahan, semakin bebasnya warga  mengakses 

situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang dapat 

merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs 

KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker. 



Konsep Dasar Sistem Informasi 

Perpustakaan 

 

ebagai tindak lanjut dari Kegiatan Belajar 1, maka kita berharap dapat 

memahami aplikasi atau penerapan teknologi informasi dan komunikasi 

dalam kegiatan sehari-hari atau dalam sebuah organisasi. Organisasi yang 

digunakan sebagai objek pengamatan kita adalah perpustakaan.  

Perpustakaan berfungsi sebagai lembaga yang berfungsi sebagai pengelola 

koleksi dan informasi. Oleh karena itu, dalam era informasi ini perpustakaan 

selayaknya akan sarat dengan penerapan TIK dalam pengelolaannya, baik 

untuk kepentingan pengguna targetnya maupun untuk warga  umum.  

 

A. PERAN PERPUSTAKAN 

 

Perpustakaan merupakan suatu lembaga atau badan yang bertujuan untuk 

mencerdaskan kehidupan bangsa. Mutu suatu perpustakaan ditentukan atau 

diukur dari kemampuan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan 

memuaskan pengguna perpustakaan. Untuk mencapai suatu perpustakaan 

yang berkualitas dan berkuantitas, maka perpustakaan memerlukan dukungan 

dari berbagai pihak, seperti dukungan dari warga  pengguna sampai 

pemerintah. 

Menurut Undang-undang No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan 

dinyatakan bahwa sebuah perpustakaan harus dilengkapi oleh sarana dan 

prasarana yang berorientasi teknologi informasi dan komunikasi. Hal itu 

sejalan dengan beberapa pendapat yang menyatakan bahwa apabila 

perpustakaan tidak ingin ditinggalkan oleh para penggunanya, maka 

perpustakaan harus mengubah paradigmanya dari hanya melayani pengguna 

yang datang ke perpustakaan menjadi menambah kegiatan dan peningkatan 

kemampuan pustakawan dalam penyusunan paket pengemasan informasi 

yang lebih banyak. Dengan demikian, pengguna yang kecenderungan lebih 

menyukai format elektronis akan semakin meningkat, tetap dapat di 

akomodasi oleh perpustakaan.  

Dukungan terhadap keharusan meningkatkan kemampuan oleh 

pustakawan tersebut ditunjukkan dengan adanya keharusan menguasai dasar 

komputer dalam uji kompetensi dan sertifikasi yang harus dipenuhi oleh 

seorang pustakawan sebagaimana dituangkan dalam Standar Kompetensi 

Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang perpustakaan. SKKNI tersebut 

dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 83 tahun 2012. 

 

B. PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN 

 

Berdasarkan perkembangannya dikenal beberapa jenis perpustakaan, 

yaitu perpustakaan tradisional, elektronis, digital, hibrid dan maya. 

Perkembangan jenis perpustakaan tersebut sebenarnya karena masuknya 

pengaruh teknologi informasi dan komunikasi ke dunia perpustakaan.  

Beberapa masalah di dunia perpustakaan berhasil dicoba didekati dengan 

menggunakan pendekatan teknologi informasi. Dari segi data dan dokumen 

yang disimpan di perpustakaan. Sebagai gambaran dalam sebuah 

perpustakaan tradisional hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku yang 

dilengkapi dengan kartu katalog dalam bentuk lembaran kertas berukuran 

7x21 cm. Kemudian, muncul perpustakaan semimodern yang menggunakan 

katalog elektronik yang lebih mudah dan cepat dalam pencarian kembali 

koleksi yang disimpan di perpustakaan.  

Perkembangan berikutnya adalah perubahan bentuk koleksi 

perpustakaan yang mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih 

tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali.  Perkembangan 

perpustakaan seperti itu yang sekarang dikenal dengan istilah perpustakaan 

digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan 

pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan jaringan lokal (LAN). 

Perpustakaan maya lebih berkembang lagi tidak saja koleksinya dalam 

bentuk file digital, namun koleksi tersebut dapat diakses dimana saja melalui 

jaringan internet.  

Di sisi lain, berdasarkan kebutuhan untuk administrasi pengelolaan 

perpustakaan dengan semakin banyaknya koleksi perpustakaan, jumlah 

pengguna, transaksi peminjaman, dan pengembalian koleksi, serta kebutuhan 

pelaporan maka muncullah kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi 

untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem dikembangkan 

dengan pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai 

business process di perpustakaan. Sistem pengelolaan perpustakaan seperti 

itu dikenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation 

system). 

1.36 Teknologi Komunikasi dan Informasi  

Pada saat ini, banyaknya perpustakaan maya yang ada memicu 

orang atau pengguna sudah tidak memikirkan lagi dimana lokasi 

perpustakaan. Bagi mereka yang penting adalah informasi dapat cepat dan 

mudah diperoleh. Begitu mudahnya informasi dibagikan kepada siapa saja 

yang membutuhkan sehingga dikenal dengan data mining. Informasi 

diperlakukan seperti sebuah tambang mineral yang dapat digali dan diambil 

hasilnya. Bahkan dengan adanya teknologi cloud, perpustakaan dapat 

semakin berkembang dan lengkap koleksi informasinya dengan berbagi 

sumber daya yang dimiliki. 

  

C. SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN 

 

Sistem informasi perpustakaan sama dengan SIM (Sistem Informasi 

Manajemen) yang lain, yaitu terdiri atas berbagai subsitem yang 

membangunnya. Sistem Informasi Perpustakaan terdiri atas subsistem 

perangkat keras, perangkat lunak, data atau koleksi perpustakaan, prosedur 

atau standar operasional prosedur, dan sumber daya manusia pengelolanya, 

yaitu pustakawan. 

Perangkat keras adalah perlengkapan yang terdiri atas komputer, 

perangkat jaringan, server, dan saluran internet. Perangkat lunaknya 

merupakan aplikasi perpustakaan yang dibangun, diperoleh dengan cara 

membeli atau diperoleh secara gratis yang digunakan untuk menunjang 

kebutuhan perpustakaan. Perangkat lunak yang mendukung semua fungsi 

perpustakaan dikenal dengan aplikasi otomasi perpustakaan. Namun, ada 

pula aplikasi yang hanya mendukung kebutuhan tertentu saja misalnya hanya 

untuk perpustakaan digitalnya saja. Semua aplikasi tersebut dapat dibangun 

dan disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan. Contoh aplikasi 

perpustakaan antara lain SLiMS, IBRA, dan Sipisis. 

Data adalah isi dari sistem informasi perpustakaan. Data di perpustakaan 

merupakan koleksi perpustakaan dapat berupa informasi bibliografi dari 

koleksi atau mungkin file digitalnya hasil alih media. Kita mengenal koleksi 

perpustakaan antara lain buku atau monograf dan majalah atau serial yang 

banyak dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Untuk perpustakaan tertentu 

seperti perguruan tinggi dan perpustakaan khusus juga dilengkapi dengan 

hasil-hasil penelitian, baik dalam bentuk tesis, skripsi, laporan, dan 

sejenisnya. Selain itu, masih ada bentuk koleksi lain yang mungkin lebih 

spesifik lagi seperti koleksi naskah kuno aatau manuskrip, kemudian koleksi 

foto, lukisan, dan koleksi multimedia. Jenis koleksi tersebut mempunyai 

informasi bibliografi yang berbeda sehingga berpengaruh kepada struktur 

data yang dimilikinya. Struktur data ini yang perlu yang diperhatikan dalam 

perancangan dan pembangunan sistem informasi koleksi perpustakaan. 

Subsistem lainnya adalah prosedur atau dikenal dengan SOP (Standard 

Operasional Prosedures). Prosedur ini adalah langkah-langkah yang perlu 

dilakukan secara bertahap dalam pengelolaan informasi perpustakaan. 

Misalnya, dalam proses pengolahan buku, kita harus mulai dari proses 

penerimaan buku, kemudian pemberian no registrasi, pemberian stempel 

perpustakaan, entri data informasi bibliografinya termasuk harga. Namun, 

pada tahapan ini belum memasukkan nomor punggung buku. Hal tersebut 

harus diketahui oleh semua operator atau petugas di bagian registrasi.  

Demikian, salah satu contoh penerapan prosedur. Prosedur harus tertulis dan 

terdokumentasikan sehingga semua bagian dapat membacanya apabila lupa 

atau ada penggantian operator yang lama dengan yang baru. 

Hal terakhir adalah sumber daya manusianya (Brainware).  Sumber daya 

manusia dapat seorang pengguna atau pengunjung perpustakaan, operator 

atau pustakawan di bagian registrasi, pengolahan, sirkulasi, layanan 

penelusuran dan sebagainya. Karena setiap mereka harus mengetahui secara 

detail tentang hal yang harus dilakukan maka perpustakaan harus 

melaksanakan pelatihan untuk mereka. Bagaimana mereka mengelola dan 

bagaiamana pengguna mencari informasi baik dalam menggunakan komputer 

untuk OPAC, komputer untuk e-book dan e-journal atau penggunaan jurnal 

online. 


Gambar 1.4   

Konfigurasi LAN di perpustakaan 

 

Di perpustakaan diperlukan peralatan seperti komputer untuk pengelola,  

pengguna dan komputer tempat penyimpanan database, dikenal dengan nama 

server. Sementara itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh bagian lain 

yang berada dalam satu lokasi diperlukan sebuah jaringan komputer lokal 

atau LAN. LAN atau local area network tersebut berfungsi untuk 

menghubungkan antara komputer pengguna dengan server yang ada di 

perpustakaan. Dengan demikian, pengguna yang berada di ruangan lain dapat 

mengakses dan mencari koleksi perpustakaan yang mereka butuhkan. 

Untuk jenis perlengkapan yang diperlukan dalam jaringan perpustakaan 

dan bagaimana pengelolaan dan pemeliharaannya akan dibahas secara detail 

dalam Modul 5 tentang Jaringan. 

Demikianlah, uraian tentang konsep dasar tentang teknologi informasi 

dan komunikasi dengan penerapannya di perpustakaan. Kita dapat melihat 

teknologi tersebut dimanfaatkan untuk pengelolaan sebuah perpustakaan.  

Oleh karena itu, manajemen yang baik terhadap sebuah perpustakaan 

tentunya tidak akan melupakan keberadaan teknologi ini karena akan 

memberikan citra atau image yang baik kepada para penggunanya.